Beranda / Rumah Tangga / Terbelenggu Dendam / Manusia macam apa suami mu?

Share

Manusia macam apa suami mu?

Penulis: Mak_Gabut
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-08 19:55:14
Entah setan apa yang merasuki Arya sehingga dia dengan teganya menyakiti tubuh Jasmin hanya karena teguran sang istri yang mengingatkan kalau apa yang diperbuatnya kini adalah suatu kesalahan, bukannya menerima petuah dari sang istri malah menyiksanya dengan membabi buta.

"Lain kali, kau akan menerima yang lebih dari ini jika kau ikut campur lagi masalah ku!" ancamnya sambil berlalu dari hadapan Jasmin yang kini terduduk lemas di lantai.

Suara deru mesin mobil terdengar beberapa saat kemudian, rupanya Arya pergi entah kemana, seperti biasanya tak ada rasa ingin tahu lagi kemana suaminya pergi dalam diri Jasmin, yang coba dia lakukan saat ini adalah mencoba meraih tasnya mencari-cari botol berisi obat yang biasa di minumnya saat dadanya terasa sesak dan nyeri.

Sial, botol itu kosong, rupanya Jasmin lupa kalau dia belum membeli obatnya yang tadi pagi habis.

Dengan sisa tenaga yang dia punya, Jasmin menyambar ponselnya dan memesan taksi online untuk menuju apotik, dia tak akan mampu berke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terbelenggu Dendam   Ini bukan urusanmu!

    "NIko, kemana kamu membawa ku?" tanya Jasmin dalam isak tangisnya, dia masih bisa tau kalau jalan yang mereka lewati saat ini bukan jalan menuju rumahnya, lagi pula bukankah Niko tak tau dimana alamat rumahnya yang sekarang dia tinggali bersama Arya."Patuhlah, aku tak mungkin menjahati mu, atau menyakiti mu," ucapnya dingin.Ternyata Niko membawa Jasmin ke klinik miliknya."Obati dulu luka mu baru ku antar pulang, karena aku yakin di rumah, suami mu atak akan mungkin mau mengobati luka mu, mengantar mu membeli obat saja dia ogah!" seloroh Niko mendudukan Jasmin di ranjang tempat periksa pasien."Aku tidak apa-apa, hanya luka kecil saja," elak Jasmin saat Niko mulai membersihkan luka di keningnya."Sekecil apapun lukanya, ya tetap saja namanya luka dan harus di obati, ini bisa infeksi jika tak di obati, bahkan akan membekas," cicit Niko sambil terus saja fokus mengoleskan obat di luka Jasmin.Namun tanpa di sengaja kaki Niko terpeleset dan tangannya bertumpu pada pundak Jasmin, yang me

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-11
  • Terbelenggu Dendam   Buta mata dan hati

    "Wah,, hebat sekali kelakuan istri ku ini, lewat tengah mlam pulang di antar oleh mobil mewah, apa begini kelakuan mu jika aku tak ada di rumah, huh?" sambut Arya saat Jasmin baru saja sampai di rumahnya di antar Niko, beruntung dia menolak saat Niko hendak turun dan mengantarkannya sampai depan pintu, kalau tidak, masalahnya akan semakin runyam, karena rupanya Arya sudah berada kembali di rumah setelah tadi dia menyiksanya dan pergi entah kemana.Entah kapan suaminya itu sampai di rumah, hanya saja bukankah seharusnya dia bertanya dahulu, secara baik-baik darimana istrinya pergi, jangan asal tuduh dan menghakiminya dengan sangat keji seolah-olah istrinya berkelakuan sama bejatnya seperti kelakuan dirinya, tapi bagaimana mau heran, karena saat ini Jamin sedang berhadapan dengan Arya, suami kejam dan tak punya hati itu."Aku hanya dari apotik, kak membeli obat." jawab Jamin seraya menunjukkan botol obat yang di bungkus plastik bercap salah satu apotik 24 jam itu.

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-20
  • Terbelenggu Dendam   Tolong jangan sekarang!

