Share

Bab 3

Author: Latifa Raihah
last update Last Updated: 2024-10-22 11:15:39
Bagaimanapun juga, dia sangat berharap aku mati.

Jadi aku akan memberinya kejutan terakhir.

"Siapa yang peduli kamu mau diet atau nggak? Aku malah berharap kamu mati kelaparan!" kata Alvin.

Alvin mendengus pelan, melangkah melewatiku untuk menuangkan segelas air hangat, lalu meletakkannya di atas meja.

"Melihatmu benar-benar merusak suasana. Andai aku tahu, aku nggak akan pulang!"

Dia terlihat sangat muak berada di ruangan yang sama denganku. Bahkan air yang baru saja dia tuang pun tak diminumnya.

Aku memandangnya saat dia mengambil jasnya, berjalan cepat keluar dari vila.

Dia membenciku seperti seorang musuh bebuyutan, menghindariku seperti menghadapi harimau buas.

Sudah enam tahun aku menjalani kehidupan seperti ini.

Apa yang aku andalkan untuk bisa melewati semua ini?

Melihat riak di gelas kaca, aku tak bisa menahan diri untuk menyesapnya sedikit.

Rasanya masih hangat seperti biasa.

Pada saat itu, penglihatanku menjadi buram.

Sebenarnya aku sendiri pun tidak tahu.

Aku tidak bisa memahami mengapa aku terus mengejar Alvin meski setelah kami putus.

Mungkinkah itu karena tangannya yang menolongku dari lumpur, atau karena dia adalah tempat berbagi cerita di tengah kesulitan?

Alvin memberiku kebahagiaan selama setahun. Ini membuatku bertahan melewati enam tahun penderitaan.

Aku bahkan mulai meragukan diriku sendiri. Meski bukan karena kanker hati yang tiba-tiba ini, mungkin aku benar-benar akan berhenti mencintainya.

Namun, meski aku akan segera mati, aku tetap ingin terus mencintainya.

Seolah-olah aku sedang menenun mimpi manis untuk diriku sendiri.

Di jalan menuju alam baka, aku masih bisa dengan bangga berkata ....

Aku pernah memiliki cinta yang paling tulus.

Aku bertemu Alvin lagi di departemen kebidanan rumah sakit.

Aku menemani sahabatku, Angel Wijaya, untuk pemeriksaan kehamilan.

Sedangkan pria itu, dia bersama dengan tunangannya, Ajeng Gunawan.

Aku merasa seperti tikus selokan yang takut pada cahaya. Aku berusaha keras mencari tempat untuk menyembunyikan diri.

Namun, gerakanku begitu canggung sehingga orang-orang di sekitarku menatapku seperti sedang melihat orang gila.

Beberapa orang bahkan sengaja berjalan memutar hanya untuk menghindariku.

Namun, aku tidak peduli dengan tatapan-tatapan aneh dari orang-orang. Pikiranku hanya dipenuhi dengan bayangan Alvin yang tersenyum lembut pada Ajeng.

Ada senyum bahagia yang sudah lama tidak aku lihat di wajahnya.

Dia selalu memasang ekspresi dingin di wajahnya, serta berbicara dengan nada yang serius.

Aku dulu berpikir bahwa setelah bekerja, semua orang akan berubah menjadi dingin seperti itu.

Namun, ternyata aku salah.

Alvin hanya bersikap seperti itu padaku.

Aku mengangkat kepala untuk melihat apakah dia sudah pergi, tetapi aku justru bertemu dengan tatapan penuh selidik dari Alvin.

Dia mengerutkan kening, lalu berjalan dengan cepat ke loket lain.

Dia melihatku, tapi dia tidak menghampiriku.

Aku selalu merasa bahwa diriku adalah orang yang sangat canggung.

Aku tidak suka mengambil inisiatif mengungkapkan apa yang aku inginkan.

Namun, ketika aku benar-benar tidak mendapatkan apa pun, aku hanya akan menyimpan rasa kesal sendirian dalam diam.

