Akila menjelaskan rencana awal mereka dengan suara pelan, tetapi begitu jelas. Ketiga orang lain menatap Akila dengan saksama dengan telinga yang fokus menangkap apa yang wanita itu katakan.
"Mengerti?" tanya Akila di akhir perjelasnya.
"Mengerti," jawab tiga persona itu sembari mengangguk.
"Bagus. Tadi hal pertama yang kita lakukan berfoto bersama. Aku akan mengambil foto berdua terlebih dahulu dengan Mas Zelian, kalian berdua juga." Akila mengulangi kembali perkataannya beberapa menit yang lalu sembari menunjuk dirinya sendiri dan sang suami lalu beralih menunjuk Fabian dan Andara. "Barulah setelah itu kita foto berempat. Setelah itu, foto-fotonya kita posting ke i*******m dengan caption simple, tapi membuat penasaran para netizen."
Setelah itu, Andara dan Akila bertukar tempat duduk. Akila berdampingan dengan Zelian, sedangkan Andara dengan Fabian.
Akila dan Zelian, meskipun mereka dijodohkan, tapi mereka terlihar akur padahal tak saling mencintai satu sama lain. Maka dari itu, mereka jauh lebih gampang untuk mengambil foto berdua. Hanya butuh beberapa menit, mereka sudah bisa mengambil beberapa foto mesra layaknya pasangan yang tengah dimabuk asmara.
Sementara Fabian dan Andara tak kunjung mengambil gambar. Mereka malah saling melempar tatapan sinis lalu membuang muka ke arah lain. Kedua tangan pun turut terlipat di depan dada.
Akila mengembuskan napas panjang melihat tingkah dua persona di hadapannya itu. Begitu halnya dengan Zelian.
"Bi, jangan kayak gitu. Ini juga buat kebaikan kita bersama. Tadi kamu 'kan udah setuju?" Akila menatap lembut ke arah Fabian. Berharap pria itu bisa luluh dan mau menurut.
Giliran Zelian yang menatap ke arah Andara. "Ra, Ara, liat sini coba," panggil Zelian begitu lembut.
Perlahan Andara menoleh ke arah sang mantan kekasih. Andara terdiam, kala mata disapa senyum manis pria itu. Lagi-lagi hatinya bergemuruh, entah senang atau sedih dia sendiri tak begitu mengerti.
"Mau 'kan balik lagi kayak dulu sama mas?" tanya Zelian.
Andara mengangguk pelan seperti anak kecil.
"Yaudah, jangan musuh-musuhan gitu sama Fabian. Nurut, ya, buat ambil foto dan akur sama Fabian," tutur Zelian.
Andara terdiam beberapa menit sebelum mengembuskan napas panjang. Namun, pada akhirnya mengangguk setuju.
"Yaudah," balas Andara pasrah.
Baik Andara maupun Fabian membuang ego masing-masing. Lagi pula ini semua demi kebaikan untuk diri masing-masing.
Andara mengeser tubuh hingga tak ada sekat antara dia dan Fabian. Fabian merangkul pundak Andara begitu mesra dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanannya memegang ponsel. Fabian mengangkat ponsel setinggi wajah, lalu tak lupa dia mengukir senyum manis, Andara juga turut mengukir senyum.
'Cekrek'
Foto pertama berhasil diambil. Lanjut ke foto kedua dengan pose saling melirik satu sama lain.
Setelah itu, barulah mereka mengambil gambar berempat. Di bagian paling depan ada Andara dan Fabian, sedangkan Akila dan Zelian berdiri di belakang mereka.
Beberapa kali mengganti pose hingga akhirnya sesi foto itu berakhir. Semua kembali ke posisi duduk masing-masing, Akila dan Fabian serta Andara dan Zelian.
"Sekarang waktunya kita memosting foto tadi ke insagram masing-masing," ujar Akila.
"Bisa kirimkan foto-foto tadi ke nomor w******p-ku?" Andara mengeluarkan ponselnya dari sling bag putih miliknya.
"Bi, kirimkan pada Andara, ya. Sekalian kirim juga foto-foto kita berempat tadi ke aku dan Mas Zelian," pinta Akila sembari memberi nomor Andara pada Fabian.
