“Ya, ini aku. Kamu masih ingat denganku?” Sambil bangkit dari tempat duduknya Naufal menatap lekat Solana yang kini sudah terlihat sangat cantik dan … dewasa. Sangat berbeda dengan Solana yang dia kenal lima enam tahun yang lalu.
Saat di mana Naufal baru menjadi suami dari Shashi, kakak perempuan Solana satu – satunya.“Hmm, tentu saja aku masih ingat. Silakan duduk,” sahut Solana berusaha mengendalikan dirinya yang sempat panik karena kedatangan mantan kakak iparnya itu.Hampir saja Solana bersikap arogan, padahal belum tahu apa tujuan Naufal mengunjungi dirinya. Karena Solana yakin bahwa Naufal tidak mungkin bisa mengetahui soal komik itu dengan mudah. Jelas dirinya tidak mencantumkan identitas apa pun dalam komik itu.Solana juga telah membayar mahal perusahaan percetakan yang menerbitkan komik tersebut, untuk menutup mulut tentang identitas dirinya yang asli.“Kalian sekarang tinggal di sini?” tanya Naufal memancing. Karena sejak kedatangannya tadi, dia tidak melihat satupun anggota keluarga Solana. Baik itu mantan mertua atau … mantan istrinya. Hanya terlihat Solana dan pembantunya di villa.“Kalian?” beo Solana berdecih sambil berjalan begitu anggun menuju sofa yang bersebrangan dengan Naufal.“Ya, di mana Ayah Surya? Aku sudah lama sekali tidak berjumpa dengan beliau,” ucap Naufal lagi.“Mereka sudah meninggal,” sahut Solana cepat. Dalam hati gadis itu begitu murka. Karena dirinya masih menganggap sumber penderitaannya adalah karena orang tua dari pria ini.Naufal seketika terdiam saat mendengar kabar bahwa mantan mertuanya telah meninggal.Kenapa dirinya tidak tahu? Kenapa tidak ada yang memberinya kabar?“Maaf, aku tidak tahu.”“Tidak masalah, aku juga sudah tidak memikirkannya lagi. Semua yang bernyawa pasti kembali kepada pemilik yang sesungguhnya,” jawab Solana bijak.Karena memang dirinya sudah tidak bisa lagi larut dalam kesedihan. Dia tetap harus melanjutkan hidup. Yang pergi biarlah pergi. Yang tinggal harus tetap melanjutkan perjalanan hidupnya.Naufal melupakan tujuannya datang ke villa ini. Ternyata di balik kelakuan Solana yang berhasil membuat kepalanya menguap menyimpan duka karena telah kehilangan kedua orang tuanya.Pria itu masih menerka apa yang sebenarnya membuat Solana melakukan itu padanya. Membuat sebuah komik dengan menjadikan dirinya objek imajinasi fulgar bukankah itu keterlaluan?Lagipula mereka pernah menjadi keluarga? Bagaimana bisa Solana melakukan hal memalukan itu padanya?“Kamu benar, kita yang masih diberi kesempatan bernafas harus tetap melanjutkan kehidupan meski menyakitkan. Jadi kamu tinggal bersama ….”“Kak Shashi juga sudah meninggal,” tukas Solana yang sudah bisa menebak lanjutan kalimat dari mantan kakak iparnya itu.Bagai disambar petir di siangg bolong, Naufal hampir kehilangan detak jantungnya. Kalimat Solana benar – benar berhasil membuat kesadarannya sempat terhenti."Apa lagi ini? Shashi meninggal? Kapan? Kenapa tidak ada yang memberitahu dirinya? Apa karena mereka sudah berpisah?"Padahal di masa lalu saat mereka bercerai, mereka jelas masih saling mencintai. Berharap kedatangannya ini akan mempertemukan dirinya dengan sang mantan istri kembali.Serta ingin menanyakan perihal komik menjijikan itu kepada Solana.Tapi kenapa keadaan justru tidak sesuai dengan semua rencananya? Kenapa semua terjadi begitu peliknya?