Alih – alih menjawab pertanyaan mantan kakak iparnya, Solana justru hanya diam mematung dan tidak tahu apa yang saat ini harus dia lakukan.
Ini benar – benar di luar perkiraannya. Solana mengira menyimpan Si Kembar dari hiruk pikuk dunia luar akan berhasil. Namun nyatanya Naufal datang tanpa diundang dan sebentar lagi rencananya akan berantakan. Itu sudah pasti.“Mommy! Kami hari ini pulang cepat. Ah, aku sangat lapar!” seru si anak lelaki yang bernama Raja.Solana hanya bisa tersenyum canggung. Sambil sesekali melirik ke arah Naufal yang masih menatap lekat kedua keponakannya itu dengan tatapan penuh tanda tanya.“Kalau begitu kalian segera ganti pakaian, lalu minta Bi Asih ambilkan makan siang, ya?” sahut Solana benar – benar tidak ingin kedua anak ini terlalu lama berada di hadapan Naufal.Solana sudah bisa merasakan perubahan sikap kakak iparnya. Solana yakin dia akan menanyakan perihal dua anak itu sampai dia puas.“Siap, Mommy! Tapi ….” Kalimat si anak perempuan yang bernama Ratu menggantung saat melihat ke arah pria dewasa yang sangat asing di penglihatannya.Ratu menatap penuh selidik dan bersikap seperti orang dewasa yang sedang menaruh curiga. Itu terlihat sangat menggemaskan di mata Naufal.“Om ini siapa, Mommy?” tanya Ratu pada akhirnya dengan nada bicara khas anak kecil yang sangat lucu. Kedua matanya mengerjap menatap kagum ke arah Naufal.Anak perempuan itu terus menatap lekat tanpa ada rasa takut dengan Naufal. Entah kenapa Ratu ingin sekali mengetahui soal orang itu.Padahal dia adalah tipe anak yang sangat pemilih. Dia sangat sulit berbaur dengan orang baru. Namun entah kenapa saat bertemu Naufal, dia justru merasa ingin tahu lebih banyak tentangnya.“Dia teman lama Mommy,” jawab Solana gugup.“Oh, ya sudah. Ratu masuk, ya? Dada, Om,” pungkas Ratu pada akhirnya pamit ke dalam kepada Naufal.Naufal yang termangu hanya bisa menganggukkan kepalanya seperti sedang terhipnotis oleh kehadiran dua anak yang sangat cakap itu.Solana benar – benar tidak mengerti kenapa anak itu menjadi seorang yang sangat humble. Apa mungkin karena ….”"Ah, itu tidak mungkin! Pasti ini semua hanya kebetulan saja!"Solana menggeleng – gelengkan kepalanya untuk mengusir prasangka yang terus menyumpal di dalam kepalanya.“Kamu bisa pergi. Tidak ada lagi yang perlu dibicarakan,” ucap Solana sambil menghela nafas untuk menutupi kegugupannya.Di dalam hatinya, Solana terus merapalkan doa agar Naufal tidak berniat mencari tahu tentang kedua keponakannya itu.“Tunggu dulu,” jawab Naufal menatap lekat ke arah wajah Solana yang semakin gugup.“Apa lagi?” sahut Solana terus menghindari tatapan mata tajam mantan kakak iparnya itu.“Siapa dua anak yang sangat menggemaskan itu? Tidak mungkin kalau mereka anakmu, kan? Kenapa mereka memanggilmu dengan sebutan ‘mommy’?” cecar Naufal pada akhirnya tidak bisa lagi menahan rasa penasarannya.“Itu bukan urusanmu, Pak Naufal!” tegas Solana tidak mau lagi memperlama durasi perbincangan mereka berdua. Solana khawatir kalau – kalau pada akhirnya dia sendiri yang salah bicara dan pasti akan membongkar semua rahasianya.Naufal tidak ada pilihan lain. Dia sudah tidak punya hak untuk tetap bertahan di tempat ini. Meski rasa penasaran terus menghantui dirinya, namun Naufal tidak punya pilihan lain selain menuruti apa keinginan tuan rumah.Mengulum bibir, Naufal tidak ada lagi kalimat yang bisa dia gunakan untuk