Fabian mengangguk sembari melihat deretan angka yang tertera di layar ponsel Akila, lalu mengetiknya ke ponselnya sendiri. Segera saja dia mengirimkan foto-foto tadi pada Andara, Akila, dan Zelian.
Setelah itu, mereka membuka aplikasi I*******m masing-masing.
"Username akunmu apa? Biar aku follow sekarang juga?" Fabian menatap malas ke arah Andara.
"Andara karisma. Aku sudah mengikutimu dari lama di i*******m," jawab Andara malas tanpa menoleh sedikit pun.
Sudah dua bulan lamanya tak membuka media sosial apapun dan hari ini Andara harus kembali membukanya.
"Oh, kau penggemarku rupanya," ujar Fabian dengan suara meledek.
"Aku hanya menyukai actingmu di setiap film, tapi tak menyukaimu di dunia nyata. Lagi pula aku bukan hanya mengikutimu, tapi masih banyak selebritis lain, termasuk Akila," tukas Andara.
"Aku sudah balik mengikutimu," ujar Akila.
"Aku juga," sahut Fabian.
Ponsel Andara bergetar bersama dengan masuknya notifikasi dari aplikasi i*******m. Mimpi apa dia semalam, di-follback oleh dua selebritis ternama dalam satu hari. Namun, Andara sedikit minder karena followers-nya begitu sedikit dibandingkan oleh tiga orang yang bersamanya sekarang.
Pengikut Fabian hampir menyentuh angka sepuluh juta, Akila dengan pengikut sebelas juta, sedangkan Zelian memiliki pengikut sebanyak dua juta. Sementara Andara hanya memiliki sepuluh ribu pengikut.
"Posting sekarang!" perintah Akila.
Keempat orang itu mulai sibuk dengan ponsel masing-masing. Otak mereka pun juga diputar cukup keras untuk mencari caption yang pas. Beberapa menit kemudian, semuanya selesai.
"Untuk hari ini cukup. Aku akan mencari hari yang pas untuk membuat konfersi pers untuk mengklarifikasi semuanya, nanti aku kabari lagi," ujar Akila. "Kita pulang sekarang."
"Bi, kamu masih menginap di sini?" Akila menoleh ke arah Fabian.
"Iya, setidaknya sampai masalah ini selesai. Apartemen dan rumahku sama tidak amannya sekarang," jawab Fabian.
"Kalau begitu kami pulang dulu," pamit Zelian yang sudah bangkit dari tempat duduknya. "Ra, kamu ikut sama mas dan Akila."
Andara mengangguk mengiyakan.
***
Waktu tak memiliki kaki, tetapi mampu berjalan begitu cepat tanpa ada yang bisa menghentikannya. Membuat matahari yang memancarkan sinar terangnya harus rela bersembunyi dan membiarkan rembulan yang bertahta.
Jam dinding menujukan pukul delapan malam. Biasanya Andara akan merebahkan diri di kamar setelah seharian bekerja. Namun, malam ini berbeda. Wanita itu sekarang duduk di ruang tamu sembari menggenggam ponsel.
Andara tengah berseluncur di media sosial. Matanya benar-benar fokus menatap apa yang tanpak di layar ponselnya.
"Gila, belum cukup sehari, tapi beritanya sudah menyebar luas." Andara menggeleng kepala beberapa kali, internet dan para penggunanya benar-benar gila. Andara berkata seperti itu pasalnya, foto yang dia, Zelian, Fabian, dan Akila publikasikan beberapa-beberapa jam yang lalu sudah tersebar luas. Bahkan menjadi tranding topic.
Andara semakin dibuat takjub saat melihat pengikut instagramnya yang bertambah drastis, yang awalnya hanya sepuluh ribu kini mencapai seratus ribu dalam hitungan jam saja. Bukan hanya itu, komentar di postingannya pun mencapai angka dua ribu, belum lagi pesan yang masuk.
Penasaran, Andara membuka kolom komentar postingannya yang berisi fotonya dan Fabian serta Akila dan Zelian yang diberi caption, 'with Mas Pacar, Mas Mantan dan istrinya.'
@its.miranda: apa-apaan ini? Fabian itu milikku, dia tak cocok dengan perempuan jelek sepertimu.
@alya_wiryatama: mati saja kau! Jangan coba-coba merebut Fabian, dia tak pantas untukmu!
