Baru saja bang Rendi mau melangkah kakinya, tiba tiba saja salah seorang anak buah mendekatinya terlihat di kedua tangan anak buahnya itu memang dua kantong plastik dan kelihatannya agak berat. "Maaf bos.... tadi saya masuk cek kedalam untuk mengantarkan pesanan bos,tapi di sana sudah tidak ada orang akhirnya saya menunggu kedatangan bos di sini saja." "Tidak apa-apa...ini semua kesalahan saya seharusnya tadi saya menghubungi kamu kembali tapi karena saya terlalu sibuk dan pada akhirnya saya melupakannya." "Semua pesanan bos ini apakah saya masukkan kedalam jet pribadi bos sendiri atau kedalam jet pribadinya almarhum." "Aha... itu semua antarkan kedalam jet pribadinya almarhum kebetulan mereka semua sudah berada di atas semua, tolong berikan pada anak anak almarhum dan juga istrinya serta semua orang yang berada di dalam jet pribadinya almarhum." "Siap bos...." Bang Rendi sudah menyampaikan kepada Pak Heri serta yang lainnya ikut pulang dengan menggunakan jet pribadinya,dan Bang
Halaman rumah kami sudah di penuhi dengan tenda yang berdiri kokoh dan di dalamnya sudah di penuhi dengan kursi kursi plastik yang berjejer rapi, semua kursi sudah terisi, tidak ada yang kosong walaupun satu. Semua pelayat yang datang langsung menghampiri dan menyalami kami satu persatu,aku perhatikan mata mereka tertuju pada papi Yuda dan Mommy Meta, mereka merasa kalau wajah papi Yuda tidak asing bagi mereka, memang secara spesifik wajah papi Yuda sama persis dengan wajah Mas Brian. Merasa menjadi bahan perhatian, dengan serta merta papi Yuda memperkenalkan dirinya dan juga Mommy Meta. "Assalamualaikum... untuk para semua pelayat sudah datang mendoakan almarhum Brian anak kami, tiada kata yang bisa saya ucapkan selain terimakasih yang sebanyak banyaknya karena kalian sudah menyiapkan semuanya untuk menyambut kedatangan jenazah anak kami Brian Aditama, mungkin ada yang bertanya tanya tentang keberadaan saya dan istri, lewat kesempatan ini saya akan memperkenalkan diri, saya Yuda A
Alma segera berlalu menjauh dari kami,dia melakukan itu untuk menghindari tatapan mata Irfan yang tidak pernah lepas dari muka dan perutnya. Irfan kelimpungan baru saja dia menoleh kearah lain begitu tatapan tertuju kembali ke arah Alma berada, ternyata Alma sendiri sudah tidak berada di sana.Irafan sangat gelisah.Semua gerak gerik Irfan ini tidak luput dari perhatian Om Afandi,dan Tante Vivi. "Irfan....kamu sedang cari siapa dari tadi papa dan mama perhatikan kamu celingak-celinguk mencari seseorang." "Tidak ada pa... Irfan hanya tegang saja, makanya Irfan menggerakkan otot leher Irfan agar rileks kembali."Irfan berusaha menutupi kekalutan hatinya. "Ya sudah...kita harus segera siap siap karena jenazah almarhum Brian akan segera di berangkat ke TPU yang dekat dengan perkampungan sini." "Iya pa...." Aku, Abah, ummi, Papi Yuda, mommy Meta, Almeera dan Al Jazair kami semua ikut mobil ambulance yang membawa jenazah Mas Brian, mobil ambulance yang membawa jenazah almarhum suamiku su