“Shashi … meninggal?” ulang Naufal masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Solana yang mempunya perangai tegas acuh dan dingin itu.“Ya, dia meninggal empat tahun lalu,” jawab Solana seperlunya saja.Dia tidak ingin beramah tamah, dengan keturunan orang yang telah menghancurkan keluarganya.Dan dari sini Solana menyadari satu hal, dia mengira bahwa Naufal datang memang karena ingin menemui kakaknya. Bukan perihal komik hasil karyanya. Solana yakin Naufal tidak akan tahu bahwa komik itu adalah maha karya dari tangannya yang menggenggam bara api dendam.Naufal tidak ada kalimat lagi yang bisa dia ucapkan. Rencananya yang ingin menyembur Solana karena komik itu musnah sudah. Mendengar kabar tentang mantan istrinya yang telah meninggal benar – benar membuat dirinya melupakan semua tujuan awalnya datang ke villa ini.“Kenapa tidak ada yang memberitahuku? Kenapa aku tidak tahu apa pun?” tanyanya lirih.Kepalanya begitu berat meski hanya untuk mendongak. Matanya penuh kesedihan dan air bening mulai keluar dari sudutnya.“Untuk apa?” balas Solana datar.Naufal mendongak dengan kedua mata yang kini terlihat sangat merah menyedihkan,“Untuk apa? Kamu bertanya ‘untuk apa’, Solana?” ulang Naufal dengan raut wajah yang sangat kecewa dengan pertanyaan mantan adik iparnya itu.“Untuk apa aku bertanya kepada orang yang sudah sangat jelas tidak peduli akan keluargaku. Lagi pula kamu bukan lagi siapa – siapa. Kamu sudah menjadi orang lain. Lalu untuk apa aku harus memberimu kabar atas meninggalnya anggota keluargaku?” tandas Solana dengan tatapan nyalang penuh kebencian ke arah Naufal yang kini sedang menangis meratapi kepergian Shashi, mantan istri yang masih ada di dalam hatinya.Naufal lagi – lagi merasa tertampar kenyataan yang baru saja dijabarkan oleh Solana. Apa yang dikatakan gadis itu memang benar adanya.Dia tidak ada hubungan lagi dengan keluarga mantan istrinya. Tapi haruskah semenyakitkan ini? kenapa mereka begitu rapat menyimpan kabar itu?Saat Naufal semakin larut dalam kesedihannya, Solana tetap tenang dengan keangkuhan di wajahnya. Kakinya bertumpu, bersedekap dada dan menyandarkan punggungnya di sofa.Tidak ada gurat kesedihan apalagi kasihan di wajahnya. Meski saat ini ada seorang pria dewasa yang sedang menangisi anggota keluarganya yang telah tiada.Hati Solana tidak lagi mudah bergetar. Mungkin sudah menjadi batu.“Ehm! Ngomong – ngomong apa tujuanmu datang ke rumahku?” sela Solana di tengah tangis pilu Naufal yang masih belum akan berhenti.Duda itu benar – benar menyesali kebodohannya yang tidak mengetahui bagaimana keadaan mantan istri setelah diceraikannya.Naufal tidak langsung menjawab. Dia merogoh sapu tangan di saku celanya dan mengusap air mata yang terus saja membanjir tidak ingin berhenti.Naufal tidak berniat mengatakan apa tujuannya datang ke villa ini. Dia benar – benar tidak sanggup mengatakan apa pun. Kabar meninggalnya Shashi benar – benar membuat dadanya terasa sangat sesak.“Tidak ada, aku hanya ingin berkunjung. Awalnya aku ingin bertemu Ayah Surya, Bunda Enny juga … kakakmu. Tapi ternyata mereka sudah pergi. Aku sangat terlambat,” jawabnya berdusta.Jelas bukan itu tujuan yang sesungguhnya. Naufal benar – benar tidak bisa mengatakan apa pun selain kebohongan itu.Dan pada saat Solana akan kembali berbicara untuk mengusir Naufal, tiba – tiba datang dua anak kecil yang mempunyai wajah yang hampir sama. Hanya saja mereka adalah seorang anak lelaki dan anak perempuan yang sangat tampan dan cantik.