bertahan. Akhirnya dia memutuskan untuk bertolak meninggalkan puncak.Dengan pikiran yang masih kacau setelah apa yang dia dapatkan dari tempat tinggal Solana, Naufal benar – benar memutuskan untuk kembali ke Jakarta._Satu minggu telah berlalu, Solana sudah kembali tenang karena sepertinya Naufal benar – benar tidak akan kembali lagi.Solana mengira kedatangan Naufal kemarin memang karena ingin menemui kakak perempuannya. Itu tidak ada kaitannya dengan komik hasil karyanya.Dari itu, Solana berniat mengirimkan komik season ke dua yang sudah dia persiapkan jauh hari sebelumnya. Dia benar – benar akan membuat kehidupan Naufal tidak tenang dan selalu dibayangi rasa malu karena tulisannya itu.Sementara di perusahaan milik keluarga Naufal, saat ini sudah kembali tenang setelah kekacauan akibat kecelakaan mobil kontainer yang membawa produk seniali triliunan rupiah.Peristiwa nahas itu benar – benar sempat membuat semua karyawan keteteran untuk mengejar produksi agar bisa segera mengganti produk yang gagal kirim.Sementara Naufal tentu saja yang kebagian pusing memikirkan anggaran yang kembali terbuang percuma.Namun mau bagaimana lagi. Semua musibah tentu tidak bisa dia kendalikan.Di sela kesibukan Naufal yang sedang tanda tangan untuk menyetujui semua surat – surat guna mengimpor bahan baku, tiba – tiba dikejutkan oleh kedatangan sahabatnya.“Kamu sibuk?” tanya Roy untuk sekadar berbasa – basi.“Untuk apa kau datang? Kantormu kekurangan pekerjaan?” tanya Naufal sarkas kepada sahabatnya yang mempunyai perusahaan yang menyediakan jasa keamanan dan intelijen itu.“Aku hanya ingin mengucapkan banyak terima kasih atas pinjaman privat jet kemarin itu,” jawab Roy santai.“Kamu hanya ingin mengatakan itu?” tanya Naufal dengan fokus yang tidak berpaling sedikitpun dari tumpukan berkas yang membutuhkan banyak sekali tandatangannya.“Tidak. Aku ingin tahu kapan aku harus melayat untuk kematian orang yang telah mengirimkan komik panas itu.” Roy benar – benar sedang ingin mempermainkan Naufal.Jelas pria itu sudah tahu siapa pelakunya. Dan Roy yakin bahwa Naufal tidak akan pernah melakukannya. Jangankan membunuh, Roy yakin seratus persen bahwa Naufal tidak akan mampu menyentuh sang pelaku meski hanya seujung kuku.“Kamu benar – benar sedang mengejekku?” dengus Naufal sambil membubuhkan tandatangannya di lembar terakhir.“Tidak, aku benar – benar hanya ingin tahu apa kamu bisa membunuhnya,” sahut Roy lagi.Naufal kembali terdiam. Pikirannya kembali ke villa milik Solana. Memikirkan dua anak kembar yang entah anak siapa.Melihat ke arah Roy, pikirannya muncul sebuah ide.“Apa! Aku tidak mau! Aku masih belum ada kepikiran ingin memanfaatkanmu untuk apa!” sergah Roy saat Naufal menatap dirinya dengan tatapan penuh rencana.“Akan kuberikan privat jet milikku yang kemarin itu kalau kamu benar – benar berhasil dalam misi yang akan kuberikan kali ini. Bagaimana?”Roy membelalakkan kedua bola matanya. Dia benar – benar tidak bisa menebak misi apa yang akan diberikan oleh sahabatnya itu.Privat jet? Sebegitu pentingkah misi ini bagi Naufal?“Kamu sedang bercanda?” tanya Roy ragu. Namun sebenarnya melihat sorot mata Naufal, Roy benar – benar tidak menemukan gurauan di sana.“Apa kamu pikir aku seperti Tristan?”“Apa yang harus aku lakukan?” tanya Roy tidak mau pikir panjang lagi. Menemukan gembong narkoba untuk membantu para detektif pun dia mampu melakukannya. Lalu apa lagi yang membuatnya ragu?Kapan lagi menadapatkan imbalan sebuah privat jet, kan?