Setelah menyampaikan pesan bang Rendi kepada bi Jumi untuk segera menyiapkan hidangan untuk santap malam semua orang yang berada di rumah ini, Winda kembali menghampiri aku. Aku sedang duduk meluruskan otot otot punggungku di salah satu kursi yang ad di ruang keluarga. "Al...kamu mandi dulu ya,itu baju kamu kotor sekali ada bercak darahnya Mas Brian dan juga di penuhi dengan tanah,ayo sini saya antar ke kamar kamu..."Winda menuntut langkah kakiku menuju kamar aku dan Mas Brian. "Iya Winda... makasih ya sudah mau menemani aku di saat saat aku terpuruk seperti sekarang ini." "Tidak apa-apa.... kita kan sahabat,bukan hanya sekedar sahabat bagi saya kamu itu Al... sudah seperti saudara." "Oh ya... Winda... setelah kamu antar aku ke kamar, tolong persiapkan kamar tamu ya, untuk papi Yuda dan juga mommy Meta istirahat, maaf ya aku harus merepotkan kamu sekarang ini,kamu lihat sendiri keadaan aku, untuk berjalan saja aku masih butuh bantuan orang lain, tolong ya...." "Iya.... nanti se
Bi Jumi sudah menata meja makan dengan berbagai macam hidangan, Ummi Salamah juga turut membantu bi Jumi agar cepat selesai.Ummi Salamah juga menyiapkan beberapa gelas air putih. "Abah.... tolong panggil semuanya untuk makan malam dulu." "Iya ummi...." Orang pertama yang Abah panggilan itu Papi Yuda dan juga mommy Meta, Winda dan Mas Reno kemudian Abah menghampiri kamar Almeera dan Al Jazair untuk segera keluar untuk makan malam, tidak lupa Abah juga memanggil aku untuk makan malam. Semua orang sudah duduk mengelilingi meja makan termasuk Winda dan juga Mas Reno,aku juga ikut bergabung,aku lihat ada sebuah kursi yang masih kosong, itu kursi yang biasa di duduki Mas Brian.'Mas...biasanya kita makan bersama di meja ini,kamu dan anak anak selalu mengoceh kalau aku terlalu lama menyiapkan hidangannya, Mas...aku kangen sekali sama kamu...'aku berusaha kuat agar tidak menjatuhkan air mata didepan orang orang yang sedang duduk bersama mengelilingi meja makan kami. Tiba-tiba Abah berdiri
Abah, Papi Yuda dan juga Rendi serta para tetangga yang melakukan yasinan dan tahlilan baru juga menyudahi santap malam mereka. Sambil menyandarkan punggungnya di sandaran kursi yang dia duduki saat ini, Bang Rendi melirik jam yang melingkar di tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul 9.30,ini sudah larut waktu untuk dia pamit pulang. Kebetulan Abah sama papi Yuda masih berada di dalam tenda, bang Rendi langsung pamit pulang. "Abah, Pak Yuda.... saya pamit pulang dulu,ini sudah jam 9 lewat, Abah dan yang lainnya pasti kelelahan dan harus segera istirahat, begitu juga dengan saya, insya Allah besok baru saya kesini lagi,karena banyak hal yang harus saya bahas dengan Pak Yuda." "Iya Nak.... tidak apa-apa,ayo Abah antar pamit dulu sama Ummi dan yang lainnya di dalam rumah." "Iya Abah..." Bang Rendi dan papi Yuda mengikuti langkah Abah dari belakang masuk menemui ummi Salamah dan juga yang lainnya, untuk pamit pulang. "Ummi,Bu... Humairah.... saya pamit pulang dulu ya, ini sudah la
Bang Rendi tidak menyadari kalau Mas Reno menghentikan mobilnya di halaman depan rumah orang tuanya karena sepanjang perjalanan Bang Rendi tertidur dengan pulas karena kelelahan, Mas Reno berusaha untuk membangunkan bang Rendi . "Pak... Pak....ayo bangun kita sudah sampai di rumah bapak ini." "Hoamm....ya.. maaf aku ketiduran ."bang Rendi membuka kedua kelopak matanya sambil merentangkan kedua tangannya untuk melemaskan otot-otot punggungnya yang tegang. "Tidak apa-apa.... Pak." "Reno... Winda... makasih ya sudah mau antarin saya pulang,ayo mampir dulu..." "Sama sama Pak.. terimakasih juga atas ajakannya Pak, maaf nanti lain kali saja ini sudah larut malam juga, bapak harus segera istirahat." "Okelah... kalau begitu, hati hati dijalan, selamat malam." "Selamat malam juga Pak..." Setelah tidak melihat mobilnya Mas Reno, Bang Rendi baru beranjak masuk kedalam rumah.Untung saja dia selalu membawa kunci rumah orang tuanya, jadi kalau dia pulang terlambat, Bang Rendi tidak lagi mem
