Aku sudah kembali masuk kedalam mobilnya Bang Rendi, untuk kembali melanjutkan perjalanan menuju tujuan kami selanjutnya. "Bang.... gimana kalau kita mampir ke rumah lama, kebetulan bi Jumi menghubungi aku katanya mangga yang aga di belakang rumah sudah pada matang semua dan juga buah rambutannya sudah siap di panen,aku ingin sekali bikin jus mangga dengan menggunakan buah yang langsung di petik dari pohonnya, sekalian kita bikin rujak sepertinya enak kalau sore sore begini kita minum yang segar segar dan dingin." "Siap baby.... Abang akan antar kesana yang penting kamu bahagia dan tidak sedih lagi... Abang akan turutin semua kemauan kamu baby...." "Makasih ya Bang.... untuk semua yang kamu lakukan hari ini untuk aku ..."aku mengulaskan sebuah senyum kearah bang Rendi. "Iya... tidak apa-apa... yang penting kamu bahagia...."Bang Rendi juga ikut tersenyum. "Bang...aku istirahat sebentar ya...aku ingin tidur aku capek sekali... nanti kalau sudah sampai di ruma tolong Abang bangunin
Bang Rendi sudah menuai shalat ashar, wajahnya juga terlihat sudah segar, mungkin karena efek dari guyuran air pada saat berwudhu tadi.Dengan santai Bang Rendi melangkah menuju dapur,dia mendapati bi Jumi lagi beberes pantry dapur. "Permisi Bi... maaf saya boleh ke kebun yang ada di halaman belakang bi..."Bang ingin melihat pohon mangga yang ada di halaman belakang rumahnya Humairah. "Silahkan Pak... kebetulan buah mangganya sudah pada matang semua..." "Terimakasih bi... Maaf bisa nggak saya minta tolong.."tanya Bang Rendi dengan ragu ragu. "Insya Allah bisa.. Pak... katakan saja..."Bi Jumi menyanggupi permintaannya bang Rendi. "Tolong sekalian di buatkan bumbu rujak, tadi ibu Humairah bilang ingin makan rujak,dan ingin minum jus mangga yang langsung di petik dari pohonnya." "Baiklah Pak....nanti saya bikin kan, tolong bapak petik saja buah mangganya, petik yang sudah matang sekali untuk jus dan setengah matang untuk di buat rujak." "Iya Bi...." Bang Rendi langsung menuju poho
"Bi...aku tinggal dulu sebentar,aku mau bersih bersih sekalian mau shalat ashar."aku sengaja hanya pamit kepada bi Jumi, tidak dengan Bang Rendi takut saja jangan sampai dia keceplosan seperti tadi. "Iya Bu... silahkan." Ku tuntun kaki ini menuju kamar yang menjadi saksi bisu perjalanan hidupku dan Mas Brian semasa hidupnya. "Assalamualaikum.... Mas..."aku mengucapkan salam dengan lirih sebelum aku membuka pintu kamar. Ceklek. Pintu kamar telah terbukti aku melangkah dengan gontai masuk kedalam dan menutupnya kembali. Tercium aroma khas dari tubuh orang yang sangat berarti dalam hidupku, yang telah meninggalkan aku dan buah hatiku untuk selama lamanya. Tidak terasa air mataku jatuh luruh membasahi pipi ini,'Mas ...aku sangat merindukan dirimu....'aku langsung menjatuhkan bobot tubuhku di atas kasur... sesekali tanganku menyentuh dan mengelus kasur yang biasanya di tiduri oleh Mas Brian,kenapa berat dan sulit sekali untuk melupakan dirimu Mas... Aku segera membersihkan diri d
Sejenak aku perhatikan raut wajah Bang Rendi, satu,dua,tiga muka Bang Rendi berubah seketika setelah mengunyah buah pepaya yang tadi aku jejalkan kedalam mulutnya."Gimana Bang...enak nggak rujaknya ha...ha...tidak boleh di buang ya .."aku puas melihat Bang Rendi dengan susah payah menelan makanan yang telah berada di dalam mulutnya,sebenarnya aku kasian juga melihat raut wajah Bang Rendi seperti ini tapi mau bagaimana lagi dari tadi dia bikin aku malu di depannya Bi Jumi.Dengan susah payah Bang Rendi berusaha menelan buah pepaya yang sudah ada di dalam mulutnya.Bang Rendi berusaha agar mengeluarkannya lagi."Hm.... enak kok enak... saking enaknya Abang ingin memakannya sepotong lagi tapi langsung dari mulut kamu baby...."tatapan horor mata Bang Rendi sangat mendalam seperti ingin menelanku hidup hidup dan dia langsung mendekatkan tubuhnya ke tubuhku."Eh...mau ngapain Bang..... ingat jangan dekat dekat..."aku mulai ketakutan, Bang Rendi sudah semakin mendekati mukaku dan kedua matan
