Share

Jagain Jodoh Sejak Lama

Aku menutup mulut dengan telapak tangan kanan. Memandang Evan tak percaya. Laki-laki itu balas menatap dengan pandangan teduhnya. Perlahan tangan kiriku membuka pintu mobil.

"Ta! Arta! Kamu mau ngapain? Tunggu, Ta!"

Tak kupedulikan panggilan laki-laki itu. Aku keluar dari mobilnya dan mulai melangkah di trotoar. Berjalan lurus dengan menahan kristal bening agar tak jatuh dari mata. Sayangnya, semakin ditahan, justru tambah mendesak memenuhi lensa mata.

Ya, aku menangis. Menangisi diri yang seakan tak mampu mencari pasangan hidup. Sangat menyedihkan bukan? Hingga ibu angkatku harus turun tangan melihat anaknya yang tak lagi muda, tapi belum punya pendamping.

Hati ini ingin marah, tapi pada siapa? Mama? Tegakah? Wanita yang telah mengangkat kehidupanku dari titik terendah hingga menjadi seperti sekarang. Ia yang mencintaiku laksana ibu kandung. Bahkan kata-kata tidak akan menggambarkan betapa cintanya ia padaku.

Mama selalu ada saat dibutuhkan. Setiap saat mau mendengarkan suara hati
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status