Pertemuannya dengan Dani alias Alma di kediamannya ibu Humairah, membuat hati Irfan gundah gulana, apalagi tadi mereka sempat bersitatap walaupun hanya sekilas, masih jelas di ingatan Irfan kalau tubuh Alma menunjukkan perubahan terutama pada bagian perut, Alma terlihat seperti sedang hamil apakah itu anaknya atau bukan ya...'afghhh.... pusing... pusing...kenapa jadi seperti ini' 'Untung saja tidak ketahuan sama papa, kalau sampai itu terjadi...bisa gawat saya harus segera menemukan keberadaan Dani secepatnya, jangan sampai Papa lebih dulu menemukan keberadaannya.'batin Irfan. Irfan tau apa yang harus di lakukan,dia segera menghubungi orang kepercayaannya untuk mencari tau keberadaan Alma. "Halo selamat malam bos...ada apa."sapa orang di seberang sana. "Malam juga.... maaf saya ganggu waktu istirahat kalian, tolong cari tau keberadaan wanita ini namanya Dani, untuk nama panjangnya saya tidak tahu, tadi saya melihatnya di kediamannya Ibu Humairah,nanti saya kirim fotonya, segera sa
Mobil yang membawa Papi Yuda, Mommy Meta, Abah Malik dan Ummi Salamah sudah berhenti di dalam area parkiran sekolah bersebelahan dengan mobilnya Humairah.Mereka semua sudah turun dari mobil.Secara bersamaan juga mobil orang tuanya Mas Sony, Pak Candra Sanjaya juga parkir tidak jauh dari mobilnya Papi Yuda. Dengan setengah berlari Sony menghampiri sang ayah,dia takut jangan sampai ayahnya mencari cari keberadaannya. "Selamat pagi Daddy...."sapa Mas Sony. "Selamat pagi juga Sony....mana Mommy kamu..."jawab Pak Candra sambil mencari keberadaan sang istri. "Itu Mommy...."jari tangan Mas Sony menunjuk ke arah Mommy Shinta yang sedang berdiri tidak jauh dari Papi Yuda dan Abahnya Humairah. Pak Candra menghampiri sang istri, secara tidak sengaja matanya bersitatap dengan Papi Yuda.Dengan langkah tidak sungkan dia memanggil Papi Yuda. "Selamat pagi Yuda....apa kabar...."sapa Pak Candra tanpa embel-embel Pak di depannya. "Selamat pagi juga Candra.... Alhamdulillah baik, setelah sekian p
Mommy Shinta yang sedang kesal karena sang putra tiba tiba meninggalkan dirinya dalam mobil,menyeret langkah kakinya dengan cepat setelah melihat Sony yang sedang berdiri mematung melihat Humairah dan Kendrick ngobrol. "Sony....kamu tuh ya... keterlaluan masa Mama di tinggal sendiri dalam mobil...mana di sini banyak sekali mobil yang sedang parkir, Mama itu kesulitan mencari kamu, terus lari kemana lagi itu Kendrick...."Mommy Shinta sangat kesal dengan kelakuan sang putra,karena meninggalkan dirinya sendiri dalam mobil. "Maaf mom....tadi Sony kejar Kendrick yang lagi ngambek karena Sony tidak membawakan Mommy untuk menyaksikan penampilannya di acara pentas sebentar...."jawab Sony tanpa mengalihkan perhatiannya dari sang putra. "Oh gitu....kamu liatin apa sih,terus Kendrick lari kemana, kenapa kamu berhenti di sini dan tidak mencari Kendrick... Mama takut jangan sampai dia kenapa-napa,mana banyak sekali mobil yang sedang berseliweran....ayo cepat kita cari dia..."Mommy Shinta dengan
