Share

BAB 2 Tawaran Tidak Datag 2x

Author: Nia Masykur
last update Last Updated: 2024-05-03 14:09:56

"Eh! Langsung kerja hari ini juga, Pak?"

-

Sudah 30 menit Jessi menunggu Farrel di basement. Tapi batang hidung lelaki calon pemimpin perusahaan ini belum juga menampakkan diri.

Sebagian karyawan sudah mulai mengambil kendaraan mereka yang terparkir untuk segera pulang. Sejak tadi pula Jessi mendapatkan tatapan aneh dari karyawan yang melaluinya.

'Pak Farrel lama sekali sih?' gerutunya dalam hati. 'Apakah anak pemilik perusahaan memang selalu pulang terakhir seperti ini?'

"Ikuti aku."

Untuk sesaat, Jessi mematung. Ia terkejut karena Farrel mencolek pinggangnya. Perasaan Jessi menjadi tidak enak. Namun, ia berusaha berfikir positif, demi uang tambahan dari pekerjaan sampingannya nanti.

"Ayo masuk," perintah Farrel yang sudah berada di dalam mobil, dan baru saja membukakan pintu mobil untuk Jessi.

Jessi segera masuk. Bahkan ia juga sempat terkejut saat Farrel mendekat untuk membantunya menggunakan sabuk pengaman. Ini pertama kalinya, Jessi menumpangi mobil mewah. Hampir 1 jam perjalanan. Kini Farrel dan Jessi sudah sampai apartemen.

"Inilah apartemenku. Aku lebih sering tinggal di sini dari pada di rumah."

"Bukankah Bapak anak tunggal?" Jessi merasa aneh. Bukankah seharusnya Farrel lebih betah di rumah meski hanya bercengkrama dengan kedua orang tuanya.

"Benar, tapi aku memang lebih suka sendirian."

Jessi hanya mengangguk dan tidak ingin mengetahui urusan pribadi Farrel. "Jadi apa yang bisa saya lakukan sekarang, Pak?"

Sepasang netra Jessi menelisik ruangan apartemen ini. Nampak begitu rapih dan juga beraroma wangi yang menenangkan.

"Itu ruangan kamar yang tidak ada gunanya. Bersihkan dirimu di sana. Setelah itu baru aku akan ajak kamu melihat seluruh ruangan apartemen ini. Aku tidak suka berbicara dengan seseorang terlalu lama setelah pulang kerja seperti ini. Bau keringat."

"Eh, tapi saya tidak punya baju ganti, Pak."

Jessi juga sudah ingin membersihkan diri. Tapi jika sekarang dirinya mandi dan menggunakan kembali baju yang sama, bukankah sama saja tubuhnya terasa kotor lagi.

"Tidak perlu khawatir. Di dalam sana, aku sudah menyiapkan baju ganti untukmu. Semoga saja pas. Lagi pula hanya untuk ganti sementara kan?"

"Baik, Pak."

Jessi tidak berprasangka apapun. Tidak lama Jessi membersihkan diri. Ia segera keluar dari kamar karena takut membuat Farrel menunggu terlalu lama.

Sebenarnya ini terlalu memalukan. Karena Jessi tidak menyangka bahwa semua pakaian lengkap yang Farrel siapkan untuknya, sesuai dengan ukuran tubuhnya.

"Maaf, karena saya sudah membuat Bapak menunggu." Jessi sudah mempercepat ritual mandinya. Namun, ternyata Farrel sudah menunggunya. Nampak sekali kalau lelaki tersebut juga sudah membersihkan diri. Selain dari pakaian yang sudah ganti, rambut lembab yang nampak acak-acakan seolah memperjelas semuanya.

"Tidak masalah. Ayo ikuti aku sekarang!"

Ajakan Farrel membuat Jessi menurut. Gadis tersebut menundukkan wajahnya karena melihat wajah Farrel yang nampak serius.

Berawal dari ruang dapur yang sudah menjadi satu dengan bagian tempat makan, ruangan loundry, ruangan tengah, sudah Farrel tunjukkan. Sekarang mereka ke ruangan atas. Farrel memberitahu Jessi ruang kerja dan juga kamarnya.

