"Lalu, apa yang akan anda lakukan untuk membantu saya?" tanya Diana."Hem, untuk hal itu nanti kita bisa bicarakan lagi. Untuk saat ini sekretarisku sedang cuti lahiran, aku mohon bantulah pekerjaanku terlebih dahulu. Nanti, setelah itu kamu boleh membuat usaha yang kamu inginkan."Seulas senyum terbit dari bibir Diana, jika Aiden berkata seperti itu, artinya pria itu mau membantu dirinya. Diana nanti bisa menjalankan bisnis sesuai dengan kemampuannya dan sesuai dengan uang yang dia miliki."Maksud anda, anda mau membantu saya untuk mendirikan usaha baru?" tanya Diana dengan antusias.Diana merasa jika bertemu dengan Aiden adalah sebuah keberuntungan untuknya, karena pria yang belum dia kenal itu begitu baik terhadap dirinya."Ya, tapi nanti. Sekarang tolong bantu saya terlebih dahulu," pinta Aiden.Diana tersenyum senang, kemudian dia membungkukkan badannya beberapa kali. Dia lupa jika saat ini dia mempunyai tugas baru, tugas sebagai sekretaris pengganti.''Oke," jawab Diana dengan p
"Apa anda berkata sesuatu?" tanya Alfath ketika dia duduk di salah satu bangku yang ada di sana.Bagas dengan cepat menggelengkan kepalanya, karena tidak mungkin dia mengatakan yang sejujurnya kepada pria muda yang ada di hadapannya."Tidak, Tuan. Saya tidak mengatakan apa pun," jawab Bagas seraya duduk tepat di samping Alfath."Oka, kalau begitu kita langsung saja ke inti permasalahannya.""Memangnya ada masalah apa?" tanya Bagas was-was."Jadi begini, tuan Bara meminta saya untuk menanyakan tentang keberadaan nona Diana. Tuan Bara sudah menemukan jejak nona Diana, sekarang dia sudah berada di ibu kota. Tuan Bara meminta saya untuk menanyakan kepada anda, di mana tempatnya kini nona Diana tinggal."Deg!Jantung Bagas langsung berdetak dengan begitu kencang, dia benar-benar takut karena ternyata dengan begitu mudahnya Bara bisa mengetahui keberadaan Diana.Walaupun Alfath berkata jika Bara belum mengetahui tempat pasti di mana Diana tinggal, tetap saja Bagas merasa takut jika Diana ak
"Tuan, tolong aku," pinta Diana mengiba.Diana menatap wajah Aiden dengan mata yang sudah berkaca-kaca, Aiden menjadi tidak tegak dibuatnya. Karena walau bagaimanapun juga Diana sudah menceritakan apa yang sudah terjadi terhadap wanita itu.Aiden tidak langsung menjawab apa yang dikatakan oleh Diana, dia malah terdiam seraya memikirkan cara apa yang harus dia lakukan, karena kini mereka sedang terdesak."Kenapa sangat lama? Bisakah anda dengan cepat membuka pintunya?!" sentak Bodyguard tersebut karena sudah lama menunggu.Aiden langsung menghela napas berat, kemudian dia berusaha untuk bersikap dengan setenang mungkin. Tanpa Diana duga, dia langsung mengangkat tubuh mungil Diana dan mendudukkannya di atas pangkuannya.Dia menarik tengkuk leher Diana sampai wajah Diana menempel pada cerukan leher Aiden, setelah itu Aiden menurunkan resleting dress yang dipakai oleh Diana.Diana sempat kaget dibuatnya, dia ingin melayangkan protesn
Setelah saat yang menegangkan berlalu, Aiden kini duduk anteng seraya berselancar dengan ponselnya. Berbeda dengan Diana yang hanya diam dengan banyaknya pikiran di dalam benaknya.Ternyata Bara itu sangat berbahaya karena pria itu dengan cepat bertindak untuk menemukan keberadaannya, dia merasa terancam.Entah kenapa, setelah mengalami hal ini dia benar-benar merasa gelisah. Dia takut terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan terhadap ayahnya, dia benar-benar merasa khawatir.Terlebih lagi dia tidak bisa berkomunikasi dengan ayahnya tersebut, hanya untuk berbicara saja sekedar menanyakan kabar sangat sulit.Melihat Diana yang hanya diam saja, Aiden menutup ponselnya dan menolehkan wajahnya ke arah wanita tersebut."Jangan dipikirkan, jika kamu berada di dekatku, aku jamin Bara dan anak buahnya tidak akan bisa menemukan kamu. Namun, setelah pulang dari luar kota kita harus merubah penampilan kamu." Aiden menatap Diana dengan serius.
