Home / Romansa / TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA / BAB. 2 Waktunya Makan Siang

Share

BAB. 2 Waktunya Makan Siang

last update Last Updated: 2024-09-13 19:27:11

Arjuna baru saja selesai mandi, pemuda itu segera mengganti baju kerjanya dengan pakaian yang baru.

Dia tidak pernah memakai lagibpakaian yang pernah dirinya pakai saat bermain dengan para wanita bayarannya.

Arjuna merasa jijik sendiri, dan itu telah menjadi kebiasaannya sejak dulu.

Pintu ruang kerjanya diketuk dari luar, dari balik pintu Boris, sang asisten muncul dengan membawa satu kotak makan siang untuk Arjuna.

"Selamat siang, Bos. Waktunya Anda untuk makan siang," ujar Boris lalu meletakkan beberapa kotak makan siang tersebut di atas meja.

"Baiklah, Boris. Anda tahu selera, saya." jawab Arjuna lalu duduk sambil memainkan ponselnya.

"Siap, Bos. Tunggu sebentar, saya akan mempersiapkan makan siang untuk Anda," tuturnya.

Boris memastikan jika meja telah bersih dan rapi. Dia pun siap memulai tugasnya untuk mempersiapkan makan siang spesial untuk Bos Arjuna.

Arjuna, sebagai seorang pemimpin perusahaan yang disegani, memiliki selera makan yang unik, dan Boris tahu betul bagaimana memenuhi preferensi selera makan atasannya.

Dengan hati-hati, Boris membuka tas bawaannya yang berisi berbagai bahan makanan segar. Dia meletakkan potongan-potongan sayuran warna-warni di atas meja, menciptakan panggung yang indah untuk hidangan spesial ini. Makanan organik dan hidangan khas menjadi prioritas untuk memastikan kepuasan Arjuna.

Sambil mempersiapkan hidangan utama, Boris memikirkan cara untuk menyajikan hidangan dengan tata letak yang menarik. Dia merancang komposisi makanan dengan presisi seniman, memastikan setiap hidangan mencerminkan kelas dan keahlian kuliner yang tinggi. Setiap sentuhan detail menjadi penting, seolah-olah Boris sedang membuat karya seni kuliner.

Selain hidangan utama, Boris juga memperhatikan makanan pembuka dan penutup. Pria itu menyusun hidangan dengan kombinasi rasa yang sempurna, menggabungkan elemen manis, asam, asin, dan pedas. Setiap suap akan menjadi pengalaman kuliner yang tak terlupakan bagi Bos Arjuna.

Ketika susunan makan siang mulai terbentuk dengan indah, Boris terus menyusunnya dengan hati-hati ke di atas meja. Dia memeriksa kembali setiap detail untuk memastikan bahwa tidak ada yang terlewat. Kebersihan dan estetika dari makanan tersebut adalah kunci utama, dan Boris meyakinkan dirinya bahwa segalanya berada pada tingkat yang memuaskan.

Dengan penuh kebanggaan, Boris telah menyusun semua makan siang tersebut ke atas meja. Dia telah menempatkannya di atas meja dengan penuh ketelitian, siap untuk memastikan pengalaman makan siang dari Bos Arjuna menjadi tak terlupakan. Setiap elemen dari persiapan ini mencerminkan dedikasi dan keahlian Boris sebagai asisten pribadi yang berkomitmen.

Setelah Boris memastikan semuanya telah tersedia dengan baik. Dia pun lalu berkata kepada Arjuna.

"Tuan Muda, makan siang untuk Anda telah saya sajikan dengan sempurna.

"Baik, Boris." sahutnya singkat.

Bos Arjuna telah duduk di meja makan yang dipersiapkan oleh asistennya, Boris. Aroma lezat memenuhi ruangan itu seiring dengan kehadiran hidangan yang sungguhmenggugah selera.

Sambil tersenyum, Arjuna berkata,

"Boris, ini luar biasa. Kamu benar-benar tahu selera saya."

