Home / Romansa / Terikat Perjanjian Dengan Selebritis Dan CEO / Bab 7. Persiapan Konferensi Pers

Share

Bab 7. Persiapan Konferensi Pers

Author: Achi_F04
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Andara, kau di mana? Aku sudah muak melihat puluhan wartawan yang sedari tadi berkeliaran di sekitar cafe untuk mencarimu?" 

Andara menjauhkan ponsel dari telinga, suara cempreng dan melengking milik Sofia membuat gendang telinga rasanya ingin pecah. 

"Dia perempuan, tapi kenapa tidak punya sisi kalem sama sekali? Suaranya bahkan layaknya toa," dumel Andara sembari mengelus telinga.

Namun, tak ingin membuang waktu dan membuat si penelepon semakin emosi, Andara kembali mendekatkan benda canggih tersebut ke samping telinga. Dia juga sudah bersiap menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang diajukan.

"Aku berada di rumah sekarang, tadi aku sempat dikejar para wartawan itu saat hampir sampai di cafe, untung saja aku bisa lolos dari mereka," jawab Andara dengan degup jantung yang masih tak sepenuhnya kembali normal. Adegan kejar-kejaran antara dia dan beberapa wartawan baru terjadi beberapa menit yang lalu. Untung saja nasib baik berpihak padanya, tukang ojek yang tadi mengantarnya berkendara begitu cepat hingga para wartawan tertinggal jauh.

"Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang? Apakah aku harus menyuruh para orang-orang ini ke rumahmu agar mereka meninggalkan cafe?" tanya Sofia.

Andara mendengkus kesal mendengar pertanyaan bodoh dari teman kerjanya itu. Sia-sia pelarian Andara tadi, jika ujung-ujungnya para wartawan menemukan tempat persembunyiannya. 

"Janganlah. Kau usir saja mereka, lalu katakan jika aku libur kerja untuk seminggu ke depan," jawab Andara yang memberikan alasan secara asal.

"Libur? Sejak kapan bos memberikanmu libur sebanyak itu?"

"Itu hanya sebuah alasan supaya mereka pergi dan tak datang lagi ke cafe, Sofia," balas Andara dengan menekan nama sofia. "Sudah paham bukan? Jadi, aku tutup teleponnya, ya?"

"Eits, jangan dulu."

"Ada apa lagi?" Andara berdecak kesal.

"Kenapa kau tidak memberitahu aku jika kau dan ayang Fabian adalah sepasang kekasih, hah? Kau benar-benar tega menikung temanmu ini." Suara Sofia terdengar didramatisir biar terkesan sebagai orang yang sedang tersakiti.

"Aku akan menceritakannya kapan-kapan. Sekarang aku tutup teleponnya dan ingat jangan beritahu siapa pun soal keberadaanku saat ini, oke?"

"Baiklah."

Setelah itu, Andara mengakhiri panggilan tersebut. Kemudian, melempar asal ponsel ke atas tempat tidur.

Andara membaringkan tubuh sembari menatap langit-langit kamar yang tak lagi berwarna putih bersih.

"Menjadi kekasih aktor terkenal ternyata tak begitu menyenangkan," gumamnya.

***

Fabian berdecak kesal karena harus mengantarkan gaun, aksesoris, dan sepatu yang akan dikenakan oleh Andara nanti malam saat menghadapi acara konferensi pers. Fabian awalnya menolak, terlalu malas untuk bertemu sosok menyebalkan seperti Andara. Namun, ucapan dan segara bujuk rayu Akila membuat dia luluh dan akhirnya mau melakukan hal menyebalkan itu.

"Antarkan ini untuk Andara. Nanti kalau kamu udah sampe di rumahnya, jangan langsung pulang. Berbincanglah dengan dia sebentar agar kalian semakin akrab dan tidak terlalu canggung nanti saat acara konferensi pers telah dimulai." Begitulah kira-kira kalimat perintah dari Akila tadi saat menyuruh Fabian.

Berbekal alamat yang diberikan oleh Zelian, Fabian akhirnya sampai juga di kediaman sederhana milik Andara. Sebelum turun dari mobil, Fabian memasang masker dan kacamata hitam, itu hanya buat jaga-jaga siapa tahu ada orang yang melihat dan mengenalinya di sekitar perumahan itu. 