    Jasmin yang baru saja kembali ke ruangan kerjanya setelah sebelumnya mengurungkan diri untuk membahas sebuah pekerjaan dengan Dimas di ruangan kakak laki-lakinya yang kini mulai di sibukan dengan 'mainan' barunya itu, sekretaris Dimas menahannya untuk masuk karena kakaknya itu sedang menerima seorang tamu penting."Cih, tamu penting!" Decih Jasmin yang bisa menebak dengan mudah kalau 'tamu penting' yang di maksud olh sekretaris kakaknya itu adalah Gita, yang getol sekali mengunjungi ruangan kakaknya seolah mereka itu pengangguran yang kerjanya hanya bercinta setiap hari tanpa mengenal waktu.Jasmin menjadi kesal sendiri karena ternyata dirinya harus terjebak dalam lingkaran setan pernikahan yang jauh dari kata sehat, bagaimana tidak, kakak laki-laki, ipar, bahkan suaminya sendiri bagai sedang berlomba bermain api dan beradu hebat menyakiti pasangannya masing masing, sialnya dia terjebak sendirian menjadi satu satunya orang waras yang kini hampir di b

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-26
  • Terbelenggu Dendam   Musibah atau anugrah?

    "Hey Niko, kenapa dokter kandungan itu mengira aku pacar mu, dan kenapa juga kamu tak berusah untuk menjelaskan padanya kalau aku bukan kekasih mu seperti yang di tuduhkannya?" Kesal Jasmin saat Niko terus saja membawanya keluar dari ruang praktek dokter Miranda tanpa dia menjelaskan atau meluruskan apa yang di tuduhkan dokter kandungan itu."Sejak kapan kau begitu peduli dengan pikiran orang lain tentang kedekatan kita, dulu kau santai-santai saja saat semua teman kita mengira kalau kita adalah pasangan kekasih," ujar Niko seraya terus menarik tangan Jasmin untuk mengikutinya ke lantai paling atas rumah sakit."Dulu aku belum menikah, sekarang aku sudah bersuami, jadi rasanya tak enak saja kalau sampai---""Ckk,,, bersuami atau tidak rasa rasanya tak ada bedanya, kau masih tetap kemana-mana sendiri, menanggung beban masalah mu sendirian, kalo mentok ujung-ujungnya nyariin aku, kaya sekarang ini!" decak Niko sambil memijit tombol angka tujuan di seb

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-27
  • Terbelenggu Dendam   Aku Hamil!

    "Kak, tunggu, ada yang harus kita bicarakan!" panggil Jasmin saat malam itu Arya pulang namun langsung balik badan dan pergi lagi setelah membawa beberapa potong pakaian untuk di bawanya serta.Begitulah Arya akhir-akhir ini, dia semakin jarang pulang, kalaupun pulang paling hanya sekedar mampir untuk membawa barang-barang yang diperlukannya saja."Aku buru-buru, kita bicara lain waktu saja!" jawab Arya sambil terus berjalan bahkan tanpa menoleh sedikitpun ke arah istrinya yang terus mengekori dan mengejarnya dari dalam sampai ke teras.Namun langkah Jasmin terhenti saat melihat sekilas samar- samar bayangan seseorang duduk di dalam kursi penumpang depan mobil suaminya. Kaca film jendela mobil Arya memang tak terlalu gelap, jadi masih bisa terlihat jika ada orang di dalam mobil itu, meski tak terlalu jelas."Siapa dia, kak?" tanya Jasmin, matanya terus tertuju ke arah sosok di dalam mobil yang sepertinya tak asing bagi dirinya."Apa itu mbak

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-28
  • Terbelenggu Dendam   Skenario yang kacau

    Sepanjang perjalanan selepas meninggalkan Jasmin di rumah, Arya terlihat banyak melamun, bahkan beberapa kali mobil yang di kendarainya nyaris saja bertabrakan dengan kendaraan lain, ucapan Jasmin yang mengatakan kalau dirinya sedang hamil terus saja terngiang di kepalanya, sungguh mempunyai keturunan merupakan impiannya, apalagi di usianya yang sekarang sudah melewati angka 30, dimana teman teman sebayanya sudah mempunyai dua bahkan tiga anak yang sudah masuk sekolah."Mas, apa kamu memikirkan tentang kehamilan Jasmin? Aku juga bisa memberi mu anak yang lucu lucu, kita bisa berkonsultasi bersama ke dokter, aku yakin kita pasti bisa, belum tentu kan, anak yang di kandung Jasmin itu anak mu, dan belum tentu juga kalau Jasmin benar-benar sedang hamil, bisa saja dia hanya mengada ada agar kamu tak pergi meninggalkannya." Ujar Maya yang sepetinya sangat paham kalau saat ini pikiran Arya sedang tak merasa tenang akibat memikirkan ucapan istrinya tadi."Mas, aku sudah be

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-31
  • Terbelenggu Dendam   Apa aku masih keluarga?

