Share

Bertemu Mantan

Sera menemani kak Candra ke perusahaan Devan hari ini atas permintaan kakaknya. Sera telah menelepon kepalas sekolah untuk memohon ijin hari ini tidak masuk bekerja karena ada kepentingan keluarga.

Sera merasa jenuh berada didalam ruangan Devan bersama kakaknya. Sera sama sekali tidak memehami apa yang tengah mereka bicarakan. Sera memutuskan keluar dari ruangan Devan untuk berjalan-jalan mencari udara segar disekitar perusahaan Devan. Devan dan kakaknya masih serius mengobrol didalam ruangan Devan.

Sera turun kelantai bawah tempag resepsionis berada. Sera berjalan menuju sofa yang berada dilobby perusahaan Devan.

Bruk

Sera terjatuh setelah menabrak seseorang saat hendak melangkahkan kaki menuju sofa lobby. Sera bangun lalu bangkit berdiri.

“Maaf..” ucap Sera menundukan kepalanya

“Tidak masalah. Lain kali hati-hati kalau jalan.” Balas lelaki yang Sera tabrak tanpa menatap kearah Sera

Sera mendongakan kepada saat mendengar suara yang dirasa familiar diindera pendengarannya. Tubuh Sera seketika membeku saat mengetahui siapa yang ada dihadapannya.

Dino..

Ya. Dino mantan suami Nayra saat ini ada dihadapannya. Lelaki yang tidak sengaja Nayra tabrak tadi itu Dino mantan suaminya. Dino menatap dingin kearah Sera saat mengetahui siapa yang menabraknya tadi. Bukannya Dino tidak terkejut, Dino sama seperti Sera, Dino terkejut melihat Sera mantan istrinya yang tidak sengaja menabraknya tadi. Bahkan Dino sempat terpana melihat penampilan Sera yang kini semakin modis dalam balutan hijab dan kecantikannya semakin terpancar. Mungkin Dino masih akan terpesona dengan aura kecantikan  Sera jika saja Alena istrinya tidak datang menghampirinya. Ya. Dino dan Alena telah menikah setelah dua minggu perpisahan Dino dan Sera. Luar biasa.

“Kenapa sayang?” Alena bertanya sembari merapikan pakaian Dino dan belum mengetahui jika Sera ada dihadapan mereka

“Nggak apa-apa sayang. Ini tadi dia nggak sengaja nabrak aku.” Jawab Dino menunjuk kearah Sera

Alena langsung menatap tajam Sera penuh amarah. Matanya melotot seolah kedua bole matanya hendak keluar dari tempatnya saat melihat Sera berada dihadapannya.

“Ngapain kamu kesini?” tanya Alena dengan nada tinggi

“Bukan urusan kamu.” Balas Nayra dengan malas

“Sudah berani kamu sama saya? Ngapain kamu kesini?”

“Bukan urusan kamu. Memangnya kamu yang punya perusahaan ini apa? Bukan kan? Jadi kamu nggak ada hak melarang siapa saja yang datang ke perusahaan ini.” Sera menantang balik Alena

“Wah.. Hebat.. Rupanya kamu sekarang ngelunjak. Yang.. Lihat mantan istri kamu yang tidak tahu diri ini. Dia berani sama aku.” Alena sengaja menekankan kata mantan istri dan bergelayut manja pada Dino

“Ada perlu apa kamu kesini?” tanya Dino pada akhirnya

“Bukan urusan kamu.” Balas Sera ketus

“Songong sekali kamu!” Alena mendorong kelas Sera, namun Sera tidak terjatuh ke lantai. Sera jatuh kedalam dekapan tangan kokoh dan berotot

Dino dan Alena saling menatap dan terlihat ketakutan saat melihat Devan atasan mereka ada dihadapan mereka dan menolong Sera.

“Ada apa ini?” tanya Devan dingin

“I-ini pak. Tadi dia mengganggu saya.” Balas Alena ketakutan

“Apa kamu yakin dengan ucapan  kamu?”

“I-iya pak.”

“Sekali lagi saya katakan. Apa yang kamu lakukan pada calon istri saya?” ucap Devan menekankan kata Istri sehingga membuat Sera, Rangga, Candra, Dino dan Alena terkejut

Duaarr..

Ucapan dari Devan yang dingin, lantang dan tegas mengagetkan orang-orang yang berada disekitarnya. Alena membulatkan kedua bola matanya mendengar ucapan Devan, sedangkan Sera menatao Devan dengan tatapan yang sulit diartikan. Candra tersenyum bahagia dengan pernyataan Devan tadi. Rangga menunjukan penuh tanya dengan ucapan Devan.

“Ca-calon istri?” cicit Alena

“Kenapa?” tanya Devan

“A-apa bapak tidak salah bicara? Bapak tidak salah pilih kan?”

“Kenapa?”

