Setelah kami berdua berbicara dari hati ke hati, Bang Rendi kembali melaju mobilnya menuju kediaman papi Yuda. Kurang lebih 15 menit mobilnya Bang Rendi sudah berhenti dengan mulus di pekarangan depan rumahnya papi Yuda, aku langsung turun dan menghampirinya papi Yuda dan Mommy Meta yang sedang menikmati indahnya suasana sore hari di salah satu gazebo yang ada di samping rumah,ada juga Al Jazair yang sedang memainkan gitarnya.Putraku itu sudah bisa memainkan alat musik gitar sementara Almeera dia menyukai memainkan organ tunggal dan bernyanyi, suara Almeera sangat enak di dengar, walaupun dia masih anak-anak tapi alunan suaranya sangat indah dan merdu. Sementara Bang Rendi langsung membawa masuk keranjang buah yang berisikan buah mangga untuk di jadikan jus buah mangga dan juga sebuah wadah yang berisikan rujak buah yang telah di siapkan oleh Bi Jumi tadi.Bang Rendi meletakkan semuanya di atas meja dekat pantry dapur.Setelah meletakkan semuanya Bang Rendi segera keluar menghampiri
Mereka berdua sudah jalan menuju gazebo yang dikatakan Al Jazair tadi,mau tidak mau aku juga harus mengikuti mereka. "Mbok... tolong antarkan ini ke meja yang ada di gazebo belakang ya..."aku minta tolong kepada mbok Warsi untuk mengantarkan nampan yang telah aku siapkan ada sepiring rujak buah beserta bumbu kacangnya dan juga dua gelas jus mangga. "Iya Bu...." "Makasih ya bi... sudah mau bantu aku antarin kesana,oh ya...ini aku juga siapkan untuk Mang Karyo dan juga untuk mbok Warsi nanti di minum ya..."aku juga menyiapkan untuk asisten rumah tangga kami. "Aduh.... Bu tidak usah, maaf sudah merepotkan Ibu.... mbok jadi tidak enak sama Pak Yuda dan juga Bu Meta..." "Tidak apa-apa... mbok mumpung banyak...kan sayang kalau di buang,kalau masih bisa di nikmati kenapa tidak... mubazir kalau buang buang makanan mbok...." "Ya... sudah kalau ibu maksa, mbok terima deh, makasih banyak ya Bu... "Iya...sama sama mbok..." Kami berdua jalan menuju gazebo tempat bang Rendi dan Al Jazair du
Bang Rendi hari ini hatinya sangat bahagia hingga senyum manisnya tidak pernah lepas dari bibirnya. "Assalamualaikum...ma...pa..."Bang Rendi menyapa dan menyalami tangan kedua orang tuanya yang tengah asik ngobrol di taman depan rumahnya. "Waallaikum salam Nak...mama perhatikan hari kamu bahagia sekali,ada apa Nak... kalau boleh tau, tolong dong ceritain sama mama..."Tante Inda penasaran dengan rona bahagia sang putra. "Biasa aja kok... tidak ada apa-apa.."Bang Rendi merasa malu karena aksinya di ketahui oleh sang mama. "Rendi itu lagi bahagia kan mereka habis kencan...mama ini seperti tidak pernah muda saja."kini sang papa yang menggoda Bang Rendi. "Hiss...apa apaan sih pa.... Rendi mau masuk bersih bersih dulu, rasanya gerah sekali,ma...pa.... Rendi kedalam dulu ya..." "Iya...nak..." Bang Rendi langsung meninggalkan kedua orang tuanya,dia segera masuk kedalam kamarnya untuk membersihkan dirinya. Hari ini adalah akhir pekan, Bang Rendi di temani Pak Hermawan, Tante Inda, O