“Mommy Ocha! Kami pulang!” seru kedua bocah itu secara bersamaan dan berhasil merenggut perhatian Solana juga Naufal.Jantung Solana seketika berhenti berdetak saat kedua anak itu muncul tepat di hadapannya. Kenapa mereka pulang awal sekali? Bukankah seharusnya masih setengah jam lagi?Banyak pertanyaan yang mengacaukan isi kepala Solana saat ini.Naufal tertegun saat melihat dua bocah dengan seragam sekolah yang menggemaskan itu.“S-siapa mereka, Solana?”Alih – alih menjawab pertanyaan mantan kakak iparnya, Solana justru hanya diam mematung dan tidak tahu apa yang saat ini harus dia lakukan.Ini benar – benar di luar perkiraannya. Solana mengira menyimpan Si Kembar dari hiruk pikuk dunia luar akan berhasil. Namun nyatanya Naufal datang tanpa diundang dan sebentar lagi rencananya akan berantakan. Itu sudah pasti.“Mommy! Kami hari ini pulang cepat. Ah, aku sangat lapar!” seru si anak lelaki yang bernama Raja.Solana hanya bisa tersenyum canggung. Sambil sesekali melirik ke arah Naufal yang masih menatap lekat kedua keponakannya itu dengan tatapan penuh tanda tanya.“Kalau begitu kalian segera ganti pakaian, lalu minta Bi Asih ambilkan makan siang, ya?” sahut Solana benar – benar tidak ingin kedua anak ini terlalu lama berada di hadapan Naufal.Solana sudah bisa merasakan perubahan sikap kakak iparnya. Solana yakin dia akan menanyakan perihal dua anak itu sampai dia puas.“Siap, Mommy! Tapi ….” Kalimat si anak perempuan yang bernama Rat
Tidak seperti saat Roy mencari informasi mengenai urutan perjalanan paket yang berisi komik itu. Tugas dari Naufal kini benar – benar terlalu mudah untuk dilakukan oleh timnya.Kalau kemarin dia harus melacak hampir semua cctv seluruh penjuru kota demi menemukan siapa yang pertama kali mengantar paket itu ke pihak jasa pengiriman. Saat ini dia tinggal membobol sedikit data penduduk yang bernama Solana Bestari Salsabila, maka semua data riwayat hidup serta data keluarganya ada semua di sana.Memang benar kalau sudah akan mendapat hoki, maka itu tidak akan pernah pergi kemana. Roy kali ini yakin akan mendapatkan privat jet itu sesegera mungkin. Atau bahkan malam nanti dia pasti sudah akan menjadi pemilik baru benda mahal itu.Sepulang dari kantor Naufal, Roy langsung memberikan perintah untuk memulai penyelidikan kepada tim hacker andalannya.Malamnya, saat Roy akan menjemput sang istri yang masih berada di restoran, tiba – tiba orang andalannya menghubungi dan mengatakan bahwa apa yang
"Pak Surya dan Ibu Enny, meninggal dalam kecelakaan. Yang menjadi pelaku penabrakan adalah Ibu Dewi, Mami kandungmu!" jawab Roy tegas. Naufal langsung terdiam, seolah mencerna lama untuk informasi mengejutkan yang baru saja dia dapatkan dari Roy. "Tunggu, maksudnya Mamiku menabrak Ayah Surya dan Bunda Enny?" tanya Naufal gamang. "Benar Naufal, memang begitulah kenyataannya! Tapi dengan uang sepuluh milyar, Solana mau menerima ajakan Damai dari Mamimu!""Tapi aku yakin saat itu sebenarnya Solana terpaksa melakukan perdamaian! Karena dia realistis, hidup di usia remaja dengan tanggungan dua anak kembar membutuhkan mental yang sehat dan didukung dengan finansial yang mumpuni!""Memang Solana sudah bekerja saat itu, tapi gaji seorang penulis novel online tidak akan cukup membiayai pengeluaran untuk sepasang anak kembar yang membutuhkan biaya pendidikan dan lainnya yang tidak sedikit! Jadi aku mohon padamu, jangan salahkan atau tuduh Solana sembarangan!" ucap Roy ketus. "Oke bro, aku t