“Kamu tahu Solana? Mantan adik iparku yang kemarin kamu selidiki? Dia mengasuh dua anak kembar yang mungkin masih berusia lima tahunan. Aku mau kamu menemukan informasi tentang mereka.”“Tunggu dulu? Anak kembar? Tapi menurut data yang aku dapatkan dia belum menikah. Mungkin mereka anak dari saudaranya? Sayang sekali aku tidak mencari tahu lebih banyak dari itu.”“Aku curiga mereka adalah putraku.”“Apa kamu sudah gila?”Tidak seperti saat Roy mencari informasi mengenai urutan perjalanan paket yang berisi komik itu. Tugas dari Naufal kini benar – benar terlalu mudah untuk dilakukan oleh timnya.Kalau kemarin dia harus melacak hampir semua cctv seluruh penjuru kota demi menemukan siapa yang pertama kali mengantar paket itu ke pihak jasa pengiriman. Saat ini dia tinggal membobol sedikit data penduduk yang bernama Solana Bestari Salsabila, maka semua data riwayat hidup serta data keluarganya ada semua di sana.Memang benar kalau sudah akan mendapat hoki, maka itu tidak akan pernah pergi kemana. Roy kali ini yakin akan mendapatkan privat jet itu sesegera mungkin. Atau bahkan malam nanti dia pasti sudah akan menjadi pemilik baru benda mahal itu.Sepulang dari kantor Naufal, Roy langsung memberikan perintah untuk memulai penyelidikan kepada tim hacker andalannya.Malamnya, saat Roy akan menjemput sang istri yang masih berada di restoran, tiba – tiba orang andalannya menghubungi dan mengatakan bahwa apa yang
"Pak Surya dan Ibu Enny, meninggal dalam kecelakaan. Yang menjadi pelaku penabrakan adalah Ibu Dewi, Mami kandungmu!" jawab Roy tegas. Naufal langsung terdiam, seolah mencerna lama untuk informasi mengejutkan yang baru saja dia dapatkan dari Roy. "Tunggu, maksudnya Mamiku menabrak Ayah Surya dan Bunda Enny?" tanya Naufal gamang. "Benar Naufal, memang begitulah kenyataannya! Tapi dengan uang sepuluh milyar, Solana mau menerima ajakan Damai dari Mamimu!""Tapi aku yakin saat itu sebenarnya Solana terpaksa melakukan perdamaian! Karena dia realistis, hidup di usia remaja dengan tanggungan dua anak kembar membutuhkan mental yang sehat dan didukung dengan finansial yang mumpuni!""Memang Solana sudah bekerja saat itu, tapi gaji seorang penulis novel online tidak akan cukup membiayai pengeluaran untuk sepasang anak kembar yang membutuhkan biaya pendidikan dan lainnya yang tidak sedikit! Jadi aku mohon padamu, jangan salahkan atau tuduh Solana sembarangan!" ucap Roy ketus. "Oke bro, aku t
Keesokan harinya, Naufal akhirnya memilih untuk pergi lagi ke villa tempat Solana dan kedua anak kembarnya tinggal. Tampak Solana sedang berjalan bersama kedua keponakannya, sambil bercanda riang. Ada dua ekor anjing jenis alaskan malamute, yang bertubuh besar dan berbulu lebat mengikuti di belakang mereka. "Haaii," sapa Naufal sok akrab. Tampak Solana langsung memicingkan mata, dan memberikan tatapan curiga pada Naufal. Melihat Mommy Ocha seperti itu, tentu saja Raja yang merasa satu - satunya laki - laki, langsung bersikap melindungi. "Om, yang teman lama Mommy Ocha itu ya?" tanya Raja, sambil berdiri di depan Solana dan Ratu Adik kembarnya. Naufal langsung tersenyum haru, melihat anak laki - lakinya bersikap sangat berani untuk melindungi dua wanita kesayangannya. Ternyata didikan Solana, memang sangat bagus. "Iya nak, sini peluk Om," pinta Naufal dengan mata berkaca - kaca. "Maaf Om, tapi kata Mommy dan Ibu guru di sekolah, kami tidak boleh sembarangan mendekati orang yan
