Karina Olera Lavender (25) adalah seorang karyawan kantor biasa yang bekerja di perusahaan besar. Suatu hari, ketika dia sedang dalam perjalanan pulang dari supermarket, dia memergoki CEO perusahaan tempatnya bekerja keluar dari bar bersama seorang wanita. Isaac Sebastian Castor terkenal sebagai CEO yang kejam dan suka berbuat semaunya. Oleh sebab itu, Karina penasaran dengan apa yang akan dilakukan pria itu dengan membawa seorang wanita masuk ke dalam gang gelap. Namun, rasa penasaran Karina malah membuatnya dalam bahaya! Isaac Sebastian Castor, seorang CEO muda dan tampan, tapi juga kejam ternyata adalah seorang vampir! Bagaimana nasib Karina yang telah mengetahui sosok asli Isaac? Akankah nyawanya selamat?
View More"Jawabanku tetap tidak," balas Isaac dingin. Entah pemburu vampir atau apa pun itu, dia tidak akan peduli dan tidak akan pernah bekerja sama apalagi membantu melawan pemburu itu.Namun, jika pemburu vampir itu menghampirinya sendiri atau menyakiti orang terdekatnya, mungkin dia akan bertindak.Lama terdiam karena tidak mengerti pembicaraan Isaac dan Mike, akhirnya Karina memutuskan untuk bertanya, "Apa yang kalian bicarakan? Pemburu vampir?"Dari namanya saja Karina sudah tahu bahwa itu akan mengancam kaum vampir, namun dia penasaran, seperti apa rupa pemburu vampir yang mereka bicarakan tersebut dan seberapa hebat kemampuannya hingga bisa melawan para vampir. Bukankah pemburu vampir biasanya adalah manusia? "Kau tidak perlu tahu. Gordon, bawa Karina ke mansion."Manusia seperti Karina tidak ada hubungannya dengan pemburu vampir yang mereka bicarakan. Dan jangan sampai gadis itu terlibat, mengingat gadis itu adalah tawanannya dan memiliki jejak vampir di tubuhnya.Seketika, Gordon
Tanpa menunggu waktu lama, orang yang diteriakkan namanya itu keluar dari tempatnya. Mike tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya kepada Isaac. Namun, yang dia dapat dari Isaac justru adalah tatapan tajam yang ingin membunuh. "Di mana Karina? Kenapa kau membawanya? Kau ingin mati, hah?" Rentetan pertanyaan pun keluar dari mulut Isaac. Dia tidak suka bermain-main atau dipermainkan oleh sepupunya itu."Ah, kau memang tidak sabaran. Kita bahkan sudah lama tidak bertemu, kenapa tidak duduk dan berbicara masa lalu denganku?"Duduk? Berbicara? Tampaknya Mike benar-benar mengajaknya ribut. Sudah lama tidak menampakkan batang hidungnya, lalu muncul dengan menyandera Karina. Setelah menyuruhnya datang, Mike justru mengajaknya duduk dan berbicara?"Aku tidak ingin berbicara denganmu. Berikan Karina padaku dan kau akan kubiarkan pergi."Mike menghela napas, sepupunya Isaac memang tidak bisa diajak bernegosiasi. Padahal, Mike memanfaatkan Karina hanya untuk bertemu dengan Isaac yang sulit dit
Setelah pergi ke atap untuk menyendiri, Isaac kembali ke ruangannya dan sudah rapi dengan dokumen-dokumen yang sudah ditangani. Namun, dia tidak melihat keberadaan Karina di sana. Tas wanita itu pun tidak ada di mejanya. "Memo?" ucap Isaac saat melihat sebuah memo yang ada di meja kerjanya. Di sana tertulis bahwa Karina pergi untuk memperingati kematian kedua orang tuanya dan Isaac tidak perlu mencari keberadaan wanita itu. "Gordon!" panggil Isaac. Gordon muncul dalam seketika. Meskipun jarak mereka jauh, Isaac bisa menggunakan telepati untuk memanggil pelayannya tersebut dan Gordon pun akan muncul dalam satu kedipan mata. "Anda memanggil saya, Tuan?" jawab Gordon sambil tetap menunduk. "Karina pergi untuk memperingati kematian orang tuanya. Kira-kira kapan dia akan kembali?"Karina adalah tawanan Isaac. Wanita itu sudah memiliki tanda gigitan di lehernya dan akan bahaya jika berkeliaran seorang diri. Manusia biasa mungkin tidak akan menyadarinya, namun kaum vampir bisa merasakan