Keesokan harinya, Naufal akhirnya memilih untuk pergi lagi ke villa tempat Solana dan kedua anak kembarnya tinggal. Tampak Solana sedang berjalan bersama kedua keponakannya, sambil bercanda riang. Ada dua ekor anjing jenis alaskan malamute, yang bertubuh besar dan berbulu lebat mengikuti di belakang mereka. "Haaii," sapa Naufal sok akrab. Tampak Solana langsung memicingkan mata, dan memberikan tatapan curiga pada Naufal. Melihat Mommy Ocha seperti itu, tentu saja Raja yang merasa satu - satunya laki - laki, langsung bersikap melindungi. "Om, yang teman lama Mommy Ocha itu ya?" tanya Raja, sambil berdiri di depan Solana dan Ratu Adik kembarnya. Naufal langsung tersenyum haru, melihat anak laki - lakinya bersikap sangat berani untuk melindungi dua wanita kesayangannya. Ternyata didikan Solana, memang sangat bagus. "Iya nak, sini peluk Om," pinta Naufal dengan mata berkaca - kaca. "Maaf Om, tapi kata Mommy dan Ibu guru di sekolah, kami tidak boleh sembarangan mendekati orang yan
“Kedua anak kembar kakak anda berhasil kami selamatkan, Nona Solana. Namun, mohon maaf, nyawa Nyonya Sashi tidak tertolong,” ucap seorang dokter yang baru saja keluar dari ruang operasi itu berhasil meruntuhkan dunia seorang Solana.Bagai petir di siang bolong, kalimat sederhana itu benar – benar mampu membuat dunia Solana seolah berhenti berputar. Ibu Solana langsung jatuh pingsan, untung Pak Surya suaminya berhasil menangkap tubuh Ibu Enny sebelum jatuh terhempas ke lantai rumah sakit yang dingin. Sedingin tubuh Sashi, yang sudah terbujur kaku tidak bernyawa. Bagaimana tidak, kakaknya yang bernama Sashi telah diceraikan oleh suaminya. Keluarga dari Naufal benar – benar membenci Sashi, dan tidak pernah menginginkan kakak dari Solana itu menjadi anggota keluarga mereka.Hingga pada akhirnya mertua Sashi berhasil membujuk Naufal agar mau menceraikan Sashi. Tanpa mereka ketahui bahwa Sashi sedang mengandung anak Naufal. Solana dan kedua orang tuanya tidak ada pilihan lain, selain men
Braaakkkk ... Terdengar suara benda dibanting dengan keras. Hal itu membuat Solana tersenyum, karena dia tahu tujuannya sudah tercapai. Ditambah lagi, pihak penerbit komik baru saja memberi kabar kalau komik tersebut baru saja dilaunching. Dan berita baiknya adalah, komik langsung laku keras. Karena Solana memang sudah memiliki nama yang tersohor, di dunia kepenulisan. "Sia**n, siapa pelaku berotak mesum yang sudah dengan berani membuat komik ini!" "Hei, Bro! Kenapa kamu marah-marah?" Terdengar suara seseorang yang sepertinya juga dikenali oleh Solana.Itu adalah suara Roy, salah satu sahabat baik Naufal. Sementara dua lagi bernama Fandy dan Tristan. "Kalian lihat ini, bagaimana bisa komik p*rn seperti ini bisa sampai ke kantor! Lalu lebih gil* lagi, tokoh utamanya adalah aku! Bahkan nama PT. Srisesa Prima Medic, juga terpampang jelas disana! Padahal aku sedang pusing, karena baru saja mendapat kabar bahwa truk kontainer yang sedang memuat pipa kapiler hasil produksi dari perusah