    Jasmin berjalan dengan langkah setengah berlari, terburu menuju halaman rumah orangtuanya setelah dia turun dari mobil yang di kendarainya dan di parkirkan di halaman rumah mewah itu.Dadanya bergemuruh kencang, dengan pikiran yang kalaut tak karuan, satu tujuannya, menemui Dimas yang tak bisa dia temui di kantor tempat mereka seharusnya sering bertemu karena berada di kantor yang sama, namun kakak laki-lakinya itu jarang terlihat dan sangat sulit untuk di temui akhir-akhir ini."Mana abang, bu?" Kata pertama yang terucap dari bibir Jasmin saat bertemu dengan ibunya di ruang tengah rumah itu."Hai sayang, tumben jam segini mampir, abang mu baru saja datang, dia di atas." Jawab ibunya menyambut hangat kedatangan puteri bungsu kesayangnnya, namun sikap Jasmin justru berbanding terbalik, dia sangat dingin, dan tanpa basa basi langsung menuju ke lantai atas rumah itu, dimana kamar abangnya berada.Bruakkk !!!Tanpa mengetuk pintu terlebih dah

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-02
  • Terbelenggu Dendam   Permohonan seorang ibu

    Ayah, ibu dan kakak laki-laki Jasmin berkumpul di depan ruangan UGD menanti kabar dari dokter yang sedang memeriksa kesayangan mereka di dalam sana, sudah hampir satu jam lamanya Jasmin di periksa di dalam ruangan yang dimana mereka hanya bisa pasrah dan mempercayakan keselamatan anaknya pada para dokter yang sedang berjuang di dalam sana demi kesembuhan Jasmin.Hanya kaca tembus pandang berukuran 20X20 CM yang terdapat di pintu ruangan itulah tempat mereka mengintip secara bergantian, melihat keadaan Jasmin, meski tak jelas betul bagaimana keadaan putri kesayangan mereka itu, karena terkadang posisi Jasmin terhalang oleh para dokter yang sibuk menanganinya.Ibunya hanya bisa menangis sesenggukan tanpa henti meratapi keadaan putrinya, sementara ayahnya sibuk menenangkan istrinya di saat hatinya pun sama kacaunya saat ini.Lantas Dimas, saat ini dia sibuk dengan ponselnya di ujung lorong rumah sakit, berkali-kali dirinya menghubungi Arya dan juga Maya, namun k

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-05

Bab terbaru

  • Terbelenggu Dendam   Selamat tinggal

    Tiiiiit,,,,,,,Suara panjang terdengar dari alat monitor jantung yang terpasang di dada Arya, garis horizontal panjang juga tampak di layar monitor, menandakan jika tidak ada lagi pergerakan pada jantung pasien.Dokter di temani beberapa perawat datang ke ruangan itu untuk memeriksa keadaan Arya, setelah mereka susah payah menyaret keluar Maya yang tidak mau beranjak dari sisi ranjang suaminya sambil terus meraung-raung, namun Jasmin sepertinya tidak sekejam itu, dia merasa tidak tega melihat Maya yang sepertinya begitu terluka, dia meraih pundak Maya dan mencoba menenangkannya."Aku tau ini tidak mudah untuk mu, tapi kita harus percaya,,, apapun yang menjadi takdir Tuhan, itu pasti yang terbaik," ujar Jasmin mencoba menenangkan meski nyatanya Maya tidak menghiraukan kata-katanya dan masih tetap meraung-raung di depan pintu yang kini tertutup.Tidak sampai lima menit kemudian, para petugas medis itu keluar dari ruangan Arya, mereka menyampaikan be

  • Terbelenggu Dendam   Maaf

    Langkah Jasmin terasa berat, perasaannya gamang saat kakinya menyusuri lorong rumah sakit menuju ruangan dimana Arya dirawat."Tenangkan diri mu, aku hanya tidak mau kamu menyesal jika ternyata Arya tidak dapat bertahan dan belum medapatkan maaf dari mu. Sudah waktunya kamu melepaskan dan mengikhlaskan semuanya." ujar Niko.Tidak ada sepatah kata pun keluar dari bibir merah Jasmin yang kini hanya berjalan dengan pandangan matanya yang terus saja tertuju pada ubin rumah sakit, pikirannya terasa tidak menentu, memikirkan apa yang akan di katakannya saat berada di hadapan Arya nantinya."Ini ruangannya, kamu mau masuk sendiri atau aku temani?" tanya Niko menghentikan langkahnya tepat di depan pintu salah satu ruang rumah sakit yang bertuliskan ICU.Terlihat juga Maya berdiri di samping kanan pintu, matanya sembab dan lingkaran hitam di bawah matanya tampak sangat jelas, bisa dipastikan jika wanita itu pasti tidak tidur dalam beberapa hari terakhir in

