Malam yang terasa begitu menyeramkan dan menakutkan kini telah berlalu, Diana sudah terbangun dari tidurnya. Saat matanya terbuka, dia benar-benar merasa tidak enak hati kala melihat Aiden masih tertidur dengan lelap di atas sofa.
Seharusnya Diana sadar diri, dia sudah terlalu merepotkan Aiden. Dia tidak boleh bersikap seperti itu, tetapi entah kenapa dia merasa tidak ingin ditinggalkan."Maaf karena aku terlalu merepotkan," ucap Diana sebelum dia masuk ke dalam kamar mandi.Diana melaksanakan ritual mandinya dengan waktu yang cepat, setelah itu dia melaksanakan salat subuh dan membangunkan Aiden agar pria itu segera melaksanakan kewajibannya kepada Sang Khalik."Tuan, bangun. Ini sudah pagi," ucap Diana.Aiden menggeliatkan tubuhnya, lalu dia menarik selimut untuk menutupi wajahnya. Dia a langsung tersenyum melihat kelakuan dari Aiden."Sebentar lagi," ucap Aiden dengan suara lirih.Diana menolehkan wajahnya ke arah jamAiden merasa tidak setuju dengan apa yang dikatakan oleh tantenya tersebut, apalagi menurutnya pernikahan bukanlah sebuah permainan.Pernikahan adalah hal yang sakral, hal yang tidak boleh dipermainkan. Dalam menjalani pernikahan tersebut, harus dengan sungguh hati dan sepenuh hati."Tapi, Tante pernikahan tidak bisa dipermainkan. Bagaimana mungkin Tante mau mencarikan aku calon istri? Apalagi harus menikah kontrak, bagaimana ceritanya?"Aiden merasa jika dia lebih baik membatalkan acara yang sudah dia buat saja, daripada harus mencari pengantin pengganti. Takutnya nanti ke depannya dia akan tersandung masalah."Sudahlah, Aiden. Jangan berbicara apa pun lagi, keputusan Tante sudah bulat. Lagi pula masih ada waktu dua bulan untuk mencari calon untuk kamu," putus Alicia.Setelah mengatakan hal itu Alicia terlihat meninggalkan Aiden, dengan seperti itu Alicia berharap jika Aiden akan memikirkan semuanya. Dia juga berharap agar Aiden juga mau
"Serius hanya pengganti Amber?" "Iya, Tan," jawab Aiden sambil tersenyum canggung."Beneran, atau kamu memilih dia untuk dijadikan sebagai--""Tan, kita bicarakan hal ini di kantor, ayo Tan. Sekalian kamu juga bareng aja," ucap Aiden seraya menatap Diana."Eh? Apakah tidak merepotkan?" tanya Diana yang merasa canggung berada di antara Aiden dan juga tantenya."Tidak, cepatlah naik!" pinta Aiden.Akhirnya Aiden, Diana dan juga Alicia segera pergi dari rumah sakit menuju perusahaan Roderick, perusahaan milik keluarga Aiden.Setelah sampai di perusahaan tersebut, Diana langsung masuk ke dalam ruangannya. Begitupun dengan Aiden dan juga Alicia, mereka langsung masuk ke dalam ruangan Aiden karena ada hal yang perlu dibicarakan."Jelaskan pada Tante, siapa Diana?" tanya Alicia seraya menghempaskan tubuhnya ke atas sofa.Aiden menghampiri Alicia, lalu pria itu duduk tepat di samping bibinya tersebut. Dia ters
"Aku akan mengabulkannya," jawab Diana.Saat pertama kali dia bertemu dengan Aiden, pria itu tanpa ragu membantu dirinya. Padahal, saat itu mereka belum saling mengenal. Lalu, bagaimana mungkin ketika Aiden meminta bantuannya, Diana akan menolak. Karena itu artinya dia merupakan manusia yang tidak tahu diri. "Serius kamu mau mengabulkan permintaanku?""Iya, Tuan. Anda sungguh sangat aneh hari ini," ujar Diana sedikit kesal.Aiden tersenyum senang mendengar jawaban dari Diana, untuk urusan pernikahannya itu artinya dia tidak usah takut. Aiden hanya perlu mengganti nama calon istrinya saja, mungkin Tuhan memang sengaja memperlihatkan sikap buruk dari Angel sebelum mereka menikah.Karena jika dia mengetahui sikap buruk Angel setelah mereka menikah, maka dia pasti akan sangat kecewa dan lebih terpuruk lagi pastinya."Bagus, lalu... jika 2 bulan lagi aku meminta dirimu untuk menikah denganku, apakah kamu mau?" tanya Aiden s
"Ck! Aku hanya ingin mulai saat ini kita sama-sama mendekatkan diri, agar setelah menikah nanti, tidak ada kecanggungan di antara kita." Aiden tersenyum kecut seraya mengelus lembut punggung tangan Diana.Aiden merasa sedikit kesal karena Diana tidak paham dengan yang dia inginkan, padahal wanita itu yang malah sudah berpengalaman. Namun, seakan dia yang harus mengajari wanita itu. "Harus mulai berusaha dekat dari saat ini, ya?" tanya Diana memastikan."Iya, dong. Waktu yang kita miliki itu hanya sedikit, mau mulai dari kapan lagi coba?"Diana tersenyum canggung mendapatkan perlakuan seperti itu dari Aiden, dia berusaha melepaskan tangannya dari Aiden. Lalu, dengan cepat dia menunduk dan mencium punggung tangan calon suaminya itu. Setelahnya, dengan cepat dia turun dari mobil pria itu."Assalamualaikum," ucap Diana sebelum dia meninggalkan Aiden.Malu, aneh dan juga bingung harus berbuat apa kepada pria yang sebentar lagi akan menjadi suaminya itu, itulah yang Diana rasakan.Masalahn