"Terima kasih, Bos. Saya senang bisa membuat Anda puas," sahut Boris senang.

Arjuna merasakan kelezatan hidangan yang disajikan. Rasa daging yang empuk dan rempah-rempah yang meresap begitu sempurna.

Arjuna tersenyum lebar, sembari berkata,

"Kamu benar-benar memiliki keahlian di dapur, Boris. Ini mungkin salah satu hidangan terbaik yang pernah saya makan."

Boris tersenyum bangga,

"Saya senang Anda menyukainya, Bos. Saya selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk Anda."

Sambil menikmati setiap suapan, Arjuna memuji lagi.

"Rasanya seperti saya sedang makan di restoran bintang lima. Bagaimana kamu bisa begitu mahir memasak?"

Boris lagi-lagi tersenyum,

"Saya belajar dengan rajin, Bos. Tentu saja, selalu memperhatikan preferensi makanan Anda."

Arjuna mengangguk setuju,

"Kamu sungguh mengagumkan, Boris. Ini membuat hari saya jadi lebih baik." ujarnya lagi.

Sejenak Arjuna melupakan kekesalannya kepada Dona karena menyentuh tubuh nya dengan sembarangan.

Sementara Arjuna asyik dengan hidangannya, Boris tetap memperhatikan setiap reaksi atasannya.

"Tuan Muda, saya senang Anda menikmati makan siang kali ini. Apakah ada yang bisa saya bantu lagi?" tanya Boris.

Arjuna meneguk minuman, seraya berkata,

"Semuanya sempurna. Terima kasih, Boris."

"Ini kehormatan bagi saya. Saya selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk Anda." ujar Boris lagi.

Setelah makan siang, Arjuna memberi isyarat tanda kenyang. Ternyata sang bos menghabiskan semua hidangan yang dipersiapkan oleh Boris.

Ternyata selain menjadi asisten, Boris juga merangkap sebagai chef pribadi dari Arjuna. Pria itu sangat pemilih dalam makanan.

Arjuna lalu melangkah menuju ke kursi kebesarannya. Dia melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda.

Lalu tiba-tiba Boris ingat dengan ekspresi Dona, klien tetap sang bos yang menangis saat meninggalkan ruangan Arjuna.

"Maaf, Bos. Jika saya lancang bertanya, kenapa Nona Dona menangis tadi?" seru Boris yang penasaran.

"Cih! Apa pedulimu jika Dona menangis?" sergah Arjuna kepada asistennya.

"Maaf, Bos. Saya hanya ingin bertanya. Tidak ada maksud apa-apa," tukas Boris lagi.

"Ha-ha-ha! Jangan-jangan Lo naksir Dona, ya? Jujur Boris. Gue bisa jadi Mak comblang buat Lo untuk mendapatkan Dona."

"Apaan sih, Bos. Nggak lah, saya masih menunggu perempuan suci yang dikirimkan Tuhan sebagai jodoh saya, kelak. Tadi saya hanya penasaran saja, biasanya Nona Dona ke luar dari kantor Anda dengan wajah berseri-seri. Tapi tadi malah sebaliknya," seru

"Ha-ha-ha! Lo jangan terlalu naif begitu, Boris. Zaman sekarang perempuan itu dimana-mana sama saja! Hanya butuh harta dan tahta. Tidak ada yang benar-benar tulus mencintai! Semua hanya omong kosong belaka!" kesal Arjuna sambil menatap tajam ke arah Boris.

"Maaf, Bos. Jika saya menyinggung Anda," seru Boris takut.

"Makanya, jangan banyak tanya! Gue tidak suka Lo mencampuri urusan pribadi gue! Ingat itu!" tegas Arjuna.

"Sekali lagi maaf, Bos."

