Suasana hati Aiden hari ini sedang tidak baik, kalau saja tidak punya tanggung jawab yang besar terhadap perusahaan yang ditinggalkan oleh kedua orang tuanya, sudah dapat dipastikan jika Aiden ingin berdiam diri saja di dalam kamarnya.Amber tidak bisa bekerja karena akan melahirkan, kekasih hati yang selalu dia banggakan telah selingkuh dan hal itu membuat pernikahan yang sudah dia rencanakan hancur berantakan."Sial! Apa yang harus aku lakukan saat ini? Ke mana aku harus mencari pegawai pengganti?" tanya Aiden dengan frustasi.Aiden terlihat mondar-mandir dengan tidak jelas, Ia benar-benar bingung harus melakukan apa. Ia benar-benar bingung harus mencari pengganti Amber ke mana, Aiden adalah tipe orang yang tidak bisa percaya dengan mudah kepada orang lain.Maka dari itu, pria itu tidak mempunyai asisten pribadi. Dia hanya mempekerjakan Amber sebagai sekretaris sekaligus orang yang selalu dia percaya."Ya Tuhan! Apakah mungkin aku bisa minta tolong kepada Diana? Tetapi, apakah dia b
Diana merasa menyesal karena tidak membawa baju satu setel pun, karena dia berpikir jika dia membawa banyak barang maka dia akan kesusahan dalam bepergian.Kini, di saat keadaan seperti ini. Dia merasa perlu untuk membawa baju ganti, tentu saja untuk mempermudah dirinya dalam berganti pakaian. Dia hanya membawa mukena dan Qur'an kecil saja, karena baginya hanya itu yang paling penting untuk dia bawa.Sekarang saja baju yang dia pakai adalah milik salah satu pelayan Aiden, baju miliknya sudah dia cuci tadi malam tapi tidak mungkin kering dalam waktu sebentar."Eh? Kamu pake baju yang ada di kamarku saja, nanti aku ambilkan. Sekarang sarapanlah dulu," jawab Aiden.Lebih baik memberikan baju-baju tersebut kepada Diana, pikirnya. Daripada tersimpan dengan rapi tanpa ada yang memakainya, toh Angel juga sudah putus hubungan dengan dirinya."Ah, baik, Tuan. Anda sangat baik sekali," ucap Diana senang.Diana benar-benar merasa sangat bersyukur karena bisa bertemu dengan pria sebaik Aiden, di
Sebenarnya Diana merasa iba karena Angel diperlakukan tidak baik oleh Aiden, tetapi jika mengingat apa yang sudah Angel lakukan dengan selingkuhannya, rasanya Diana pun ingin mendorong wanita itu agar menjauh dari perusahaan milik Aiden.Angel dan juga selingkuhannya bercinta seperti binatang, mereka berlomba untuk mendapatkan kenikmatan seraya menjelek-jelekan Aiden.Bahkan, tanpa malu Angel memuji pria itu dengan kata-kata yang membuat pria itu begitu percaya diri. Angel tidak sadar jika Aiden tidak pernah menyentuhnya karena menjaga kehormatan kekasihnya itu, bukan karena tidak ingin memberikan kepuasan.Aiden memperlakukan Angel seperti ratu, Aiden memperlakukan Angel sebagai wanita yang begitu berharga di dalam hidupnya.Sayangnya, Angel malah salah mengartikan sikap dari Aiden. Dia malah menganggap jika Aiden tidak mau menyentuhnya karena tidak ingin memuaskan wanita itu."Kamu benar, sebentar," ucap Aiden seraya mengambil ponselnya.Aiden langsung menghubungi security dan memin
"Lalu, apa yang akan anda lakukan untuk membantu saya?" tanya Diana."Hem, untuk hal itu nanti kita bisa bicarakan lagi. Untuk saat ini sekretarisku sedang cuti lahiran, aku mohon bantulah pekerjaanku terlebih dahulu. Nanti, setelah itu kamu boleh membuat usaha yang kamu inginkan."Seulas senyum terbit dari bibir Diana, jika Aiden berkata seperti itu, artinya pria itu mau membantu dirinya. Diana nanti bisa menjalankan bisnis sesuai dengan kemampuannya dan sesuai dengan uang yang dia miliki."Maksud anda, anda mau membantu saya untuk mendirikan usaha baru?" tanya Diana dengan antusias.Diana merasa jika bertemu dengan Aiden adalah sebuah keberuntungan untuknya, karena pria yang belum dia kenal itu begitu baik terhadap dirinya."Ya, tapi nanti. Sekarang tolong bantu saya terlebih dahulu," pinta Aiden.Diana tersenyum senang, kemudian dia membungkukkan badannya beberapa kali. Dia lupa jika saat ini dia mempunyai tugas baru, tugas sebagai sekretaris pengganti.''Oke," jawab Diana dengan p