Fabian berjalan memasuki halaman yang cukup luas itu hingga akhirnya mencapai teras. Dia memperhatikan sekeliling, nampak begitu sepi. Apakah di rumah ini benar-benar ada kehidupan atau tidak?

Pria sipit itu memutuskan untuk mengetuk pintu beberapa kali. Namun, tak kunjung ada respon. Sekali lagi dia mengetuk cukup keras lalu berbalik badan membelakangi pintu. Bukannya adab bertamu seperti itu?

Suara pintu terbuka berhasil tertangkap pendengaran, bukan hanya itu suara seseorang turut mengisi suasana hening yang menyelimuti tempat itu.

"Siapa?" 

Fabian berbalik dan melepaskan kacamata hitam hingga mata sipitnya nampak begitu jelas.

Andara langsung menatap sinis pria tersebut saat dia tahu siapa gerangan si tamu. Dia bersedekap sembari bersandar pada daun pintu.

"Kenapa kau datang ke sini? Ingin menumpang bersembunyi dari awak media?" tanya Andara songong.

"Wanita cerewet. Kenapa aku harus terlibat dengan wanita sok tahu seperti ini?" dumel Fabian sembari memutar mata malas.

"Diam kau!" Apa katanya? Andara cerewet? Pria itu saja yang terlalu menyebalkan hingga sisi cerewet Andara terus keluar setiap kali bertemu dengannya.

"Ambil ini." Fabian menyerahkan paper bag yang sedari tadi dijinjingnya. "Cepatlah," katanya lagi saat Andara tak kunjung mau menerimanya.

"Apa ini?" tanya Andara dengan mata menyipit, menatap penuh selidik pada pria di hadapannya.

"Gaun, aksesoris, dan sepatu untuk kau kenakan malam ini," jawab Fabian nampak ogah-ogahan.

"Terima kasih." Andara langsung mengambil alih paper bag tersebut. Kemudian, dia kembali masuk dan hendak menutup pintu.

Namun, Fabian mencegahnya. Fabian menahan pintu tersebut dengan sekuat tenaga hingga akhirnya Andara mengalah dan kembali membukanya lebar-lebar.

"Maumu apalagi, sih? Urusanmu sudah selesai, sebaiknya kau pulang. Aku ingin istirahat," usir Andara dengan wajah ditekuk karena kesal.

"Eits, siapa bilang urusanku sudah selesai? Kau salah besar, Nona Sok Tahu! Akila menyuruhku untuk tetap di sini, mungkin sekitar satu atau dua jam. Katanya kita harus ngobrol berdua agar terlihat lebih akrab lagi, biar saat tampil di depan publik nanti kita tak terlalu kaku."

Andara mengembuskan napas berat. Keputusan yang diambilnya ternyata tak semudah yang dia pikirkan. Ternyata benar, ada harga mahal yang harus dibayar demi suatu kebahagiaan. Kalau bukan karena uang dan dapat kembali lagi dengan Zelian, Andara tak akan mau berurusan dengan yang namanya Selebritis dan para awak media.

"Ya, sudah, masuk." Setelah itu, Andara masuk terlebih dahulu dan meninggalkan Fabian yang masih berdiri di ambang pintu. "Oh, iya, jangan lupa tutup kembali pintunya. Aku mau menyimpan ini di kamar," teriak Andara sembari menggoyangkan paper bag di tangannya. 

Fabian hanya menurut saja. Setelah itu, dia duduk di kursi ruang tamu milik Andara, memang tak seempuk sofa di rumahnya, tetapi Fabian cukup nyaman duduk di sana.

Fabian melepaskan maskernya lalu dimasukan ke saku celana, sedangkan kacamata diletakkan di atas meja. Pandangannya perlahan menyapu setiap sisi ruangan ini. 

Ada beberapa foto yang dipajang di dinding ruang tamu itu, salah satunya foto seorang anak kecil yang mengenakan seragam taman kanak-kanak dengan rambut yang dikuncir dua.

"Imut juga dia saat masih kecil, tapi sayang sekarang dia tumbuh jadi wanita menyebalkan," ujar Fabian tanpa sadar jika Andara sudah kembali lagi ke ruang tamu dan berdiri tepat di belakangnya.

"Ekhem!" dehem Andara begitu keras agar pria itu menyadari kehadiran.

Fabian terperanjat saking kagetnya. Dia mengelus dada sembari menoleh ke arah si pembuat ulah.

"Kau bilang apa tadi?" tanya Andara dengan senyum lebarnya yang malah nampak mengerikan.