@miamiya: ini pacarnya Fabian? Jadi Fabian tidak selingkuh dengan Akila? Syukurlah. @andarakarisma @fabian_wjytma langgeng kalian.
@kar.karina: ih cwenya jelek banget. @fabian_wjytma seleranya kok rendah banget?
Andara menelan ludah kasar membaca beberapa komentar pedas netizen yang mampu menusuk hingga ke ulu hati. Ingin rasanya Andara membalas satu persatu komentar jahat tersebut, tetapi dia hanya memiliki dua jempol untuk mengetik, sedangkan jumlah netizen itu terbilang banyak.
Ini salah satu resiko karena telah terlibat perjanjian dengan orang-orang terkenal dan Andara harus menerimanya dengan penuh kesabaran.
Andara segera keluar dari aplikasi i*******m dan beralih ke aplikasi pencarian, yaitu g****e. Dia menulis nama Fabian sebagai kata kunci di kolom pencarian. Tak butuh waktu lama, keluarlah biodata Fabian di bagian paling atas. Andara menggeser ke bawah, dia menemukan puluhan artikel mengenai dirinya, Fabian, Akila, dan Zelian.
Fabian Wijayatama dan Akila Ziansta tak selingkuh! Inilah sosok pendamping asli kedua selebritis tersebut.
Bukan Akila Ziansta, ternyata inilah sosok kekasih Fabian Wijayatama. Yuk, intip seperti apa sosoknya.
Beginilah potret cantik Andara Karisma, pacar asli dari Fabian Wijayatama!
Fabian Wijayatama pacari mantan pacar CEO muda Zelian Ardanta!
Geger, Fabian Wijayatama posting foto bersama Akila Zianasta dan Zelian Ardanta beserta satu wanita lain yang diduga adalah kekasihnya!
Lagi-lagi Andara menggeleng tak percaya, dirinya menjadi perbincangan orang banyak. Dia tak bisa menebak akan ada kejadian mengejutkan apa lagi yang akan menerpa hidupnya setelah ini.
"Semoga besok baik-baik saja."
Setelah itu, Andara mematikan ponsel lalu segera menuju kamar. Sebaiknya dia tidur saja, untuk melepas sejenak segala macam pikiran yang bersarang di kepala.
"Jadi, bisa jelaskan apa yang terjadi sebenarnya?" Dua wanita paruh baya yang terlihat awet muda, meskipun ada beberapa kerutan yang menghinggapi wajah. Mereka menahan Zelian dan Akila di ruang tamu."Kalian sudah terlalu lama menghindar!" Melia---Ibunda Zelian---bersedekap dada sembari menatap anak dan menantunya itu secara bergantian.Baik Zelian maupun Akila, sama-sama menarik napas dalam lalu mengembuskannya perlahan. Sesering apapun mereka menghindari pertanyaan dari orang tua, tetap saja pada akhirnya mereka harus membuka suara juga, meskipun harus berbohong."Baiklah, aku akan jelaskan sekarang," ujar Akila. Setidaknya dia tidak perlu takut lagi menjawab pertanyaan ibu dan mertunya itu. Sebab semua skenario kebohongan sudah tersusun rapi di pikirannya.Kedua wanita paruh baya itu memilih duduk kembali dan disusul oleh pasangan pengantin baru tersebut."Jadi, apa hubunganmu dengan Fabian?" tanya Mariana---Ibunda Akila."Bunda lihat, An
"Andara, kau di mana? Aku sudah muak melihat puluhan wartawan yang sedari tadi berkeliaran di sekitar cafe untuk mencarimu?"Andara menjauhkan ponsel dari telinga, suara cempreng dan melengking milik Sofia membuat gendang telinga rasanya ingin pecah."Dia perempuan, tapi kenapa tidak punya sisi kalem sama sekali? Suaranya bahkan layaknya toa," dumel Andara sembari mengelus telinga.Namun, tak ingin membuang waktu dan membuat si penelepon semakin emosi, Andara kembali mendekatkan benda canggih tersebut ke samping telinga. Dia juga sudah bersiap menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang diajukan."Aku berada di rumah sekarang, tadi aku sempat dikejar para wartawan itu saat hampir sampai di cafe, untung saja aku bisa lolos dari mereka," jawab Andara dengan degup jantung yang masih tak sepenuhnya kembali normal. Adegan kejar-kejaran antara dia dan beberapa wartawan baru terjadi beberapa menit yang lalu. Untung saja nasib baik berpihak padanya, tuka