'Luas sekali kamarnya,' batin Jessi begitu kagum, saat melihat ruang kamar Farrel.

"Apa ada yang ingin kamu tanyakan?" tanya Farrel setelah memberitahu Jessi, terkait pekerjaan paling utama yang harus Jessi lakukan saat berada di dalam kamar ini.

"Tidak ada, Pak. Jadi sekarang saya harus melakukan pekerjaan apa?"

"Aku inginkan pekerjaan yang lain darimu."

"Aaa ..." Jessi menjerit kuat karena terlalu terkejut. Apalagi sekarang tubuhnya sudah mendarat di atas ranjang. Sedangkan Farrel sudah mengungkungi tubuhnya. "Bapak mau apa? Tolong lepaskan saya," mohonnya ketakutan. Bahkan Jessi sudah siap untuk menangis. Jessi berusaha memberontak untuk menyelamatkan diri.

Farrel menahan kedua tangan Jessi di atas kepala. "Bukankah kamu setuju dengan tawaranku?"

"Tapi tidak dengan ini, Pak!"

"Aku sudah menyampaikan sejak awal, kalau aku juga mau hal yang lain dari kamu."

"Saya bisa melaporkan tindakan Bapak ini ke kantor polisi," ancam Jessi saat baru saja Farrel akan mencium bibirnya.

"Laporkan saja. Apakah kamu pikir, kamu bisa memasukkan aku ke dalam penjara?"

"Saya," ucapan Jessi terhenti. Karena bibirnya sudah dikuasi Farrel secara paksa. Jessi berusaha menggeliatkan tubuhnya untuk melawan. Namun, tubuh besar Farrel semakin menimpa tubuhnya yang kecil. Belum lagi kedua kakinya yang dikunci dengan kaki Farrel. Sekuat-kuatnya tenaga Jessi, dirinya tetap tidak akan bisa melawan tenaga lelaki seperti Farrel.

"Agh," lenguhan tertahan itu sudah lolos disela-sela ciuman menuntut yang Farrel lakukan. Satu tangan Farrel yang menganggur digunakan untuk menjamah tubuh Jessi. Remasan tangan kekar itu semakin membuat Jessi terpedaya. Namun, Jessi tetap berakal sehat, karena ini tidak boleh terjadi.

"Pak Farrel, tolong berhenti sekarang," pinta Jessi beriringan dengan lelehan air mata yang semakin deras. "Aaaggghhh," keluhnya bercampur desahan saat Farrel menyesap kulit lehernya cukup kuat. "Saya sedang bulanan, Pak. Ini tidak boleh terjadi," ucap Jessi cepat, saat merasakan sesuatu yang keras dan mendesak penuh godaan di bawah sana.

Aktivitas bibir Farrel seketika terhenti. Ia menatap Jessi cukup tajam. "Jangan membohongiku."

"Sungguh, Pak!"

Farrel tidak percaya begitu saja. Ia menyusupkan tangannya ke dalam celana Jessi. Ternyata memang ada sesuatu yang membalut di bawa sana.

"Owh, shit!" umpat Farrel penuh kekesalan. Ia menggulingkan tubuhnya, dan menutupi wajahnya menggunakan lengan tangan untuk meredam rasa inginnya yang menyiksa raga.

Tubuh Jessi bergetar. Ia tidak percaya dengan perbuatan Farrel barusan. Tapi Jessi memilih beranjak dan duduk meringkuk di lantai. Jessi menangis tertahan. Dirinya sudah dilecehkan oleh atasannya sendiri. Jessi benar-benar tidak percaya kalau Farrel akan melakukan ini padanya.

"Aku akan memberimu uang yang kamu butuhkan. Berapapun itu. Asal kamu mau memenuhi semua keinginanku," ucap Farrel sambil bangun. Ia menatap tajam dan begitu serius, pada gadis yang sedang menangis.