Bang Rendi langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi karena dia sangat ketakutan dan panik, mendengar suara erangan kesakitan dari mulut Humairah secara beruntun dan tidak berhenti-henti. "Ummi.... sakit sekali....hiks... hiks.."Humairah sudah mengeluarkan suara tangisnya karena dia kesakitan. "Istighfar nak..sabar....tahan sebentar lagi kita sampai di rumah sakit, banyak banyak berdoa Nak... semoga Allah memberikan kamu kekuatan pada saat prosesi melahirkan nanti Nak... "Iya ummi..." "Astagfirullah... astagfirullah...." Mobilnya Bang Rendi sudah berhenti persis di depan lobi rumah sakit Bakti Husada, Bang Rendi menyerahkan kucing mobilnya kepada jasa valet. Dengan sigap dia mengangkat tubuh Humairah di ikuti oleh Ummi Salamah sambil memegang tas yang berisikan perlengkapannya Humairah dan juga bayinya. "Suster... suster...ada pasien yang mau melahirkan... tolong suster..."Bang Rendi berteriak memanggil para perawat untuk menangani Humairah. "Sini.. Pak...ayo baring
Semua orang yang berada di depan ruangan bersalin terlihat sangat khawatir,kerana suster belum memberikan informasi tentang kelahiran bayi Humairah. Di saat saat mereka lagi sibuk dengan pikiran mereka masing-masing tiba tiba saja terdengar suara teriakan disusul dengan suara tangisan bayi. "Argkhhh....."Humairah berteriak pada saat dia berjuang untuk melahirkan sang putra. "Oeee....." "Oeee...." "Alhamdulillah.... akhirnya Humairah sudah melahirkan.."mereka semua mengucapkan syukur Alhamdulillah karena mereka mendengarkan suara tangisan bayinya Humairah. Dokter Leonardo kebetulan melihat Abah Malik dan yang lainnya berdiri tidak jauh dari pintu ruangan bersalin,dia langsung menghampiri mereka semua. "Assalamualaikum... Malik...siapa yang melahirkan,dan kenapa semua pada kumpul di depan sini." "Humairah...putri saya Leon yang melahirkan dan Alhamdulillah bayi sudah lahir...." "Selamat Malik.... selamat Pak Yuda...atas kelahiran cucu kalian." "Sama sama Leon.. "Sama sama dok
Humairah sedang berada di suatu tempat yang sangat tenang di depannya terdapat hamparan rumput hijau,dia sedang duduk di salah satu kursi kosong yang ada di situ. Humairah melihat Mas Brian datang mendekati dirinya dan langsung memberikan pelukan hangat. "Assalamualaikum Bunda...." "Waallaikum salam Mas...gimana kabar kamu Mas,aku kangen sekali kenapa Mas tidak datang mengunjunginya kami."Humairah melontarkan nada protes kepada Mas Brian. "Mas... baik baik saja, maaf..bukan mas tidak mau datang mengunjungi kalian,tapi tempat kita sudah berbeda Bunda...."Mas Brian berusaha menjelaskan kalau mereka tidak bisa saling mengunjungi karena mereka berada di alam yang berbeda. Para dokter sudah berusaha dengan sekuat tenaga tapi takdir berkata lain.Alat yang mendeteksi detak jantung Humairah berbunyi sangat panjang. Tiittttttt.... Itu menandakan kalau Humairah sudah pergi meninggalkan dunia fanah ini. Bang Rendi langsung mendorong para perawat yang sedang berdiri di samping brangkarnya
Bang Rendi langsung bangkit keluar dari ruang tempat perawatan bayi, tapi sebelum keluar dia berpesan kepada perawat yang sedang berada di di ruang tempat Humairah berbaring."Jangan ada yang coba coba melepaskan semua peralatan medis yang melekat di tubuhnya Humairah sampai saya kembali,kalau yang melakukannya saya akan pastikan ini adalah hari terakhir kalian menghirup udara bebas.... Abah... ummi...titip Humairah sebentar tolong awasi jangan sampai mereka melepaskan semua peralatan yang ada di tubuhnya Humairah."Bang Rendi mengancam perawat jangan sampai mereka melepaskan semua peralatan medis yang melekat pada tubuhnya Humairah sebelum dia kembali."Iya Nak.....kami akan tetap berada di sini."Bang Rendi segera keluar,dia berlari menuju tempat perawatan bayi,dia langsung mengambil bayi mungil yang berjenis kelamin laki-laki itu dari tangannya Papi Yuda dengan tanpa mengeluarkan suara sepatah kata pun, dia melakukannya pelan,dan hati hati jangan sampai terjatuh.Bang Rendi berjala
