Share

54. Dikira Ngidam

"Loh kok bisa gitu sih, Ren? Aku tu masih inget loh, kayaknya dulu memang pas kamu masih kerja di kota, kamu pernah bilang sama aku kalau kamu lagi deket sama seorang cowok. Kamu sendiri kan yang bilang kalau cowok itu adalah salah satu pelayan restoran yang cukup tampan?"

"Ingat?" tanyaku.

"Oh si Danang? Iya sih, Run. Masih ingat aja kamu ternyata. Iya, itu kan dulu. Aku pernah sangat mencintainya sederas air hujan, tapi dia malah lebih memilih kesamber petir. Gimana dong, Ra. Tingkah lakunya itu loh, makin kesini makin kesana. Daripada selalu bikin mentalku terombang ambing bagaikan kapal yang sedang berlayar di lautan. Ya sudah aku putusin aja dia daripada harus capek mikirnya, bikin pusing," jawabnya.

"Pinter! Emang harus begitu, Ren. Kalau bisa kita itu jangan suka bergantung sama yang namanya lelaki, Ren. Semangat ya! Kamu harus bisa cari yang baru, jangan sampe kamu gagal move on dari lelaki sebodoh itu. Sampai bisa kehilangan gadis cantik macam kamu ini, Ren," ucapku sembari m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status