Bulu kuduk Fabian meremang melihatnya. Pria itu bergidik ngeri dan memutuskan untuk tak mengatakan dengan jujur apa yang baru saja dia katakan tentang wanita itu. "Bukan apa-apa."

"Ngomong-ngomong, kau tinggal sendiri di sini?" tanya Fabian, penasaran karena sedari tadi tak ada orang lain yang dijumpai di rumah ini selain Andara.

Related chapters

  • Terikat Perjanjian Dengan Selebritis Dan CEO   Bab 8. Detik-Detik Sebelum Konferensi Pers

    "Menurutmu? Memangnya kau ada melihat orang lain di sini?" Andara malah balik bertanya dengan sebelah alis terangkat. Dia bersedekap dada sembari menatap sang lawan bicara dengan sedikit tak suka. "Tidak ada, sih. Tapi siapa tahu saja, ada anggota keluargamu yang sedang keluar untuk bekerja atau—" "Tidak ada," sergah Andara bahkan sebelum Fabian menyelesaikan kalimatnya. "Sebaiknya kau kembali duduk dan jangan menyentuh barang apapun. Aku akan ke dapur untuk membuatkan minum!" Andara menujuk tepat di depan pangkal hidung Fabian sehingga mata lelaki itu nampak juling karena memperhatikan jemari mungil dan lentik milik Andara. Andara buru-buru menarik lagi jemarinya. Raut wajah si mata sipit terlihat begitu menyebalkan. Setelah itu, Andara buru-buru memutar tubuh dan melangkah menuju dapur. "Huh, dasar bawel. Kalau sampai aku benar memiliki pacar secerewet dia, bisa-bisa kupingku terlepas dari tepatnya," oceh Fabian sembari berjalan menuju kursi

    Last Updated : 2024-10-29
  • Terikat Perjanjian Dengan Selebritis Dan CEO   Bab 9. Konferensi Pers 1

    Akila yang mengenakan dress panjang berwarna maroon tanpa lengan berjalan begitu anggun ke dalam ruang yang telah dipenuhi oleh wartawan dan beberapa fans. Zelian yang digandengnya tak kalah mempesona malam ini dengan balutan kemeja putih dan jas hitam, celana bahan dan sepatu mengkilap senada dengan jas, wajahnya yang tampan dan mengukir senyum sopan membuat beberapa orang terpanah. Pasangan sah tersebut berjalan menuju tempat duduk yang telah disediakan.Sementara, di belakang mereka menyusul Fabian yang merangkul mesra pinggang ramping Andara. Fabian tersenyum ramah seperti biasanya, sedangkan Andara tersenyum sedikit canggung karena dia tak terbiasa berada di situasi seperti sekarang.Lampu flash di mana-mana, semua orang berlomba-lomba mengambil gambar para pasangan tersebut untuk mengabadikannya.Konferensi pers malam itu dibuka. Tak ada kalimat sapaan formal karena orang-orang yang sedari tadi menunggu kini mengajukan berbagai pertanyaan terlebih dahulu.

    Last Updated : 2024-10-29
  • Terikat Perjanjian Dengan Selebritis Dan CEO   Bab 1: Undangan Pernikahan

    "Maaf," lirih pria berahang tegas sembari menyodorkan undangan pernikahan ke atas meja. Kepala tertunduk, tak kuasa melihat respon sang lawan bicara.Senyum yang tadi tersunggih di wajah Andara perlahan pudar. Dia meraih benda pipih yang disodorkan oleh sang kekasih. Dibukanya benda tersebut lalu dibacanya dengan saksama.Hancur, hatinya benar-benar hancur. Melihat nama sang kekasih bersanding dengan nama wanita lain di undangan yang didesain begitu elok.Runtuh sudah harapannya untuk membina rumah tangga dengan sang pria pujaan. Mimpi-mimpi hidup dan mempunyai anak bersama lenyap sudah entah ke mana.Air mata perlahan mengalir dari netra indah itu hingga membasahi kedua pipi. Tak ada kata yang mampu menjelaskan betapa sakitnya hati yang digores sembilu hingga hanya air matalah yang terjatuh.Jemari lentik yang berwarna kuning langsat itu kembali menutup undangan pernikahan yang didominasi warna emas dan hitam lalu kembali meletaknya ke atas

    Last Updated : 2024-10-29
  • Terikat Perjanjian Dengan Selebritis Dan CEO   Bab 2. Pertemuan Dengan Istri Mantan

