"Pak Surya dan Ibu Enny, meninggal dalam kecelakaan. Yang menjadi pelaku penabrakan adalah Ibu Dewi, Mami kandungmu!" jawab Roy tegas.
Naufal langsung terdiam, seolah mencerna lama untuk informasi mengejutkan yang baru saja dia dapatkan dari Roy. "Tunggu, maksudnya Mamiku menabrak Ayah Surya dan Bunda Enny?" tanya Naufal gamang. "Benar Naufal, memang begitulah kenyataannya! Tapi dengan uang sepuluh milyar, Solana mau menerima ajakan Damai dari Mamimu!" "Tapi aku yakin saat itu sebenarnya Solana terpaksa melakukan perdamaian! Karena dia realistis, hidup di usia remaja dengan tanggungan dua anak kembar membutuhkan mental yang sehat dan didukung dengan finansial yang mumpuni!" "Memang Solana sudah bekerja saat itu, tapi gaji seorang penulis novel online tidak akan cukup membiayai pengeluaran untuk sepasang anak kembar yang membutuhkan biaya pendidikan dan lainnya yang tidak sedikit! Jadi aku mohon padamu, jangan salahkan atau tuduh Solana sembarangan!" ucap Roy ketus. "Oke bro, aku tahu maksudmu! Tapi bagaimana bisa Solana menyembunyikan semuanya dariku! Kenapa dia tidak menghubungiku, untuk memberitahu tentang keberadaan anak-anakku!" ujar Naufal, dengan raut wajah kesal. "Posisikan dirimu sebagai Solana! Kakak tercintanya diceraikan dalam kondisi hamil, setelah itu kedua orang tuanya dibunbun oleh Mamimu walaupun katanya tidak sengaja! Apa kau bisa memaafkan orang-orang, yang sudah berbuat sejahat itu pada keluargamu!" bentak Roy. Naufal kembali terdiam, karena semua yang dikatakan oleh Roy benar adanya. Kalau Naufal ada di posisi Solana, belum tentu dia mampu setegar gadis muda itu. Menjadi Mommy bagi dua anak kembar, di saat seharusnya Solana masih tertawa bahagia bersama teman-teman seumuran. Bahkan dari usia muda, Solana harus pahitnya kehilangan semua anggota keluarga yang sangat dia cintai. "Naufal, aku pulang dulu ya? Karena kasihan istriku, dia sudah menunggu di rumah. Terima kasih juga hadiah private jetnya, oke?" pamit Roy. "Ya, hati-hati Roy. Sampaikan salamku untuk Lili, bilang padanya apakah dia mau mencoba program bayi tabung? Kalau mau, aku yang akan membiayai program bayi tabung kalian," ucap Naufal. "Yang benar bro? Tentu saja kami mau, karena biaya bayi tabung masih kami tabung," tanya Roy dengan wajah bahagia. "Ya, anggap saja sebagai rasa terima kasihku karena kamu sudah berhasil membuka semua fakta tentang keluargaku," jawab Naufal tulus. "Terima kasih banyak Naufal, aku dan Lili memang sudah mengincar satu nama dokter. Memang biayanya agak mahal, tapi tingkat keberhasilannya sangat tinggi. Semoga tahun ini, kami berdua bisa mendapatkan anak kembar seperti kamu ya Naufal," ucap Roy, dengan mata berkaca-kaca menahan rasa haru. Naufal mengangguk, lalu dia mengantarkan sahabatnya itu sampai ke mobil. Setelah itu Naufal kembali ke kamar, dan berbaring di ranjang king size miliknya yang empuk. Pikirannya menerawang, kembali mengingat pertemuan pertamanya dengan keluarga hangat Pak Surya. Terutama kenangan saat bertemu dengan sang cinta pertama, Shashi. Shashi Indah Purnama adalah gadis polos berusia dua puluh tahun, yang masih berkuliah di universitas negri jurusan Bahasa Jepang kala itu. Kala itu, Ayah Surya yang berprofesi sebagai supir taksi membantu seorang CEO tampan pemilik perusahaan pembuatan alat kesehatan. Naufal yang sedang terburu-buru, karena harus mengejar meeting