Keesokan harinya, Naufal akhirnya memilih untuk pergi lagi ke villa tempat Solana dan kedua anak kembarnya tinggal. Tampak Solana sedang berjalan bersama kedua keponakannya, sambil bercanda riang. Ada dua ekor anjing jenis alaskan malamute, yang bertubuh besar dan berbulu lebat mengikuti di belakang mereka. "Haaii," sapa Naufal sok akrab. Tampak Solana langsung memicingkan mata, dan memberikan tatapan curiga pada Naufal. Melihat Mommy Ocha seperti itu, tentu saja Raja yang merasa satu - satunya laki - laki, langsung bersikap melindungi. "Om, yang teman lama Mommy Ocha itu ya?" tanya Raja, sambil berdiri di depan Solana dan Ratu Adik kembarnya. Naufal langsung tersenyum haru, melihat anak laki - lakinya bersikap sangat berani untuk melindungi dua wanita kesayangannya. Ternyata didikan Solana, memang sangat bagus. "Iya nak, sini peluk Om," pinta Naufal dengan mata berkaca - kaca. "Maaf Om, tapi kata Mommy dan Ibu guru di sekolah, kami tidak boleh sembarangan mendekati orang yan
"Pak Surya dan Ibu Enny, meninggal dalam kecelakaan. Yang menjadi pelaku penabrakan adalah Ibu Dewi, Mami kandungmu!" jawab Roy tegas. Naufal langsung terdiam, seolah mencerna lama untuk informasi mengejutkan yang baru saja dia dapatkan dari Roy. "Tunggu, maksudnya Mamiku menabrak Ayah Surya dan Bunda Enny?" tanya Naufal gamang. "Benar Naufal, memang begitulah kenyataannya! Tapi dengan uang sepuluh milyar, Solana mau menerima ajakan Damai dari Mamimu!""Tapi aku yakin saat itu sebenarnya Solana terpaksa melakukan perdamaian! Karena dia realistis, hidup di usia remaja dengan tanggungan dua anak kembar membutuhkan mental yang sehat dan didukung dengan finansial yang mumpuni!""Memang Solana sudah bekerja saat itu, tapi gaji seorang penulis novel online tidak akan cukup membiayai pengeluaran untuk sepasang anak kembar yang membutuhkan biaya pendidikan dan lainnya yang tidak sedikit! Jadi aku mohon padamu, jangan salahkan atau tuduh Solana sembarangan!" ucap Roy ketus. "Oke bro, aku t
Tidak seperti saat Roy mencari informasi mengenai urutan perjalanan paket yang berisi komik itu. Tugas dari Naufal kini benar – benar terlalu mudah untuk dilakukan oleh timnya.Kalau kemarin dia harus melacak hampir semua cctv seluruh penjuru kota demi menemukan siapa yang pertama kali mengantar paket itu ke pihak jasa pengiriman. Saat ini dia tinggal membobol sedikit data penduduk yang bernama Solana Bestari Salsabila, maka semua data riwayat hidup serta data keluarganya ada semua di sana.Memang benar kalau sudah akan mendapat hoki, maka itu tidak akan pernah pergi kemana. Roy kali ini yakin akan mendapatkan privat jet itu sesegera mungkin. Atau bahkan malam nanti dia pasti sudah akan menjadi pemilik baru benda mahal itu.Sepulang dari kantor Naufal, Roy langsung memberikan perintah untuk memulai penyelidikan kepada tim hacker andalannya.Malamnya, saat Roy akan menjemput sang istri yang masih berada di restoran, tiba – tiba orang andalannya menghubungi dan mengatakan bahwa apa yang
Alih – alih menjawab pertanyaan mantan kakak iparnya, Solana justru hanya diam mematung dan tidak tahu apa yang saat ini harus dia lakukan.Ini benar – benar di luar perkiraannya. Solana mengira menyimpan Si Kembar dari hiruk pikuk dunia luar akan berhasil. Namun nyatanya Naufal datang tanpa diundang dan sebentar lagi rencananya akan berantakan. Itu sudah pasti.“Mommy! Kami hari ini pulang cepat. Ah, aku sangat lapar!” seru si anak lelaki yang bernama Raja.Solana hanya bisa tersenyum canggung. Sambil sesekali melirik ke arah Naufal yang masih menatap lekat kedua keponakannya itu dengan tatapan penuh tanda tanya.“Kalau begitu kalian segera ganti pakaian, lalu minta Bi Asih ambilkan makan siang, ya?” sahut Solana benar – benar tidak ingin kedua anak ini terlalu lama berada di hadapan Naufal.Solana sudah bisa merasakan perubahan sikap kakak iparnya. Solana yakin dia akan menanyakan perihal dua anak itu sampai dia puas.“Siap, Mommy! Tapi ….” Kalimat si anak perempuan yang bernama Rat