"Menurutmu? Memangnya kau ada melihat orang lain di sini?" Andara malah balik bertanya dengan sebelah alis terangkat. Dia bersedekap dada sembari menatap sang lawan bicara dengan sedikit tak suka. "Tidak ada, sih. Tapi siapa tahu saja, ada anggota keluargamu yang sedang keluar untuk bekerja atau—" "Tidak ada," sergah Andara bahkan sebelum Fabian menyelesaikan kalimatnya. "Sebaiknya kau kembali duduk dan jangan menyentuh barang apapun. Aku akan ke dapur untuk membuatkan minum!" Andara menujuk tepat di depan pangkal hidung Fabian sehingga mata lelaki itu nampak juling karena memperhatikan jemari mungil dan lentik milik Andara. Andara buru-buru menarik lagi jemarinya. Raut wajah si mata sipit terlihat begitu menyebalkan. Setelah itu, Andara buru-buru memutar tubuh dan melangkah menuju dapur. "Huh, dasar bawel. Kalau sampai aku benar memiliki pacar secerewet dia, bisa-bisa kupingku terlepas dari tepatnya," oceh Fabian sembari berjalan menuju kursi
Akila yang mengenakan dress panjang berwarna maroon tanpa lengan berjalan begitu anggun ke dalam ruang yang telah dipenuhi oleh wartawan dan beberapa fans. Zelian yang digandengnya tak kalah mempesona malam ini dengan balutan kemeja putih dan jas hitam, celana bahan dan sepatu mengkilap senada dengan jas, wajahnya yang tampan dan mengukir senyum sopan membuat beberapa orang terpanah. Pasangan sah tersebut berjalan menuju tempat duduk yang telah disediakan.Sementara, di belakang mereka menyusul Fabian yang merangkul mesra pinggang ramping Andara. Fabian tersenyum ramah seperti biasanya, sedangkan Andara tersenyum sedikit canggung karena dia tak terbiasa berada di situasi seperti sekarang.Lampu flash di mana-mana, semua orang berlomba-lomba mengambil gambar para pasangan tersebut untuk mengabadikannya.Konferensi pers malam itu dibuka. Tak ada kalimat sapaan formal karena orang-orang yang sedari tadi menunggu kini mengajukan berbagai pertanyaan terlebih dahulu.
"Maaf," lirih pria berahang tegas sembari menyodorkan undangan pernikahan ke atas meja. Kepala tertunduk, tak kuasa melihat respon sang lawan bicara.Senyum yang tadi tersunggih di wajah Andara perlahan pudar. Dia meraih benda pipih yang disodorkan oleh sang kekasih. Dibukanya benda tersebut lalu dibacanya dengan saksama.Hancur, hatinya benar-benar hancur. Melihat nama sang kekasih bersanding dengan nama wanita lain di undangan yang didesain begitu elok.Runtuh sudah harapannya untuk membina rumah tangga dengan sang pria pujaan. Mimpi-mimpi hidup dan mempunyai anak bersama lenyap sudah entah ke mana.Air mata perlahan mengalir dari netra indah itu hingga membasahi kedua pipi. Tak ada kata yang mampu menjelaskan betapa sakitnya hati yang digores sembilu hingga hanya air matalah yang terjatuh.Jemari lentik yang berwarna kuning langsat itu kembali menutup undangan pernikahan yang didominasi warna emas dan hitam lalu kembali meletaknya ke atas
