Share

BAB 5 Ungkapan Cinta Jessi

Author: Nia Masykur
last update Last Updated: 2024-05-06 10:26:36

Farrel menatap Jessi dan menahan rasa paniknya. Apalagi sekarang Carla terlihat menuntut jawaban.

"Mama tahu sendiri kalau dia yang bertugas khusus membersihkan ruanganku. Abaikan saja dia, Ma. Oh iya, jadi bagaimana dengan Dania?" Farrel berusaha mengalihkan topik pembicaraan, agar Carla tidak mendesak dirinya dan juga Jessi.

Perasaan inilah yang selalu Jessi rasakan. Jika sedang butuh, Farrel selalu menuntutnya untuk dipenuhi apapun kemauannya. Namun, jika hampir ketahuan, maka dirinya hanya akan dianggap seperti perempuan tiada guna. Jessi sadar dengan segala kesepakatan mereka dulu. Namun, perasaan cinta yang Jessi pendam tidak bisa memungkiri hati yang terluka.

"Karena pekerjaan saya sudah selesai, saya permisi, Pak!"

"Tunggu dulu!" sentak Carla. "Apa kamu lupa dengan tugasmu setiap kali aku datang ke sini."

"Saya minta maaf, Bu."

Jessi segera melakukan tugasnya. Tanpa perlu bertanya apa yang ingin Carla minum, Jessi sudah sangat paham dengan keinginan Carla.

"Kalau Dania cepat pulang, maka rencana pernikahan kalian bisa segera dilangsungkan."

Nampan yang terdapat 2 gelas minuman hangat untuk Jessi sajikan pada Farrel dan Carla seketika terjatuh. Jessi sangat terkejut dengan apa yang baru saja ia dengar. Apalagi selama ini Farrel tidak pernah memberitahunya bahwa Farrel sudah memiliki calon istri.

"Maaf-maaf." Jessi duduk jongkok dan berusaha mengumpulkan pecahan gelas.

"Oh Tuhan! Kamu ini bisa kerja atau tidak?" sentak Carla. "Mau kemana kamu?" Carla menahan tangan Farrel yang sepertinya akan mendekati Jessi.

Farrel bingung mau menjawab apa. Jujur, hatinya ingin sekali menarik Jessi, karena bisa saja pecahan kaca melukai tangan Jessi.

"Awh," keluh Jessi saat tangannya terluka.

"Dasar bodoh. Ambil peralatan kebersihan sana," sentak Farrel.

Entah apa yang sedang dipikirkan Jessi sebenarnya. Padahal biasanya Jessi bisa berpikir cepat jika sedang salah bertindak.

"Baik, Pak. Tolong maafkan saya." Jessi bicara sambil menundukkan wajahnya. Setelah itu dirinya keluar untuk mengambil alat yang diperlukan.

Karena kejadian tadi, Jessi jadi tidak bisa mendengar pembicaraan Farrel dan Carla. Pikirannya semakin dipenuhi dengan nama Dania.

"Selamat siang, Ibu!" sapa Jessi saat Carla akan melaluinya. Carla berhenti dan memperhatikan Jessi. Membuat wajah Jessi jadi panik sendiri. "Sekali lagi saya minta maaf soal tadi, Bu. Saya janji, lain kali saya akan lebih hati-hati saat bekerja."

"Kamu memiliki hubungan dengan anakku?" tanya Carla mulai menyelidiki. Tatapannya bahkan begitu sinis.

Jessi terkejut. Membuat mulutnya terkatup untuk beberapa detik. "Tidak, Bu."

"Benarkah?" tuntut Carla semakin curiga.

Carla memperhatikan wajah Jessi. Jelas kulit Jessi nampak seperti gadis yang menggunakan perawatan. Apalagi saat mata Carla melihat kulit leher dan juga tangan Jessi yang nampak bersih. Bahkan hidung Carla bisa mencium aroma Jessi yang menggunakan parfum mahal.

"Mana mungkin saya berbohong sama Ibu."