Bahkan ibuku sendiri tidak menyadari hal ini. Namun, selama setahun aku pacaran dengan Alvin, dia selalu memperlakukanku seperti seorang putri.

Dia memanjakan kecanggunganku, menempatkan segala sesuatu yang aku inginkan di depanku tanpa aku harus mengatakannya.

Awalnya, itu adalah boneka Barbie yang tidak pernah aku miliki sejak kecil. Kemudian, gaun-gaun putri yang indah serta berkilauan ....

Bagaimana mungkin aku bisa melupakan seorang pemuda yang pernah mencintaiku sepenuh hati?

Perutku mulai terasa sakit lagi.

Angel sudah selesai dengan pemeriksaannya. Ketika melihatku duduk di bangku dengan wajah pucat, dia mulai menangis lagi dengan penuh empati.

"Vina, kamu harus bertahan. Bayiku masih harus memanggilmu Bibi."

Aku menatap iri pada perutnya yang sudah mulai membesar. Kemudian, aku melirik ke perutku yang masih datar.

Dulu, di sini juga pernah ada benih kehidupan.

Sayangnya, dia tidak sempat tumbuh di dalam rahimku.

"Angel, jangan menangis. Ibu hamil nggak boleh menangis."

Aku mengulurkan tangan untuk menyeka air matanya, lalu berujar, "Demi panggilan Bibi ini, aku akan terus hidup beberapa tahun lagi."

Related chapters

  • Takdir yang Sulit Ditempuh   Bab 4

    Angel tersenyum di tengah tangisnya, lalu menjawab, "Ya, tentu saja."Maaf, aku telah berbohong padamu.Dalam hati aku menyesali kata-kata bohongku.Aku berbohong pada satu-satunya teman yang tahu bahwa waktuku tidak akan lama lagi.Aku hanya punya waktu sebulan lagi paling lama.Saat aku kembali ke kamarku dengan tubuh yang lelah, aku menemukan seseorang yang seharusnya tidak ada di sana.Ruangan itu dipenuhi bau asap rokok yang menyengat.Setelah hampir seharian tidak makan, aku langsung berlari ke kamar mandi, lalu muntah hebat.Aku bahkan tidak mendengar langkah kaki Alvin.Sambil setengah berlutut di lantai, aku menekan tombol penyiraman toilet. Namun, aku tiba-tiba merasakan sesuatu yang hangat."Apa kamu hamil? Kapan kamu diam-diam berkeliaran di belakangku? Apa kamu ingin membawa anak haram untuk mengambil warisan?"Dia membalikkan tanganku, menekannya ke dinding, lalu membungkuk untuk menatap perutku dengan mata merah."Vina, kalau kamu masih ingin tinggal di rumah ini, minggu

    Last Updated : 2024-10-22
  • Takdir yang Sulit Ditempuh   Bab 5

    Ini adalah satu-satunya foto kami.Aku akan membakarnya untuk diriku sendiri setelah mati.Bagaimanapun juga, jika bayi kami yang ada di jalan menuju akhirat ingin melihat seperti apa ayahnya, aku bisa menunjukkan foto ini.Aku akan memberitahunya bahwa dia punya sepasang orang tua yang sangat mencintainya, serta membesarkannya dalam cinta.Ketika aku melihat Alvin lagi, dia sudah kembali ke sosoknya yang anggun dan sopan.Dia dengan cekatan berbicara dengan para tamu, sesekali memberikan camilan untuk Ajeng dengan penuh perhatian.Wanita itu terlihat tidak suka dengan suasana seperti itu. Raut wajahnya tampak tidak sabaran.Alvin membungkuk untuk berbisik di telinganya. Setelah itu, wajah wanita itu yang tadinya penuh kekesalan langsung berubah ceria.Aku pikir Ajeng akan kembali untuk beristirahat, tetapi ternyata dia langsung berjalan ke arahku."Kamu pasti Vina, 'kan? Alvin khawatir aku merasa bosan, jadi dia memintaku untuk menemanimu."Ajeng tersenyum cerah seperti mawar yang tum