    Gemercik suara lonceng yang terpasang di bagian atas pintu Cafe membuat pandangan beberapa orang yang berada di dalam langsung menoleh untuk mencari tahu siapa yang baru saja masuk atau keluar dari tempat tersebut.Andara yang saat ini tengah menjaga kasir ikut menoleh. Dia menyipitkan mata, seolah tak asing dengan dengan satu persona yang baru saja masuk dan berjalan menuju ke arahnya.Ah, dia ingat dan sangat mengenali orang itu, meskipun wajah tertutup masker hitam dan kacamata dengan warna senada serta tubuh dibaluti sweter, tak lupa kepala tertutup topi dengan rambut hitam yang menjuntai sebahu. Orang itu adalah istri dari mantan kekasihnya sekaligus seorang aktris terkenal, yaitu Akila Zianasta."Kau Andara bukan, mantan pacar suamiku?" Wanita bermasker itu bertanya dengan suara cukup pelan saat berada di depan kasir."Ya. Ada perlu apa kau mencariku hingga ke tempat kerjaku? Apa kau tak takut ketahuan dan berujung dikerubungi oleh orang-orang untuk

    Last Updated : 2024-10-29
  • Terikat Perjanjian Dengan Selebritis Dan CEO   Bab 3. Perjanjian

    "Ya, bekerja sama. Kau harus berpura-pura menjadi pacar Fabian untuk menutupi skandal yang tercipta antara aku dan dia. Kalau kau bersedia, maka aku akan biarkan kau dan Mas Zelian untuk kembali menjalin hubungan tanpa ketahuan oleh orang tuanya. Kita saling menutupi hubungan gelap kita bagaimana?"Andara terdiam, mencoba memikirkan perjanjian yang cukup mengiurkan yang ditawarkan oleh Akila. Namun, kalau dipikir-pikir lagi isi perjanjian itu tidaklah baik, isinya berupa pembohongan."Bukan hanya itu keuntungan yang akan kau dapatkan jika menyetujuinya. Aku akan memberikamu uang lima puluh juta setiap bulannya untuk biaya hidupnya, banyak orang yang akan mengenalmu nantinya, kalau sedang hoki mungkin akan ada beberapa media atau stasiun televisi yang menawarkan pekerjaan padamu nantinya." Akila kembali bersuara, menambahi apa saja keuntungan lain yang didapatkan oleh Andara."Sampai kapan perjanjian ini akan terjalin?" tanya Andara. Sepertinya hatinya suda

    Last Updated : 2024-10-29
  • Terikat Perjanjian Dengan Selebritis Dan CEO   Bab 4. Pertemuan

    Andara berjalan bersisian dengan sang pemilik apartemen. Jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya karena sebentar lagi akan bertemu dengan sang mantan tercinta.Sesampainya di ruang tengah apartemen mewah itu, Andara tak mendapati sosok yang dirindukannya. Namun, Andara berhenti melangkah saat tatapannya bertemu dengan tatapan pria berwajah tampan dengan mata sipit khasnya. Andara mengenalnya, itu Fabian Wijayatama.Andara menelan ludah dengan susah payah. Pesona Fabian benar-benar gila, wajah pria itu jauh lebih tampan jika dilihat secara langsung seperti sekarang. Kulitnya juga jauh lebih putih dari yang biasa Andara lihat di layar kaca. Gila, Fabian idaman para wanita."Jadi, ini wanita yang kamu pilih jadi pacar pura-puraku?" tanya Fabian sembari menatap Andara dari atas sampai bawah.Hal itu mampu menarik kesadaran Andara dari lamunannya.Jujur Andara sedikit risih ditatap seperti itu, ditambah ada sedikit rasa grogi karena yang menatapny

    Last Updated : 2024-10-29
  • Terikat Perjanjian Dengan Selebritis Dan CEO   Bab 5. Menjalankan Rencana