"Sadar dirilah dan sadar akan kenyataan. Jangan berhalusinasi menjadi menantu keluarga Gevariel. Ingatlah, bahwa kamu hanya pegawai rendahan di perusahaan ini." Carla menatap Jessi dari atas hingga ke bawah. "Murahan."

Air mata Jessi luruh begitu Carla meninggalkannya. Dirinya tidak pernah berharap untuk masuk ke dalam keluarga Gevariel. Namun, tidak bisa Jessi pungkiri kalau dirinya berharap Farrel juga mencintainya.

Sore ini, Jessi pulang ke apartemen sesuai dengan perintah Farrel. Rasa pusingnya belum hilang sejak tadi. Maka sekarang Jessi hanya membersihkan diri dan menggunakan baju normal lalu pergi mempersiapkan menu makanan untuk Farrel. Sepanjang melakukan pekerjaan dapur, pikiran Jessi masih kalut karena memikirkan perempuan yang bernama Dania.

"Kamu bulanan?" tanya Farrel yang langsung memeluk Jessi dari belakang.

"Ya!" Terpaksa Jessi berbohong karena sedang malas meladeni kemauan Farrel. Jessi berharap Farrel percaya. Karena hanya ini yang bisa Jessi gunakan sebagai alasan.

"Ck! Tadi sudah gagal di kantor gara-gara mama datang tiba-tiba. Sekarang harus gagal lagi karena kamu bulanan. Mana harus menunggu 1 minggu lagi."

Suara keluhan Farrel membengung karena wajahnya menyusup dileher Jessi. Farrel menghirup aroma wangi yang Jessi gunakan. Sedangkan tangannya menyusup ke dalam kaos untuk menyentuh aset kembar kesukaan Farrel.

"Biarkan aku menyelesaikan pekerjaanku dulu, Farrel."

Menurut Jessi, dirinya sudah bicara lembut seperti biasanya. Namun, menurut Farrel, Jessi bicara sedikit menyentak. Farrel tidak mengambil hati. 1 tahun kebersamaan mereka bukanlah waktu yang singkat. Farrel sudah paham dengan perubahan mood Jessi saat sedang bulanan.

"Emmm, aroma masakanmu begitu nikmat. Beruntungnya aku menemukan kamu. Sudah pintar di atas ranjang, pintar juga membuatkan menu makanan untukku."

Biasanya Jessi senang saat Farrel memuji dirinya. Namun, ucapan itu justru membuat hati Jessi semakin terluka.

"Aku baru tahu kalau ternyata kamu sudah memiliki calon istri." Jessi berusaha tenang dan ingin tahu semuanya lebih jauh. "Siapa tadi namanya? Dania?"

Farrel duduk di tepi meja makan saat Jessi mulai menata menu yang sudah matang.

"Namanya Dania Malachy. Dia seorang model di luar negeri. Sejak 3 tahun yang lalu, kami dijodohkan. Jadi sudah 2 tahun ini kami bertunangan."

Hati Jessi semakn sakit. Apa yang bisa dirinya harapkan dari hubungan kesepakatan ini.

"Padahal kita berhubungan sudah 1 tahun. Tapi aku belum pernah mendengarmu menyebut namanya."

"Hubungan kami hanya karna kesepakatan, Jessi. Karena di masa lalu, orang tuaku memiliki hutang budi pribadi dengan orang tuanya. Jadi sekarang aku yang dikorbankan. Untuk bisa memiliki harta warisan orang tuaku, aku harus menikah dengan Dania."

Air mata Jessi jatuh. Namun, ia segera mengusap dengan lengan bajunya. "Jadi itu artinya kamu akan segera menikah?"

"Rencana 2 belah pihak keluarga seperti itu. Karena memang kontrak kerja Dania tahun ini sudah habis. Sebentar lagi, semua milik orang tuaku akan beralih menjadi milikku."

"Jadi mau sampai kapan kita akan seperti ini, Farrel?"

Farrel turun dari atas meja dan mendekati Jessi yang masih memunggunginya sambil mencengkram pinggiran wastafel.