    Last Updated : 2024-10-22
  • Takdir yang Sulit Ditempuh   Bab 6

    Aku?Aku mengangkat tangan untuk menyentuh hidungku, lalu dengan terampil mengeluarkan tisu dari saku untuk menyeka darah.Namun, kali ini tampaknya lebih parah daripada sebelumnya. Aku tak bisa menghentikan darahnya."Apa kamu sedang panas dalam? Kamu sudah sebesar ini, apa nggak bisa belajar menjaga diri sendiri?"Alvin mengambil tisu dari tanganku dengan raut wajah tak suka, tapi dia tetap dengan sabar menyeka darah dari wajahku.Ketika melihatnya bersikap begitu sabar kepadaku, aku tiba-tiba merasa bingung.Penampilanku sekarang pasti sangat buruk.Mataku yang cekung, wajahku yang pucat, jaket tebal yang menggembung, serta wajah penuh bercak darah.Namun, justru dalam keadaan seperti ini aku merasakan kelembutan yang sudah lama tidak aku terima dari Alvin.Dia selalu bersikap seperti ini, kadang dingin, kadang hangat. Saat aku bersiap untuk melupakannya, dia memberiku sedikit kebaikan, membuatku kembali berharap."Sudahlah, lain kali jangan mempermalukanku lagi!" ujar pria itu.Dia

    Last Updated : 2024-10-22
  • Takdir yang Sulit Ditempuh   Bab 7

    Mata Angel memerah saat mendengarkan kata-kata terakhirku. Air matanya terus mengalir deras.Saat aku berbicara, wajahnya tampak sangat marah.Dia seperti seekor singa betina yang melindungi anaknya."Semua orang sudah kamu pikirkan, tapi bagaimana dengan dirimu sendiri? Apa kamu pernah memikirkan dirimu sendiri?"Dia menangis terisak, jauh dari sosoknya yang dulu selalu terlihat rapi dan cantik.Aku ingin sekali menghapus air matanya, memberitahunya untuk tidak menangis lagi.Aku hanya mengantuk.Hanya pergi ke dunia lain.Namun, Angel tetap menangis.Dia menangis untukku, juga membawa kesedihanku bersamanya.Hanya saja, aku tidak bisa menghiburnya.Karena aku lelah.Aku menutup mataku.Awalnya, aku berpikir bahwa saat membukanya lagi, aku akan berada di jalanan menuju akhirat.Namun, aku masih terus berkeliaran di dunia ini dalam bentuk roh setelah kematianku.Aku melihat Angel menangis tersedu-sedu di atas tubuhku sambil terus berteriak marah."Vina, dasar kamu perempuan nggak berpe

    Last Updated : 2024-10-22
  • Takdir yang Sulit Ditempuh   Bab 8

    "Aku rela melayaninya. Nggak seperti beberapa orang yang terus saja menggenggam masa lalu, nggak mau melepaskannya."Saat mengatakan ini, mata Angel langsung memerah, bahkan semangat bicaranya pun melemah.Alvin mengatupkan bibirnya. Pandangannya jatuh pada barang-barang yang sedang dipeluk oleh Angel.Ketika melihat foto yang ada di paling atas, dia tercengang. Alvin bertanya, "Bukankah Vina sudah membuang foto ini sejak lama?""Apa yang kamu bicarakan? Aku mau pergi!"Angel tidak tahu bahwa aku pernah membuang foto itu di hadapan Alvin.Angel hanya ingin menyelesaikan setiap janji yang pernah dia buat padaku.Alvin dengan cepat menarik foto itu dari tangannya."Benda ini sudah seharusnya dibuang sejak lama. Atas dasar apa kamu membawanya?""Kamu! Kamu benar-benar nggak tahu terima kasih! Apa kamu nggak tahu ini adalah milik Vina ...."Angel menelan kembali kata-katanya."Miliknya apa?"Alvin mengejarnya dengan pertanyaan."Nggak apa-apa. Kalau kamu mau, ambil saja! Lagi pula dia suda