  • Terbelenggu Dendam   Pengorbanan

    "Anak mu memang tidak bersalah, namun kau yang bersalah! Seharusnya kau tidak menikah dengan Arya, seharusnya kau tidak usah lagi muncul di kehidupan kami, lihatlah,,, kehadiran mu membuat rumah tangga kami menjadi hancur, dia ingin kembali mengejar mu, dan ingin meninggalkan ku! Kau sialan!" maki Maya pada Jasmin sambil mendorong Nirel dengan penuh emosi ke arah luar pagar pembatas, membuat Jasmin akhirnya tidak kuasa menyaksikan semua itu dan dia menjerit histeris dibuatnya. "Nirel,,, tidak,,,!!" jerit Jasmin terdengar pilu.Namun tanpa di duga Arya justru berlari secepat kilat menangkap tubuh mungli Nirel yang hampir saja terlempar dari pagar pembatas balkon, membuat Maya semakin di kuasai emosi karena merasa suaminya lebih membela Jasmin, bahkan rela mengorbankan apapun demi anak mantan istrinya itu."Sialan kau Arya, masih saja kau membela dia, kenapa selalu dia,,, dia,,,dan dia, aku memang bersalah, tapi tidak seharusnya aku di perlakukan tidak adil

  • Terbelenggu Dendam   Penculikan penuh drama

    Bugh,,,,Pukulan telak yang mengenai wajah Arya itu membuat pandangan Arya sedikit kabur akibat kecangnya tinju yang di layangkan Niko, beruntung dia hanya terhenyak ke sandaran jok mobil yang empuk, jika itu terjadi di luar mobil, ceritanya akan lain, mungkin dia akan tersungkur di tanah."Apa-apaan ini?" teriak Arya kesal, sambil memegangi hidungnya yang kini mengeluarkan darah segar akibat pukulan Niko.Rupanya tinju Niko tepat mengenai tulang hidung Arya sehingga seketika cairan merah kental itu mengalir dari kedua lubang hidungnya."Dimana Nirel? Kembalikan dia pada kami!" geram Niko dengan tangannya yang mencengkeram kasar bagian kerah baju Arya."Nirel? Apa maksud mu? Kenapa kau menanyakannya pada ku? aku bahkan baru saja sampai ke tempat ini!" Arya menyingkirkan tangan Niko dari hadpannya."Ini--- kau yang mengirimkan pesan ini pada kami bukan? Jika bukan kau, siapa lagi? Mengapa kau tidak pernah puas menyakiti ku? Bukank

  • Terbelenggu Dendam   Pesan misterius

    Jasmin dan Niko di buat kalang kabut mencari-cari keberadaan Nirel yang tiba-tiba menghilang dalam sekejapan mata saja, ada sedikit rasa sesal dalam hati keduanya karena mereka tadi mereka malah bermesraan sampai tidak sadar jika Nirel yang mereka kira aman-aman saja bermain di area halaman rumah, nyatanya kini menghilang begitu saja."Sebaiknya kita lapor polisi." ujar Jasmin pada Niko yang sebenarnya tidak kalah paniknya dari Jasmin, namun pria itu berpura-pura terlihat tegar agar tidak semakin membuat Jasmin panik."Tapi laporan kehilangan orang baru bisa di terima jika tang bersangkutan sudah menghilang 1X24 jam." jawab Niko dengan lemas. Selain tubuhnya yang terasa lelah karena sudah mengemudi selama berjam jam lamanya, pikirannya juga tidak kalah lelahnya karena harus di peras memikirkan dimana keberadaan Nirel yang tiba-tiba menghilang."24 jam? Bagaimana jika ternyata dia tersesat di hutan, lantas bertemu dengan hewan buas? Mana bisa kita menungg