"Saya datang ke kota ini untuk bekerja dengan benar, Pak. Saya tidak berniat menjual diri saya. Tolong biarkan saya pergi sekarang."

Farrel tersenyum tipis. "Apakah selamanya kamu mau menjadi seorang OG dengan gaji segitu? Sedangkan orang tuamu banyak menuntut. Belum lagi kebutuhan kedua adikmu. Manfaatkan tubuhmu dihadapanku, agar kamu tidak makan hanya dengan telur rebus, atau sayuran rebus saja. Penuhi segala hasratku, dan saat itu juga apa yang kamu inginkan akan aku berikan. Ponsel baru misalnya."

"Bagaimana Bapak bisa tahu semua tentang saya?" tanya Jessi dengan perasaan terkejut.

Farrel beranjak dan mendekati Jessi. Ia duduk jongkok dan menyentuh dagu Jessi agar mereka saling memandang.

"Tidak penting aku tahu semua dari mana. Bukankah kamu juga dituntut untuk membantu orang tuamu merenovasi rumah?" Farrel mengusap air mata Jessi. Lalu mengusap bibir mungil Jessi yang begitu menarik. Rasanya Farrel ingin kembali menyesap bibir tersebut. "Keluarkan suara desahanmu seindah mungkin, dan semua itu akan aku wujudkan."

"Saya tidak mau, Pak!" Jessi menyingkirkan wajahnya agar Farrel berhenti memberikan sentuhan.

Farrel tersenyum miring. Ia bersedekap seolah meremehkan penolakan Jessi. "Dengan gajimu yang hanya segitu, butuh berapa tahun kamu mewujudkan keinginanmu. Tawaranku tidak datang 2 kali, Jessi. Pikirkan baik-baik dan beri aku jawabanmu besok."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
bnr2 c Farrel kalau suka ya bilang j atw kalau niat membantu ya g gitu juga keles caranya Farrel,ku doain semoga km bucin akut ke jessi
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   BAB 3 Mau Lagi

    Semalaman suntuk, Jessi tidak bisa tidur. Selain dirinya merasakan raga yang tiada harga karena sudah disentuh Farrel sesuka hati. Namun, Jessi juga sedang memikirkan segala tawaran Farrel. Keteguhan hati Jessi mulai goyah. Pikirannya sudah mulai memperkirakan kalau Farrel benar-benar akan menepati janji, jika dirinya bersedia menerima tawaran Farrel. Namun, di sisi hati yang lain, Jessi merasa takut. "Aku harus bagaimana?" Jessi mengusap wajahnya. Membayangkan jika dirinya memilih keluar dari pekerjaan. Namun, setelah itu dirinya mau kerja apa. Sedangkan mencari pekerjaan di kota ini tetap membutuhkan modal. Uangnya juga sudah pas-pasan untuk menyambung hidup hingga menunggu gajian selanjutnya. Belum lagi, mendapatkan pekerjaan dengan tempat yang pas dan gaji yang bisa dikatakan cukup seperti saat ini, bukanlah hal yang mudah. Hingga waktu sudah pagi. Jessi sudah berada di perusahaan dan sudah melakukan tugas pertamanya untuk membersihkan ruang kerja Farrel. "Kamu sakit, J

    Last Updated : 2024-05-03
  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   BAB 4 Merasa Pusing

    "Bu, bulan ini sepertinya Jessi tidak bisa kirim uang. Karena Jessi punya kebutuhan sendiri," terang Jessi setelah beberapa saat terhubung panggilan suara dengan ibunya. "Iya! Tidak apa-apa, Jessi. Uang dari warung juga pendapatannya lumayan. Cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan juga kebutuhan adik-adikmu." "Syukurlah." Sudah hampir 1 tahun ini Jessi menjadi penghibur Farrel di atas ranjang. Farrel benar-benar menepati janji. 1 bulan pertama, Jessi diberikan ponsel baru dan juga uang. Bulan kedua, Farrel memberikan uang untuk melunasi hutang-hutang kedua orang tuanya. Bulan ketiga, Farrel memberikan uang untuk keperluan sekolah kedua adiknya agar dipenuhi sampai lulus. Dan bulan selanjutnya, Farrel memberikan uang untuk renovasi rumah. Selain rumah, sekarang kedua orang tuanya juga memiliki warung sembako yang sudah mulai berkembang. Begitu juga tanah yang bisa digunakan ayah Jessi untuk berkebun. Sesuai dengan saran Farrel, mulai bulan ini Jessi akan berusaha untuk tid

    Last Updated : 2024-05-06
  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   BAB 5 Ungkapan Cinta Jessi

    Farrel menatap Jessi dan menahan rasa paniknya. Apalagi sekarang Carla terlihat menuntut jawaban. "Mama tahu sendiri kalau dia yang bertugas khusus membersihkan ruanganku. Abaikan saja dia, Ma. Oh iya, jadi bagaimana dengan Dania?" Farrel berusaha mengalihkan topik pembicaraan, agar Carla tidak mendesak dirinya dan juga Jessi. Perasaan inilah yang selalu Jessi rasakan. Jika sedang butuh, Farrel selalu menuntutnya untuk dipenuhi apapun kemauannya. Namun, jika hampir ketahuan, maka dirinya hanya akan dianggap seperti perempuan tiada guna. Jessi sadar dengan segala kesepakatan mereka dulu. Namun, perasaan cinta yang Jessi pendam tidak bisa memungkiri hati yang terluka. "Karena pekerjaan saya sudah selesai, saya permisi, Pak!" "Tunggu dulu!" sentak Carla. "Apa kamu lupa dengan tugasmu setiap kali aku datang ke sini." "Saya minta maaf, Bu." Jessi segera melakukan tugasnya. Tanpa perlu bertanya apa yang ingin Carla minum, Jessi sudah sangat paham dengan keinginan Carla. "Ka

    Last Updated : 2024-05-06
  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   BAB 6 Pelacur Pribadi

    "Huek." Tiba-tiba perut Jessi terasa mual. Jessi segera lari menuju wastafel agar dirinya bisa segera mengeluarkan apa yang ingin keluar dari perutnya. "Jessi." Farrel sangat panik. Ia segera memijati tengkuk Jessi. "Kamu kenapa?" "Hoek." Hanya cairan saja yang keluar. Karena sejak tadi pagi, Jessi memang tidak nafsu makan. Setelah merasa lebih baik, Jessi berkumur beberapa kali untuk menghilangkan rasa tidak enak di dalam mulutnya. Setelah itu, Jessi menyempar tangan Farrel agar tidak terus memijati tengkuknya. "Apa kamu sudah merasa lebih baik?" Jessi balik badan dan menatap Farrel. Bagaimana mungkin dirinya tidak jatuh cinta pada lelaki tersebut, kalau Farrel memperlakukannya selembut ini. Bahkan sekarang Jessi bisa melihat kekhawatiran dimata Farrel. "Aku ingin pulang sekarang. Maaf, kamu makan sendiri saja ya?" Jessi mendorong Farrel agar dirinya bisa pergi. Tetapi Farrel yang tidak terima dengan perbuatan Jessi, langsung menahan tangan Jessi. "Kita anggap

    Last Updated : 2024-10-10
  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   BAB 7 Garis Dua

    "Apa ada yang lain, Bu?" tanya Yosi Febrian. Ibu kandung Jessi. "Itu ada ikan asap. Setelah beberapa minggu tidak ada barang, baru hari ini ada lagi. Itu juga karena saya ke pasar lebih pagi dari biasanya." Yosi berusaha menawarkan dagangannya. "Cukup, itu saja Bu Yosi." Yosi segera menotal semua belanjaan tetangganya tersebut. "Ini ya, Bu kembaliannya." "Terima kasih, Bu." "Sama-sama," ucap Yosi begitu ramah. Namanya juga hidup di desa dan memiliki usaha sembako seperti ini. Sebagai penjual, harus bisa memberikan rasa aman dan nyaman pada pembeli. Berharap orang sekitar tetap menjadi langganannya. "Jessi kerja di kota sudah sangat sukses ya, Bu. Sampai bisa membahagiakan orang tuanya seperti ini." Siapapun orang yang mengetahui kehidupan keluarga Jessi, pasti akan merasa tidak menyangka. Baru berapa tahun Jessi bekerja di kota, tapi sudah berhasil mengsejahterakan keluarga. Membuat sebagian orang merasa iri melihat kesuksesan keluarga Jessi. "Puji Tuhan, Bu Ilmi. Di

    Last Updated : 2024-10-11
  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 8 Memeriksakan Diri

    "Bagaimana ini?" Jessi hanya bisa menangis tertahan di dalam kamar mandi. Pagi ini, Jessi sengaja bangun lebih awal dari biasanya. Dirinya harus memastikan sekali lagi apakah dirinya benar hamil atau tidak. Sisa alat tes kehamilan secara bersamaan Jessi masukkan ke dalam air seni yang sudah Jessi tampung. Berharap Jessi bisa mendapatkan hasil yang berbeda dari pada yang kemarin. Namun, semua hanya tinggal harapan. Karena sekarang Jessi melihat sendiri kalau semua alat menunjukkan hasil bahwa dirinya positif hamil. Jessi tidak tahu lagi apa yang harus ia lakukan. Mau meminta pertanggung jawaban Farrel juga sepertinya Farrel tidak akan mau. "Aku tahu aku salah, Tuhan. Tapi kenapa Engkau hadirkan dia sekarang. Aku tidak tahu harus apa. Aku takut." * Semalaman suntuk, Farrel tidak bisa tidur. Lelaki tersebut sepertinya sangat terusik dengan pernyataan perasaan Jessi. Farrel merasa nyaman dengan Jessi. Namun, rasa itu Farrel maknai karena Jessi yang bertugas memenuhi has

    Last Updated : 2024-10-13
  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 9 Ingin Memberi Tahu

    "Usia kehamilannya sudah 8 minggu. Janinnya juga sangat kuat," ucap dokter setelah melakukan pemeriksaan. Jessi menunduk dalam. Gadis tersebut rasanya ingin kembali menangis. Namun, ia harus menahan diri. "Ini saya resepkan obat pereda mual muntahnya dan juga vitamin yang baik untuk kandungannya." "Saya takut, Dokter!" Jessi bicara begitu pelan. Dokter kandungan tersebut mendekati Jessi. Jika melihat usia, gadis tersebut sepantaran dengan anaknya. "Apa yang Nona Jessi takutkan?" "Saya harus bagaimana setelah ini, Dokter." "Minta pertanggung jawaban dari ayah janin. Jangan pernah berpikir untuk menghilangkannya. Setelah membuat kesalahan, jangan membuat kesalahan yang lain. Bertanggung jawablah terhadap perbuatan kalian, Nak." Bagaimana mungkin Jessi mau meminta pertanggung jawaban Farrel, kalau Farrel sendiri sudah memiliki calon istri. Selain itu, Jessi cukup sadar diri siapa dirinya. Setelah menebus obat, Jessi kembali memesan ojek untuk segera pulang ke kos.

    Last Updated : 2024-10-14
  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 10 Transfer Uang

    2 tahun yang lalu. "Kamu adalah anak satu-satunya Papa dan mama, Farrel. Jadi kamu harus menurut dengan perintah Papa!" ucap Regan Gevariel begitu tegas. "Tapi, Pa!" Farrel memberikan tatapan tidak terima. "Zaman sudah modern, Pa. Bagaimana mungkin Papa dan Mama mau menjodohkan aku. Pokoknya aku tidak mau," tolaknya begitu tegas. Farrel tidak habis pikir dengan pemikiran kedua orang tuanya. Hanya karena dimasa lalu orang tua Dania sudah membantu mereka saat dalam masalah, jadi sekarang dirinya yang harus balas budi. Ini jelas tidak adil. "Kalau kamu mau mewarisi semua harta orang tuamu, maka kamu harus menikah dengan Dania, titik. Papa dan mama hanya akan merestui pernikahanmu jika perempuan itu adalah Dania." Setelah perdebatan malam itu, Farrel banyak berpikir hingga memberikan keputusan. Farrel akan menikah dengan Dania. Setelah semua harta sudah dialihkan menjadi atas namanya, maka Farrel akan bertindak sesuai keinginannya. Farrel mengambil keputusan tersebut bukan

    Last Updated : 2024-10-15

Latest chapter

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 59 Ajakan Menikah

    "Eh, Papa!" Baru beberapa langkah Farrel meninggalkan ruang kerjanya. Namun, sekarang ia harus berhenti karena bertemu dengan Regan. "Mau kemana kamu?" Mata tajam Regan nampak menelisik. Ia jelas sadar kalau anak tunggalnya itu terlihat buru-buru. Namun, diwajah Farrel tidak terlihat kepanikan atau hal apapun yang mengkhawatirkan. "Mau pulang, Pa. Kerjaanku sudah selesai." "Kerumah atau keapartemen?" Farrel memang sudah terbiasa tinggal diapartemen. Terutama setelah bercerai. Tentunya untuk menghindari orang tua yang selalu menuntutnya untuk segera menikah. Hanya saja, Regan dan Carla tahunya apartemen Farrel sudah pindah. "Tentu keapartemen, Pa. Aku pulang duluan." "Bukankah sejak kemarin dia terlihat aneh?" gumam Regan. "Wajahnya terlihat senang dan sepertiii ..." Regan jadi mengira-ngira. "Apakah dia sedang jatuh cinta? Kalau benar, semoga dia mencintai perempuan yang tepat dan tidak seperti sebelumnya." Ada rasa sesal dihati Regan karena sudah menuntut Farrel un

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 58 Dekat dengan Janda

    Semua barang Farrel sudah selesai dipindahkan ke kamar utama. Beberapa orang yang melakukan pekerjaan juga sudah meninggalkan apartemen. Tanpa bicara apa-apa lagi, Jessi meninggalkan Farrel dan langsung memasuki kamar. "Hah!" Begitu memasuki kamar, Jessi kembali menghelakan nafasnya yang terasa berat. Pandangannya mengedar, menelisik ruangan kamar. "Setidaknya kamar ini lebih baik daripada kamar utama." * Klek. "Rhona." Waktu masih pagi. Niat Jessi memasuki kamar Rhona untuk membangunkan anaknya. Selama ini, Rhona terbiasa tidur dengannya. Baru semalam saja Rhona belajar tidur sendiri hingga membuat Jessi kepikiran. Ia takut kalau Rhona tidak bisa tidur nyenyak. Semua keresahan hati Jessi sepertinya tidak terjadi. Bagaimana mungkin Rhona tidak tidur nyenyak, kalau sejak satu tahun yang lalu Rhona memang sudah ingin tidur dikamar sendiri. Apalagi sekarang kamar yang disediakan Farrel sesuai dengan selera Rhona. Namun, pagi ini Jessi dibuat terkejut karena Rhona tidak ada

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 57 Sudah Tua

    Bukan waktu yang sebentar untuk Jessi menjadi teman ranjang Farrel. Memenuhi segala hal keinginan Farrel. Hingga menciptakan banyak kenangan panas dengan berbagai macam gaya. Membuat Jessi bisa memahami bagaimana Farrel. Apartemen yang menjadi saksi bisu bagaimana hangatnya hubungan Jessi dengan Farrel. Hingga membuat Jessi tertahan untuk semakin masuk keapartemen yang sangat familiar ini. Setiap sudut yang sudah memberikan kenangan. Bahkan seperti tidak ada yang berubah. Tetap rapih dan wangi dengan aroma yang sama seperti dulu. "Rhona suka tempat ini, Papa!" Rhona menghampiri Farrel dan menggenggam tangan Farrel. Jessi memejamkan mata. Dadanya terasa sesak. Namun, lagi-lagi dirinya harus menahan diri. "Emmm, Sayang. Sepertinya kita harus mencari tempat yang lain." Farrel sadar. Jessi pasti tidak nyaman dengan tempat ini. Dirinya jadi merasa bodoh karena tidak berpikir terlalu jauh. Karena selama ini, memang hanya tempat ini yang membuat Farrel merasa lebih tenang. "Ken

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 56 Apartemen

    "Aku mau!" ucap Jessi tiba-tiba. Farrel baru saja menemani Rhona tidur siang, karena hari ini Rhona sudah selesai ujian sekolah. Begitu keluar kamar, dan Farrel baru saja sampai ruang tamu, Farrel dikejutkan dengan ucapan Jessi yang entah mau apa. "Mau apa?" Dengan bodohnya, Farrel memberikan tatapan bingung dan penuh tanya. "Aku melakukan ini untuk Rhona." Kedua tangan Jessi saling menggenggam. Ada rasa ragu, tapi Jessi berpikir kalau keputusannya ini lebih baik daripada kedepannya ia menyakiti Rhona karena egonya sendiri. "Aku mau ikut kamu kembali ke kota." Dalam sekejap, wajah Farrel berubah cerah. Hatinya merasa kalau saat ini takdir baik sedang memihak padanya. 'Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku janji!' batin Farrel. Sudah beberapa hari berlalu, sejak Farrel memberikan tawaran pada Jessi. Namun, Jessi tidak juga segera memberikan keputusan. Bahkan Farrel sudah berpikir untuk menemukan cara lain agar Jessi setuju. Apapun akan Farrel lakukan

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 55 Ajakan Farrel

    Setiap kali melihat kedekatan Rhona dengan Farrel, membuat Jessi semakin berpikir jauh. Pemikiran yang tidak menemukan titik terang. Karena Jessi tidak memiliki ide cara untuk membuat Rhona jauh dari Farrel. Melihat kebahagiaan Rhona, membuat hati Jessi senang. Namun, saat melihat Farrel, rasa sakit hati itu seperti terasa kembali. Beberapa hari terakhir ini, meski Farrel ikut bermalam dirumah kontrakan Jessi, tapi Farrel sering tidur di dalam mobil. Biar bagaimanapun, Farrel berusaha menghargai Jessi yang selalu uring-uringan setiap kali bersama dengannya. Setiap hari, Farrel selalu mengantar jemput Rhona sekolah. Terkadang menggunakan mobil, terkadang juga menggunakan motor. Sesuai inginnya Rhona saja. Karena Farrel hanya ingin menuruti segala hal yang diinginkan Rhona. Setiap pulang sekolah, dan Rhona sudah istirahat siang, Farrel selalu bersepeda dengan Rhona. Seperti keinginan Rhona, Farrel akan lari mengejar Rhona menggoes sepedanya. Atau terkadang mereka bersepeda b

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 54 Ayo Pindah

    "Ada apa?" Baru saja Farrel akan terlelap setelah memastikan Rhona nyenyak tidur di atas tubuhnya. Kini dirinya terusik karena Jessi berusaha menyingkirkan pelukannya pada tubuh Rhona. "Rhona sudah tidur, jadi aku mau memindahkannya ke dalam kamar. Setelah itu, pergilah dari rumah ini." Meski suara Jessi pelan. Namun, Jessi tetap menekan Farrel agar menjauh dari hidupnya dan Rhona. Farrel bangun perlahan. Mana mungkin ia mau membiarkan Jessi menggendong Rhona seorang diri. Sekalipun Rhona sudah lelap, Farrel tidak ingin perdebatannya dengan Jessi berada diantara Rhona. Segera Farrel memindahkan Rhona ke dalam kamar. "Pergi sejauh mungkin dari hidup kami. Soal Rhona, aku bisa mengurus semuanya!" Jessi berucap demikian seolah melupakan kalau baru saja Rhona sakit karena mencari keberadaan Farrel. "Apa yang bisa aku lakukan buat kamu, agar kamu beri aku kesempatan? Aku ingin memberikan kasih sayangku, dan juga identitas untuk Rhona." Farrel terdiam sesaat sambil menatap