    Last Updated : 2024-10-22
  • Takdir yang Sulit Ditempuh   Bab 9

    "Di mana Vina? Kakaknya mau menikah, tapi dia nggak pulang?"Alvin selalu tahu bagaimana cara menyembunyikan ketidaksukaannya.Di depan ayahnya, Alvin selalu menjadi kakak tiri yang ramah serta penyayang bagiku. Dia juga bisa menjadi anak tiri yang lembut dan sopan pada ibuku."Vina? Dia nggak membalas pesanku. Anak itu memang nakal. Dia pergi keluar negeri tanpa bilang apa-apa, bahkan nggak menelepon sekali pun," jawab ibuku.Wajah ibuku jelas menunjukkan kekhawatiran, tapi kemudian dia tersadar bahwa ini adalah pernikahan Alvin. Dia buru-buru menjelaskan pada Alvin."Tapi Angel bilang kalau sekarang Vina sedang sangat sibuk. Bahkan profesornya memilihnya untuk menangani proyek baru!"Aku tersenyum simpul saat melihat wajah ibuku yang tampak bahagia.Aku tidak tahu berapa lama kebohongan ini akan bertahan, tapi selama bisa ditunda sedikit lagi, itu sudah cukup bagiku."Begitu ya? Aku tadinya berencana menjadikan Vina sebagai pengiring pengantin, tapi dia bahkan nggak membalas pesanku,

    Last Updated : 2024-10-22
  • Takdir yang Sulit Ditempuh   Bab 10

    "Jadi, kamu masih nggak percaya?"Angel memiringkan kepalanya, tersenyum getir, lalu berkata, "Kalau kamu benar-benar nggak percaya, anggap saja dia pergi ke luar negeri."Manusia memang penuh kontradiksi.Angel sudah mati-matian berusaha membuat Alvin percaya bahwa aku sudah tiada. Sementara Alvin dengan keras kepala mengira ini hanya sandiwara yang aku rancang bersama Angel.Namun, saat Angel berhenti mencoba membuktikannya, justru pada saat itulah mata Alvin mulai memerah."Angel, kamu sedang berbohong, 'kan?""Ya, anggap saja aku sedang menipumu. Bagaimanapun juga, kamu nggak percaya."Angel tidak ingin menjelaskan lebih jauh lagi. Dia sudah lelah.Dalam beberapa waktu terakhir ini, karena sibuk mengurus segala hal tentang kematianku, wajah Angel yang semula bulat kini tirus kembali.Dia berbalik hendak pergi, tapi Alvin dengan kuat menarik pergelangan tangannya."Lepaskan aku!" teriak Angel."Nggak! Sampai kamu menjelaskan semuanya tentang Vina, jangan harap kamu bisa pergi!"Keti

    Last Updated : 2024-10-22
  • Takdir yang Sulit Ditempuh   Bab 11

    Alvin merasa terkejut. Selama bertahun-tahun, ini adalah pertama kalinya ayahnya secara langsung membicarakan tentang masalah dia yang menikah lagi.Ayahnya memberi tahu Alvin bahwa pernikahannya dengan Ibu Alvin hanyalah pernikahan bisnis, tanpa adanya rasa cinta.Saat ibunya bepergian ke luar negeri, dia menemukan cinta sejatinya. Oleh karena itu, ibunya mengajukan perceraian, yang disetujui oleh ayahnya.Namun, demi Alvin yang saat itu masih berusia sepuluh tahun, mereka berpura-pura tetap bersama.Kemudian, ayahnya bertemu dengan ibuku.Pernikahan yang hanya sebatas nama itu pun berakhir.Setelah mendengar penjelasan ayahnya, mata Alvin memerah. Dia menggertakkan giginya, berusaha mencari tanda kebohongan di wajah ayahnya.Sayangnya, dia tidak menemukannya.Untuk pertama kalinya, percakapan mendalam dengan ayah kandungnya justru memberikan pukulan keras padanya."Jadi, ketika Bibi Dita bertemu denganmu, kamu dan ibuku sudah bercerai?"Ayah Alvin mengangguk dengan canggung, lalu men