setelah makan siang. Tidak sengaja meninggalkan dompetnya, di sebuah restoran tempatnya makan siang. Pak Surya Ayah Shashi, yang baru saja mengantar seorang tamu ke restoran menemukan dompet Naufal. Lalu mengembalikannya pada Naufal, setelah melihat alamat yang berada di KTP. Naufal yang ingin balas budi, menanyakan alamat Bapak Surya. Dan di rumah sederhana itulah, pertemuan pertama Naufal dan Shashi. Naufal langsung jatuh cinta, pada pandangan pertama saat melihat kecantikan Shashi yang begitu alami. Karena memang Shashi, jarang memulas make-up ke wajah ayunya. "Masuk Mas Naufal, maaf rumah saya sederhana," ajak Pak Surya ramah. "Nggak apa Pak, saya suka dengan rumah seperti ini. Asri, bersih dan terawat dengan rapi. Ibu pasti sangat menyukai menanam bunga ya?" tanyaku basa-basi. "Salah Mas, malah bungsunya kami yang suka menanam banyak bunga dan pohon buah. Mau lihat tanaman sayur yang ditanam dengan aquaponik, nggak Mas?" tanya Pak Surya bersemangat. "Boleh Pak, kalau tidak merepotkan." "Kalau begitu mari Mas, ikut saya ke belakang rumah lewat samping sini." Naufal mengikuti langkah Pak Surya, lewat jalan samping rumahnya yang pas untuk satu orang. Lalu dia memandang takjub, pada pemandangan belakang rumah Pak Surya yang tertata rapi dan ada beberapa kolam aquaponik yang berisi berbagai sayuran, cabai, tomat dan banyak lagi. Semuanya terlihat subur, serta terawat. "Bagus sekali Pak, berapa usia anak bungsu anda yang merawat kebun sebagus ini?" "Solana baru umur sebelas tahun Mas, tapi memang anaknya rajin dan suka membantu kami orang tuanya. Maklum sudah biasa hidup prihatin, jadi dia melakukan banyak cara untuk mencari uang jajan tambahan dengan cara halal," jawab Pak Surya dengan wajah bangga. Naufal mengangguk pelan, karena dia kagum dengan pola pikir seorang bocah SD. "Boleh saya bertemu Solana? Sepertinya kami bisa nyambung, kalau ngobrol berdua. Karena sama-sama memiliki jiwa bisnis." "Boleh Mas, kebetulan istri saya, Shashi putri sulung saya dan Solana ada di rumah. Mari kita masuk dari depan." Naufal mengangguk setuju, dan kembali mengikuti langkah Pak Surya ke depan. "Mari masuk Mas. Ayo Ibu, Kak Shashi dan Dedek Solana sini keluar. Ada tamu ini, mau ketemua sama semua bidadarinya Ayah," panggil Pak Surya. Naufal tersenyum, mendengar berapa lembut dan hangatnya Pak Surya pada anak dan istrinya. Tanpa sadar dia berjanji, akan menjadi Ayah serta suami yang sempurna seperti Pak Surya saat sudah menikah nanti. Naufal langsung terpesona, saat melihat Shashi yang baru keluar dari dalam rumah. Padahal Shashi, hanya mengenakan kaus putih dan celana training panjang saja. "Nah, ini dia tiga bidadarinya saya. Perkenalkan ini wanita paling cantik di rumah ini, Ibu Enny. Kalau yang ini, putri pertama saya yang super lembut hati namanya Shashi Indah Purnama. Kalau yang ini si kecil kesayangan kami semua, Dedek Solana Bestari Salsabila. Panggilannya Solana tapi kalau panggilan kecilnya Ocha, Dedek kecil yang super pemalu dan jarang mau ngobrol sama orang lain. Sini Dek, kenalan sama Abang Naufal." Saat berkenalan, Naufal menggenggam tangan Shashi cukup lama. "Ekheemm, Mas Naufal ayo kita makan siang," ajak Ibu Enny. Beliau tahu, Shashi sudah tidak nyaman dengan perlakuan Naufal. Tapi untuk menjaga sopan santun, Ibu Enny mengajak makan. Kebetulan juga, sudah masuk jam makan siang. Kelimanya makan