Gemercik suara lonceng yang terpasang di bagian atas pintu Cafe membuat pandangan beberapa orang yang berada di dalam langsung menoleh untuk mencari tahu siapa yang baru saja masuk atau keluar dari tempat tersebut.Andara yang saat ini tengah menjaga kasir ikut menoleh. Dia menyipitkan mata, seolah tak asing dengan dengan satu persona yang baru saja masuk dan berjalan menuju ke arahnya.Ah, dia ingat dan sangat mengenali orang itu, meskipun wajah tertutup masker hitam dan kacamata dengan warna senada serta tubuh dibaluti sweter, tak lupa kepala tertutup topi dengan rambut hitam yang menjuntai sebahu. Orang itu adalah istri dari mantan kekasihnya sekaligus seorang aktris terkenal, yaitu Akila Zianasta."Kau Andara bukan, mantan pacar suamiku?" Wanita bermasker itu bertanya dengan suara cukup pelan saat berada di depan kasir."Ya. Ada perlu apa kau mencariku hingga ke tempat kerjaku? Apa kau tak takut ketahuan dan berujung dikerubungi oleh orang-orang untuk
"Ya, bekerja sama. Kau harus berpura-pura menjadi pacar Fabian untuk menutupi skandal yang tercipta antara aku dan dia. Kalau kau bersedia, maka aku akan biarkan kau dan Mas Zelian untuk kembali menjalin hubungan tanpa ketahuan oleh orang tuanya. Kita saling menutupi hubungan gelap kita bagaimana?"Andara terdiam, mencoba memikirkan perjanjian yang cukup mengiurkan yang ditawarkan oleh Akila. Namun, kalau dipikir-pikir lagi isi perjanjian itu tidaklah baik, isinya berupa pembohongan."Bukan hanya itu keuntungan yang akan kau dapatkan jika menyetujuinya. Aku akan memberikamu uang lima puluh juta setiap bulannya untuk biaya hidupnya, banyak orang yang akan mengenalmu nantinya, kalau sedang hoki mungkin akan ada beberapa media atau stasiun televisi yang menawarkan pekerjaan padamu nantinya." Akila kembali bersuara, menambahi apa saja keuntungan lain yang didapatkan oleh Andara."Sampai kapan perjanjian ini akan terjalin?" tanya Andara. Sepertinya hatinya suda
Andara berjalan bersisian dengan sang pemilik apartemen. Jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya karena sebentar lagi akan bertemu dengan sang mantan tercinta.Sesampainya di ruang tengah apartemen mewah itu, Andara tak mendapati sosok yang dirindukannya. Namun, Andara berhenti melangkah saat tatapannya bertemu dengan tatapan pria berwajah tampan dengan mata sipit khasnya. Andara mengenalnya, itu Fabian Wijayatama.Andara menelan ludah dengan susah payah. Pesona Fabian benar-benar gila, wajah pria itu jauh lebih tampan jika dilihat secara langsung seperti sekarang. Kulitnya juga jauh lebih putih dari yang biasa Andara lihat di layar kaca. Gila, Fabian idaman para wanita."Jadi, ini wanita yang kamu pilih jadi pacar pura-puraku?" tanya Fabian sembari menatap Andara dari atas sampai bawah.Hal itu mampu menarik kesadaran Andara dari lamunannya.Jujur Andara sedikit risih ditatap seperti itu, ditambah ada sedikit rasa grogi karena yang menatapny
Akila yang mengenakan dress panjang berwarna maroon tanpa lengan berjalan begitu anggun ke dalam ruang yang telah dipenuhi oleh wartawan dan beberapa fans. Zelian yang digandengnya tak kalah mempesona malam ini dengan balutan kemeja putih dan jas hitam, celana bahan dan sepatu mengkilap senada dengan jas, wajahnya yang tampan dan mengukir senyum sopan membuat beberapa orang terpanah. Pasangan sah tersebut berjalan menuju tempat duduk yang telah disediakan.Sementara, di belakang mereka menyusul Fabian yang merangkul mesra pinggang ramping Andara. Fabian tersenyum ramah seperti biasanya, sedangkan Andara tersenyum sedikit canggung karena dia tak terbiasa berada di situasi seperti sekarang.Lampu flash di mana-mana, semua orang berlomba-lomba mengambil gambar para pasangan tersebut untuk mengabadikannya.Konferensi pers malam itu dibuka. Tak ada kalimat sapaan formal karena orang-orang yang sedari tadi menunggu kini mengajukan berbagai pertanyaan terlebih dahulu.