    Last Updated : 2024-10-22

Latest chapter

  • Takdir yang Sulit Ditempuh   Bab 14

    Ketika aku menyadari hal ini, aku baru mengerti.Selama ini, yang aku benci bukanlah Vina, juga bukan ibunya.Aku membenci ayahku yang telah berpaling.Namun, di bawah tekanan yang begitu besar, aku tidak pernah berani mengakui bahwa semua ini adalah kesalahan ayahku yang tidak setia.Aku ingin menebus kesalahan itu.Namun, ketika melihat mata Vina yang kosong dan penuh duka, aku tidak tahu harus berkata apa.Aku mulai bekerja keras mempelajari cara mengelola perusahaan, berniat mengambil alih Grup Bintang dari tangan ayahku.Namun, ayahku berkata bahwa aku baru bisa benar-benar membangun karier setelah aku berumah tangga.Untungnya, aku menemukan calon yang tepat.Seorang wanita dari keluarga kaya yang sudah mencintai orang lain, tapi ingin mencari seseorang untuk dijadikan kambing hitam.Namun, Vina tidak hadir di hari pernikahanku.Ketika Angel berkata bahwa Vina sudah meninggal, aku hanya menganggapnya lelucon belaka.Bagaimana mungkin Vina bisa mati?Namun, sebulan berlalu.Dua bu

  • Takdir yang Sulit Ditempuh   Bab 13

    Aku sudah lama mati.Jika sebelum aku mati dia memberitahuku, mungkin aku masih bisa berpura-pura bermain peran dalam cerita cinta yang berakhir indah, seolah hidupku tak memiliki penyesalan.Namun, aku sudah mati.Aku tidak membutuhkan lagi sikap penuh kasih seperti yang ditunjukkan Alvin.Aku tidak bisa menghitung berapa lama Alvin berdiri di depan makamku, terus mengoceh tanpa henti.Yang aku ingat hanyalah langit makin gelap, tapi dia masih enggan pergi.Namun, sepertinya aku akan segera menghilang.Aku menyadari tubuhku yang perlahan menjadi transparan, melihat jalan menuju alam baka yang dipenuhi dengan bunga merah yang mekar dengan indahnya.Di ujung jalan itu, ada seorang anak kecil dengan rambut dikuncir dua.Dia sepertinya memanggilku Ibu.Tubuhku mulai melayang tak terkendali menuju tempat yang terang itu, sementara di belakangku samar-samar terdengar teriakan histeris dari Alvin.Aku tidak berniat untuk menoleh.Aku tidak pernah berutang apa pun pada Alvin.Namun, cinta ser

  • Takdir yang Sulit Ditempuh   Bab 12

    Setelah berkata demikian, Angel tidak lagi peduli pada Alvin yang tampak kehilangan arah. Dia segera berlari ke kamar untuk menenangkan bayinya yang terbangun karena kaget.Namun, yang tidak aku dan Angel sangka adalah Alvin ternyata mengikutinya masuk ke dalam.Dia melihat anak di pelukan Angel, lalu berusaha tersenyum."Anak ini tampan sekali. Apa dia sudah diberi nama?""Kamu jangan bicara omong kosong di sini! Aku nggak akan memberitahumu apa pun tentang Vina!"Angel memperhatikannya dengan tatapan waspada."Selama beberapa bulan ini, kamu nggak pernah mengunjungi Vina. Apa kamu nggak takut dia membencimu?"Suara Alvin yang serak seakan mengandung kegilaan yang tidak wajar. Dia melanjutkan, "Katakan padaku, di mana kamu menguburkan Vina?"Sikap penuh ketenangan yang biasa terpancar darinya, kini sudah berubah menjadi kegelapan yang menakutkan.Anak di pelukan Angel sepertinya bisa merasakan sesuatu. Dia mulai menangis kencang.Suara tangisan bayi yang nyaring dan tajam itu seakan m