lesehan di halaman belakang rumah. "Maaf seadanya ya Mas, ini sayur kangkung, ikan, dan cabai hasil panen dari kebun dan kolamnya Billa," ucap Ibu Enny. "Ini malah enak banget, Ibu Enny. Saya suka, dengan makanan khas Indonesia begini. Apalagi kalau hasil dari kebun sendiri, dijamin segar dan tidak menggunakan bahan-bahan kimia untuk perawatannya." Suasana makan siang di pertemuan pertama itu, terasa hangat dan menyenangkan. Tanpa mereka sadari, awal perkenalan itu akan menjadi akhir bagi yang lainnya.Keesokan harinya, Naufal akhirnya memilih untuk pergi lagi ke villa tempat Solana dan kedua anak kembarnya tinggal. Tampak Solana sedang berjalan bersama kedua keponakannya, sambil bercanda riang. Ada dua ekor anjing jenis alaskan malamute, yang bertubuh besar dan berbulu lebat mengikuti di belakang mereka. "Haaii," sapa Naufal sok akrab. Tampak Solana langsung memicingkan mata, dan memberikan tatapan curiga pada Naufal. Melihat Mommy Ocha seperti itu, tentu saja Raja yang merasa satu - satunya laki - laki, langsung bersikap melindungi. "Om, yang teman lama Mommy Ocha itu ya?" tanya Raja, sambil berdiri di depan Solana dan Ratu Adik kembarnya. Naufal langsung tersenyum haru, melihat anak laki - lakinya bersikap sangat berani untuk melindungi dua wanita kesayangannya. Ternyata didikan Solana, memang sangat bagus. "Iya nak, sini peluk Om," pinta Naufal dengan mata berkaca - kaca. "Maaf Om, tapi kata Mommy dan Ibu guru di sekolah, kami tidak boleh sembarangan mendekati orang yan
“Kedua anak kembar kakak anda berhasil kami selamatkan, Nona Solana. Namun, mohon maaf, nyawa Nyonya Sashi tidak tertolong,” ucap seorang dokter yang baru saja keluar dari ruang operasi itu berhasil meruntuhkan dunia seorang Solana.Bagai petir di siang bolong, kalimat sederhana itu benar – benar mampu membuat dunia Solana seolah berhenti berputar. Ibu Solana langsung jatuh pingsan, untung Pak Surya suaminya berhasil menangkap tubuh Ibu Enny sebelum jatuh terhempas ke lantai rumah sakit yang dingin. Sedingin tubuh Sashi, yang sudah terbujur kaku tidak bernyawa. Bagaimana tidak, kakaknya yang bernama Sashi telah diceraikan oleh suaminya. Keluarga dari Naufal benar – benar membenci Sashi, dan tidak pernah menginginkan kakak dari Solana itu menjadi anggota keluarga mereka.Hingga pada akhirnya mertua Sashi berhasil membujuk Naufal agar mau menceraikan Sashi. Tanpa mereka ketahui bahwa Sashi sedang mengandung anak Naufal. Solana dan kedua orang tuanya tidak ada pilihan lain, selain men
Braaakkkk ... Terdengar suara benda dibanting dengan keras. Hal itu membuat Solana tersenyum, karena dia tahu tujuannya sudah tercapai. Ditambah lagi, pihak penerbit komik baru saja memberi kabar kalau komik tersebut baru saja dilaunching. Dan berita baiknya adalah, komik langsung laku keras. Karena Solana memang sudah memiliki nama yang tersohor, di dunia kepenulisan. "Sia**n, siapa pelaku berotak mesum yang sudah dengan berani membuat komik ini!" "Hei, Bro! Kenapa kamu marah-marah?" Terdengar suara seseorang yang sepertinya juga dikenali oleh Solana.Itu adalah suara Roy, salah satu sahabat baik Naufal. Sementara dua lagi bernama Fandy dan Tristan. "Kalian lihat ini, bagaimana bisa komik p*rn seperti ini bisa sampai ke kantor! Lalu lebih gil* lagi, tokoh utamanya adalah aku! Bahkan nama PT. Srisesa Prima Medic, juga terpampang jelas disana! Padahal aku sedang pusing, karena baru saja mendapat kabar bahwa truk kontainer yang sedang memuat pipa kapiler hasil produksi dari perusah