Humairah sudah mulai sadar walaupun dia masih lemah dan belum bersuara karena masih di bawah pengaruh obat. Bang Rendi dengan menggendong tubuh sangat bayi keluar menghampiri para perawat yang sedang berdiri di samping pintu tempat Humairah terbaring,ada juga dokter Leonardo di sana. "Dok...tolong periksa kondisi Humairah,dia sudah sadarkan diri."Bang Rendi sambil berlalu menuju tempat perawatan bayi, Bang Rendi harus mengembalikan bayinya Humairah di tempatnya semula. Mendengar perkataan Bang Rendi barusan semua orang yang berada di situ merasa kaget dan heran, bahkan mereka berpikir kalau Bang Rendi sudah tidak waras karena di tinggal pergi oleh Humairah untuk selama lamanya. Dokter Leonardo dan para perawat yang tadi berada di ruangan Humairah dengan setengah berlari masuk kedalam, mereka memastikan perkataan Bang Rendi apakah itu benar atau hanya halusinasinya saja. Hal pertama yang dilakukan oleh dokter Leonardo adalah memastikan layar monitor yang mendeteksi detak jantungny
Mobil yang membawa Papi Yuda, Mommy Meta, Abah Malik dan Ummi Salamah sudah berhenti di dalam area parkiran sekolah bersebelahan dengan mobilnya Humairah.Mereka semua sudah turun dari mobil.Secara bersamaan juga mobil orang tuanya Mas Sony, Pak Candra Sanjaya juga parkir tidak jauh dari mobilnya Papi Yuda. Dengan setengah berlari Sony menghampiri sang ayah,dia takut jangan sampai ayahnya mencari cari keberadaannya. "Selamat pagi Daddy...."sapa Mas Sony. "Selamat pagi juga Sony....mana Mommy kamu..."jawab Pak Candra sambil mencari keberadaan sang istri. "Itu Mommy...."jari tangan Mas Sony menunjuk ke arah Mommy Shinta yang sedang berdiri tidak jauh dari Papi Yuda dan Abahnya Humairah. Pak Candra menghampiri sang istri, secara tidak sengaja matanya bersitatap dengan Papi Yuda.Dengan langkah tidak sungkan dia memanggil Papi Yuda. "Selamat pagi Yuda....apa kabar...."sapa Pak Candra tanpa embel-embel Pak di depannya. "Selamat pagi juga Candra.... Alhamdulillah baik, setelah sekian p
Mommy Shinta yang sedang kesal karena sang putra tiba tiba meninggalkan dirinya dalam mobil,menyeret langkah kakinya dengan cepat setelah melihat Sony yang sedang berdiri mematung melihat Humairah dan Kendrick ngobrol. "Sony....kamu tuh ya... keterlaluan masa Mama di tinggal sendiri dalam mobil...mana di sini banyak sekali mobil yang sedang parkir, Mama itu kesulitan mencari kamu, terus lari kemana lagi itu Kendrick...."Mommy Shinta sangat kesal dengan kelakuan sang putra,karena meninggalkan dirinya sendiri dalam mobil. "Maaf mom....tadi Sony kejar Kendrick yang lagi ngambek karena Sony tidak membawakan Mommy untuk menyaksikan penampilannya di acara pentas sebentar...."jawab Sony tanpa mengalihkan perhatiannya dari sang putra. "Oh gitu....kamu liatin apa sih,terus Kendrick lari kemana, kenapa kamu berhenti di sini dan tidak mencari Kendrick... Mama takut jangan sampai dia kenapa-napa,mana banyak sekali mobil yang sedang berseliweran....ayo cepat kita cari dia..."Mommy Shinta dengan