  • Takdir yang Sulit Ditempuh   Bab 11

    Alvin merasa terkejut. Selama bertahun-tahun, ini adalah pertama kalinya ayahnya secara langsung membicarakan tentang masalah dia yang menikah lagi.Ayahnya memberi tahu Alvin bahwa pernikahannya dengan Ibu Alvin hanyalah pernikahan bisnis, tanpa adanya rasa cinta.Saat ibunya bepergian ke luar negeri, dia menemukan cinta sejatinya. Oleh karena itu, ibunya mengajukan perceraian, yang disetujui oleh ayahnya.Namun, demi Alvin yang saat itu masih berusia sepuluh tahun, mereka berpura-pura tetap bersama.Kemudian, ayahnya bertemu dengan ibuku.Pernikahan yang hanya sebatas nama itu pun berakhir.Setelah mendengar penjelasan ayahnya, mata Alvin memerah. Dia menggertakkan giginya, berusaha mencari tanda kebohongan di wajah ayahnya.Sayangnya, dia tidak menemukannya.Untuk pertama kalinya, percakapan mendalam dengan ayah kandungnya justru memberikan pukulan keras padanya."Jadi, ketika Bibi Dita bertemu denganmu, kamu dan ibuku sudah bercerai?"Ayah Alvin mengangguk dengan canggung, lalu men

  • Takdir yang Sulit Ditempuh   Bab 10

    "Jadi, kamu masih nggak percaya?"Angel memiringkan kepalanya, tersenyum getir, lalu berkata, "Kalau kamu benar-benar nggak percaya, anggap saja dia pergi ke luar negeri."Manusia memang penuh kontradiksi.Angel sudah mati-matian berusaha membuat Alvin percaya bahwa aku sudah tiada. Sementara Alvin dengan keras kepala mengira ini hanya sandiwara yang aku rancang bersama Angel.Namun, saat Angel berhenti mencoba membuktikannya, justru pada saat itulah mata Alvin mulai memerah."Angel, kamu sedang berbohong, 'kan?""Ya, anggap saja aku sedang menipumu. Bagaimanapun juga, kamu nggak percaya."Angel tidak ingin menjelaskan lebih jauh lagi. Dia sudah lelah.Dalam beberapa waktu terakhir ini, karena sibuk mengurus segala hal tentang kematianku, wajah Angel yang semula bulat kini tirus kembali.Dia berbalik hendak pergi, tapi Alvin dengan kuat menarik pergelangan tangannya."Lepaskan aku!" teriak Angel."Nggak! Sampai kamu menjelaskan semuanya tentang Vina, jangan harap kamu bisa pergi!"Keti

  • Takdir yang Sulit Ditempuh   Bab 9

    "Di mana Vina? Kakaknya mau menikah, tapi dia nggak pulang?"Alvin selalu tahu bagaimana cara menyembunyikan ketidaksukaannya.Di depan ayahnya, Alvin selalu menjadi kakak tiri yang ramah serta penyayang bagiku. Dia juga bisa menjadi anak tiri yang lembut dan sopan pada ibuku."Vina? Dia nggak membalas pesanku. Anak itu memang nakal. Dia pergi keluar negeri tanpa bilang apa-apa, bahkan nggak menelepon sekali pun," jawab ibuku.Wajah ibuku jelas menunjukkan kekhawatiran, tapi kemudian dia tersadar bahwa ini adalah pernikahan Alvin. Dia buru-buru menjelaskan pada Alvin."Tapi Angel bilang kalau sekarang Vina sedang sangat sibuk. Bahkan profesornya memilihnya untuk menangani proyek baru!"Aku tersenyum simpul saat melihat wajah ibuku yang tampak bahagia.Aku tidak tahu berapa lama kebohongan ini akan bertahan, tapi selama bisa ditunda sedikit lagi, itu sudah cukup bagiku."Begitu ya? Aku tadinya berencana menjadikan Vina sebagai pengiring pengantin, tapi dia bahkan nggak membalas pesanku,