“Ya, ini aku. Kamu masih ingat denganku?” Sambil bangkit dari tempat duduknya Naufal menatap lekat Solana yang kini sudah terlihat sangat cantik dan … dewasa. Sangat berbeda dengan Solana yang dia kenal lima enam tahun yang lalu. Saat di mana Naufal baru menjadi suami dari Shashi, kakak perempuan Solana satu – satunya.“Hmm, tentu saja aku masih ingat. Silakan duduk,” sahut Solana berusaha mengendalikan dirinya yang sempat panik karena kedatangan mantan kakak iparnya itu.Hampir saja Solana bersikap arogan, padahal belum tahu apa tujuan Naufal mengunjungi dirinya. Karena Solana yakin bahwa Naufal tidak mungkin bisa mengetahui soal komik itu dengan mudah. Jelas dirinya tidak mencantumkan identitas apa pun dalam komik itu.Solana juga telah membayar mahal perusahaan percetakan yang menerbitkan komik tersebut, untuk menutup mulut tentang identitas dirinya yang asli. “Kalian sekarang tinggal di sini?” tanya Naufal memancing. Karena sejak kedatangannya tadi, dia tidak melihat satupun ang
Braaakkkk ... Terdengar suara benda dibanting dengan keras. Hal itu membuat Solana tersenyum, karena dia tahu tujuannya sudah tercapai. Ditambah lagi, pihak penerbit komik baru saja memberi kabar kalau komik tersebut baru saja dilaunching. Dan berita baiknya adalah, komik langsung laku keras. Karena Solana memang sudah memiliki nama yang tersohor, di dunia kepenulisan. "Sia**n, siapa pelaku berotak mesum yang sudah dengan berani membuat komik ini!" "Hei, Bro! Kenapa kamu marah-marah?" Terdengar suara seseorang yang sepertinya juga dikenali oleh Solana.Itu adalah suara Roy, salah satu sahabat baik Naufal. Sementara dua lagi bernama Fandy dan Tristan. "Kalian lihat ini, bagaimana bisa komik p*rn seperti ini bisa sampai ke kantor! Lalu lebih gil* lagi, tokoh utamanya adalah aku! Bahkan nama PT. Srisesa Prima Medic, juga terpampang jelas disana! Padahal aku sedang pusing, karena baru saja mendapat kabar bahwa truk kontainer yang sedang memuat pipa kapiler hasil produksi dari perusah
“Kedua anak kembar kakak anda berhasil kami selamatkan, Nona Solana. Namun, mohon maaf, nyawa Nyonya Sashi tidak tertolong,” ucap seorang dokter yang baru saja keluar dari ruang operasi itu berhasil meruntuhkan dunia seorang Solana.Bagai petir di siang bolong, kalimat sederhana itu benar – benar mampu membuat dunia Solana seolah berhenti berputar. Ibu Solana langsung jatuh pingsan, untung Pak Surya suaminya berhasil menangkap tubuh Ibu Enny sebelum jatuh terhempas ke lantai rumah sakit yang dingin. Sedingin tubuh Sashi, yang sudah terbujur kaku tidak bernyawa. Bagaimana tidak, kakaknya yang bernama Sashi telah diceraikan oleh suaminya. Keluarga dari Naufal benar – benar membenci Sashi, dan tidak pernah menginginkan kakak dari Solana itu menjadi anggota keluarga mereka.Hingga pada akhirnya mertua Sashi berhasil membujuk Naufal agar mau menceraikan Sashi. Tanpa mereka ketahui bahwa Sashi sedang mengandung anak Naufal. Solana dan kedua orang tuanya tidak ada pilihan lain, selain men