"Sudah, lupakan! Carikan kepada saya perempuan bayaran lain! Cek semua kondisi kesehatannya. Saya tidak mau yang sakit-sakitan. Namun pastikan mereka sangat lihai di atas ranjang! Kamu pasti sudah tahu, saya tidak suka yang masih perawan!" ketus Arjuna kepada asistennya.

"Siap, Tuan Muda! Anda butuh berapa orang?" tanya Boris.

"Saya butuh dua orang wanita. Pastikan keduanya mengetahui segala persyaratan dan peraturan selama bermain panas dengan saya. Jabarkan semua yang tidak boleh mereka langgar!" ujar Arjuna lagi memastikan semuanya.

"Siap, Bos! Laksanakan! Saya pastikan Anda mendapatkan yang terbaik," sahut Boris lagi.

"Bagus!"

"Tapi, Bos. Kapan Anda membutuhkan keduanya?" tanya Boris lagi.

"Akhir minggu ini, di tempat biasa!" ujar Arjuna lalu bersiap-siap ke luar dari ruang kebesarannya.

"Bos, Anda mau ke mana?"

"Gue mau cabutlah! Gue menyetir sendiri saja!"

"Tapi, Bos. Anda ada meeting penting untuk sore ini," tutur Boris mengingatkan sang atasan.

"Cih! Batalkan semua! Gue punya urusan penting!" seru Arjuna tak suka diatur-atur oleh asistennya.

"Tapi, Bos. Meeting sore ini juga dihadiri oleh Tuan Muda Erlan." tegur Boris lagi.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
ZekWar77
lanjut.....
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 3 Ancaman Dari Erlan

    "What? Kak Erlan juga ikut dalam meeting sore ini?" tanya Arjuna tak menyangka."Tepat sekali, Bos. Jadi saya berharap, Anda jangan memancing pertikaian dengan Tuan Erlan.""Cih! Siapa Lo ngatur-ngatur gue, Boris?" serunya sambil berkacak pinggang di hadapan pemuda itu."Saya ... Asisten Anda, Bos. Yang ditunjuk langsung oleh Tuan Fred selaku, Chairman. Anda jangan lupakan itu!" seru Boris menjelaskan."Apa? Jadi Lo mau nakut-nakutin gue, Boris?""Tidak sama sekali, Bos. Saya mengingatkan Anda saja.""Terus, Lo ngapain sebut-sebut nama Uncle Fred? Lo mau gertak gue?" Arjuna semakin emosi.Hal tersebut membuat Boris terdiam. Dia tahu betul bagaimana keras kepalanya seorang Arjuna. Sang asisten pasti akan kalah berdebat dengannya.Lalu tiba-tiba ponselnya bergetar pertanda ada pesan masuk. Arjuna segera memeriksanya. Ternyata pesan itu berasal dari Oma Rini yang menyuruhnya untuk berkunjung ke Kediaman Levin, jika jam pulang kantor tiba."Wow! Kebetulan sekali Aku jadi ada alasan untuk

    Last Updated : 2024-09-13
  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 4 Arjuna Memang Yang Terbaik

    Mendengar ucapan Erlan, semua mata di dalam ruangan meeting itu langsung tertuju kepada sang CEO yang sedang tertidur di ruang meeting.Erlan juga ikut melihat sepupunya yang sedang tertidur pulas itu. Dia terlihat geleng-geleng kepala melihat tingkah Arjuna yang tidur tapi tidak tahu tempat."Tuan Arjuna Levin!" hardik Erlan tajam.Suara Erlan yang menggelegar besar itu, mampu membuat Arjuna terbangun. Seraya berkata,"Siap, Tuan Erlan! Laksanakan!" ucapnya mantap.Arjuna terlihat menguap beberapa kali di hadapan semua peserta meeting."Ayo, Tuan Arjuna. Kami menunggu penjabaran dari Anda tentang pembangunan hotel di daerah Nusa Dua Bali!" ujar Erlan terus mendesak adik sepupunya.Arjuna lalu berdiri di depan meja bulat yang memanjang di ruang rapat yang penuh dengan peserta meeting dan tim proyek serta beberapa kolega bisnis.Dia lalu menata peta proyek hotel Nusa Dua di layar proyektor.Kemudian Arjuna berkata, "Selamat sore semua. Saya senang bisa berada di sini untuk memaparkan r