“Tangkap dia!”“Baik, saya akan segera menangkapnya, Tuan!”Pria berkulit pucat, Segrei, melakukan teleportasi dan muncul di depan Karina. Karina terkejut, padahal dia sudah berlari cukup jauh, namun salah satu pria asing yang dilihatnya berhasil menyusulnya dengan muncul secara tiba-tiba.“Hah? Kenapa –““Menyerah lah. Kau tidak akan bisa kabur dari kami,” potong Segrei cepat. Dia menjentikkan jarinya dan membuat Karina hilang kesadaran.Segrei membawa Karina di punggungnya dan berteleportasi ke hadapan tuannya, Mike.“Tuan, saya sudah menangkapnya,” ucap Segrei.Mike menyeringai. “Bagus. Kita kembali ke markas.”***Karina mengerjap-ngerjapkan matanya yang sedikit buram beberapa kali. Dia menolehkan kepalanya ke seluruh penjuru ruangan, mencari tahu di mana tepatnya dia berada.“Kau sudah bangun?” tanya Mike yang tiba-tiba muncul entah dari mana.“Apa yang kau inginkan dariku?!” sentak Karina sambil menatap tajam ke arah Mike. Seingatnya, tadi pria itu menanyakan perihal Isaac kepad
Karina mengambil kertas memo di atas meja, lalu menulis catatan di sana. Karina menulis bahwa dirinya pergi ke pemakanan orang tuanya untuk memperingati hari kematian mereka. Oleh sebab itu, Isaac tidak perlu khawatir atau mencari keberadaannya jika Karina tidak ada di kantor. Sebelum benar-benar pergi, Karina merapikan meja Isaac dan memisahkan dokumen yang sudah ditanda tangani dengan yang belum. "Nice! Semuanya sudah rapi!" gumam Karina ketika melihat meja Isaac yang sudah dirapikan olehnya. Tak ingin lebih membuang waktu, Karina bergegas pergi dari kantor menggunakan taksi yang dia cegat di jalan. Ketika melihat sebuah toko bunga, dia meminta sang sopir taksi untuk berhenti sejenak karena ingin membeli bunga untuk dibawa ke makam. Ya, itu memang selalu Karina lakukan. Jangan sampai Karina datang ke makan orang tuanya dengan tangan kosong. Dua buket bunga telah Karina dapatkan di tangannya. Sekarang dia sudah siap mengunjungi makan orang tuanya dan menaruh dua buket bunga terse
"Hey? Isaac?" Sekali lagi Karina mempertanyakan keadaan Isaac. "Aku tidak apa-apa. Lebih baik kau mengkhawatirkan dirimu sendiri! Kau pasti tahu kalau aku bisa saja menyerangmu saat ini juga!"Tepat. Isaac bisa saja menyerang Karina di saat rasa hausnya bangkit karena mencium bau darah, namun anehnya Karina tidak mengkhawatirkan itu! Dia justru lebih mengkhawatirkan Isaac yang hampir membongkar jati dirinya di hadapan Oscar. Lagi pula, Karina sudah terbiasa dengan Isaac yang tiba-tiba menghisap darahnya. Jadi, Karina tidak merasa harus mengkhawatirkan keadaannya sendiri. Karina mengambil dokumen yang ada di atas meja. Dia membaca seluruh isi dokumen tersebut dengan teliti. "Jadi ... kau benar-benar memutuskan kontrak dengan mereka secara sepihak?" Karina menatap Isaac dengan serius. Perusahaan mereka baru saja menjalin kerja sama, namun Isaac tiba-tiba memutuskan kontrak kerja sama tersebut. "Hn. Perusahaan mereka tidak cukup bagus untuk bekerja sama dengan perusahaanku," dustanya