    Akila menjelaskan rencana awal mereka dengan suara pelan, tetapi begitu jelas. Ketiga orang lain menatap Akila dengan saksama dengan telinga yang fokus menangkap apa yang wanita itu katakan."Mengerti?" tanya Akila di akhir perjelasnya."Mengerti," jawab tiga persona itu sembari mengangguk."Bagus. Tadi hal pertama yang kita lakukan berfoto bersama. Aku akan mengambil foto berdua terlebih dahulu dengan Mas Zelian, kalian berdua juga." Akila mengulangi kembali perkataannya beberapa menit yang lalu sembari menunjuk dirinya sendiri dan sang suami lalu beralih menunjuk Fabian dan Andara. "Barulah setelah itu kita foto berempat. Setelah itu, foto-fotonya kita posting ke instagram dengan caption simple, tapi membuat penasaran para netizen."Setelah itu, Andara dan Akila bertukar tempat duduk. Akila berdampingan dengan Zelian, sedangkan Andara dengan Fabian.Akila dan Zelian, meskipun mereka dijodohkan, tapi mereka terlihar akur padahal tak saling mencint

    Last Updated : 2024-10-29
  • Terikat Perjanjian Dengan Selebritis Dan CEO   Bab 6. Kabur

    "Jadi, bisa jelaskan apa yang terjadi sebenarnya?" Dua wanita paruh baya yang terlihat awet muda, meskipun ada beberapa kerutan yang menghinggapi wajah. Mereka menahan Zelian dan Akila di ruang tamu."Kalian sudah terlalu lama menghindar!" Melia---Ibunda Zelian---bersedekap dada sembari menatap anak dan menantunya itu secara bergantian.Baik Zelian maupun Akila, sama-sama menarik napas dalam lalu mengembuskannya perlahan. Sesering apapun mereka menghindari pertanyaan dari orang tua, tetap saja pada akhirnya mereka harus membuka suara juga, meskipun harus berbohong."Baiklah, aku akan jelaskan sekarang," ujar Akila. Setidaknya dia tidak perlu takut lagi menjawab pertanyaan ibu dan mertunya itu. Sebab semua skenario kebohongan sudah tersusun rapi di pikirannya.Kedua wanita paruh baya itu memilih duduk kembali dan disusul oleh pasangan pengantin baru tersebut."Jadi, apa hubunganmu dengan Fabian?" tanya Mariana---Ibunda Akila."Bunda lihat, An

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Terikat Perjanjian Dengan Selebritis Dan CEO   Bab 9. Konferensi Pers 1

    Akila yang mengenakan dress panjang berwarna maroon tanpa lengan berjalan begitu anggun ke dalam ruang yang telah dipenuhi oleh wartawan dan beberapa fans. Zelian yang digandengnya tak kalah mempesona malam ini dengan balutan kemeja putih dan jas hitam, celana bahan dan sepatu mengkilap senada dengan jas, wajahnya yang tampan dan mengukir senyum sopan membuat beberapa orang terpanah. Pasangan sah tersebut berjalan menuju tempat duduk yang telah disediakan.Sementara, di belakang mereka menyusul Fabian yang merangkul mesra pinggang ramping Andara. Fabian tersenyum ramah seperti biasanya, sedangkan Andara tersenyum sedikit canggung karena dia tak terbiasa berada di situasi seperti sekarang.Lampu flash di mana-mana, semua orang berlomba-lomba mengambil gambar para pasangan tersebut untuk mengabadikannya.Konferensi pers malam itu dibuka. Tak ada kalimat sapaan formal karena orang-orang yang sedari tadi menunggu kini mengajukan berbagai pertanyaan terlebih dahulu.

  • Terikat Perjanjian Dengan Selebritis Dan CEO   Bab 8. Detik-Detik Sebelum Konferensi Pers

    "Menurutmu? Memangnya kau ada melihat orang lain di sini?" Andara malah balik bertanya dengan sebelah alis terangkat. Dia bersedekap dada sembari menatap sang lawan bicara dengan sedikit tak suka. "Tidak ada, sih. Tapi siapa tahu saja, ada anggota keluargamu yang sedang keluar untuk bekerja atau—" "Tidak ada," sergah Andara bahkan sebelum Fabian menyelesaikan kalimatnya. "Sebaiknya kau kembali duduk dan jangan menyentuh barang apapun. Aku akan ke dapur untuk membuatkan minum!" Andara menujuk tepat di depan pangkal hidung Fabian sehingga mata lelaki itu nampak juling karena memperhatikan jemari mungil dan lentik milik Andara. Andara buru-buru menarik lagi jemarinya. Raut wajah si mata sipit terlihat begitu menyebalkan. Setelah itu, Andara buru-buru memutar tubuh dan melangkah menuju dapur. "Huh, dasar bawel. Kalau sampai aku benar memiliki pacar secerewet dia, bisa-bisa kupingku terlepas dari tepatnya," oceh Fabian sembari berjalan menuju kursi