Bang Rendi melihat kedatangan Humairah dan juga bi Jumi, dengan tergesa-gesa dia menghampiri mereka berdua, Bang Rendi langsung mengambil keranjang buah yang ada di tangannya Bi Jumi dan memindahkannya kedalam mobil,dia juga langsung membuka pintu mobil untuk Humairah. "Bi...kami kami pulang dulu ya.... nanti bulan depan bibi ikut aku di rumahnya papi Yuda."aku pamit kepada Bi Jumi dan sekalian aku menyampaikan kepadanya untuk tinggal bersama kami di kediamannya papi Yuda. "Iya Bu... insya Allah....hati hati di jalan Bu... Pak..." "Terimakasih banyak bi...kami pulang dulu ya... assalamualaikum." "Waallaikum salam...." Bang Rendi sudah melajukan mobilnya menuju kediamannya papi Yuda.Sepanjang perjalanan kami hanya diam saja,aku juga malu karena tadi sudah mengerjain Bang Rendi.Apa sebaiknya aku minta maaf saya ya. "Bang...maafin aku ya.... tadi aku sudah keterlaluan mengerjain Abang dengan memasukkan buah pepaya kedalam mulut Abang, padahal aku tau Abang itu sangat tidak suka den
Bang Rendi masih stay dengan posisi duduknya seperti tadi masih menghadap kearahku. Secara perlahan lahan tangan Bang Rendi menyentuh kedua tanganku. "Baby.... Abang ini mengenal kamu bukan satu dua bulan, Abang mengenal kamu cukup lama, Abang tau kalau kamu sedang berbohong,dari mimik wajah kamu saja Abang sudah tau... okey.... untuk sekarang kamu mungkin belum bisa memahami isi hatimu sendiri,tapi seiring dengan berjalannya waktu suatu saat nanti kamu akan mengakui itu, Abang tidak masalah, akan menunggu kamu sampai di saat kamu menyadari bahwa rasa itu masih ada untuk Abang.... yang penting kamu perlu tau perasaan Abang sama kamu tidak pernah berubah dan tidak akan pernah berubah sampai kapanpun,karena Abang mencintai kamu bukan hanya untuk memenuhi nafsu Abang semata tetapi Abang mencintai kamu karena Allah SWT, semenjak kamu hadir dalam kehidupan Abang,ada banyak hal yang terjadi dalam kehidupan Abang...kamu sudah merubah hidup Abang menjadi seperti sekarang ini,kamu adalah len
Setelah kami berdua berbicara dari hati ke hati, Bang Rendi kembali melaju mobilnya menuju kediaman papi Yuda. Kurang lebih 15 menit mobilnya Bang Rendi sudah berhenti dengan mulus di pekarangan depan rumahnya papi Yuda, aku langsung turun dan menghampirinya papi Yuda dan Mommy Meta yang sedang menikmati indahnya suasana sore hari di salah satu gazebo yang ada di samping rumah,ada juga Al Jazair yang sedang memainkan gitarnya.Putraku itu sudah bisa memainkan alat musik gitar sementara Almeera dia menyukai memainkan organ tunggal dan bernyanyi, suara Almeera sangat enak di dengar, walaupun dia masih anak-anak tapi alunan suaranya sangat indah dan merdu. Sementara Bang Rendi langsung membawa masuk keranjang buah yang berisikan buah mangga untuk di jadikan jus buah mangga dan juga sebuah wadah yang berisikan rujak buah yang telah di siapkan oleh Bi Jumi tadi.Bang Rendi meletakkan semuanya di atas meja dekat pantry dapur.Setelah meletakkan semuanya Bang Rendi segera keluar menghampiri
Mereka berdua sudah jalan menuju gazebo yang dikatakan Al Jazair tadi,mau tidak mau aku juga harus mengikuti mereka. "Mbok... tolong antarkan ini ke meja yang ada di gazebo belakang ya..."aku minta tolong kepada mbok Warsi untuk mengantarkan nampan yang telah aku siapkan ada sepiring rujak buah beserta bumbu kacangnya dan juga dua gelas jus mangga. "Iya Bu...." "Makasih ya bi... sudah mau bantu aku antarin kesana,oh ya...ini aku juga siapkan untuk Mang Karyo dan juga untuk mbok Warsi nanti di minum ya..."aku juga menyiapkan untuk asisten rumah tangga kami. "Aduh.... Bu tidak usah, maaf sudah merepotkan Ibu.... mbok jadi tidak enak sama Pak Yuda dan juga Bu Meta..." "Tidak apa-apa... mbok mumpung banyak...kan sayang kalau di buang,kalau masih bisa di nikmati kenapa tidak... mubazir kalau buang buang makanan mbok...." "Ya... sudah kalau ibu maksa, mbok terima deh, makasih banyak ya Bu... "Iya...sama sama mbok..." Kami berdua jalan menuju gazebo tempat bang Rendi dan Al Jazair du