  • Takdir yang Sulit Ditempuh   Bab 8

    "Aku rela melayaninya. Nggak seperti beberapa orang yang terus saja menggenggam masa lalu, nggak mau melepaskannya."Saat mengatakan ini, mata Angel langsung memerah, bahkan semangat bicaranya pun melemah.Alvin mengatupkan bibirnya. Pandangannya jatuh pada barang-barang yang sedang dipeluk oleh Angel.Ketika melihat foto yang ada di paling atas, dia tercengang. Alvin bertanya, "Bukankah Vina sudah membuang foto ini sejak lama?""Apa yang kamu bicarakan? Aku mau pergi!"Angel tidak tahu bahwa aku pernah membuang foto itu di hadapan Alvin.Angel hanya ingin menyelesaikan setiap janji yang pernah dia buat padaku.Alvin dengan cepat menarik foto itu dari tangannya."Benda ini sudah seharusnya dibuang sejak lama. Atas dasar apa kamu membawanya?""Kamu! Kamu benar-benar nggak tahu terima kasih! Apa kamu nggak tahu ini adalah milik Vina ...."Angel menelan kembali kata-katanya."Miliknya apa?"Alvin mengejarnya dengan pertanyaan."Nggak apa-apa. Kalau kamu mau, ambil saja! Lagi pula dia suda

  • Takdir yang Sulit Ditempuh   Bab 7

    Mata Angel memerah saat mendengarkan kata-kata terakhirku. Air matanya terus mengalir deras.Saat aku berbicara, wajahnya tampak sangat marah.Dia seperti seekor singa betina yang melindungi anaknya."Semua orang sudah kamu pikirkan, tapi bagaimana dengan dirimu sendiri? Apa kamu pernah memikirkan dirimu sendiri?"Dia menangis terisak, jauh dari sosoknya yang dulu selalu terlihat rapi dan cantik.Aku ingin sekali menghapus air matanya, memberitahunya untuk tidak menangis lagi.Aku hanya mengantuk.Hanya pergi ke dunia lain.Namun, Angel tetap menangis.Dia menangis untukku, juga membawa kesedihanku bersamanya.Hanya saja, aku tidak bisa menghiburnya.Karena aku lelah.Aku menutup mataku.Awalnya, aku berpikir bahwa saat membukanya lagi, aku akan berada di jalanan menuju akhirat.Namun, aku masih terus berkeliaran di dunia ini dalam bentuk roh setelah kematianku.Aku melihat Angel menangis tersedu-sedu di atas tubuhku sambil terus berteriak marah."Vina, dasar kamu perempuan nggak berpe

  • Takdir yang Sulit Ditempuh   Bab 6

    Aku?Aku mengangkat tangan untuk menyentuh hidungku, lalu dengan terampil mengeluarkan tisu dari saku untuk menyeka darah.Namun, kali ini tampaknya lebih parah daripada sebelumnya. Aku tak bisa menghentikan darahnya."Apa kamu sedang panas dalam? Kamu sudah sebesar ini, apa nggak bisa belajar menjaga diri sendiri?"Alvin mengambil tisu dari tanganku dengan raut wajah tak suka, tapi dia tetap dengan sabar menyeka darah dari wajahku.Ketika melihatnya bersikap begitu sabar kepadaku, aku tiba-tiba merasa bingung.Penampilanku sekarang pasti sangat buruk.Mataku yang cekung, wajahku yang pucat, jaket tebal yang menggembung, serta wajah penuh bercak darah.Namun, justru dalam keadaan seperti ini aku merasakan kelembutan yang sudah lama tidak aku terima dari Alvin.Dia selalu bersikap seperti ini, kadang dingin, kadang hangat. Saat aku bersiap untuk melupakannya, dia memberiku sedikit kebaikan, membuatku kembali berharap."Sudahlah, lain kali jangan mempermalukanku lagi!" ujar pria itu.Dia

DMCA.com Protection Status