Share

Nikmati Aku

Saling menggenggam erat, Luna tak bisa menyembunyikan senyum di wajahnya. Meski malam telah berakhir, rasanya semua yang baru saja terjadi masih seperti mimpi indah yang tak ingin ia lepaskan. Namun, genggaman tangan Bian yang kuat dan hangat membuatnya sadar bahwa ini adalah kenyataan. Semua keintiman, semua canda tawa, bukanlah bayangan semu—itu nyata, sepenuhnya nyata.

"Ini seperti mimpi," Luna berbisik pelan, suaranya dipenuhi kebahagiaan yang nyaris tidak bisa ia bendung.

Bian menatapnya dengan mata penuh godaan, sebuah senyuman nakal terukir di wajahnya. "Ini nyata, Sayang. Atau mungkin kamu belum benar-benar merasakan semuanya sehingga masih mengira ini mimpi? Kalau begitu, bagaimana kalau kita ulangi lagi sampai kamu yakin dan tak bisa jalan besok pagi?" candanya, suaranya rendah dan menggoda.

Luna memukul dada suaminya dengan lembut, pipinya bersemu merah. "Kamu selalu bercanda seperti itu!" gumamnya, antara malu dan manja.

Tawa kecil keluar dari bibir Bian saat ia merangkul
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status