Mobil yang di kendarai oleh Humairah sudah memasuki gerbang sekolah.Petugas keamanan yang kerja di sekolahnya Almeera dan Al Jazair ini berhubungan baik dengan Humairah dan almarhum Brian semasa hidupnya.Brian adalah salah satu orang yang menjadi donatur tetap sekolah ini dan dia juga sering berbagi rezeki dengan para petugas keamanan di sekolah ini. Jadi tidak heran lagi begitu melihat mobil yang di gunakan oleh Humairah petugas itu langsung berlari menghampirinya dan mengarahkan Humairah agar memarkirkan mobilnya di dalam area sekolah persis di tempat parkir mobil kepala sekolah.Tadinya Humaira sudah bingung mau parkir di mana karena didalam halaman sekolah maupun lahan kosong yang berada di luar pagar sekolah sudah penuh dengan mobil mobil orang tua wali murid yang datang menyaksikan acara pentas seni hari ini. Humairah melangkah dengan anggun keluar dari mobil dan menghampiri pintu yang ada di sebelahnya, dengan sekali hentakan dia sudah membukakan pintu untuk sang ibu mertua
Bang Rendi langsung memasukkan handphonenya kedalam saku jas yang dia kenakan,dan kembali masuk menemui para dewan direksi yang sedang menunggu dirinya di dalam ruangan khusus untuk melakukan rapat rapat penting yang berhubungan dengan perusahaannya. Bang Rendi langsung memutuskan untuk mengakhiri rapat kali ini, karena masih ada hal penting lainnya yang harus di kerjakan,dia harus ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair,dia sudah berjanji akan menyaksikan penampilan kedua anak sambungnya itu. "Saya kira pertemuan kita kali ini cukup sampai di sini, nanti kita lanjutkan lagi di kesempatan berikutnya,apa yang telah kita bahas tadi... semua laporannya tolong serahkan kepada sektretaris saya Pak Wira.... terimakasih sudah mau memenuhi undangan saya untuk ikut rapat hari ini."Bang Rendi menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh dewan direksi yang hadir pada rapat hari ini. Dengan langkah terburu buru Bang Rendi kembali ke ruangannya di ikuti oleh Pak Wira sekretaris pribadinya. "Maa
Dalam perjalanan Mama Inda langsung sibuk dengan handphonenya.Aku hanya memperhatikan lewat lirikan ekor mata saja,karena kedua netraku fokus kedepan, takut jangan sampai aku menabrak kendaraan orang lain, semua orang yang berada di dalam mobil yang aku kemudikan saat ini adalah tanggung jawabku. Bibir Mama Inda tidak pernah lepas dari senyum manisnya,pada saat menatap layar handphonenya yang sedang berada di dalam genggaman tangannya.Karena Al Keenan sudah tertidur kembali, Mama Inda langsung menyerahkannya kepada Bi Jumi untuk di gendong. Mama Inda sangat sibuk mengirimkan pesan singkat kepada orang lain,aku sendiri tidak tau dengan siapa di berkirim pesan singkat,aku diam saja ,karena untuk menanyakannya secara langsung sepertinya tidak mungkin,itu sama saja aku mencampuri urusan orang lain, Mama Inda juga butuh privasi. 'Mama kerjain aja itu anak nakal...gimana ya reaksinya setelah melihat foto Humairah ini,mama mau lihat apakah dia diam saja atau langsung menghubungi Humairah
Setelah merasa cukup bersih,aku langsung keluar dan segera masuk kedalam walk in closet untuk segera berpakaian, semua aku lakukan dengan cepat karena waktu sudah menunjukkan jam 9.30,kami harus segera ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair.Terakhir tinggal aku memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan juga hijabku, dengan segera aku hampiri Bi Jumi,aku mengatakan agar beliau siap siap juga."Bi.... silahkan bersiap siap,aku sudah selesai hanya tinggal memulaskan makeup dan mengenakan hijab saja, Al Keenan di tinggal saja.... nanti aku yang jagain..."segera aku suruh bi Jumi untuk bersiap-siap."Iya Bu....bibi tinggal dulu ya...."jawab Bi Jumi."Iya Bi.... silahkan...."Setelah Bi Jumi berlalu menuju kamarnya meninggalkan aku dan Al Keenan.Segera aku memulaskan makeup yang telah tersedia di atas meja rias yang di siapkan oleh Bang Rendi untuk meletakkan semua peralatan makeup milikku.Aku hanya memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan tidak menor,ini aku