"Menurutmu? Memangnya kau ada melihat orang lain di sini?" Andara malah balik bertanya dengan sebelah alis terangkat. Dia bersedekap dada sembari menatap sang lawan bicara dengan sedikit tak suka. "Tidak ada, sih. Tapi siapa tahu saja, ada anggota keluargamu yang sedang keluar untuk bekerja atau—" "Tidak ada," sergah Andara bahkan sebelum Fabian menyelesaikan kalimatnya. "Sebaiknya kau kembali duduk dan jangan menyentuh barang apapun. Aku akan ke dapur untuk membuatkan minum!" Andara menujuk tepat di depan pangkal hidung Fabian sehingga mata lelaki itu nampak juling karena memperhatikan jemari mungil dan lentik milik Andara. Andara buru-buru menarik lagi jemarinya. Raut wajah si mata sipit terlihat begitu menyebalkan. Setelah itu, Andara buru-buru memutar tubuh dan melangkah menuju dapur. "Huh, dasar bawel. Kalau sampai aku benar memiliki pacar secerewet dia, bisa-bisa kupingku terlepas dari tepatnya," oceh Fabian sembari berjalan menuju kursi
"Andara, kau di mana? Aku sudah muak melihat puluhan wartawan yang sedari tadi berkeliaran di sekitar cafe untuk mencarimu?"Andara menjauhkan ponsel dari telinga, suara cempreng dan melengking milik Sofia membuat gendang telinga rasanya ingin pecah."Dia perempuan, tapi kenapa tidak punya sisi kalem sama sekali? Suaranya bahkan layaknya toa," dumel Andara sembari mengelus telinga.Namun, tak ingin membuang waktu dan membuat si penelepon semakin emosi, Andara kembali mendekatkan benda canggih tersebut ke samping telinga. Dia juga sudah bersiap menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang diajukan."Aku berada di rumah sekarang, tadi aku sempat dikejar para wartawan itu saat hampir sampai di cafe, untung saja aku bisa lolos dari mereka," jawab Andara dengan degup jantung yang masih tak sepenuhnya kembali normal. Adegan kejar-kejaran antara dia dan beberapa wartawan baru terjadi beberapa menit yang lalu. Untung saja nasib baik berpihak padanya, tuka
"Jadi, bisa jelaskan apa yang terjadi sebenarnya?" Dua wanita paruh baya yang terlihat awet muda, meskipun ada beberapa kerutan yang menghinggapi wajah. Mereka menahan Zelian dan Akila di ruang tamu."Kalian sudah terlalu lama menghindar!" Melia---Ibunda Zelian---bersedekap dada sembari menatap anak dan menantunya itu secara bergantian.Baik Zelian maupun Akila, sama-sama menarik napas dalam lalu mengembuskannya perlahan. Sesering apapun mereka menghindari pertanyaan dari orang tua, tetap saja pada akhirnya mereka harus membuka suara juga, meskipun harus berbohong."Baiklah, aku akan jelaskan sekarang," ujar Akila. Setidaknya dia tidak perlu takut lagi menjawab pertanyaan ibu dan mertunya itu. Sebab semua skenario kebohongan sudah tersusun rapi di pikirannya.Kedua wanita paruh baya itu memilih duduk kembali dan disusul oleh pasangan pengantin baru tersebut."Jadi, apa hubunganmu dengan Fabian?" tanya Mariana---Ibunda Akila."Bunda lihat, An
Akila menjelaskan rencana awal mereka dengan suara pelan, tetapi begitu jelas. Ketiga orang lain menatap Akila dengan saksama dengan telinga yang fokus menangkap apa yang wanita itu katakan."Mengerti?" tanya Akila di akhir perjelasnya."Mengerti," jawab tiga persona itu sembari mengangguk."Bagus. Tadi hal pertama yang kita lakukan berfoto bersama. Aku akan mengambil foto berdua terlebih dahulu dengan Mas Zelian, kalian berdua juga." Akila mengulangi kembali perkataannya beberapa menit yang lalu sembari menunjuk dirinya sendiri dan sang suami lalu beralih menunjuk Fabian dan Andara. "Barulah setelah itu kita foto berempat. Setelah itu, foto-fotonya kita posting ke instagram dengan caption simple, tapi membuat penasaran para netizen."Setelah itu, Andara dan Akila bertukar tempat duduk. Akila berdampingan dengan Zelian, sedangkan Andara dengan Fabian.Akila dan Zelian, meskipun mereka dijodohkan, tapi mereka terlihar akur padahal tak saling mencint