“Ya, ini aku. Kamu masih ingat denganku?” Sambil bangkit dari tempat duduknya Naufal menatap lekat Solana yang kini sudah terlihat sangat cantik dan … dewasa. Sangat berbeda dengan Solana yang dia kenal lima enam tahun yang lalu. Saat di mana Naufal baru menjadi suami dari Shashi, kakak perempuan Solana satu – satunya.“Hmm, tentu saja aku masih ingat. Silakan duduk,” sahut Solana berusaha mengendalikan dirinya yang sempat panik karena kedatangan mantan kakak iparnya itu.Hampir saja Solana bersikap arogan, padahal belum tahu apa tujuan Naufal mengunjungi dirinya. Karena Solana yakin bahwa Naufal tidak mungkin bisa mengetahui soal komik itu dengan mudah. Jelas dirinya tidak mencantumkan identitas apa pun dalam komik itu.Solana juga telah membayar mahal perusahaan percetakan yang menerbitkan komik tersebut, untuk menutup mulut tentang identitas dirinya yang asli. “Kalian sekarang tinggal di sini?” tanya Naufal memancing. Karena sejak kedatangannya tadi, dia tidak melihat satupun ang
Alih – alih menjawab pertanyaan mantan kakak iparnya, Solana justru hanya diam mematung dan tidak tahu apa yang saat ini harus dia lakukan.Ini benar – benar di luar perkiraannya. Solana mengira menyimpan Si Kembar dari hiruk pikuk dunia luar akan berhasil. Namun nyatanya Naufal datang tanpa diundang dan sebentar lagi rencananya akan berantakan. Itu sudah pasti.“Mommy! Kami hari ini pulang cepat. Ah, aku sangat lapar!” seru si anak lelaki yang bernama Raja.Solana hanya bisa tersenyum canggung. Sambil sesekali melirik ke arah Naufal yang masih menatap lekat kedua keponakannya itu dengan tatapan penuh tanda tanya.“Kalau begitu kalian segera ganti pakaian, lalu minta Bi Asih ambilkan makan siang, ya?” sahut Solana benar – benar tidak ingin kedua anak ini terlalu lama berada di hadapan Naufal.Solana sudah bisa merasakan perubahan sikap kakak iparnya. Solana yakin dia akan menanyakan perihal dua anak itu sampai dia puas.“Siap, Mommy! Tapi ….” Kalimat si anak perempuan yang bernama Rat
Tidak seperti saat Roy mencari informasi mengenai urutan perjalanan paket yang berisi komik itu. Tugas dari Naufal kini benar – benar terlalu mudah untuk dilakukan oleh timnya.Kalau kemarin dia harus melacak hampir semua cctv seluruh penjuru kota demi menemukan siapa yang pertama kali mengantar paket itu ke pihak jasa pengiriman. Saat ini dia tinggal membobol sedikit data penduduk yang bernama Solana Bestari Salsabila, maka semua data riwayat hidup serta data keluarganya ada semua di sana.Memang benar kalau sudah akan mendapat hoki, maka itu tidak akan pernah pergi kemana. Roy kali ini yakin akan mendapatkan privat jet itu sesegera mungkin. Atau bahkan malam nanti dia pasti sudah akan menjadi pemilik baru benda mahal itu.Sepulang dari kantor Naufal, Roy langsung memberikan perintah untuk memulai penyelidikan kepada tim hacker andalannya.Malamnya, saat Roy akan menjemput sang istri yang masih berada di restoran, tiba – tiba orang andalannya menghubungi dan mengatakan bahwa apa yang