Aku menghampiri Mama Inda yang sedang duduk santai di ruangan keluarga, beliau lagi nonton acara favoritnya yang di siarkan oleh salah satu stasiun televisi di negeri ini.Dengan pelan aku menjatuhkan bobot tubuhku di samping Mama Inda,aku menyampaikan keinginanku secara perlahan-lahan, takut saja jangan sampai beliau tersinggung. "Ma.... sebentar jam 10 Humairah ijin keluar ya,mau menghadiri acara pentas seni yang di ikuti Almeera dan Al Jazair di sekolah mereka..."aku menyampaikan maksud ku kepada Mama Inda, bagaimana pun sekarang beliau sudah menjadi orang tuaku juga. "Iya ... tidak apa-apa, Mama ikut juga ya.... Mama pengen lihat aksi mereka berdua, pasti seru.... nggak apa-apa kan kalau Mama ikut melihat mereka tampil..."Mama Inda ingin ikut juga ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair. "Benar mama mau ikut....mama tidak bercanda kan..."aku senang sekali mendengarkan keinginan ibu mertuaku itu. "Iya benar..... Mama serius.... Almeera dan Al Jazair pasti senang kalau semua Oma dan
Sepanjang perjalanan menuju perusahaannya Bang Rendi wajahnya berseri seri, senyum indahkan tidak lepas dari bibirnya.Walaupun tadi dia sempat dongkol karena ulah jahil sang papa,tapi kini moodnya sudah baik kembali.Masih segar dalam ingatannya.... melihat wajah Humairah yang ketangkap basah olehnya karena secara diam-diam mencium bibirnya tadi malam. "Sudah sebulan saya menikah Humairah... baru tadi malam saya menyentuh kulitnya halus sekali seperti pualam.... argkhhh....kenapa juga benda pusaka kesayangan saya ini langsung bereaksi, padahal saya hanya mengingat kelakuan Humairah tadi malam, rasanya saya sudah tidak sabar menunggu 5 hari lagi..... bersabarlah 'adik kecil' sebentar lagi kamu akan mendapatkan sangkar baru yang selama ini kamu belum pernah kamu singgahi...."Bang Rendi bergumam sendiri sambil memegang benda pusaka kesayangannya. "Untung saja tadi pagi saya sudah mengirim semua foto Humairah tadi malam ke ponsel saya .... saya tidak bisa bayangkan kalau ada orang yang s
Humairah setelah mengantar kedua buah hatinya sampai mobil yang membawa mereka berdua keluar dari pekarangan rumahnya Bang Rendi, hendak masuk kembali kedalam untuk menyamperin sang suami, tiba-tiba saja langkah kakinya terhenti karena dia melihat sang suami sudah berada persis di depan pintu utama. "Baby.... Abang berangkat dulu ya .. insya Allah jam10 nanti Abang langsung ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair....kamu nggak apa-apa kan ke sekolah mereka di antar oleh sopir....atau Abang jemput kamu kesini baru kita berangkat bareng bareng kesana..."Bang Rendi merasa tidak enak kalau Humairah berangkat ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair di antar oleh sopir,dan akhirnya menawarkan diri untuk datang menjemputnya. "Iya tidak apa-apa.... Abang tidak usah jemput lagi ke sini, Abang langsung saja dari kantor ke sekolahan anak anak, nanti aku diantar sama sopir saja..."Humairah menolak di jemput oleh sang suami.Rencananya Humairah akan bawa mobil sendiri,karena Mang Udin nanti sore akan men