  • Terikat Perjanjian Dengan Selebritis Dan CEO   Bab 7. Persiapan Konferensi Pers

    "Andara, kau di mana? Aku sudah muak melihat puluhan wartawan yang sedari tadi berkeliaran di sekitar cafe untuk mencarimu?"Andara menjauhkan ponsel dari telinga, suara cempreng dan melengking milik Sofia membuat gendang telinga rasanya ingin pecah."Dia perempuan, tapi kenapa tidak punya sisi kalem sama sekali? Suaranya bahkan layaknya toa," dumel Andara sembari mengelus telinga.Namun, tak ingin membuang waktu dan membuat si penelepon semakin emosi, Andara kembali mendekatkan benda canggih tersebut ke samping telinga. Dia juga sudah bersiap menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang diajukan."Aku berada di rumah sekarang, tadi aku sempat dikejar para wartawan itu saat hampir sampai di cafe, untung saja aku bisa lolos dari mereka," jawab Andara dengan degup jantung yang masih tak sepenuhnya kembali normal. Adegan kejar-kejaran antara dia dan beberapa wartawan baru terjadi beberapa menit yang lalu. Untung saja nasib baik berpihak padanya, tuka

  • Terikat Perjanjian Dengan Selebritis Dan CEO   Bab 6. Kabur

    "Jadi, bisa jelaskan apa yang terjadi sebenarnya?" Dua wanita paruh baya yang terlihat awet muda, meskipun ada beberapa kerutan yang menghinggapi wajah. Mereka menahan Zelian dan Akila di ruang tamu."Kalian sudah terlalu lama menghindar!" Melia---Ibunda Zelian---bersedekap dada sembari menatap anak dan menantunya itu secara bergantian.Baik Zelian maupun Akila, sama-sama menarik napas dalam lalu mengembuskannya perlahan. Sesering apapun mereka menghindari pertanyaan dari orang tua, tetap saja pada akhirnya mereka harus membuka suara juga, meskipun harus berbohong."Baiklah, aku akan jelaskan sekarang," ujar Akila. Setidaknya dia tidak perlu takut lagi menjawab pertanyaan ibu dan mertunya itu. Sebab semua skenario kebohongan sudah tersusun rapi di pikirannya.Kedua wanita paruh baya itu memilih duduk kembali dan disusul oleh pasangan pengantin baru tersebut."Jadi, apa hubunganmu dengan Fabian?" tanya Mariana---Ibunda Akila."Bunda lihat, An

  • Terikat Perjanjian Dengan Selebritis Dan CEO   Bab 5. Menjalankan Rencana

    Akila menjelaskan rencana awal mereka dengan suara pelan, tetapi begitu jelas. Ketiga orang lain menatap Akila dengan saksama dengan telinga yang fokus menangkap apa yang wanita itu katakan."Mengerti?" tanya Akila di akhir perjelasnya."Mengerti," jawab tiga persona itu sembari mengangguk."Bagus. Tadi hal pertama yang kita lakukan berfoto bersama. Aku akan mengambil foto berdua terlebih dahulu dengan Mas Zelian, kalian berdua juga." Akila mengulangi kembali perkataannya beberapa menit yang lalu sembari menunjuk dirinya sendiri dan sang suami lalu beralih menunjuk Fabian dan Andara. "Barulah setelah itu kita foto berempat. Setelah itu, foto-fotonya kita posting ke instagram dengan caption simple, tapi membuat penasaran para netizen."Setelah itu, Andara dan Akila bertukar tempat duduk. Akila berdampingan dengan Zelian, sedangkan Andara dengan Fabian.Akila dan Zelian, meskipun mereka dijodohkan, tapi mereka terlihar akur padahal tak saling mencint

  • Terikat Perjanjian Dengan Selebritis Dan CEO   Bab 4. Pertemuan

    Andara berjalan bersisian dengan sang pemilik apartemen. Jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya karena sebentar lagi akan bertemu dengan sang mantan tercinta.Sesampainya di ruang tengah apartemen mewah itu, Andara tak mendapati sosok yang dirindukannya. Namun, Andara berhenti melangkah saat tatapannya bertemu dengan tatapan pria berwajah tampan dengan mata sipit khasnya. Andara mengenalnya, itu Fabian Wijayatama.Andara menelan ludah dengan susah payah. Pesona Fabian benar-benar gila, wajah pria itu jauh lebih tampan jika dilihat secara langsung seperti sekarang. Kulitnya juga jauh lebih putih dari yang biasa Andara lihat di layar kaca. Gila, Fabian idaman para wanita."Jadi, ini wanita yang kamu pilih jadi pacar pura-puraku?" tanya Fabian sembari menatap Andara dari atas sampai bawah.Hal itu mampu menarik kesadaran Andara dari lamunannya.Jujur Andara sedikit risih ditatap seperti itu, ditambah ada sedikit rasa grogi karena yang menatapny