Keesokan harinya, Naufal akhirnya memilih untuk pergi lagi ke villa tempat Solana dan kedua anak kembarnya tinggal. Tampak Solana sedang berjalan bersama kedua keponakannya, sambil bercanda riang. Ada dua ekor anjing jenis alaskan malamute, yang bertubuh besar dan berbulu lebat mengikuti di belakang mereka. "Haaii," sapa Naufal sok akrab. Tampak Solana langsung memicingkan mata, dan memberikan tatapan curiga pada Naufal. Melihat Mommy Ocha seperti itu, tentu saja Raja yang merasa satu - satunya laki - laki, langsung bersikap melindungi. "Om, yang teman lama Mommy Ocha itu ya?" tanya Raja, sambil berdiri di depan Solana dan Ratu Adik kembarnya. Naufal langsung tersenyum haru, melihat anak laki - lakinya bersikap sangat berani untuk melindungi dua wanita kesayangannya. Ternyata didikan Solana, memang sangat bagus. "Iya nak, sini peluk Om," pinta Naufal dengan mata berkaca - kaca. "Maaf Om, tapi kata Mommy dan Ibu guru di sekolah, kami tidak boleh sembarangan mendekati orang yan
"Pak Surya dan Ibu Enny, meninggal dalam kecelakaan. Yang menjadi pelaku penabrakan adalah Ibu Dewi, Mami kandungmu!" jawab Roy tegas. Naufal langsung terdiam, seolah mencerna lama untuk informasi mengejutkan yang baru saja dia dapatkan dari Roy. "Tunggu, maksudnya Mamiku menabrak Ayah Surya dan Bunda Enny?" tanya Naufal gamang. "Benar Naufal, memang begitulah kenyataannya! Tapi dengan uang sepuluh milyar, Solana mau menerima ajakan Damai dari Mamimu!""Tapi aku yakin saat itu sebenarnya Solana terpaksa melakukan perdamaian! Karena dia realistis, hidup di usia remaja dengan tanggungan dua anak kembar membutuhkan mental yang sehat dan didukung dengan finansial yang mumpuni!""Memang Solana sudah bekerja saat itu, tapi gaji seorang penulis novel online tidak akan cukup membiayai pengeluaran untuk sepasang anak kembar yang membutuhkan biaya pendidikan dan lainnya yang tidak sedikit! Jadi aku mohon padamu, jangan salahkan atau tuduh Solana sembarangan!" ucap Roy ketus. "Oke bro, aku t
Tidak seperti saat Roy mencari informasi mengenai urutan perjalanan paket yang berisi komik itu. Tugas dari Naufal kini benar – benar terlalu mudah untuk dilakukan oleh timnya.Kalau kemarin dia harus melacak hampir semua cctv seluruh penjuru kota demi menemukan siapa yang pertama kali mengantar paket itu ke pihak jasa pengiriman. Saat ini dia tinggal membobol sedikit data penduduk yang bernama Solana Bestari Salsabila, maka semua data riwayat hidup serta data keluarganya ada semua di sana.Memang benar kalau sudah akan mendapat hoki, maka itu tidak akan pernah pergi kemana. Roy kali ini yakin akan mendapatkan privat jet itu sesegera mungkin. Atau bahkan malam nanti dia pasti sudah akan menjadi pemilik baru benda mahal itu.Sepulang dari kantor Naufal, Roy langsung memberikan perintah untuk memulai penyelidikan kepada tim hacker andalannya.Malamnya, saat Roy akan menjemput sang istri yang masih berada di restoran, tiba – tiba orang andalannya menghubungi dan mengatakan bahwa apa yang
Alih – alih menjawab pertanyaan mantan kakak iparnya, Solana justru hanya diam mematung dan tidak tahu apa yang saat ini harus dia lakukan.Ini benar – benar di luar perkiraannya. Solana mengira menyimpan Si Kembar dari hiruk pikuk dunia luar akan berhasil. Namun nyatanya Naufal datang tanpa diundang dan sebentar lagi rencananya akan berantakan. Itu sudah pasti.“Mommy! Kami hari ini pulang cepat. Ah, aku sangat lapar!” seru si anak lelaki yang bernama Raja.Solana hanya bisa tersenyum canggung. Sambil sesekali melirik ke arah Naufal yang masih menatap lekat kedua keponakannya itu dengan tatapan penuh tanda tanya.“Kalau begitu kalian segera ganti pakaian, lalu minta Bi Asih ambilkan makan siang, ya?” sahut Solana benar – benar tidak ingin kedua anak ini terlalu lama berada di hadapan Naufal.Solana sudah bisa merasakan perubahan sikap kakak iparnya. Solana yakin dia akan menanyakan perihal dua anak itu sampai dia puas.“Siap, Mommy! Tapi ….” Kalimat si anak perempuan yang bernama Rat
