Sebenarnya Diana ingin sekali berbicara dengan Aiden, bahkan jika bisa dia ingin menguatkan hati pria itu. Karena dia sangat paham saat ini Aiden pasti sedang begitu terluka.Aiden pasti merasa sedih sudah dikhianati oleh kekasih tercintanya, apalagi pernikahan mereka tidak akan lama lagi terlaksana. Namun, kini harus putus karena kesalahan yang dilakukan oleh Angel."Maaf, aku tidak mengasihani kamu. Aku hanya ingin menghibur saja, aku hanya ingin menyemangati kamu. Kamu harus kuat, karena kamu lelaki." Diana berusaha untuk tersenyum hangat.Walaupun terlihat kekecewaan yang luar biasa dari wajah Aiden, tetapi Diana begitu mengagumi sosok pria yang kini berada di sampingnya itu.Jika dirinya yang melihat perselingkuhan pasangannya di depan matanya, sudah dapat dipastikan jika dia akan pingsan. Rasanya dia tidak bisa setegar Aiden, atau mungkin dia akan mengamuk tanpa terkendali."Ya, aku adalah lelaki. Aku tidak akan menangis, aku pria yang kuat." Aiden mengusap pipinya yang basah ka
Suasana hati Aiden hari ini sedang tidak baik, kalau saja tidak punya tanggung jawab yang besar terhadap perusahaan yang ditinggalkan oleh kedua orang tuanya, sudah dapat dipastikan jika Aiden ingin berdiam diri saja di dalam kamarnya.Amber tidak bisa bekerja karena akan melahirkan, kekasih hati yang selalu dia banggakan telah selingkuh dan hal itu membuat pernikahan yang sudah dia rencanakan hancur berantakan."Sial! Apa yang harus aku lakukan saat ini? Ke mana aku harus mencari pegawai pengganti?" tanya Aiden dengan frustasi.Aiden terlihat mondar-mandir dengan tidak jelas, Ia benar-benar bingung harus melakukan apa. Ia benar-benar bingung harus mencari pengganti Amber ke mana, Aiden adalah tipe orang yang tidak bisa percaya dengan mudah kepada orang lain.Maka dari itu, pria itu tidak mempunyai asisten pribadi. Dia hanya mempekerjakan Amber sebagai sekretaris sekaligus orang yang selalu dia percaya."Ya Tuhan! Apakah mungkin aku bisa minta tolong kepada Diana? Tetapi, apakah dia b
Diana merasa menyesal karena tidak membawa baju satu setel pun, karena dia berpikir jika dia membawa banyak barang maka dia akan kesusahan dalam bepergian.Kini, di saat keadaan seperti ini. Dia merasa perlu untuk membawa baju ganti, tentu saja untuk mempermudah dirinya dalam berganti pakaian. Dia hanya membawa mukena dan Qur'an kecil saja, karena baginya hanya itu yang paling penting untuk dia bawa.Sekarang saja baju yang dia pakai adalah milik salah satu pelayan Aiden, baju miliknya sudah dia cuci tadi malam tapi tidak mungkin kering dalam waktu sebentar."Eh? Kamu pake baju yang ada di kamarku saja, nanti aku ambilkan. Sekarang sarapanlah dulu," jawab Aiden.Lebih baik memberikan baju-baju tersebut kepada Diana, pikirnya. Daripada tersimpan dengan rapi tanpa ada yang memakainya, toh Angel juga sudah putus hubungan dengan dirinya."Ah, baik, Tuan. Anda sangat baik sekali," ucap Diana senang.Diana benar-benar merasa sangat bersyukur karena bisa bertemu dengan pria sebaik Aiden, di
Sebenarnya Diana merasa iba karena Angel diperlakukan tidak baik oleh Aiden, tetapi jika mengingat apa yang sudah Angel lakukan dengan selingkuhannya, rasanya Diana pun ingin mendorong wanita itu agar menjauh dari perusahaan milik Aiden.Angel dan juga selingkuhannya bercinta seperti binatang, mereka berlomba untuk mendapatkan kenikmatan seraya menjelek-jelekan Aiden.Bahkan, tanpa malu Angel memuji pria itu dengan kata-kata yang membuat pria itu begitu percaya diri. Angel tidak sadar jika Aiden tidak pernah menyentuhnya karena menjaga kehormatan kekasihnya itu, bukan karena tidak ingin memberikan kepuasan.Aiden memperlakukan Angel seperti ratu, Aiden memperlakukan Angel sebagai wanita yang begitu berharga di dalam hidupnya.Sayangnya, Angel malah salah mengartikan sikap dari Aiden. Dia malah menganggap jika Aiden tidak mau menyentuhnya karena tidak ingin memuaskan wanita itu."Kamu benar, sebentar," ucap Aiden seraya mengambil ponselnya.Aiden langsung menghubungi security dan memin