"Apa maksudmu bertanya seperti itu padaku?" geram Farrel setelah membalik tubuh Jessi. "Kamu kenapa?" Farrel terkejut melihat kedua mata Jessi yang basah.

"Kalau kamu sudah menikah, kita tidak bisa seperti ini terus, Farrel. Aku takut ketahuan."

"Yang bisa memutuskan hubungan ini adalah aku, Jessi. Aku tidak akan melepaskanmu sebelum aku bosan."

"Kalau kamu sudah menikah, kamu bisa melampiaskan semua keinginanmu pada istrimu, Farrel. Jadi ..."

Kedua tangan Farrel memukul tepian wastafel begitu kuat. Membuat Jessi memejamkan mata karena terkejut.

"Ada apa denganmu sebenarnya? Bukankah seharusnya kamu senang karena aku tetap mempertahankanmu sehingga kamu masih tetap mendapatkan uang dan segala yang biasanya aku berikan?"

"Aku cinta sama kamu, Farrel!" ungkap Jessi yang sudah tidak bisa menahan perasaannya.

"What!"

"Maka dari itu lepaskan aku dan biarkan aku bekerja sebagai OG saja. Aku memang tidak tahu diri. Tapi jika kita masih bersama, aku jadi merasa kamu duakan. Jadi ..."

"Siapa yang mengizinkanmu menaruh perasaan denganku, Jessi?"

"Huek."

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
g ada tapi kalau terlalu lm bersama g mungkin kan kalau g bkln tumbuh perasaan lain dihatinya jessi
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   BAB 6 Pelacur Pribadi

    "Huek." Tiba-tiba perut Jessi terasa mual. Jessi segera lari menuju wastafel agar dirinya bisa segera mengeluarkan apa yang ingin keluar dari perutnya. "Jessi." Farrel sangat panik. Ia segera memijati tengkuk Jessi. "Kamu kenapa?" "Hoek." Hanya cairan saja yang keluar. Karena sejak tadi pagi, Jessi memang tidak nafsu makan. Setelah merasa lebih baik, Jessi berkumur beberapa kali untuk menghilangkan rasa tidak enak di dalam mulutnya. Setelah itu, Jessi menyempar tangan Farrel agar tidak terus memijati tengkuknya. "Apa kamu sudah merasa lebih baik?" Jessi balik badan dan menatap Farrel. Bagaimana mungkin dirinya tidak jatuh cinta pada lelaki tersebut, kalau Farrel memperlakukannya selembut ini. Bahkan sekarang Jessi bisa melihat kekhawatiran dimata Farrel. "Aku ingin pulang sekarang. Maaf, kamu makan sendiri saja ya?" Jessi mendorong Farrel agar dirinya bisa pergi. Tetapi Farrel yang tidak terima dengan perbuatan Jessi, langsung menahan tangan Jessi. "Kita anggap

    Last Updated : 2024-10-10
  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   BAB 7 Garis Dua

    "Apa ada yang lain, Bu?" tanya Yosi Febrian. Ibu kandung Jessi. "Itu ada ikan asap. Setelah beberapa minggu tidak ada barang, baru hari ini ada lagi. Itu juga karena saya ke pasar lebih pagi dari biasanya." Yosi berusaha menawarkan dagangannya. "Cukup, itu saja Bu Yosi." Yosi segera menotal semua belanjaan tetangganya tersebut. "Ini ya, Bu kembaliannya." "Terima kasih, Bu." "Sama-sama," ucap Yosi begitu ramah. Namanya juga hidup di desa dan memiliki usaha sembako seperti ini. Sebagai penjual, harus bisa memberikan rasa aman dan nyaman pada pembeli. Berharap orang sekitar tetap menjadi langganannya. "Jessi kerja di kota sudah sangat sukses ya, Bu. Sampai bisa membahagiakan orang tuanya seperti ini." Siapapun orang yang mengetahui kehidupan keluarga Jessi, pasti akan merasa tidak menyangka. Baru berapa tahun Jessi bekerja di kota, tapi sudah berhasil mengsejahterakan keluarga. Membuat sebagian orang merasa iri melihat kesuksesan keluarga Jessi. "Puji Tuhan, Bu Ilmi. Di