  • Terbelenggu Dendam   Memulainya dari awal

    "Tidak perlu memaksakan diri untuk berusaha mencintaiku, percayalah,,, aku tidak akan kemana-mana. Aku akan tetap menunggu hingga kamu benar-benar mencintai ku." Goda Niko pagi itu saat mendapati jasmin yang sudah berada di dapur dengan wajah yang terlihat berkeringat karena menyiapkan bebrapa menu masakan.Hari ini, karena weekend Niko ingin mengajak Jasmin dan Nirel untuk pergi ke salah satu villa milik keluarganya yang berada di pegunungan, Niko ingin membuat jasmin melupakan kesdihan dan ketegangannya akibat pertengkarannya dengan Arya tempo hari, jadilah hari ini Jasmin memasak lebih banyak dari hari biasanya karena sebagian makanannya akan dia bekal untuk pejalanan yang mungkin akan di tempuh selama tiga sampai empat jam itu.Mendengar ucapan Niko, Jasmin menoleh ke arah sumber suara sambil tersenyum lebar. "Orang bilang memikat pria itu harus di mulai dari perutnya, setelah itu maka dia akan menaklukan hatinya." celoteh Jasmin, membuat kini Giliran Ni

  • Terbelenggu Dendam   Ayo menikah!

    Tok,,,tok,,,tok!Dengan penuh hati-hati Niko mengetuk pintu kamar Jasmin yang tertutup rapat.Beberpa menit berdiri di depan pintu kayu bercat coklat tua itu, namun tidak ada jawaban dari dalam kamar, padahal Niko sudah mengulangi ketukan pintunya sebanyak tiga kali."Jas,,, jasmin. Ini aku, apaaku boleh masuk?" tanya Niko memanggil-manggil Jasmin yang masih memilih untuk diam tidak bersuara di dalam kamarnya."Jasmin,,, izinkan aku berbicara dengan mu," sambung Niko lagi masih tetap berusaha.Ternyata usahanya tidak sia-sia, karena suara anak kunci yang di putar dari dalam kini terdengar jelas di telinga Niko, membuat pria itu akhirnya bsa bernafas dengan lega.Jasmin membuka sedikit pintu kamarnya, dia menutupi mata sembabnya dengan rambutnya yang sengaja dia gerai menutupi sebagian wajahnya, namun semua itu sia-sia, karena Niko masih tetap bisa melihat dengan jelas sisa-sisa air mata yang tergenang di di kedua netra coklat indah it

  • Terbelenggu Dendam   Menuai karma

    "K-kamu mengikuti ku?" gugup Arya."Kenapa? Bukankah dengan begitu akhirnya aku jadi tahu, jika selama ini kamu di hantui rasa bersalah dan menyesal telah meninggalkan mantan istri mu, apa kamu masih mencintainya?" sinis Maya yang sontak saja membuat Arya gelagapan di buatnya. "Kau keterlaluan, bisa-bisanya kau mengikuti ku secara diam-diam seperti ini, kau anggap aku ini apa, huh?" emosi Arya tiba-tiba saja meledak, entah itu hanya untuk menutupi kegugupan dan mengaburkan kesalahannya, sehingga seolah-olah dalam hal ini Maya lah yang bersalah karena telah menguntitnya. Namun satu yang pasti, Arya kali ini sedang merasa marah dan juga kecewa dengan sikap Jasmin yang tidak memberinya kesempatan bahkan hanya untuk berbicara lebih lama lagi, sehingga Maya menjadi pelampiasan kemarahannya saat ini."Aku menganggap mu pria yang paling mengerti dan mencintai ku, namun ternyata aku salah, karena teryata kau mencintai orang lain, bukankah aku yang seharusnya bert

  • Terbelenggu Dendam   Anak siapa?

    "Jasmin, apa dia putri ku?" tanya Arya yang menjegal langkah Jasmin dan Nirel dan berdiri mengghalangi langkah ibu dan anak itu."Apa kau mabuk? Beraninya mengatakan hal itu di depan anak ku, tentu saja ini anak ku, bukan anak mu. Dasar pria gila!" Jasmin menyingkirkan tubuh Arya yang menghalanginya dengan mendorongnya kasar.Sungguh Jasmin tidak menyangka jika Arya akan seberani itu mempertanyakan mengenai status Nirel, bahkan di hadapan putrinya secara langsung, apa Arya tidak memikirkan bagaimana psikologi Nirel nantinya setelah mendengar pertanyaannya itu. Nirel mungkin masih kecil, tapi bocah itu pasti mengerti, karena entah mengapa bocah itu selalu lebih pintar di banding bocah-bocah seusianya."Jasmin, tunggu aku! Ada hal yang harus kita bicarakan." Arya masih berusaha mengejar Jasmin yang terus menghindar dari Arya dan melangkah dengan langkah yang tergesa agar bisa lebih cepat meninggalkan pria yang pernah menyakiti dirinya di masa lalu itu, Jasmi

DMCA.com Protection Status