Wajah Aiden terlihat begitu tegang dengan kabar yang dia dapatkan, dia bahkan menatap wajah Diana dengan tatapan yang begitu sulit untuk diartikan."Sebenarnya ada apa, Tuan? Tolong cepat ceritakan, jangan membuat aku mati penasaran." Diana berkata dengan tidak sabar.Aiden menghela napas berat, dia seolah kesulitan untuk mengatakan apa yang sebenarnya sudah terjadi. Namun, dia tidak bisa diam saja karena Diana harus mendengar kabar yang sudah dia dapatkan dari sepupunya tersebut."Itu, pak Bagas---"Belum juga Aiden menyelesaikan ucapannya, ponsel miliknya terdengar berdenting. Hal itu menandakan ada sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya tersebut."Ada apa sih? Cepat katakan," pinta Diana."Tunggu sebentar," ujar AidenDengan cepat Aiden membuka pesan chat yang ternyata dikirimkan oleh sepupunya sendiri, lebih tepatnya video yang diminta oleh Aiden."Astagfirullah!" pekik Aiden ketika dia memutar video tersebut
Diana menghampiri Aiden, lalu dia menatap wajah pria itu dengan lekat. Dia seolah bertanya kepada pria itu, apa yang sebenarnya terjadi.Bukannya dia tidak bisa bertanya secara langsung, tetapi bibirnya seakan terkunci dengan rapat. Tubuhnya bahkan kini terlihat gemetaran.Setelah dia dijatuhkan talak 3 di saat malam pertamanya, Diana menyadari jika Bara adalah pria yang arogan dan selalu ingin menang sendiri.Bara adalah pria yang merasa jika semua keinginannya harus terpenuhi, pria itu mampu melakukan apa pun dengan uang yang dia punya.Melihat perubahan raut wajah Diana, Aiden menghela napas berat. kemudian dia mengelus lembut kedua pundak wanita yang kini terlihat begitu lemah itu."Pak Bagas ditemukan dalam keadaan terbakar, tujuh puluh persen tubuhnya terkena luka bakar. Beruntung wajahnya tidak terbakar sama sekali, karena dia menutupi wajahnya dengan baju basah."Diana begitu syok dengan apa yang dikatakan oleh Aiden, dia
Malam yang terasa begitu menyeramkan dan menakutkan kini telah berlalu, Diana sudah terbangun dari tidurnya. Saat matanya terbuka, dia benar-benar merasa tidak enak hati kala melihat Aiden masih tertidur dengan lelap di atas sofa.Seharusnya Diana sadar diri, dia sudah terlalu merepotkan Aiden. Dia tidak boleh bersikap seperti itu, tetapi entah kenapa dia merasa tidak ingin ditinggalkan."Maaf karena aku terlalu merepotkan," ucap Diana sebelum dia masuk ke dalam kamar mandi.Diana melaksanakan ritual mandinya dengan waktu yang cepat, setelah itu dia melaksanakan salat subuh dan membangunkan Aiden agar pria itu segera melaksanakan kewajibannya kepada Sang Khalik."Tuan, bangun. Ini sudah pagi," ucap Diana.Aiden menggeliatkan tubuhnya, lalu dia menarik selimut untuk menutupi wajahnya. Dia a langsung tersenyum melihat kelakuan dari Aiden."Sebentar lagi," ucap Aiden dengan suara lirih.Diana menolehkan wajahnya ke arah jam
Aiden merasa tidak setuju dengan apa yang dikatakan oleh tantenya tersebut, apalagi menurutnya pernikahan bukanlah sebuah permainan.Pernikahan adalah hal yang sakral, hal yang tidak boleh dipermainkan. Dalam menjalani pernikahan tersebut, harus dengan sungguh hati dan sepenuh hati."Tapi, Tante pernikahan tidak bisa dipermainkan. Bagaimana mungkin Tante mau mencarikan aku calon istri? Apalagi harus menikah kontrak, bagaimana ceritanya?"Aiden merasa jika dia lebih baik membatalkan acara yang sudah dia buat saja, daripada harus mencari pengantin pengganti. Takutnya nanti ke depannya dia akan tersandung masalah."Sudahlah, Aiden. Jangan berbicara apa pun lagi, keputusan Tante sudah bulat. Lagi pula masih ada waktu dua bulan untuk mencari calon untuk kamu," putus Alicia.Setelah mengatakan hal itu Alicia terlihat meninggalkan Aiden, dengan seperti itu Alicia berharap jika Aiden akan memikirkan semuanya. Dia juga berharap agar Aiden juga mau