    Last Updated : 2024-10-11
  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 8 Memeriksakan Diri

    "Bagaimana ini?" Jessi hanya bisa menangis tertahan di dalam kamar mandi. Pagi ini, Jessi sengaja bangun lebih awal dari biasanya. Dirinya harus memastikan sekali lagi apakah dirinya benar hamil atau tidak. Sisa alat tes kehamilan secara bersamaan Jessi masukkan ke dalam air seni yang sudah Jessi tampung. Berharap Jessi bisa mendapatkan hasil yang berbeda dari pada yang kemarin. Namun, semua hanya tinggal harapan. Karena sekarang Jessi melihat sendiri kalau semua alat menunjukkan hasil bahwa dirinya positif hamil. Jessi tidak tahu lagi apa yang harus ia lakukan. Mau meminta pertanggung jawaban Farrel juga sepertinya Farrel tidak akan mau. "Aku tahu aku salah, Tuhan. Tapi kenapa Engkau hadirkan dia sekarang. Aku tidak tahu harus apa. Aku takut." * Semalaman suntuk, Farrel tidak bisa tidur. Lelaki tersebut sepertinya sangat terusik dengan pernyataan perasaan Jessi. Farrel merasa nyaman dengan Jessi. Namun, rasa itu Farrel maknai karena Jessi yang bertugas memenuhi has

    Last Updated : 2024-10-13
  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 9 Ingin Memberi Tahu

    "Usia kehamilannya sudah 8 minggu. Janinnya juga sangat kuat," ucap dokter setelah melakukan pemeriksaan. Jessi menunduk dalam. Gadis tersebut rasanya ingin kembali menangis. Namun, ia harus menahan diri. "Ini saya resepkan obat pereda mual muntahnya dan juga vitamin yang baik untuk kandungannya." "Saya takut, Dokter!" Jessi bicara begitu pelan. Dokter kandungan tersebut mendekati Jessi. Jika melihat usia, gadis tersebut sepantaran dengan anaknya. "Apa yang Nona Jessi takutkan?" "Saya harus bagaimana setelah ini, Dokter." "Minta pertanggung jawaban dari ayah janin. Jangan pernah berpikir untuk menghilangkannya. Setelah membuat kesalahan, jangan membuat kesalahan yang lain. Bertanggung jawablah terhadap perbuatan kalian, Nak." Bagaimana mungkin Jessi mau meminta pertanggung jawaban Farrel, kalau Farrel sendiri sudah memiliki calon istri. Selain itu, Jessi cukup sadar diri siapa dirinya. Setelah menebus obat, Jessi kembali memesan ojek untuk segera pulang ke kos.

    Last Updated : 2024-10-14
  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 10 Transfer Uang

    2 tahun yang lalu. "Kamu adalah anak satu-satunya Papa dan mama, Farrel. Jadi kamu harus menurut dengan perintah Papa!" ucap Regan Gevariel begitu tegas. "Tapi, Pa!" Farrel memberikan tatapan tidak terima. "Zaman sudah modern, Pa. Bagaimana mungkin Papa dan Mama mau menjodohkan aku. Pokoknya aku tidak mau," tolaknya begitu tegas. Farrel tidak habis pikir dengan pemikiran kedua orang tuanya. Hanya karena dimasa lalu orang tua Dania sudah membantu mereka saat dalam masalah, jadi sekarang dirinya yang harus balas budi. Ini jelas tidak adil. "Kalau kamu mau mewarisi semua harta orang tuamu, maka kamu harus menikah dengan Dania, titik. Papa dan mama hanya akan merestui pernikahanmu jika perempuan itu adalah Dania." Setelah perdebatan malam itu, Farrel banyak berpikir hingga memberikan keputusan. Farrel akan menikah dengan Dania. Setelah semua harta sudah dialihkan menjadi atas namanya, maka Farrel akan bertindak sesuai keinginannya. Farrel mengambil keputusan tersebut bukan

    Last Updated : 2024-10-15
  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 11 Pulang Kampung

    Sampai kapanpun, hal utama yang akan Farrel perjuangkan adalah mendapatkan seluruh harta warisan kedua orang tuanya. Setelah semuanya sudah dalam genggamannya, Farrel akan melakukan hal apapun sesuka hatinya. Farrel terkejut dengan kabar yang baru saja disampaikan oleh Jessi. Perasaannya tidak menentu. Namun, pikiran Farrel terus kembali pada tujuan utamanya. Farrel hanya bisa mengepalkan tangannya erat. Ada rasa kasihan melihat wajah Jessi. Namun, dirinya tidak ingin mengambil resiko lebih dari ini. Langkahnya tinggal sedikit lagi. Semuanya bisa hancur jika semua ini diketahui kedua orang tuanya. "Bukankah sejak awal, kita membuat kesepakatan untuk saling menguntungkan?" "Tunggu dulu, Farrel!" Rasanya Jessi tidak mampu mendengar ucapan Farrel selanjutnya. "Aku akan mengurus cuti kerjamu. Aku tidak bisa mengantarmu, Jessi!" Farrel tidak bisa mengatakan pada Jessi kalau Dania sudah datang. "Gugurkan kandunganmu, setelah itu istirahatlah dulu." Jessi tidak kuasa lagi mena

    Last Updated : 2024-10-16
  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 12 Ingin Bertemu Jessi

    "Maaf, karena aku ingkar janji. Lain kali, aku akan ajak kamu pergi ke tempat yang aku janjikan malam ini," ucap Farrel begitu mobilnya sudah sampai di depan rumah Dania. "Tidak apa-apa, Farrel. Kesehatan itu nomor satu." Dania berusaha untuk pengertian. Karena tadi Farrel mengatakan sedang pusing. "Begitu sampai rumah, segera istirahat. Jangan lupa kabari aku." Dengan sangat lembut, Dania mengusap wajah Farrel. "Ok!" Dania hanya bisa menghelakan nafasnya yang terasa kesal. Ia merasa ada sesuatu yang aneh dari diri Farrel. "Apakah dia menyembunyikan sesuatu?" gumam Dania menerka. Tidak lama kemudian, Dania menggelengkan kepalanya. "Tidak mungkin. Aku tidak boleh berpikir negatif tentangnya. Aku ini tunangannya. Boleh dibilang aku juga pacar pertamanya. Meski kami dijodohkan, aku yakin dia hanya mencintai aku." Dania berusaha membuang keresahan hatinya. Setelah sedikit merasa tenang, dirinya segera memasuki rumah. Ia harus terlihat happy agar kedua orang tuanya tidak berpi

    Last Updated : 2024-10-17
  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 13 Dugaan Yosi Bahwa Jessi Hamil

    "Sejak saya mengatakan ke Bapak kalau Jessi tidak bisa saya hubungi, sampai saat ini kami belum pernah bertemu maupun bertukar kabar, Pak. Bahkan saat saya datang ke kosnya, saya tidak bertemu dengan Jessi." "Kamu tidak berbohong?" tuntut Farrel dan memberikan tatapan begitu tajam. "Mana mungkin saya berani berbohong sama Pak Farrel." Farrel mencengkram pulpennya begitu kuat. Nafasnya semakin terasa berat karena tidak mendapatkan informasi apapun tentang Jessi. Melihat reaksi Rika, Farrel yakin kalau karyawannya itu tidak berbohong. "Keluar dan lanjutkan pekerjaanmu." "Baik, Pak. Kalau begitu saya permisi." Sebelum keluar ruangan Farrel, Rika membungkukkan tubuhnya sebentar untuk menghormati Farrel. Kaki Rika terasa lemas. Sebelum memasuki ruangan Farrel, Rika sempat mengira kalau dirinya sudah melakukan kesalahan dan kemungkinan Farrel akan memecatnya. Namun, sekarang perasaan Rika jauh lebih tenang. "Sebenarnya kamu pergi kemana, Jessi. Dan ..." Rika terdiam se

    Last Updated : 2024-10-18

Latest chapter

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 52 Dukungan Bagas

    "Mas!" Jessi meraih tangan Bagas. "Saya tidak berniat kembali padanya. Sebenarnya saya dan dia ..." ucapan Jessi terhenti. Hatinya kembali menolak untuk memberitahu orang lain terkait hubungannya dengan Farrel. Karena pada akhirnya berkaitan dengan Rhona. "Terkadang hati dan mulut itu memberikan pernyataan yang berbeda, Jessi. Coba tanyakan pada dirimu sendiri. Ini berkaitan dengan Rhona. Kalaupun kedepannya kamu memilih mengakhiri pernikahanmu dengan suamimu, maka jangan memaksa diri untuk bersamaku. Aku tidak mau terlibat dalam kisah kalian bertiga. Karena aku lebih mementingkan perasaan Rhona."Jessi melepaskan genggamannya pada Bagas. "Terima kasih karena Mas sudah sangat menyayangi Rhona begitu tulus. Saya pasti tidak akan punya muka kalau nanti ibu datang dan bertemu dengannya." "Saya belum memberitahu ibu soal hubungan singkat kita yang baru berakhir. Karena sejak awal, saya tahu ini akan berakhir seperti apa. Kamu tenang saja. Sekarang pikirkan kebahagiaanmu dan juga Rhona."

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 51 Saya Tidak Bisa Berada Diantara Kalian Bertiga

    "Mas." Waktu sudah pagi. Semalaman Jessi dibuat kebingungan sendiri. Beruntungnya di desa ini sudah ada klinik yang buka 24 jam. Sehingga Jessi nekat membawa Rhona keklinik dengan mengendarai motor. Sekarang Jessi dibuat terkejut akan kedatangan Bagas. Lelaki yang datang seorang diri sambil membawakan rantang. Sudah pasti itu sarapan yang dipersiapkan Ambar untuk dirinya. "Saya terkejut saat tahu kabar kalau tengah malam kamu membawa Rhona ke sini seorang diri. Kenapa tidak memanggil saya dulu?" Wajah Bagas nampak sekali khawatir. Ia meletakkan rantang di atas nakas. "Semalam saya sangat panik, Mas. Apalagi suhu tubuhnya hampir 40°. Yang saya pikirkan semalam hanya Rhona segera dapat portolongan. Bodohnya saya juga tidak menyimpan obat penurun panas dirumah." "Tapi sekarang suhu tubuhnya sudah turunkan?" Bagas menyentuh kening Rhona perlahan. Ia takut mengusik Rhona yang masih lelap. "Syukurnya sudah, Mas." "Itu ibu buatkan sarapan buat kamu. Makan dulu. Kamu harus sehat

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 50 Panas

    8 tahun memang sudah berlalu. Meski rasa kecewa dan benci itu memenuhi hati Jessi, tapi Farrel adalah laki-laki pertama yang memiliki Jessi. Baik dari perasaan maupun tubuh. Setiap kali Jessi mendapati Rhona menatap iri teman seusianya yang diperlakukan penuh kasih oleh ayah mereka, saat itulah Jessi selalu menangis diam-diam sambil menatap foto Farrel. "Kalau dulu kamu mengasihaniku, mungkin Rhona tidak akan terluka seperti sekarang. Aku berusaha membahagiakannya. Tapi ada sesuatu hal yang tetap tidak bisa aku berikan." Jessi hanya bisa berandai-andai. Sesuatu yang tidak pernah mungkin terjadi. "Bagaimana aku bisa melupakanmu, kalau wajahmu begitu lekat diwajah Rhona. Setiap hari, aku seperti melihat dirimu. Aku sangat mencintai Rhona, tapi aku sangat membenci kamu!" Tanpa Jessi ketahui, beberapa kali Rhona mengintip Jessi yang sedang menangis, sambil menatap sebuah foto. Hati Rhona begitu penasaran. Maka dari itu Rhona mengintip di mana Jessi menyimpan foto tersebut. "