“Di-dia janda pak.” Alena menekankan kata Janda menjawab ucapan Devan

“Apa salahnya dengan janda?” Devan mencondongkan sedikit tubuhnya kedepan “Apa kamu mengenal calon istri saya?” Devan merangkul bahu Sera yang membuat Sera terkejut dan merasa risi, namun Sera berusaha bersikap tenang dan mengikuti rencana Devan selanjutnya

“Sa-saya tidak mengenal dia pak.” Ucap Alena berbohong

“Tapi saya kenal kamu. Kamu orang yang telah merusak rumah tangga mereka. Kamu menjijikan.” Devan berucap dengan ekspresi jijik didepan Alena lalu berjalan meninggalkan Dino dan Alena dengan merangkul Sera mesra

Alena merasa kesal dengan ucapan atasannya. Alena menatap tajam penuh amarah kearah Sera dan mengelakkan telapak tangannya.

‘Tunggu pembalasanku.’ Batin Alena

Devan menghentikan langkahnya sebelum melangkah masuk kedalam lift dan membalikan badan kearah Rangga.

“Rangga.. Jangan lupa kamu berikan surat peringatan kedua langsung ke mereka dan porong gaji mereka lima puluh persen.” Titah Devan tanpa penolakan dan melangkahkan kaki kedalam tabung kapsul bersama Sera

Dino dan Alena terkejut mendengar ucapan Devan. Amarah Alena semakin memuncak saat Devan mengucapkan tentang surat peringatan dan pemotongan gaji.

‘Kenapa hidup Sera selalu lebih beruntung darinya. Lepas dari Dino, bisa mendapatkan yang lebih dari Dino. Ah.. Sialan!’ Alena menggeram dalam hati

“Baik Pak.” Balas Rangga kepada Devan sahabat sekaligus atasannya lalu berjalan menuju keruangannya

Dino dan Alena saling menatap setelah mereka pergi. Tanpa banyak bicara mereka kembali ke tempat kerja masing-masing. Alena masih merasa kesal dengan Sera yang selalu lebih unggul dan selalu menang dari Alena. Alena berpikir Sera akan terpuruk setelah dirinya merebut Dino dari Sera dan Dino menikah dengan Alena. Akan tetapi semua yang ada dipikiran Alena nyatanya salah besar. Sera tetap bahagia. Bahkan Sera kini lebih bahagia karena mendapatkan Devan atasan Dino dan Sera di kantor yang jauh lebih kaya dan tampan dari Dino. Dino hanya memiliki jabatan di perusahaan itu, sedangkan Devan pemilik perusahaan ditempat Dino dan Alena bekerja.

‘Aku harus mendapatkan Devan dan merebut apa yang Sera miliki lagi.’ Batin Alena dengan seringainya

Setelah sampai diruangan Devan, Sera melepaskan tangan Devan yang masih berada dibahunya. Devan memicingkan mata melihat sikap Sera.

“Jangan mencari kesempatan dalam kesempitan.” Ucap Sera dingin

“Whoa.. Saya tidak salah dengar kan? Harusnya kamu berterima kasih sama saya karena telah menolong kamu dari mantan suami kamu tadi.” Balas Devan yang mengejutkan Sera

Apa? Devan tahu kalau Dino mantan suami Nayra. Darimana Devan tahu? Apa dari kakaknya? Pikiran Sera berkecamuk memikirkan ucapan Devan. Sera menatap tajam kakaknya yang tengah duduk disofa yang berada di ruangan Devan, namun Candra cuek seolah tanpa dosa menanggapi sorot mata Sera yang masih tajam menatapnya.

“Tidak usah kamu menuduh kakak kamu Sera. Itu tidak baik. Saya tahu dia mantan suami kamu bukan dari kakak kamu. Saya mencari tahu sendiri info tentang kamu walaupun saya bisa mencari tahu info tentang kamu dari kakak kamu, tapi saya tidak melakukannya. Saya lebih suka mencari info sendiri tentang seseorang yang membuat saya tertarik. Saya merasa tertarik sama kamu sejak awal bertemu dengan kamu di rumah kamu saat makan malam atas undangan kakak kamu tempo hari.” Tukas Devan menerangkan yang sebenarnya dan memang tidak ada yang bohong dari ucapan Devan

Sera tidak menghiraukan semua yang Devan ucapkan. Sera masih menatap tajam pada dua orang pria yang ada dihadapannya.

“Terima kasih untuk perhatian anda. Tapi saya rasa anda tidak perlu repot-repot mencari tahu tentang saya. Terima kasih anda sudah tertarik dengan saya. Tapi saya tidak tertarik dengan anda!” Sera berucap dengan datar dan dingin sebelum keluar meninggalkan ruangan Devan

“Saya akan membuat kamu tertarik bahkan jatuh cinta sama saya. Saya akan membuat kamu selalu bahagia jika nanti kita bisa bersama.” Ucap Devan pelan namun bisa didengar oleh Candra

“Saya akan selalu mendukung kamu.” Candra menepuk bahu Devan pelan memberikan semangat pada Devan

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status