Mobil yang di kendarai oleh Humairah sudah memasuki gerbang sekolah.Petugas keamanan yang kerja di sekolahnya Almeera dan Al Jazair ini berhubungan baik dengan Humairah dan almarhum Brian semasa hidupnya.Brian adalah salah satu orang yang menjadi donatur tetap sekolah ini dan dia juga sering berbagi rezeki dengan para petugas keamanan di sekolah ini. Jadi tidak heran lagi begitu melihat mobil yang di gunakan oleh Humairah petugas itu langsung berlari menghampirinya dan mengarahkan Humairah agar memarkirkan mobilnya di dalam area sekolah persis di tempat parkir mobil kepala sekolah.Tadinya Humaira sudah bingung mau parkir di mana karena didalam halaman sekolah maupun lahan kosong yang berada di luar pagar sekolah sudah penuh dengan mobil mobil orang tua wali murid yang datang menyaksikan acara pentas seni hari ini. Humairah melangkah dengan anggun keluar dari mobil dan menghampiri pintu yang ada di sebelahnya, dengan sekali hentakan dia sudah membukakan pintu untuk sang ibu mertua
Bang Rendi langsung memasukkan handphonenya kedalam saku jas yang dia kenakan,dan kembali masuk menemui para dewan direksi yang sedang menunggu dirinya di dalam ruangan khusus untuk melakukan rapat rapat penting yang berhubungan dengan perusahaannya. Bang Rendi langsung memutuskan untuk mengakhiri rapat kali ini, karena masih ada hal penting lainnya yang harus di kerjakan,dia harus ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair,dia sudah berjanji akan menyaksikan penampilan kedua anak sambungnya itu. "Saya kira pertemuan kita kali ini cukup sampai di sini, nanti kita lanjutkan lagi di kesempatan berikutnya,apa yang telah kita bahas tadi... semua laporannya tolong serahkan kepada sektretaris saya Pak Wira.... terimakasih sudah mau memenuhi undangan saya untuk ikut rapat hari ini."Bang Rendi menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh dewan direksi yang hadir pada rapat hari ini. Dengan langkah terburu buru Bang Rendi kembali ke ruangannya di ikuti oleh Pak Wira sekretaris pribadinya. "Maa
Dalam perjalanan Mama Inda langsung sibuk dengan handphonenya.Aku hanya memperhatikan lewat lirikan ekor mata saja,karena kedua netraku fokus kedepan, takut jangan sampai aku menabrak kendaraan orang lain, semua orang yang berada di dalam mobil yang aku kemudikan saat ini adalah tanggung jawabku. Bibir Mama Inda tidak pernah lepas dari senyum manisnya,pada saat menatap layar handphonenya yang sedang berada di dalam genggaman tangannya.Karena Al Keenan sudah tertidur kembali, Mama Inda langsung menyerahkannya kepada Bi Jumi untuk di gendong. Mama Inda sangat sibuk mengirimkan pesan singkat kepada orang lain,aku sendiri tidak tau dengan siapa di berkirim pesan singkat,aku diam saja ,karena untuk menanyakannya secara langsung sepertinya tidak mungkin,itu sama saja aku mencampuri urusan orang lain, Mama Inda juga butuh privasi. 'Mama kerjain aja itu anak nakal...gimana ya reaksinya setelah melihat foto Humairah ini,mama mau lihat apakah dia diam saja atau langsung menghubungi Humairah
Setelah merasa cukup bersih,aku langsung keluar dan segera masuk kedalam walk in closet untuk segera berpakaian, semua aku lakukan dengan cepat karena waktu sudah menunjukkan jam 9.30,kami harus segera ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair.Terakhir tinggal aku memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan juga hijabku, dengan segera aku hampiri Bi Jumi,aku mengatakan agar beliau siap siap juga."Bi.... silahkan bersiap siap,aku sudah selesai hanya tinggal memulaskan makeup dan mengenakan hijab saja, Al Keenan di tinggal saja.... nanti aku yang jagain..."segera aku suruh bi Jumi untuk bersiap-siap."Iya Bu....bibi tinggal dulu ya...."jawab Bi Jumi."Iya Bi.... silahkan...."Setelah Bi Jumi berlalu menuju kamarnya meninggalkan aku dan Al Keenan.Segera aku memulaskan makeup yang telah tersedia di atas meja rias yang di siapkan oleh Bang Rendi untuk meletakkan semua peralatan makeup milikku.Aku hanya memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan tidak menor,ini aku