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 49 Foto

    Jessi duduk berjarak dengan Farrel. Sedikitpun Jessi tidak bisa tenang karena dirinya terus menatap Rhona yang sudah ada di dalam pangkuan Farrel. 'Aneh! Bagaimana bisa Rhona tahu kalau Farrel itu papanya?' batin Jessi."Rhona tidur dulu ya?" ucap Farrel sambil mengusap puncak kepala Rhona. Hati Farrel begitu terasa hangat. Momen ini sungguh sangat berharga. Bahkan sekarang degup jantungnya seperti akan meledak. 'Bisa-bisanya dalam keadaan seperti ini, aku ingin tertawa,' batin Farrel. Ia jadi merasa bodoh sendiri. Namun, kedua mata Rhona yang sudah sayup-sayup, tapi Rhona masih berusaha untuk tetap terjaga. Dan hal itu membuat wajah Rhona semakin terlihat menggemaskan. "Papa tadi mau pergi lagikan? Rhona tidak mau tidur." "Papa janji tidak akan jauh dari Rhona lagi. Sekarang Rhona tidur ya?" Namanya juga anak kecil. Seperti apapun usahanya untuk tetap terjaga, pada akhirnya Rhona tetap terlelap. Apalagi Rhona memang sudah terbiasa tidur siang. Membuatnya langsung terlelap, kare

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 48 Jangan Pergi, Pa!

    Karena sesuatu hal, anak sekolah dasar kelas 1 dipulangkan lebih awal. Sebagian murid yang orang tuanya sudah mengetahui informasi dari group chat, tentu sudah menjemput anak-anak mereka. Tapi ada anak-anak yang masih menunggu jemputan. Sedangkan Rhona kebetulan diajak pulang wali murid tetangganya. "Terima kasih, Bude!" ucap Rhona begitu sopan setelah turun dari atas motor. "Sama-sama anak cantik. Sudah sana masuk rumah. Mama belum jemput mungkin karena masih ada tamu." Rhona memperhatikan mobil mewah yang menutupi pintu utama. Rhona jelas masih paham dengan mobil tersebut. Membuatnya tersenyum kecil dan lari memasuki rumah. "Papaaa ..." Suara panggilan dan tangisan Rhona membengung karena wajahnya bersembunyi dalam pelukan Farrel. "Huaaa ..." "Rhona!" Farrel juga menangis. Ini adalah sebuah kebahagiaan yang sangat Farrel inginkan. Tubuh Farrel terasa lemas. Ia terduduk dan membawa Rhona duduk dipangkuannya. "Maafin Papa karena baru bisa menemukan Rhona dan mama. M

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 47 Papa

    "Tidak perlu berterima kasih." Farrel ingin meninggalkan Bagas, karena dirinya tidak mau berurusan dengan calon suami Jessi. "Bagaimana dengan pundak anda?" tanya Bagas karena ia melihat Farrel yang masih menahan ujung pundaknya. "Pundak saya baik-baik saja. Permisi!" Aura acuh, dominasi, dan tidak mudah didekati sangat melekat pada diri Farrel. Dan ini adalah penilaian Bagas. 'Sangat mirip. Pantas saja kalau dia tidak bisa melupakannya.' "Saya penasaran. Kenapa anda bisa tahu nama calon istri saya?" Farrel berhenti melangkah dan balik badan. Ia menatap Bagas yang menurutnya sedang menyelidiki. "Saya rasa, anda bukan orang sini," lanjut Bagas. "Permisi!" ucap Farrel yang tidak ingin memberikan tanggapan apapun atas pertanyaan Bagas. 'Dia bukan orang yang mudah,' batin Bagas. Ia menatap kesembarang arah. Sekarang Bagas dibuat bingung akan keberadaan Jessi. "Di mana dia?" Jessi memilih bersembunyi, mengintai Farrel dan Bagas. "Kenapa hatiku selemah ini?" K

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 46 pencopet

    Saat ingat kalau dirinya memiliki janji dengan Bagas, Jessi segera menenangkan diri. Ia mengusap wajahnya yang basah. Segera Jessi menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya. "Bagaimana ini?" Jessi bingung, saat menatap wajahnya dicermin, kedua matanya nampak sembab. Segera Jessi mengeringkan wajahnya dan menuju kamar untuk menggunakan make up. "Sepertinya tidak berpengaruh," gumam Jessi. Karena terlalu buru-buru, Jessi jadi merasa kalau wajahnya jadi terlihat aneh. Jessi memilih membersihkan make upnya. Sekarang ia memilih mencari hansaplast untuk membungkus salah satu jari tangannya. Sebelum membuka pintu utama, Jessi menghelakan nafasnya. Biasaya Bagas selalu datang lebih awal saat dirinya memerlukan bantuan. Untungnya kali ini Bagas belum datang. "Selamat pagi." "Pagi." Baru saja Jessi duduk disofa, sekarang Bagas sudah datang. "Masuk, Mas." Bagas duduk di sofa singel. Tentunya sangat berjarak dengan Jessi. Ia juga memperhatikan wajah cantik Jessi. Terdapat se

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 45 Bukan Bagas, tapi Farrel

    "Pak." Edgar langsung mendekati Farrel saat Jessi sudah memasuki rumah. "Mari ..." Edgar berniat membantu Farrel berdiri. "Farrel," panggil Edgar pelan. Saat ini, ia merasa kalau Farrel sedang membutuhkan teman bicara. Bukanlah seorang sekretaris pada atasannya. "Bukan hal mudah mencarinya. Aku sangat senang bisa tidak sengaja menemukan mereka." Niat mencari, tapi selama 8 tahun tiada hasil. Siapa yang menduga, waktu yang tidak berhenti tapi Farrel yang berniat menghentikan pencarian untuk sementara, justru membawanya pada kesempatan yang Farrel harapkan. "Tapi sekarang, aku harus melakukan apa, Edgar? Kesalahanku sangat fatal." "Kamu sudah berusaha selama ini. Dan ini adalah usaha yang sesungguhnya. Biarpun nona Jessi mengusirmu, tolong tetap berusaha dan jangan putus asa. Yang terpenting, kamu jangan nekat menemui nona Rhona tanpa seizin nona Jessi." Farrel mengusap wajahnya kasar. Ia segera bangun. "Kamu pulanglah duluan. Ambil kendali pekerjaanku yang bisa kamu lakuka

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 44 Permintaan Maaf Farrel

    "Jessi ... Rhonaaa ..." gumam Farrel sambil lari secepat mungkin. Farel sangat takut kehilangan jejak wanita dan anak yang ia cari selama ini. "Namanya Rhona. Jessi mempertahankannya." Jantung Farrel berdegup sangat cepat. Hatinya terasa hangat karena setelah sekian lama, dirinya bisa bertemu dengan Jessi, sekaligus anaknya. Air mata Farrel menetes. Ucapan Jessi sangat benar. Karena sejak awal, dirinya sudah membunuh Rhona. Sekarang yang bisa Farrel harapkan adalah maaf dari Jessi. Tin ... tiiinnn ... Supir yang sejak tadi mengemudikan mobil yang ditumpangi Farrel, langsung menekan klakson saat mobilnya sudah berhasil menyeimbangi langkah lari Farrel. Segera Farrel memasuki mobil. "Pak, ikuti motor di depan. Jangan sampai kehilangan jejak mereka. Cepat!" perintah Farrel sampai menyentak. "Baik, Pak." Nada suara tinggi Farrel tidak menyinggung supir yang harus fokus. Karena ia tahu, Farrel sedang panik dan tidak berniat membentaknya. "Apa itu tadi nona Je

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status