"Lalu, apa yang akan anda lakukan untuk membantu saya?" tanya Diana."Hem, untuk hal itu nanti kita bisa bicarakan lagi. Untuk saat ini sekretarisku sedang cuti lahiran, aku mohon bantulah pekerjaanku terlebih dahulu. Nanti, setelah itu kamu boleh membuat usaha yang kamu inginkan."Seulas senyum terbit dari bibir Diana, jika Aiden berkata seperti itu, artinya pria itu mau membantu dirinya. Diana nanti bisa menjalankan bisnis sesuai dengan kemampuannya dan sesuai dengan uang yang dia miliki."Maksud anda, anda mau membantu saya untuk mendirikan usaha baru?" tanya Diana dengan antusias.Diana merasa jika bertemu dengan Aiden adalah sebuah keberuntungan untuknya, karena pria yang belum dia kenal itu begitu baik terhadap dirinya."Ya, tapi nanti. Sekarang tolong bantu saya terlebih dahulu," pinta Aiden.Diana tersenyum senang, kemudian dia membungkukkan badannya beberapa kali. Dia lupa jika saat ini dia mempunyai tugas baru, tugas sebagai sekretaris pengganti.''Oke," jawab Diana dengan p
"Apa anda berkata sesuatu?" tanya Alfath ketika dia duduk di salah satu bangku yang ada di sana.Bagas dengan cepat menggelengkan kepalanya, karena tidak mungkin dia mengatakan yang sejujurnya kepada pria muda yang ada di hadapannya."Tidak, Tuan. Saya tidak mengatakan apa pun," jawab Bagas seraya duduk tepat di samping Alfath."Oka, kalau begitu kita langsung saja ke inti permasalahannya.""Memangnya ada masalah apa?" tanya Bagas was-was."Jadi begini, tuan Bara meminta saya untuk menanyakan tentang keberadaan nona Diana. Tuan Bara sudah menemukan jejak nona Diana, sekarang dia sudah berada di ibu kota. Tuan Bara meminta saya untuk menanyakan kepada anda, di mana tempatnya kini nona Diana tinggal."Deg!Jantung Bagas langsung berdetak dengan begitu kencang, dia benar-benar takut karena ternyata dengan begitu mudahnya Bara bisa mengetahui keberadaan Diana.Walaupun Alfath berkata jika Bara belum mengetahui tempat pasti di mana Diana tinggal, tetap saja Bagas merasa takut jika Diana ak
"Yang, aku nginep di sini aja, ya?"Seorang pria tampan masuk ke dalam kamar hotel calon istrinya, Diana. Dia nampak menghampiri kekasihnya dan langsung memeluk wanita yang kini sedang memakai skin care di wajahnya."Jangan ngaco deh, Mas. Besok kita nikah, tahan. Tinggal satu malam lagi, bukan hanya bisa ngobrol berdua. Tapi, kamu bisa melakukan apa pun yang kamu mau karena kita besok sudah sah.""Kalau nunggu sah lama, Yang. Sekarang yuk?"Bara terlihat tidak sabar sekali, Diana sampai kaget mendengar apa yang dikatakan oleh calon suaminya tersebut."Mas!" keluh Diana sambil mendorong wajah tampan calon suaminya, Bara."Abisan kamu tuh cantik banget, kamu ngangenin. Aku gak tahan kalau harus berlama-lama jauh dari kamu," rayu Bara.Dian memutarkan bola matanya dengan malas, walaupun dia begitu mencintai Bara, tetapi rasanya mereka tidak pantas kalau harus tidur bersama sebelum menikah.Namun, dia juga paham kenapa Bara bersikap seperti itu. Bara adalah seorang duda yang memiliki 5 a
Ceklek!Pintu kamar mandi nampak terbuka, Diana sempat terdiam saat melihat wajah suaminya yang kini hanya memakai bathrobe saja. Dia belum terbiasa melihat pemandangan seperti itu."Kamu sangat seksi sekali, Sayang," ucap Bara ketika melihat Diana yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi dengan menggunakan lingerie seksi berwarna hitam.Diana terlihat malu-malu mendengar pujian dari Bara, dia menghampiri suaminya yang terlihat duduk seraya memperhatikan wajahnya dari atas tepian tempat tidur.Lelaki yang baru saja mengesahkan dirinya sebagai istri itu terlihat menatap dirinya dengan tatapan lapar, Diana paham kenapa Bara menatap seperti itu kepada dirinya.Sudah satu tahun Bara menduda, sudah barang pasti duda beranak lima itu menginginkan dirinya. Menginginkan untuk melakukan kegiatan yang pastinya akan membuat Bara keenakan.Usia Bara memang masih terbilang muda, dia baru berusia tiga puluh lima tahun. Namun, dia sudah mempunyai lima orang anak dari istri pertamanya yang sudah