"Kenapa kau pergi lebih dulu?" tanya Isaac tiba-tiba. Seperti dugaannya, Isaac bahkan terlihat baik-baik saja meskipun malam tadi mereka bercumbu cukup lama. Oh ayolah! Mengapa sekarang Karina justru membayangkan kejadian malam tadi? Sepertinya otaknya sedang bermasalah. "Tidak apa-apa, hanya ingin berangkat lebih pagi dengan berjalan kaki. Sudah lama aku tidak berjalan kaki ke tempat kerja." Betapa lancarnya Karina berbicara santai dengan Isaac. Biasanya dia selalu berbicara formal, namun anehnya dia sama sekali tidak canggung saat berbicara santai dengan pria yang merupakan atasannya itu. Meskipun begitu, Karina harus tetap berbicara formal saat sedang di kantor. Ya, dia harus bisa bersikap profesional. "Selamat pagi!" Setelah turun dari mobil, para karyawan yang melihat Isaac refleks menunduk dan menyapanya sambil tersenyum. Meskipun Isaac adalah CEO yang tegas, namun dia tetap dihormati oleh para karyawannya. "Ssshh!" ringis Karina. Sepertinya tumitnya lecet hingga memb
Setelah melihat pria paruh baya itu pergi, Karina melanjutkan berjalan kaki. Sejujurnya, kakinya sedikit kram karena sudah berjalan cukup jauh. Dia juga lapar karena melewatkan sarapan. Karina memegang perutnya yang bergoyang meminta diisi. "Sepertinya aku harus mampir sebentar ke toko roti." Kebetulan, tak jauh dari berdirinya Karina, ada sebuah toko roti yang sudah buka pagi-pagi sekali. Dia belum pernah ke sana sebelumnya karena toko itu selalu ramai pengunjung. Namun, karena ini masih pagi di mana anak sekolah dan pekerja kantoran masih santai di rumahnya masing-masing, toko itu belum banyak pengunjung. "Permisi ...," lirihnya pelan. Karina sontak menghampiri etalase yang sudah penuh dengan berbagai jenis roti. "Ada yang bisa aku bantu?" Seorang wanita dengan celemek yang terpasang di tubuhnya ke luar dari pintu berwarna putih. Karina tersenyum, lalu menunjuk roti isi daging yang terlihat menggiurkan. "Beri aku yang ini satu." "Baiklah!" ucap wanita itu, "Aku baru pertama ka
Tanpa banyak bicara, Isaac kembali menarik Karina ke dalam ciumannya. Dia menyeringai kecil, bangga karena membuat Karina menginginkannya lagi. Masih memagut bibir Karina, Isaac menuntun Karina berjalan menuju ranjang berukuran king sizenya. Kedua tangannya dia taruh di pinggang ramping Karina, menjaganya agar tidak jatuh. Bruk! Isaac menjatuhkan tubuh Karina di atas ranjang, sedangkan dia berada di atas wanita itu. Tubuhnya menjauh, melepaskan pagutan bibirnya pada bibir Karina. "Akh!" pekik Karina. Lagi-lagi lehernya menjadi sasaran empuk untuk digigit Isaac. Kedua taring pria itu menusuk leher Karina hingga mengeluarkan darah. Darah yang merupakan santapan utama bagi Isaac yang notabene seorang vampir. Karina menaruh kedua tangannya di punggung Isaac. Kukunya mencakar punggung pria itu ketika merasakan sakit yang luar biasa menusuk lehernya. "Isaac!" Kali ini Karina menjeritkan nama Isaac dengan lantang. Dia tidak peduli meskipun sikapnya tidak sopan terhadap pria itu.
"Kau sudah dengar? Katanya ada seorang wanita ditemukan meninggal di pinggir sungai dengan dua bekas gigitan di lehernya!” “Mungkinkah itu vampir? Jika benar, aku ingin melihatnya secara langsung!” Konyol! Wanita bernama lengkap Karina Olera Lavender mengeluarkan seringai tipis, kala mendengar percakapan dua orang pelajar yang berjalan melewatinya. Vampir? Vampir hanya dongeng dan mitos yang lahir dari tanah Eropa. Lagi pula, belum pernah ada bukti sahih tentang keberadaan makhluk penghisap arah itu! Seandainya ada seseorang meninggal dengan luka gigitan di leher, mungkin saja itu ulah seekor hewan, bukan? Contohnya, ular kobra. Jika seseorang digigit oleh hewan berbisa itu dan racunnya masuk ke dalam tubuh, kemungkinan besar orang yang terkena gigitan akan meninggal. Tampaknya anak zaman sekarang terlalu sering menonton film sehingga mereka percaya dengan dongeng konyol seperti itu. Benar-benar menggelikan! Membelalakkan mata, Karina me...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments