Share

BAB 2 Tawaran Tidak Datag 2x

Author: Nia Masykur
last update Last Updated: 2024-05-03 14:09:56

"Eh! Langsung kerja hari ini juga, Pak?"

-

Sudah 30 menit Jessi menunggu Farrel di basement. Tapi batang hidung lelaki calon pemimpin perusahaan ini belum juga menampakkan diri.

Sebagian karyawan sudah mulai mengambil kendaraan mereka yang terparkir untuk segera pulang. Sejak tadi pula Jessi mendapatkan tatapan aneh dari karyawan yang melaluinya.

'Pak Farrel lama sekali sih?' gerutunya dalam hati. 'Apakah anak pemilik perusahaan memang selalu pulang terakhir seperti ini?'

"Ikuti aku."

Untuk sesaat, Jessi mematung. Ia terkejut karena Farrel mencolek pinggangnya. Perasaan Jessi menjadi tidak enak. Namun, ia berusaha berfikir positif, demi uang tambahan dari pekerjaan sampingannya nanti.

"Ayo masuk," perintah Farrel yang sudah berada di dalam mobil, dan baru saja membukakan pintu mobil untuk Jessi.

Jessi segera masuk. Bahkan ia juga sempat terkejut saat Farrel mendekat untuk membantunya menggunakan sabuk pengaman. Ini pertama kalinya, Jessi menumpangi mobil mewah. Hampir 1 jam perjalanan. Kini Farrel dan Jessi sudah sampai apartemen.

"Inilah apartemenku. Aku lebih sering tinggal di sini dari pada di rumah."

"Bukankah Bapak anak tunggal?" Jessi merasa aneh. Bukankah seharusnya Farrel lebih betah di rumah meski hanya bercengkrama dengan kedua orang tuanya.

"Benar, tapi aku memang lebih suka sendirian."

Jessi hanya mengangguk dan tidak ingin mengetahui urusan pribadi Farrel. "Jadi apa yang bisa saya lakukan sekarang, Pak?"

Sepasang netra Jessi menelisik ruangan apartemen ini. Nampak begitu rapih dan juga beraroma wangi yang menenangkan.

"Itu ruangan kamar yang tidak ada gunanya. Bersihkan dirimu di sana. Setelah itu baru aku akan ajak kamu melihat seluruh ruangan apartemen ini. Aku tidak suka berbicara dengan seseorang terlalu lama setelah pulang kerja seperti ini. Bau keringat."

"Eh, tapi saya tidak punya baju ganti, Pak."

Jessi juga sudah ingin membersihkan diri. Tapi jika sekarang dirinya mandi dan menggunakan kembali baju yang sama, bukankah sama saja tubuhnya terasa kotor lagi.

"Tidak perlu khawatir. Di dalam sana, aku sudah menyiapkan baju ganti untukmu. Semoga saja pas. Lagi pula hanya untuk ganti sementara kan?"

"Baik, Pak."

Jessi tidak berprasangka apapun. Tidak lama Jessi membersihkan diri. Ia segera keluar dari kamar karena takut membuat Farrel menunggu terlalu lama.

Sebenarnya ini terlalu memalukan. Karena Jessi tidak menyangka bahwa semua pakaian lengkap yang Farrel siapkan untuknya, sesuai dengan ukuran tubuhnya.

"Maaf, karena saya sudah membuat Bapak menunggu." Jessi sudah mempercepat ritual mandinya. Namun, ternyata Farrel sudah menunggunya. Nampak sekali kalau lelaki tersebut juga sudah membersihkan diri. Selain dari pakaian yang sudah ganti, rambut lembab yang nampak acak-acakan seolah memperjelas semuanya.

"Tidak masalah. Ayo ikuti aku sekarang," ajak Farrel membuat Jessi menurut. Gadis tersebut menundukkan wajahnya karena melihat wajah Farrel yang nampak serius.

Berawal dari ruang dapur yang sudah menjadi satu dengan bagian tempat makan, ruangan loundry, ruangan tengah, sudah Farrel tunjukkan. Sekarang mereka ke ruangan atas. Farrel memberitahu Jessi ruang kerja dan juga kamarnya.

'Luas sekali kamarnya,' batin Jessi begitu kagum, saat melihat ruang kamar Farrel.

"Apa ada yang ingin kamu tanyakan?" tanya Farrel setelah memberitahu Jessi, terkait pekerjaan paling utama yang harus Jessi lakukan saat berada di dalam kamar ini.

"Tidak ada, Pak. Jadi sekarang saya harus melakukan pekerjaan apa?"

"Aku inginkan pekerjaan yang lain darimu."

"Aaa ..." Jessi menjerit kuat karena terlalu terkejut. Apalagi sekarang tubuhnya sudah mendarat di atas ranjang. Sedangkan Farrel sudah mengungkungi tubuhnya. "Bapak mau apa? Tolong lepaskan saya," mohonnya ketakutan. Bahkan Jessi sudah siap untuk menangis. Jessi berusaha memberontak untuk menyelamatkan diri.

Farrel menahan kedua tangan Jessi di atas kepala. "Bukankah kamu setuju dengan tawaranku?"

"Tapi tidak dengan ini, Pak!"

"Aku sudah menyampaikan sejak awal, kalau aku juga mau hal yang lain dari kamu."

"Saya bisa melaporkan tindakan Bapak ini ke kantor polisi," ancam Jessi saat baru saja Farrel akan mencium bibirnya.

"Laporkan saja. Apakah kamu pikir, kamu bisa memasukkan aku ke dalam penjara?"

"Saya," ucapan Jessi terhenti. Karena bibirnya sudah dikuasi Farrel secara paksa. Jessi berusaha menggeliatkan tubuhnya untuk melawan. Namun, tubuh besar Farrel semakin menimpa tubuhnya yang kecil. Belum lagi kedua kakinya yang dikunci dengan kaki Farrel. Sekuat-kuatnya tenaga Jessi, dirinya tetap tidak akan bisa melawan tenaga lelaki seperti Farrel.

"Agh," lenguhan tertahan itu sudah lolos disela-sela ciuman menuntut yang Farrel lakukan. Satu tangan Farrel yang menganggur digunakan untuk menjamah tubuh Jessi. Remasan tangan kekar itu semakin membuat Jessi terpedaya. Namun, Jessi tetap berakal sehat, karena ini tidak boleh terjadi.

"Pak Farrel, tolong berhenti sekarang," pinta Jessi beriringan dengan lelahan air mata yang semakin deras. "Aaaggghhh," keluhnya bercampur desahan saat Farrel menyesap kulit lehernya cukup kuat. "Saya sedang bulanan, Pak. Ini tidak boleh terjadi," ucap Jessi cepat, saat merasakan sesuatu yang keras dan mendesak penuh godaan di bawah sana.

Aktivitas bibir Farrel seketika terhenti. Ia menatap Jessi cukup tajam. "Jangan membohongiku."

"Sungguh, Pak!"

Farrel tidak percaya begitu saja. Ia menyusupkan tangannya ke dalam celana Jessi. Ternyata memang ada sesuatu yang membalut di bawa sana.

"Owh, shit!" umpat Farrel penuh kekesalan. Ia menggulingkan tubuhnya, dan menutupi wajahnya menggunakan lengan tangan untuk meredam rasa inginnya yang menyiksa raga.

Tubuh Jessi bergetar. Ia tidak percaya dengan perbuatan Farrel barusan. Tapi Jessi memilih beranjak dan duduk meringkuk di lantai. Jessi menangis tertahan. Dirinya sudah dilecehkan oleh atasannya sendiri. Jessi benar-benar tidak percaya kalau Farrel akan melakukan ini padanya.

"Aku akan memberimu uang yang kamu butuhkan. Berapapun itu. Asal kamu mau memenuhi semua keinginanku," ucap Farrel sambil bangun. Ia menatap tajam dan begitu serius menatap gadis yang sedang menangis.

"Saya datang ke kota ini untuk bekerja dengan benar, Pak. Saya tidak berniat menjual diri saya. Tolong biarkan saya pergi sekarang."

Farrel tersenyum tipis. "Apakah selamanya kamu mau menjadi seorang OG dengan gaji segitu? Sedangkan orang tuamu banyak menuntut. Belum lagi kebutuhan kedua adikmu. Manfaatkan tubuhmu dihadapanku, agar kamu tidak makan hanya dengan telur rebus, atau sayuran rebus saja. Penuhi segala hasratku, dan saat itu juga apa yang kamu inginkan akan aku berikan. Ponsel baru misalnya."

"Bagaimana Bapak bisa tahu semua tentang saya?" tanya Jessi dengan perasaan terkejut.

Farrel beranjak dan mendekati Jessi. Ia duduk jongkok dan menyentuh dagu Jessi agar mereka saling memandang.

"Tidak penting aku tahu semua dari mana. Bukankah kamu juga dituntut untuk membantu orang tuamu merenovasi rumah?" Farrel mengusap air mata Jessi. Lalu mengusap bibir mungil Jessi yang begitu menarik. Rasanya Farrel ingin kembali menyesap bibir tersebut. "Keluarkan suara desahanmu seindah mungkin, dan semua itu akan aku wujudkan."

"Saya tidak mau, Pak!" Jessi menyingkirkan wajahnya agar Farrel berhenti memberikan sentuhan.

Farrel tersenyum miring. Ia bersedekap seolah meremehkan penolakan Jessi. "Dengan gajimu yang hanya segitu, butuh berapa tahun kamu mewujudkan keinginanmu. Tawaranku tidak datang 2 kali, Jessi. Pikirkan baik-baik dan beri aku jawabanmu besok."

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
bnr2 c Farrel kalau suka ya bilang j atw kalau niat membantu ya g gitu juga keles caranya Farrel,ku doain semoga km bucin akut ke jessi
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   BAB 3 Mau Lagi

    Semalaman suntuk, Jessi tidak bisa tidur. Selain dirinya merasakan raga yang tiada harga karena sudah disentuh Farrel sesuka hati. Namun, Jessi juga sedang memikirkan segala tawaran Farrel. Keteguhan hati Jessi mulai goyah. Pikirannya sudah mulai memperkirakan kalau Farrel benar-benar akan menepati janji, jika dirinya bersedia menerima tawaran Farrel. Namun, di sisi hati yang lain, Jessi merasa takut. "Aku harus bagaimana?" Jessi mengusap wajahnya. Membayangkan jika dirinya memilih keluar dari pekerjaan. Namun, setelah itu dirinya mau kerja apa. Sedangkan mencari pekerjaan di kota ini tetap membutuhkan modal. Uanganya juga sudah pas-pasan untuk menyambung hidup hingga menunggu gajian selanjutnya. Belum lagi, mendapatkan pekerjaan dengan tempat yang pas dan gaji yang bisa dikatakan cukup seperti saat ini, bukanlah hal yang mudah. Hingga waktu sudah pagi. Jessi sudah berada di perusahaan dan sudah melakukan tugas pertamanya untuk membersihkan ruang kerja Farrel. "Kamu sakit,

    Last Updated : 2024-05-03
  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   BAB 4 Merasa Pusing

    "Bu, bulan ini sepertinya Jessi tidak bisa kirim uang. Karena Jessi punya kebutuhan sendiri," terang Jessi setelah beberapa saat terhubung panggilan suara dengan ibunya. "Iya! Tidak apa-apa, Jessi. Uang dari warung juga pendapatannya lumayan. Cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan juga kebutuhan adik-adikmu." "Syukurlah." Sudah hampir 1 tahun ini Jessi menjadi penghibur Farrel di atas ranjang. Farrel benar-benar menepati janji. 1 bulan pertama, Jessi diberikan ponsel baru dan juga uang. Bulan kedua, Farrel memberikan uang untuk melunasi hutang-hutang kedua orang tuanya. Bulan ketiga, Farrel memberikan uang untuk keperluan sekolah adiknya agar dipenuhi sampai lulus. Dan bulan selanjutnya, Farrel memberikan uang untuk renovasi rumah. Selain rumah, sekarang kedua orang tuanya juga memiliki warung sembako yang sudah mulai berkembang. Begitu juga tanah yang bisa digunakan ayah Jessi untuk berkebun. Sesuai dengan saran Farrel, mulai bulan ini Jessi akan berusaha untuk tidak men

    Last Updated : 2024-05-06
  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   BAB 5 Ungkapan Cinta Jessi

    Farrel menatap Jessi dan menahan rasa paniknya. Apalagi sekarang Carla terlihat menuntut jawaban. "Mama tahu sendiri kalau dia yang bertugas khusus membersihkan ruangan Farrel. Abaikan saja dia, Ma. Oh iya, jadi bagaimana dengan Dania?" Farrel berusaha mengalihkan topik pembicaraan, agar Carla tidak mendesak dirinya dan juga Jessi. Perasaan inilah yang selalu Jessi rasakan. Jika sedang butuh, Farrel selalu menuntutnya untuk dipenuhi apapun kemauannya. Namun, jika hampir ketahuan, maka dirinya hanya akan dianggap seperti perempuan tiada guna. Jessi sadar dengan segala kesepakatan mereka dulu. Namun, perasaan cinta yang Jessi pendam tidak bisa memungkiri hati yang terluka. "Karena pekerjaan saya sudah selesai, saya permisi, Pak!" "Tunggu dulu!" sentak Carla. "Apa kamu lupa dengan tugasmu setiap kali aku datang ke sini." "Saya minta maaf, Bu." Jessi segera melakukan tugasnya. Tanpa perlu bertanya apa yang ingin Carla minum, Jessi sudah sangat paham dengan keinginan Carla.

    Last Updated : 2024-05-06
  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   BAB 6 Pelacur Pribadi

    "Huek." Tiba-tiba perut Jessi terasa mual. Jessi segera lari menuju wastafel agar dirinya bisa segera mengeluarkan apa yang ingin keluar dari perutnya. "Jessi." Farrel sangat panik. Ia segera memijati tengkuk Jessi. "Kamu kenapa?" "Hoek." Hanya cairan saja yang keluar. Karena sejak tadi pagi, Jessi memang tidak nafsu makan. Setelah merasa lebih baik, Jessi berkumur beberapa kali untuk menghilangkan rasa tidak enak di dalam mulutnya. Setelah itu, Jessi menyempar tangan Farrel agar tidak terus memijati tengkuknya. "Apa kamu sudah merasa lebih baik?" Jessi balik badan dan menatap Farrel. Bagaimana mungkin dirinya tidak jatuh cinta pada lelaki tersebut, kalau Farrel memperlakukannya selembut ini. Bahkan sekarang Jessi bisa melihat kekhawatiran dimata Farrel. "Aku ingin pulang sekarang. Maaf, kamu makan sendiri saja ya?" Jessi mendorong Farrel agar dirinya bisa pergi. Tetapi Farrel yang tidak terima dengan perbuatan Jessi, langsung menahan tangan Jessi. "Kita anggap

    Last Updated : 2024-10-10
  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   BAB 7 Garis Dua

    "Apa ada yang lain, Bu?" tanya Yosi Febrian. Ibu kandung Jessi. "Itu ada ikan asap. Setelah beberapa minggu tidak ada barang, baru hari ini ada lagi. Itu juga karena saya ke pasar lebih pagi dari biasanya." Yosi berusaha menawarkan dagangannya. "Cukup, itu saja Bu Yosi." Yosi segera menotal semua belanjaan tetangganya tersebut. "Ini ya, Bu kembaliannya." "Terima kasih, Bu." "Sama-sama," ucap Yosi begitu ramah. Namanya juga hidup di desa dan memiliki usaha sembako seperti ini. Sebagai penjual, harus bisa memberikan rasa aman dan nyaman pada pembeli. Berharap orang sekitar tetap menjadi langganannya. "Jessi kerja di kota sudah sangat sukses ya, Bu. Sampai bisa membahagiakan orang tuanya seperti ini." Siapapun orang yang mengetahui kehidupan keluarga Jessi, pasti akan merasa tidak menyangka. Baru berapa tahun Jessi bekerja di kota, tapi sudah berhasil mengsejahterakan keluarga. Membuat sebagian orang merasa iri melihat kesuksesan keluarga Jessi. "Puji Tuhan, Bu Ilmi. Di

    Last Updated : 2024-10-11
  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 8 Memeriksakan Diri

    "Bagaimana ini?" Jessi hanya bisa menangis tertahan di dalam kamar mandi. Pagi ini, Jessi sengaja bangun lebih awal dari biasanya. Dirinya harus memastikan sekali lagi apakah dirinya benar hamil atau tidak. Sisa alat tes kehamilan secara bersamaan Jessi masukkan ke dalam air seni yang sudah Jessi tampung. Berharap Jessi bisa mendapatkan hasil yang berbeda dari pada yang kemarin. Namun, semua hanya tinggal harapan. Karena sekarang Jessi melihat sendiri kalau semua alat menunjukkan hasil bahwa dirinya positif hamil. Jessi tidak tahu lagi apa yang harus ia lakukan. Mau meminta pertanggung jawaban Farrel juga sepertinya Farrel tidak akan mau. "Aku tahu aku salah, Tuhan. Tapi kenapa Engkau hadirkan dia sekarang. Aku tidak tahu harus apa. Aku takut." * Semalaman suntuk, Farrel tidak bisa tidur. Lelaki tersebut sepertinya sangat terusik dengan pernyataan perasaan Jessi. Farrel merasa nyaman dengan Jessi. Namun, rasa itu Farrel maknai karena Jessi yang bertugas memenuhi has

    Last Updated : 2024-10-13
  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 9 Ingin Memberi Tahu

    "Usia kehamilannya sudah 8 minggu. Janinnya juga sangat kuat," ucap dokter setelah melakukan pemeriksaan. Jessi menunduk dalam. Gadis tersebut rasanya ingin kembali menangis. Namun, ia harus menahan diri. "Ini saya resepkan obat pereda mual muntahnya dan juga vitamin yang baik untuk kandungannya." "Saya takut, Dokter!" Jessi bicara begitu pelan. Dokter kandungan tersebut mendekati Jessi. Jika melihat usia, gadis tersebut sepantaran dengan anaknya. "Apa yang Nona Jessi takutkan?" "Saya harus bagaimana setelah ini, Dokter." "Minta pertanggung jawaban dari ayah janin. Jangan pernah berpikir untuk menghilangkannya. Setelah membuat kesalahan, jangan membuat kesalahan yang lain. Bertanggung jawablah terhadap perbuatan kalian, Nak." Bagaimana mungkin Jessi mau meminta pertanggung jawaban Farrel, kalau Farrel sendiri sudah memiliki calon istri. Selain itu, Jessi cukup sadar diri siapa dirinya. Setelah menebus obat, Jessi kembali memesan ojek untuk segera pulang ke kos.

    Last Updated : 2024-10-14
  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 10 Transfer Uang

    2 tahun yang lalu. "Kamu adalah anak satu-satunya Papa dan mama, Farrel. Jadi kamu harus menurut dengan perintah Papa!" ucap Regan Gevariel begitu tegas. "Tapi, Pa!" Farrel memberikan tatapn tidak terima. "Zaman sudah modern, Pa. Bagaimana mungkin Papa dan Mama mau menjodohkan aku. Pokoknya aku tidak mau," tolaknya begitu tegas. Farrel tidak habis pikir dengan pemikiran kedua orang tuanya. Hanya karena dimasa lalu orang tua Dania sudah membantu mereka saat dalam masalah, jadi sekarang dirinya yang harus balas budi. Ini jelas tidak adil. "Kalau kamu mau mewarisi semua harta orang tuamu, maka kamu harus menikah dengan Dania, titik. Papa dan mama hanya akan merestui pernikahanmu jika perempuan itu adalah Dania." Setelah perdebatan malam itu, Farrel banyak berpikir hingga memberikan keputusan. Farrel akan menikah dengan Dania. Setelah semua harta sudah dialihkan menjadi atas namanya, maka Farrel akan bertindak sesuai keinginannya. Farrel mengambil keputusan tersebut bukan

    Last Updated : 2024-10-15

Latest chapter

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 43 Peringatan Jessi

    Satu persatu murid sudah keluar sekolahan. Anak-anak yang dijemput orang tuanya sudah mulai meninggalkan area dengan menumpangi sepeda motor. Ada juga yang naik sepeda dan ada juga yang pulang jalan kaki. Entah pelajaran apa yang kini membuat kelas Rhona belum keluar. Padahal biasanya kelas 1 lebih cepat keluar kelasnya. Para wali murid yang menjemput sekolah sudah mulai sepi. Dan sekarang Jessi membalas sapaan dan mengobrol dengan seorag wali murid yang anaknya satu kelas dengan Rhona. "Di kelas 1, katanya Rhona yang paling pintar. Bu Jessi privatin Rhona ya?" tanya wali murid. "Semua anak juga punya kepintarannya masing-masing, Bu!" Jessi merasa tidak nyaman jika anaknya mendapatkan pujian seperti ini. "Rhona hanya belajar sama saya, Bu." "Wah, hebat dong Bu Jessi bisa telaten ngajarin Rhona. Jadi wajar kalau anaknya pintar. Saya sih kurang telaten, Bu. Belum lagi anak saya itu sukanya belajar sama bapaknya. Tapi ya begitulah ..." Ini yang paling tidak Jessi sukai jika sedang

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 42 Jessi?

    "Sepertinya seru bermain seperti ini ya, Ma?" tanya Rhona sambil menunjukkan sebuah wahana yang ada di sebuah kota metropolitan. "Rhona mau, Mama!" pintanya dengan suara yang terdengar manja. Untuk sesaat, Jessi terdiam. Karena kalau dirinya masih tinggal di kota tersebut, sudah pasti Jessi bisa membawa Rhona ke sana. "Minggu lalu kan kita sudah main, Sayang!" Setiap 1 bulan sekali, Jessi akan mengusahakan untuk mengajak Rhona pergi ke kota. Karena Jessi ingin anaknya bisa melihat bagaimana serunya bermain di tempat yang tidak ada di kampung. "Nanti saat liburan sekolah, Mama janji akan ajak Rhona ke sana lagi." "Tapi Rhona maunya yang seperti ini, Mama. Yang kemarin itu Rhona sudah bosan." Jessi sadar dari pada tidak bermain, maka Rhona akan memilih mengulang bermian di tempat yang sama. Dan sekarang permintaan Rhona tidak akan mungkin Jessi turuti. Setelah membuat beberapa janji untuk menenangkan keinginan Rhona, akhirnya sekarang gadis kecil tersebut sudah lelap.

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 41 Karma

    Proses perceraian Farrel dengan Dania menghabiskan waktu hingga beberapa bulan. Selain sidang yang beberapa kali harus ditunda karena Dania yang terus membuat alasan, Dania juga mengajukan mediasi hingga beberapa kali, untuk mempertahankan rumah tangganya. Setelah melewati proses yang cukup panjang, akhirnya Farrel dan Dania resmi bercerai. Farrel juga memberikan kompensasi pada Dania sebagai harta gono gini. Sudah 3 tahun lebih Farrel berpisah dengan Dania. Hingga saat ini, rasanya Farrel masih belum berhenti mencari Jessi. Meski orang suruhan Farrel sudah dikurangi. Karena Farrel sendiri tidak yakin akan dengan mudah menemukan perempuan yang menguasai seluruh pikirannya itu. Meski tahu kalau Farrel masih berusaha mencari Jessi, Carla dan Regan tetap berusaha memperkenalkan Farrel dengan perempuan lain dengan cara mereka sendiri. Namun, tidak ada satupun kesan baik yang Farrel dapatkan dari cara tersebut. Mau seperti apapun, Farrel sadar akan niat terselubung orang tuanya.

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 40 PT Variel's?

    Apa yang terjadi malam ini, sudah masuk ke dalam perkiraan Farrel. Dirinya hanya bisa tersenyum sinis karena merasa rencana busuk Dania terlalu mudah untuk di tebak. "Setelah kamu mendapatkan aku, apa seperti ini cara kamu memperlakukan aku?" tuntut Dania sambil menangis. "Jujur saja, aku mencoba kamu, karena aku ingin memiliki anak, untuk memenuhi keinginan orang tuaku. Tapi aku merasa tidak nyaman. Apalagi aku telah mencoba barang bekas banyak orang." "Jangan fitnah aku, Farrel!" teriak Dania. "Lancang sekali ucapanmu ini," tuntut Yosua. Sebagai orang tua, dirinya jelas tidak terima karena merasa harga diri anaknya telah direndahkan. "Sebenarnya siapa yang fitnah dan siapa yang difitnah, Dania?" Farrel menatap tajam Dania. "Apa perlu aku memanggil dokter yang bertanggung jawab atas pembuatan hasil palsu itu? Atau apa perlu aku menunjukkan semua bukti bagaimana liarnya kamu saat masih di luar negeri?" Nyali Dania mulai menciut. Namun, dirinya tidak ingin kehilangan F

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 39 Hasil Pemeriksaan Kesuburan

    Malam ini, orang tua Dania datang ke kediaman orang tua Farrel untuk makan malam bersama. Tentunya atas undangan Carla, meski ini adalah ide Dania. Setelah makan malam, semua orang berkumpul di ruang keluarga untuk bercengkrama. "Maaf semuanya," ucap Dania yang baru saja kembali, setelah perempuan tersebut undur diri sebentar guna ke kamar mandi. "Aku punya sesuatu hal yang sangat penting untuk di sampaikan." Semua orang beralih menatap Dania. Membuat para orang tua jadi berharap kalau mungkin saja sekarang Dania membawa kabar seperti yang mereka harapkan selama ini. "Ada apa, Dania? Cepat katakan!" perintah Carla yang sudah tidak sabaran lagi. Dania menatap Farrel yang duduk santai tanpa menatapnya. Ia tersenyum kecil dan mengandung banyak arti. "Farrel, hasil pemeriksaan kesuburan kita sudah keluar." "Benarkah?" "Yah. Agar tidak ada kesalah pahaman di antara kita, biarkan orang tua kita saja yang membuka hasilnya. Mereka juga perlu tahu kesehatan kita kan?"

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 38 Ungkapan Bagas

    Inilah yang paling tidak Jessi sukai saat berkumpul dengan para tetangga. Pada akhirnya, hal pribadi yang akan dipertanyakan. Mau tidak keluar juga tidak mungkin, apalagi Rhona sedang senang-senangnya bermain. Selain itu, dirinya juga memiliki warung. Jadi sudah pasti bisa menjadi tempat nongkrong ibu-ibu saat sore hari. "Apa sampai sekarang ayahnya Rhona belum kasih kabar juga, Jessi?" tanya seorang tetangga. "Belum, Bu!" Jessi tersenyum kecil untuk menutupi hatinya yang tiba-tiba terasa tidak nyaman. "Mbak Jessi tidak curiga kalau mungkin saja ayahnya Rhona tenggelam saat berlayar? Siapa yang tahu kan?" "Ibu ini bicara apa sih," ucap tetangga yang lain. "Tapi mungkin saja ayah Rhona kena guna-guna perempuan lain, Jessi." "Soal itu saya tidak tahu dan tidak mau mempermasalahkannya, Bu. Saya hanya berharap, beliau di sana baik-baik saja." 'Yeah! Semoga kamu baik-baik saja dengan segala penyesalan yang kamu tanggung sendiri,' ungkap hati Jessi. Tanpa terasa, hati yang aw

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 37 Rencana Dania

    "Saya permisi sebentar," ucap Dania. Siang ini, Dania menuruti Carla untuk ikut ke acara arisan Carla bersama geng sosialitanya. Sebenarnya Dania tidak mau. Karena ia tahu pembahasan apa yang akan dibicarakan dan bisa saja menyudutkannya. Namun, pada akhirnya bujuk rayu Carla membuat Dania mengalah. Dania melangkah cepat meninggalkan ruangan VIP yang ada di sebuah restoran. Hatinya terasa geram. Bahkan jantungnya seperti ingin meledak. Bagaimana mungkin Dania tidak pusing jika para orang tua tadi hanya membahas soal cucu. Sedangkan dirinya dan Carla seperti kambing congek yang hanya bisa mendengarkan saja. "Sengaja sekali mama bikin aku sakit hati begini," gerutu Dania. Ia membasahi wajahnya. Tidak perduli make upnya yang bisa saja rusak. "Memangnya siapa sih yang tidak ingin hamil? Aku juga ingin. Tapi bagaimana aku bisa hamil kalau Farrel saja jarang sekali menyentuhku. Sudah hampir 4 tahun usia pernikahan Farrel dan Dania. Hingga saat ini, belum ada tanda-tanda Dania ham

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 36 Rhona-ku

    Meski hidup Jessi tidak kesulitan dalam masalah ekonomi, tapi bukan sesuatu yang mudah juga menjadi Jessi. Hamil tanpa dampingan siapapun. Hidup sendiri, bahkan setelah melahirkanpun tetap sendiri. Setelah melahirkan, hanya beberapa hari saja Jessi bisa meng-asi Rhona. Karena Jessi melahirkan bertepan dengan tetangganya yang melahirkan 1 hari setelahnya. Meski Jessi berusaha baik-baik saja melihat tetangganya yang di dampingi suami dan keluarga, tapi Jessi tidak bisa pungkiri hati yang merasa iri. Hati yang terus membatin, diam-diam membuat pikiran Jessi menjadi setres. Hingga akibatnya membuat asi Jessi menjadi tidak keluar lagi. Jessi sempat menyalahkan diri sendiri. Ia juga sampai konsultasi pada bidan yang memantau perkembangan kehamilannya selama ini. Akhirnya Jessi berusaha menenangkan pikirannya. Meski pada akhirnya, Jessi harus relakan Rhona tidak bisa menikmati asinya lagi. Yang terpenting saat itu adalah Rhona tetap mendapatka nutrisi yang terbaik. Hal yang patut Jes

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 35 Kata Sandi

    Karena mengira kalau Farrel adalah atasan Jessi, membuat Dania berinisiatif memanggil Farrel dengan sebutan 'Pak'. Namun, sekarang Dania jadi menyesal. Padahal baru saja dirinya merasakan sesapan kasar bibir Farrel. Belum lagi remasan Farrel di dadanya begitu terasa sempurna. Dan sekarang semuanya jadi berantakan karena dirinya sudah salah memanggil. 'Sial! Seharusnya sekarang aku sedang menikmati perbuatan Farrel!' batin Dania kecewa pada diri sendiri. Baru opening saja permainan Farrel sudah terasa kasar dan menuntut. Lalu bagaimana jika mereka sudah berada di permainan utama? "Kamu menggunakan parfumku?" tuntut Farrel tidak terima. "Siapa Jessi?" tuntut Dania kecewa. Perasaannya sekarang menjadi campur aduk. Dan tidak bisa sepenuhnya marah karena yang lebih mendominasi adalah penyesalan ucapan mulutnya sendiri. "Aku paling tidak suka jika pertanyaanku di kembalikan dengan pertanyaan. Kenapa kamu menggunakan parfumku?" Farrel masih merasa tidak rela hanya karena parfum. P

DMCA.com Protection Status