Share

Dika jadi Pahlawan

Entah lelaki itu melihatnya atau tidak. Yang jelas, kini aku menjaga gerakan agar tak tertangkap pandangan Evan.

Perlahan melepaskan heels dan membiarkannya ada di lantai ruangan. Lalu secepat mungkin aku bangkit dan berlari. Melesat menuju pintu. Dari sudut mata bisa kulihat Evan terkejut.

"Ta! Arta! Tunggu! Ini nggak seperti yang kamu pikirkan!"

Aku sudah tak peduli suara itu. Teriakannya masih terdengar saat kaki ini menapaki tepi jalan. Kupilih berlari ke arah kami datang. Tanpa alas kaki, terus berlari menyusuri trotoar. Tak peduli nyeri yang terasa di bagian telapak karena menginjak pasir, bahkan kadang kerikil atau pecahan batu kecil.

Semakin menjauh dari tempat itu, aku tak lagi mendengar suara Evan. Huh! Pasti ia sudah asyik dengan perempuan seksi itu. Segera kupilih berhenti berlari. Mengatur napas yang tersengal, kemudian mulai berjalan.

Lalu lintas masih cukup ramai, tapi hampir tak ada orang yang berjalan kaki sepertiku saat ini. Hanya ada beberapa pedagang di tepi jala
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status