“Ya, ini aku. Kamu masih ingat denganku?” Sambil bangkit dari tempat duduknya Naufal menatap lekat Solana yang kini sudah terlihat sangat cantik dan … dewasa. Sangat berbeda dengan Solana yang dia kenal lima enam tahun yang lalu. Saat di mana Naufal baru menjadi suami dari Shashi, kakak perempuan Solana satu – satunya.“Hmm, tentu saja aku masih ingat. Silakan duduk,” sahut Solana berusaha mengendalikan dirinya yang sempat panik karena kedatangan mantan kakak iparnya itu.Hampir saja Solana bersikap arogan, padahal belum tahu apa tujuan Naufal mengunjungi dirinya. Karena Solana yakin bahwa Naufal tidak mungkin bisa mengetahui soal komik itu dengan mudah. Jelas dirinya tidak mencantumkan identitas apa pun dalam komik itu.Solana juga telah membayar mahal perusahaan percetakan yang menerbitkan komik tersebut, untuk menutup mulut tentang identitas dirinya yang asli. “Kalian sekarang tinggal di sini?” tanya Naufal memancing. Karena sejak kedatangannya tadi, dia tidak melihat satupun ang
Braaakkkk ... Terdengar suara benda dibanting dengan keras. Hal itu membuat Solana tersenyum, karena dia tahu tujuannya sudah tercapai. Ditambah lagi, pihak penerbit komik baru saja memberi kabar kalau komik tersebut baru saja dilaunching. Dan berita baiknya adalah, komik langsung laku keras. Karena Solana memang sudah memiliki nama yang tersohor, di dunia kepenulisan. "Sia**n, siapa pelaku berotak mesum yang sudah dengan berani membuat komik ini!" "Hei, Bro! Kenapa kamu marah-marah?" Terdengar suara seseorang yang sepertinya juga dikenali oleh Solana.Itu adalah suara Roy, salah satu sahabat baik Naufal. Sementara dua lagi bernama Fandy dan Tristan. "Kalian lihat ini, bagaimana bisa komik p*rn seperti ini bisa sampai ke kantor! Lalu lebih gil* lagi, tokoh utamanya adalah aku! Bahkan nama PT. Srisesa Prima Medic, juga terpampang jelas disana! Padahal aku sedang pusing, karena baru saja mendapat kabar bahwa truk kontainer yang sedang memuat pipa kapiler hasil produksi dari perusah
“Kedua anak kembar kakak anda berhasil kami selamatkan, Nona Solana. Namun, mohon maaf, nyawa Nyonya Sashi tidak tertolong,” ucap seorang dokter yang baru saja keluar dari ruang operasi itu berhasil meruntuhkan dunia seorang Solana.Bagai petir di siang bolong, kalimat sederhana itu benar – benar mampu membuat dunia Solana seolah berhenti berputar. Ibu Solana langsung jatuh pingsan, untung Pak Surya suaminya berhasil menangkap tubuh Ibu Enny sebelum jatuh terhempas ke lantai rumah sakit yang dingin. Sedingin tubuh Sashi, yang sudah terbujur kaku tidak bernyawa. Bagaimana tidak, kakaknya yang bernama Sashi telah diceraikan oleh suaminya. Keluarga dari Naufal benar – benar membenci Sashi, dan tidak pernah menginginkan kakak dari Solana itu menjadi anggota keluarga mereka.Hingga pada akhirnya mertua Sashi berhasil membujuk Naufal agar mau menceraikan Sashi. Tanpa mereka ketahui bahwa Sashi sedang mengandung anak Naufal. Solana dan kedua orang tuanya tidak ada pilihan lain, selain men