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 53 Tidur Di Atas Farrel

    "Papaaa ..." panggil Rhona. Wajah gadis tersebut terlihat begitu ceria. "Iya, Sayang." 'Sayang-sayang! Sayang dari mananya?' batin Jessi kesal. Tatapannya bahkan tersirat kemarahan pada Farrel. Apalagi sekarang Rhona nampak bergelayut manja. Namun, tidak lama kemudian hati Jessi seperti luluh. Merasa melihat kebahagiaan yang diperlihatkan Rhona tidak seperti biasanya. 'Aku cemburu,' batin Bagas. Biasanya Rhona selalu memanggil Bagas dengan suaranya yang cempreng. Namun, sekarang suara menggemaskan itu tidak tertuju untuk dirinya lagi. 'Tapi ini adalah keputusan yang tepat. Aku harap, kamu dan Rhona segera mendapatkan kebahagiaan yang sesungguhnya,' batin Bagas tulus. "Selamat siang," sapa Ambar yang baru saja datang bersama dengan Ningrum. "Selamat siang," ucap semua orang yang ada di sana. "Nenek Ambar." "Bagaimana keadaan Rhona sekarang?" "Rhona sehat, Nek. Teman Rhona punya ayah, sekarang Rhona punya papa, Nek!" Rhona begitu semangat memberitahukan apa ya

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 52 Dukungan Bagas

    "Mas!" Jessi meraih tangan Bagas. "Saya tidak berniat kembali padanya. Sebenarnya saya dan dia ..." ucapan Jessi terhenti. Hatinya kembali menolak untuk memberitahu orang lain terkait hubungannya dengan Farrel. Karena pada akhirnya berkaitan dengan Rhona. "Terkadang hati dan mulut itu memberikan pernyataan yang berbeda, Jessi. Coba tanyakan pada dirimu sendiri. Ini berkaitan dengan Rhona. Kalaupun kedepannya kamu memilih mengakhiri pernikahanmu dengan suamimu, maka jangan memaksa diri untuk bersamaku. Aku tidak mau terlibat dalam kisah kalian bertiga. Karena aku lebih mementingkan perasaan Rhona." Jessi melepaskan genggamannya pada Bagas. "Terima kasih karena Mas sudah sangat menyayangi Rhona begitu tulus. Saya pasti tidak akan punya muka kalau nanti ibu datang dan bertemu dengannya." "Saya belum memberitahu ibu soal hubungan singkat kita yang baru berakhir. Karena sejak awal, saya tahu ini akan berakhir seperti apa. Kamu tenang saja. Sekarang pikirkan kebahagiaanmu dan juga Rh

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 51 Saya Tidak Bisa Berada Diantara Kalian Bertiga

    "Mas." Waktu sudah pagi. Semalaman Jessi dibuat kebingungan sendiri. Beruntungnya di desa ini sudah ada klinik yang buka 24 jam. Sehingga Jessi nekat membawa Rhona keklinik dengan mengendarai motor. Sekarang Jessi dibuat terkejut akan kedatangan Bagas. Lelaki yang datang seorang diri sambil membawakan rantang. Sudah pasti itu sarapan yang dipersiapkan Ambar untuk dirinya. "Saya terkejut saat tahu kabar kalau tengah malam kamu membawa Rhona ke sini seorang diri. Kenapa tidak memanggil saya dulu?" Wajah Bagas nampak sekali khawatir. Ia meletakkan rantang di atas nakas. "Semalam saya sangat panik, Mas. Apalagi suhu tubuhnya hampir 40°. Yang saya pikirkan semalam hanya Rhona segera dapat portolongan. Bodohnya saya juga tidak menyimpan obat penurun panas dirumah." "Tapi sekarang suhu tubuhnya sudah turunkan?" Bagas menyentuh kening Rhona perlahan. Ia takut mengusik Rhona yang masih lelap. "Syukurnya sudah, Mas." "Itu ibu buatkan sarapan buat kamu. Makan dulu. Kamu harus

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status