Aku menghampiri Mama Inda yang sedang duduk santai di ruangan keluarga, beliau lagi nonton acara favoritnya yang di siarkan oleh salah satu stasiun televisi di negeri ini.Dengan pelan aku menjatuhkan bobot tubuhku di samping Mama Inda,aku menyampaikan keinginanku secara perlahan-lahan, takut saja jangan sampai beliau tersinggung. "Ma.... sebentar jam 10 Humairah ijin keluar ya,mau menghadiri acara pentas seni yang di ikuti Almeera dan Al Jazair di sekolah mereka..."aku menyampaikan maksud ku kepada Mama Inda, bagaimana pun sekarang beliau sudah menjadi orang tuaku juga. "Iya ... tidak apa-apa, Mama ikut juga ya.... Mama pengen lihat aksi mereka berdua, pasti seru.... nggak apa-apa kan kalau Mama ikut melihat mereka tampil..."Mama Inda ingin ikut juga ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair. "Benar mama mau ikut....mama tidak bercanda kan..."aku senang sekali mendengarkan keinginan ibu mertuaku itu. "Iya benar..... Mama serius.... Almeera dan Al Jazair pasti senang kalau semua Oma dan
Sepanjang perjalanan menuju perusahaannya Bang Rendi wajahnya berseri seri, senyum indahkan tidak lepas dari bibirnya.Walaupun tadi dia sempat dongkol karena ulah jahil sang papa,tapi kini moodnya sudah baik kembali.Masih segar dalam ingatannya.... melihat wajah Humairah yang ketangkap basah olehnya karena secara diam-diam mencium bibirnya tadi malam. "Sudah sebulan saya menikah Humairah... baru tadi malam saya menyentuh kulitnya halus sekali seperti pualam.... argkhhh....kenapa juga benda pusaka kesayangan saya ini langsung bereaksi, padahal saya hanya mengingat kelakuan Humairah tadi malam, rasanya saya sudah tidak sabar menunggu 5 hari lagi..... bersabarlah 'adik kecil' sebentar lagi kamu akan mendapatkan sangkar baru yang selama ini kamu belum pernah kamu singgahi...."Bang Rendi bergumam sendiri sambil memegang benda pusaka kesayangannya. "Untung saja tadi pagi saya sudah mengirim semua foto Humairah tadi malam ke ponsel saya .... saya tidak bisa bayangkan kalau ada orang yang s
Humairah setelah mengantar kedua buah hatinya sampai mobil yang membawa mereka berdua keluar dari pekarangan rumahnya Bang Rendi, hendak masuk kembali kedalam untuk menyamperin sang suami, tiba-tiba saja langkah kakinya terhenti karena dia melihat sang suami sudah berada persis di depan pintu utama. "Baby.... Abang berangkat dulu ya .. insya Allah jam10 nanti Abang langsung ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair....kamu nggak apa-apa kan ke sekolah mereka di antar oleh sopir....atau Abang jemput kamu kesini baru kita berangkat bareng bareng kesana..."Bang Rendi merasa tidak enak kalau Humairah berangkat ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair di antar oleh sopir,dan akhirnya menawarkan diri untuk datang menjemputnya. "Iya tidak apa-apa.... Abang tidak usah jemput lagi ke sini, Abang langsung saja dari kantor ke sekolahan anak anak, nanti aku diantar sama sopir saja..."Humairah menolak di jemput oleh sang suami.Rencananya Humairah akan bawa mobil sendiri,karena Mang Udin nanti sore akan men