"Apa anda berkata sesuatu?" tanya Alfath ketika dia duduk di salah satu bangku yang ada di sana.Bagas dengan cepat menggelengkan kepalanya, karena tidak mungkin dia mengatakan yang sejujurnya kepada pria muda yang ada di hadapannya."Tidak, Tuan. Saya tidak mengatakan apa pun," jawab Bagas seraya duduk tepat di samping Alfath."Oka, kalau begitu kita langsung saja ke inti permasalahannya.""Memangnya ada masalah apa?" tanya Bagas was-was."Jadi begini, tuan Bara meminta saya untuk menanyakan tentang keberadaan nona Diana. Tuan Bara sudah menemukan jejak nona Diana, sekarang dia sudah berada di ibu kota. Tuan Bara meminta saya untuk menanyakan kepada anda, di mana tempatnya kini nona Diana tinggal."Deg!Jantung Bagas langsung berdetak dengan begitu kencang, dia benar-benar takut karena ternyata dengan begitu mudahnya Bara bisa mengetahui keberadaan Diana.Walaupun Alfath berkata jika Bara belum mengetahui tempat pasti di mana Diana tinggal, tetap saja Bagas merasa takut jika Diana ak
"Tuan, tolong aku," pinta Diana mengiba.Diana menatap wajah Aiden dengan mata yang sudah berkaca-kaca, Aiden menjadi tidak tegak dibuatnya. Karena walau bagaimanapun juga Diana sudah menceritakan apa yang sudah terjadi terhadap wanita itu.Aiden tidak langsung menjawab apa yang dikatakan oleh Diana, dia malah terdiam seraya memikirkan cara apa yang harus dia lakukan, karena kini mereka sedang terdesak."Kenapa sangat lama? Bisakah anda dengan cepat membuka pintunya?!" sentak Bodyguard tersebut karena sudah lama menunggu.Aiden langsung menghela napas berat, kemudian dia berusaha untuk bersikap dengan setenang mungkin. Tanpa Diana duga, dia langsung mengangkat tubuh mungil Diana dan mendudukkannya di atas pangkuannya.Dia menarik tengkuk leher Diana sampai wajah Diana menempel pada cerukan leher Aiden, setelah itu Aiden menurunkan resleting dress yang dipakai oleh Diana.Diana sempat kaget dibuatnya, dia ingin melayangkan protesn
Setelah saat yang menegangkan berlalu, Aiden kini duduk anteng seraya berselancar dengan ponselnya. Berbeda dengan Diana yang hanya diam dengan banyaknya pikiran di dalam benaknya.Ternyata Bara itu sangat berbahaya karena pria itu dengan cepat bertindak untuk menemukan keberadaannya, dia merasa terancam.Entah kenapa, setelah mengalami hal ini dia benar-benar merasa gelisah. Dia takut terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan terhadap ayahnya, dia benar-benar merasa khawatir.Terlebih lagi dia tidak bisa berkomunikasi dengan ayahnya tersebut, hanya untuk berbicara saja sekedar menanyakan kabar sangat sulit.Melihat Diana yang hanya diam saja, Aiden menutup ponselnya dan menolehkan wajahnya ke arah wanita tersebut."Jangan dipikirkan, jika kamu berada di dekatku, aku jamin Bara dan anak buahnya tidak akan bisa menemukan kamu. Namun, setelah pulang dari luar kota kita harus merubah penampilan kamu." Aiden menatap Diana dengan serius.
Wajah Aiden terlihat begitu tegang dengan kabar yang dia dapatkan, dia bahkan menatap wajah Diana dengan tatapan yang begitu sulit untuk diartikan."Sebenarnya ada apa, Tuan? Tolong cepat ceritakan, jangan membuat aku mati penasaran." Diana berkata dengan tidak sabar.Aiden menghela napas berat, dia seolah kesulitan untuk mengatakan apa yang sebenarnya sudah terjadi. Namun, dia tidak bisa diam saja karena Diana harus mendengar kabar yang sudah dia dapatkan dari sepupunya tersebut."Itu, pak Bagas---"Belum juga Aiden menyelesaikan ucapannya, ponsel miliknya terdengar berdenting. Hal itu menandakan ada sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya tersebut."Ada apa sih? Cepat katakan," pinta Diana."Tunggu sebentar," ujar AidenDengan cepat Aiden membuka pesan chat yang ternyata dikirimkan oleh sepupunya sendiri, lebih tepatnya video yang diminta oleh Aiden."Astagfirullah!" pekik Aiden ketika dia memutar video tersebut