“Kedua anak kembar kakak anda berhasil kami selamatkan, Nona Solana. Namun, mohon maaf, nyawa Nyonya Sashi tidak tertolong,” ucap seorang dokter yang baru saja keluar dari ruang operasi itu berhasil meruntuhkan dunia seorang Solana.Bagai petir di siang bolong, kalimat sederhana itu benar – benar mampu membuat dunia Solana seolah berhenti berputar. Ibu Solana langsung jatuh pingsan, untung Pak Surya suaminya berhasil menangkap tubuh Ibu Enny sebelum jatuh terhempas ke lantai rumah sakit yang dingin. Sedingin tubuh Sashi, yang sudah terbujur kaku tidak bernyawa. Bagaimana tidak, kakaknya yang bernama Sashi telah diceraikan oleh suaminya. Keluarga dari Naufal benar – benar membenci Sashi, dan tidak pernah menginginkan kakak dari Solana itu menjadi anggota keluarga mereka.Hingga pada akhirnya mertua Sashi berhasil membujuk Naufal agar mau menceraikan Sashi. Tanpa mereka ketahui bahwa Sashi sedang mengandung anak Naufal. Solana dan kedua orang tuanya tidak ada pilihan lain, selain men
Braaakkkk ... Terdengar suara benda dibanting dengan keras. Hal itu membuat Solana tersenyum, karena dia tahu tujuannya sudah tercapai. Ditambah lagi, pihak penerbit komik baru saja memberi kabar kalau komik tersebut baru saja dilaunching. Dan berita baiknya adalah, komik langsung laku keras. Karena Solana memang sudah memiliki nama yang tersohor, di dunia kepenulisan. "Sia**n, siapa pelaku berotak mesum yang sudah dengan berani membuat komik ini!" "Hei, Bro! Kenapa kamu marah-marah?" Terdengar suara seseorang yang sepertinya juga dikenali oleh Solana.Itu adalah suara Roy, salah satu sahabat baik Naufal. Sementara dua lagi bernama Fandy dan Tristan. "Kalian lihat ini, bagaimana bisa komik p*rn seperti ini bisa sampai ke kantor! Lalu lebih gil* lagi, tokoh utamanya adalah aku! Bahkan nama PT. Srisesa Prima Medic, juga terpampang jelas disana! Padahal aku sedang pusing, karena baru saja mendapat kabar bahwa truk kontainer yang sedang memuat pipa kapiler hasil produksi dari perusah
“Ya, ini aku. Kamu masih ingat denganku?” Sambil bangkit dari tempat duduknya Naufal menatap lekat Solana yang kini sudah terlihat sangat cantik dan … dewasa. Sangat berbeda dengan Solana yang dia kenal lima enam tahun yang lalu. Saat di mana Naufal baru menjadi suami dari Shashi, kakak perempuan Solana satu – satunya.“Hmm, tentu saja aku masih ingat. Silakan duduk,” sahut Solana berusaha mengendalikan dirinya yang sempat panik karena kedatangan mantan kakak iparnya itu.Hampir saja Solana bersikap arogan, padahal belum tahu apa tujuan Naufal mengunjungi dirinya. Karena Solana yakin bahwa Naufal tidak mungkin bisa mengetahui soal komik itu dengan mudah. Jelas dirinya tidak mencantumkan identitas apa pun dalam komik itu.Solana juga telah membayar mahal perusahaan percetakan yang menerbitkan komik tersebut, untuk menutup mulut tentang identitas dirinya yang asli. “Kalian sekarang tinggal di sini?” tanya Naufal memancing. Karena sejak kedatangannya tadi, dia tidak melihat satupun ang
Keesokan harinya, Naufal akhirnya memilih untuk pergi lagi ke villa tempat Solana dan kedua anak kembarnya tinggal. Tampak Solana sedang berjalan bersama kedua keponakannya, sambil bercanda riang. Ada dua ekor anjing jenis alaskan malamute, yang bertubuh besar dan berbulu lebat mengikuti di belakang mereka. "Haaii," sapa Naufal sok akrab. Tampak Solana langsung memicingkan mata, dan memberikan tatapan curiga pada Naufal. Melihat Mommy Ocha seperti itu, tentu saja Raja yang merasa satu - satunya laki - laki, langsung bersikap melindungi. "Om, yang teman lama Mommy Ocha itu ya?" tanya Raja, sambil berdiri di depan Solana dan Ratu Adik kembarnya. Naufal langsung tersenyum haru, melihat anak laki - lakinya bersikap sangat berani untuk melindungi dua wanita kesayangannya. Ternyata didikan Solana, memang sangat bagus. "Iya nak, sini peluk Om," pinta Naufal dengan mata berkaca - kaca. "Maaf Om, tapi kata Mommy dan Ibu guru di sekolah, kami tidak boleh sembarangan mendekati orang yan
"Pak Surya dan Ibu Enny, meninggal dalam kecelakaan. Yang menjadi pelaku penabrakan adalah Ibu Dewi, Mami kandungmu!" jawab Roy tegas. Naufal langsung terdiam, seolah mencerna lama untuk informasi mengejutkan yang baru saja dia dapatkan dari Roy. "Tunggu, maksudnya Mamiku menabrak Ayah Surya dan Bunda Enny?" tanya Naufal gamang. "Benar Naufal, memang begitulah kenyataannya! Tapi dengan uang sepuluh milyar, Solana mau menerima ajakan Damai dari Mamimu!""Tapi aku yakin saat itu sebenarnya Solana terpaksa melakukan perdamaian! Karena dia realistis, hidup di usia remaja dengan tanggungan dua anak kembar membutuhkan mental yang sehat dan didukung dengan finansial yang mumpuni!""Memang Solana sudah bekerja saat itu, tapi gaji seorang penulis novel online tidak akan cukup membiayai pengeluaran untuk sepasang anak kembar yang membutuhkan biaya pendidikan dan lainnya yang tidak sedikit! Jadi aku mohon padamu, jangan salahkan atau tuduh Solana sembarangan!" ucap Roy ketus. "Oke bro, aku t
Tidak seperti saat Roy mencari informasi mengenai urutan perjalanan paket yang berisi komik itu. Tugas dari Naufal kini benar – benar terlalu mudah untuk dilakukan oleh timnya.Kalau kemarin dia harus melacak hampir semua cctv seluruh penjuru kota demi menemukan siapa yang pertama kali mengantar paket itu ke pihak jasa pengiriman. Saat ini dia tinggal membobol sedikit data penduduk yang bernama Solana Bestari Salsabila, maka semua data riwayat hidup serta data keluarganya ada semua di sana.Memang benar kalau sudah akan mendapat hoki, maka itu tidak akan pernah pergi kemana. Roy kali ini yakin akan mendapatkan privat jet itu sesegera mungkin. Atau bahkan malam nanti dia pasti sudah akan menjadi pemilik baru benda mahal itu.Sepulang dari kantor Naufal, Roy langsung memberikan perintah untuk memulai penyelidikan kepada tim hacker andalannya.Malamnya, saat Roy akan menjemput sang istri yang masih berada di restoran, tiba – tiba orang andalannya menghubungi dan mengatakan bahwa apa yang
Alih – alih menjawab pertanyaan mantan kakak iparnya, Solana justru hanya diam mematung dan tidak tahu apa yang saat ini harus dia lakukan.Ini benar – benar di luar perkiraannya. Solana mengira menyimpan Si Kembar dari hiruk pikuk dunia luar akan berhasil. Namun nyatanya Naufal datang tanpa diundang dan sebentar lagi rencananya akan berantakan. Itu sudah pasti.“Mommy! Kami hari ini pulang cepat. Ah, aku sangat lapar!” seru si anak lelaki yang bernama Raja.Solana hanya bisa tersenyum canggung. Sambil sesekali melirik ke arah Naufal yang masih menatap lekat kedua keponakannya itu dengan tatapan penuh tanda tanya.“Kalau begitu kalian segera ganti pakaian, lalu minta Bi Asih ambilkan makan siang, ya?” sahut Solana benar – benar tidak ingin kedua anak ini terlalu lama berada di hadapan Naufal.Solana sudah bisa merasakan perubahan sikap kakak iparnya. Solana yakin dia akan menanyakan perihal dua anak itu sampai dia puas.“Siap, Mommy! Tapi ….” Kalimat si anak perempuan yang bernama Rat
“Ya, ini aku. Kamu masih ingat denganku?” Sambil bangkit dari tempat duduknya Naufal menatap lekat Solana yang kini sudah terlihat sangat cantik dan … dewasa. Sangat berbeda dengan Solana yang dia kenal lima enam tahun yang lalu. Saat di mana Naufal baru menjadi suami dari Shashi, kakak perempuan Solana satu – satunya.“Hmm, tentu saja aku masih ingat. Silakan duduk,” sahut Solana berusaha mengendalikan dirinya yang sempat panik karena kedatangan mantan kakak iparnya itu.Hampir saja Solana bersikap arogan, padahal belum tahu apa tujuan Naufal mengunjungi dirinya. Karena Solana yakin bahwa Naufal tidak mungkin bisa mengetahui soal komik itu dengan mudah. Jelas dirinya tidak mencantumkan identitas apa pun dalam komik itu.Solana juga telah membayar mahal perusahaan percetakan yang menerbitkan komik tersebut, untuk menutup mulut tentang identitas dirinya yang asli. “Kalian sekarang tinggal di sini?” tanya Naufal memancing. Karena sejak kedatangannya tadi, dia tidak melihat satupun ang
Braaakkkk ... Terdengar suara benda dibanting dengan keras. Hal itu membuat Solana tersenyum, karena dia tahu tujuannya sudah tercapai. Ditambah lagi, pihak penerbit komik baru saja memberi kabar kalau komik tersebut baru saja dilaunching. Dan berita baiknya adalah, komik langsung laku keras. Karena Solana memang sudah memiliki nama yang tersohor, di dunia kepenulisan. "Sia**n, siapa pelaku berotak mesum yang sudah dengan berani membuat komik ini!" "Hei, Bro! Kenapa kamu marah-marah?" Terdengar suara seseorang yang sepertinya juga dikenali oleh Solana.Itu adalah suara Roy, salah satu sahabat baik Naufal. Sementara dua lagi bernama Fandy dan Tristan. "Kalian lihat ini, bagaimana bisa komik p*rn seperti ini bisa sampai ke kantor! Lalu lebih gil* lagi, tokoh utamanya adalah aku! Bahkan nama PT. Srisesa Prima Medic, juga terpampang jelas disana! Padahal aku sedang pusing, karena baru saja mendapat kabar bahwa truk kontainer yang sedang memuat pipa kapiler hasil produksi dari perusah
“Kedua anak kembar kakak anda berhasil kami selamatkan, Nona Solana. Namun, mohon maaf, nyawa Nyonya Sashi tidak tertolong,” ucap seorang dokter yang baru saja keluar dari ruang operasi itu berhasil meruntuhkan dunia seorang Solana.Bagai petir di siang bolong, kalimat sederhana itu benar – benar mampu membuat dunia Solana seolah berhenti berputar. Ibu Solana langsung jatuh pingsan, untung Pak Surya suaminya berhasil menangkap tubuh Ibu Enny sebelum jatuh terhempas ke lantai rumah sakit yang dingin. Sedingin tubuh Sashi, yang sudah terbujur kaku tidak bernyawa. Bagaimana tidak, kakaknya yang bernama Sashi telah diceraikan oleh suaminya. Keluarga dari Naufal benar – benar membenci Sashi, dan tidak pernah menginginkan kakak dari Solana itu menjadi anggota keluarga mereka.Hingga pada akhirnya mertua Sashi berhasil membujuk Naufal agar mau menceraikan Sashi. Tanpa mereka ketahui bahwa Sashi sedang mengandung anak Naufal. Solana dan kedua orang tuanya tidak ada pilihan lain, selain men