Andara berjalan bersisian dengan sang pemilik apartemen. Jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya karena sebentar lagi akan bertemu dengan sang mantan tercinta.Sesampainya di ruang tengah apartemen mewah itu, Andara tak mendapati sosok yang dirindukannya. Namun, Andara berhenti melangkah saat tatapannya bertemu dengan tatapan pria berwajah tampan dengan mata sipit khasnya. Andara mengenalnya, itu Fabian Wijayatama.Andara menelan ludah dengan susah payah. Pesona Fabian benar-benar gila, wajah pria itu jauh lebih tampan jika dilihat secara langsung seperti sekarang. Kulitnya juga jauh lebih putih dari yang biasa Andara lihat di layar kaca. Gila, Fabian idaman para wanita."Jadi, ini wanita yang kamu pilih jadi pacar pura-puraku?" tanya Fabian sembari menatap Andara dari atas sampai bawah.Hal itu mampu menarik kesadaran Andara dari lamunannya.Jujur Andara sedikit risih ditatap seperti itu, ditambah ada sedikit rasa grogi karena yang menatapny
"Ya, bekerja sama. Kau harus berpura-pura menjadi pacar Fabian untuk menutupi skandal yang tercipta antara aku dan dia. Kalau kau bersedia, maka aku akan biarkan kau dan Mas Zelian untuk kembali menjalin hubungan tanpa ketahuan oleh orang tuanya. Kita saling menutupi hubungan gelap kita bagaimana?"Andara terdiam, mencoba memikirkan perjanjian yang cukup mengiurkan yang ditawarkan oleh Akila. Namun, kalau dipikir-pikir lagi isi perjanjian itu tidaklah baik, isinya berupa pembohongan."Bukan hanya itu keuntungan yang akan kau dapatkan jika menyetujuinya. Aku akan memberikamu uang lima puluh juta setiap bulannya untuk biaya hidupnya, banyak orang yang akan mengenalmu nantinya, kalau sedang hoki mungkin akan ada beberapa media atau stasiun televisi yang menawarkan pekerjaan padamu nantinya." Akila kembali bersuara, menambahi apa saja keuntungan lain yang didapatkan oleh Andara."Sampai kapan perjanjian ini akan terjalin?" tanya Andara. Sepertinya hatinya suda
Gemercik suara lonceng yang terpasang di bagian atas pintu Cafe membuat pandangan beberapa orang yang berada di dalam langsung menoleh untuk mencari tahu siapa yang baru saja masuk atau keluar dari tempat tersebut.Andara yang saat ini tengah menjaga kasir ikut menoleh. Dia menyipitkan mata, seolah tak asing dengan dengan satu persona yang baru saja masuk dan berjalan menuju ke arahnya.Ah, dia ingat dan sangat mengenali orang itu, meskipun wajah tertutup masker hitam dan kacamata dengan warna senada serta tubuh dibaluti sweter, tak lupa kepala tertutup topi dengan rambut hitam yang menjuntai sebahu. Orang itu adalah istri dari mantan kekasihnya sekaligus seorang aktris terkenal, yaitu Akila Zianasta."Kau Andara bukan, mantan pacar suamiku?" Wanita bermasker itu bertanya dengan suara cukup pelan saat berada di depan kasir."Ya. Ada perlu apa kau mencariku hingga ke tempat kerjaku? Apa kau tak takut ketahuan dan berujung dikerubungi oleh orang-orang untuk
"Maaf," lirih pria berahang tegas sembari menyodorkan undangan pernikahan ke atas meja. Kepala tertunduk, tak kuasa melihat respon sang lawan bicara.Senyum yang tadi tersunggih di wajah Andara perlahan pudar. Dia meraih benda pipih yang disodorkan oleh sang kekasih. Dibukanya benda tersebut lalu dibacanya dengan saksama.Hancur, hatinya benar-benar hancur. Melihat nama sang kekasih bersanding dengan nama wanita lain di undangan yang didesain begitu elok.Runtuh sudah harapannya untuk membina rumah tangga dengan sang pria pujaan. Mimpi-mimpi hidup dan mempunyai anak bersama lenyap sudah entah ke mana.Air mata perlahan mengalir dari netra indah itu hingga membasahi kedua pipi. Tak ada kata yang mampu menjelaskan betapa sakitnya hati yang digores sembilu hingga hanya air matalah yang terjatuh.Jemari lentik yang berwarna kuning langsat itu kembali menutup undangan pernikahan yang didominasi warna emas dan hitam lalu kembali meletaknya ke atas