  • Terikat Perjanjian Dengan Selebritis Dan CEO   Bab 3. Perjanjian

    "Ya, bekerja sama. Kau harus berpura-pura menjadi pacar Fabian untuk menutupi skandal yang tercipta antara aku dan dia. Kalau kau bersedia, maka aku akan biarkan kau dan Mas Zelian untuk kembali menjalin hubungan tanpa ketahuan oleh orang tuanya. Kita saling menutupi hubungan gelap kita bagaimana?"Andara terdiam, mencoba memikirkan perjanjian yang cukup mengiurkan yang ditawarkan oleh Akila. Namun, kalau dipikir-pikir lagi isi perjanjian itu tidaklah baik, isinya berupa pembohongan."Bukan hanya itu keuntungan yang akan kau dapatkan jika menyetujuinya. Aku akan memberikamu uang lima puluh juta setiap bulannya untuk biaya hidupnya, banyak orang yang akan mengenalmu nantinya, kalau sedang hoki mungkin akan ada beberapa media atau stasiun televisi yang menawarkan pekerjaan padamu nantinya." Akila kembali bersuara, menambahi apa saja keuntungan lain yang didapatkan oleh Andara."Sampai kapan perjanjian ini akan terjalin?" tanya Andara. Sepertinya hatinya suda

  • Terikat Perjanjian Dengan Selebritis Dan CEO   Bab 2. Pertemuan Dengan Istri Mantan

    Gemercik suara lonceng yang terpasang di bagian atas pintu Cafe membuat pandangan beberapa orang yang berada di dalam langsung menoleh untuk mencari tahu siapa yang baru saja masuk atau keluar dari tempat tersebut.Andara yang saat ini tengah menjaga kasir ikut menoleh. Dia menyipitkan mata, seolah tak asing dengan dengan satu persona yang baru saja masuk dan berjalan menuju ke arahnya.Ah, dia ingat dan sangat mengenali orang itu, meskipun wajah tertutup masker hitam dan kacamata dengan warna senada serta tubuh dibaluti sweter, tak lupa kepala tertutup topi dengan rambut hitam yang menjuntai sebahu. Orang itu adalah istri dari mantan kekasihnya sekaligus seorang aktris terkenal, yaitu Akila Zianasta."Kau Andara bukan, mantan pacar suamiku?" Wanita bermasker itu bertanya dengan suara cukup pelan saat berada di depan kasir."Ya. Ada perlu apa kau mencariku hingga ke tempat kerjaku? Apa kau tak takut ketahuan dan berujung dikerubungi oleh orang-orang untuk

  • Terikat Perjanjian Dengan Selebritis Dan CEO   Bab 1: Undangan Pernikahan

    "Maaf," lirih pria berahang tegas sembari menyodorkan undangan pernikahan ke atas meja. Kepala tertunduk, tak kuasa melihat respon sang lawan bicara.Senyum yang tadi tersunggih di wajah Andara perlahan pudar. Dia meraih benda pipih yang disodorkan oleh sang kekasih. Dibukanya benda tersebut lalu dibacanya dengan saksama.Hancur, hatinya benar-benar hancur. Melihat nama sang kekasih bersanding dengan nama wanita lain di undangan yang didesain begitu elok.Runtuh sudah harapannya untuk membina rumah tangga dengan sang pria pujaan. Mimpi-mimpi hidup dan mempunyai anak bersama lenyap sudah entah ke mana.Air mata perlahan mengalir dari netra indah itu hingga membasahi kedua pipi. Tak ada kata yang mampu menjelaskan betapa sakitnya hati yang digores sembilu hingga hanya air matalah yang terjatuh.Jemari lentik yang berwarna kuning langsat itu kembali menutup undangan pernikahan yang didominasi warna emas dan hitam lalu kembali meletaknya ke atas

DMCA.com Protection Status