Alicia takut jika keponakannya itu mengancam Diana untuk menjadi istrinya, bisa saja Aiden menggunakan kekuasaannya untuk mengancam wanita itu, bukan?Walaupun pada kenyataannya Aiden memanglah pria yang penurut dan jarang bicara, tetapi Aiden sempat menjadi pembangkang setelah mengenal Angel. Karena cintanya terhadap Angel, dia sampai tidak mendengarkan nasehat darinya, Aiden selalu saja berusaha untuk membela wanita itu mati-matian.Aiden selalu berkata jika Angel adalah wanita baik, wanita yang dia cintai, wanita yang dia sayang, wanita yang akan menjadi Ibu bagi anak-anaknya kelak."Apa sih, Tante? Dia sendiri yang mengatakan bersedia untuk menjadi istriku, aku tidak akan mengancam. Aku masih punya perasaan," jawab Aiden.Ada helaan napas lega dari bibir Alicia, tetapi tetap saja dia merasa bingung kenapa Dian mau langsung menyanggupi untuk menikah dengan Aiden."Bagaimana bisa dia langsung menyanggupinya?" tanya Alicia."Iya, aku ceritain. Tante kok kepo banget," ujar Aiden.Akhi
Jika Bara kini sedang kebingungan karena tidak bisa menemukan Diana, bahkan dia juga merasa kesal karena untuk menemukan 1 orang wanita seperti Diana saja sangat susah, Itu juga yang dialami oleh Aiden.Pria itu juga sama sedang kebingungan, karena tiba-tiba saja dia kedatangan dua tamu yang tidak diharapkan. Ibu dan juga ayahnya Angel, mantan kekasihnya.Awalnya dia ingin berkata sangat sibuk dan tidak bisa menemui kedua orang tua dari Angel, tetapi kedua orang tua dari Angel itu langsung masuk ke dalam ruangan Aiden dan meminta waktu untuk berbicara."Haish! Kenapa mereka tiba-tiba saja datang? Mau apa coba?" keluh Aiden yang hanya mampu dikatakan di dalam hati saja.Walaupun mengeluh, tetapi pada akhirnya dia mengiyakan, sekarang Aiden sedang duduk tepat di hadapan kedua orangtua Angel. Aiden terdiam menunggu apa yang ingin dibicarakan oleh kedua orangtua dari Angel tersebut.Cukup lama mereka saling diam, padahal Aiden memiliki banyak pekerjaan. Terlebih lagi, Diana kini tidak bis
"Sial! Kenapa bisa berada dalam situasi seperti ini? Kenapa juga Tuan Aiden bisa menangis seperti itu? Apakah ada hal yang membuat dia sakit hati?" tanya Diana yang hanya mampu dikatakan di dalam hati saja. "Diana! Kok diem? Kenapa datang?"Diana tersenyum canggung, dia menghampiri Aiden. Lalu, dia menyimpan kotak bekal yang dia bawa di atas meja.Dia sangat paham jika hari ini Aiden sudah bekerja keras sendirian, sudah dapat dipastikan jika Aiden pasti telat makan karena terlalu fokus dalam mengerjakan pekerjaannya.Maka dari itu, Diana memutuskan untuk memasak dan membawakan makan siang untuk calon suaminya tersebut. Dia benar-benar khawatir jika Aiden tidak sempat mengisi perutnya dengan makanan."Aku datang ke sini untuk membawakan makan siang untuk kamu, takutnya kamu sibuk bekerja. Semoga kamu suka, karena ini aku yang masak," jawab Diana.Aiden tersenyum karena menurutnya Diana begitu perhatian, dia memikirkan dirinya yang hanya bekerja sendirian tanpa ada teman. Padahal, saat
Aiden ingin mengawali hubungannya dengan baik, dimulai dari panggilan mas dari Diana. Lalu, dia juga ingin mulai bersikap saling mengerti dan saling perhatian."Mas!" ucap Diana seraya tersenyum canggung.Aiden melebarkan senyumannya mendengar Diana memanggil dirinya dengan sebutan mas, dia merasa senang karena wanita itu mau menuruti keinginannya."Lumayan enak didenger, tapi lain kali bilang Mas-nya harus lebih ikhlas lagi. Biar enak didengar," ucap Aiden."Iya, Mas. Aku akan menyelesaikan pekerjaanku dulu, kamunya jauhan dikit, Mas." Diana menggeser letak duduknya karena Aiden begitu dekat dengannya."Oke," jawab Aiden yang mulai merasakan jika Diana tidak nyaman karena ulahnya.Namun, walaupun seperti itu dia tetap saja merasa senang dengan sikap Diana yang penurut. Diana tidak seperti Angel yang begitu susah untuk diatur, tetapi herannya kenapa dulu dia begitu mencintai wanita tersebut.Dua bulan kemudian.Hubungan Diana dan juga Aiden semakin dekat saja, karena Aiden selalu pand