    Last Updated : 2024-09-13
  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 5 Sensasi Panas

    Di depan sebuah hotel bintang lima,"Bos, waktu Anda hanya ada satu jam dari sekarang. Satu jam berikutnya, Anda harus telah berada di tempat les Tuan Muda Asher dan Nona Muda Ayin," ucap Boris mengingatkan."Beres! Lo tenang saja! Ini akan dilakukan dengan cepat! Apa Lo yakin sudah mengatakan semua prosedur dari gue kepada wanita itu?" "Semua sudah saya jelaskan, Bos. Sampai ke detail terkecil," tutur Boris."Perempuan itu sudah tidak perawan, bukan?" ujar Arjuna memastikan."Semua sesuai request Anda, Bos!" ujar Boris lagi."Good! Lo tunggu di lobi. Gue akan melakukannya dengan cepat!" Setelah mengatakan itu, Arjuna pun ke luar dari dalam mobil lalu melangkah ke dalam hotel.Setelah menyebutkan nomor kamar yang dirinya booking kepada resepsionis, Arjuna pun masuk ke dalam lift, menuju ke lantai tempat kamar itu berada.Arjuna ke luar dari dalam lift dan mulai melangkah menuju ke dalam kamar tersebut. Setelah dia masuk, Arjuna langsung disambut dengan seorang wanita seksi yang berpa

    Last Updated : 2024-09-13
  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 6 Mahir Bermain Piano

    Di sebuah lobi hotel, Boris terlihat berjalan mondar-mandir menunggu kemunculan Arjuna dari dalam lift. Pasalnya, saat ini telah tiba waktunya untuk menjemput kedua keponakan sang atasan.Boris melirik ke arah lift sesaat setelah terbuka, namun yang ke luar bukannya Arjuna. Melainkan Cindy yang terlihat beberapa kali menyeka keringat yang mengucur di kedua pelipisnya. Sisa-sisa sensasi panas yang dirinya rasakan saat bermain kuda-kudaan di atas ranjang bersama Arjuna."Lho, kok Anda yang muncul? Tuan Arjuna, di mana?" ujar Asisten Boris penasaran."Saya disuruh turun duluan Asisten Boris," sahut Cindy."Terus ... Tuan Arjuna ke mana?" tanya Boris lagi."Tuan Arjuna sedang membersihkan dirinya. Oh ya, Asisten Boris. Jika Anda membutuhkan jasa saya lagi, jangan segan-segan untuk menghubungi saya. Saya sangat menunggu kerja sama selanjutnya dengan Tuan Muda Arjuna," seru Cindy penuh harap."Cih! Percaya diri sekali Anda?" sindir Boris."Ya saya harus percaya diri Asisten Boris, agar jas

    Last Updated : 2024-09-13
  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 7 Terpesona Dengan Jane

    Dari kejauhan, tepatnya masih di dalam mobil, Arjuna dapat melihat, jika kedua keponakannya sedang bercengkrama dengan seorang wanita muda yang sangat cantik parasnya. Sepertinya dia sedikit terpesona dengan wajah gadis itu yang begitu sangat unik.Namun dalam hatinya, Arjuna segera berkata,"Ingat Juna, wanita di mana-mana sama saja! Tidak ada satu perempuan pun yang tulus di dunia ini!" serunya dari dalam hatinya."Tunggu di sini, Boris. Saya akan menjemput anak-anak," ucap Arjuna.Namun sang asisten tidak menjawab perkataan dari Arjuna. Pemuda itu ternyata sedang asyik melihat ke arah gadis cantik yang sedang bercengkerama dengan Asher dan Ayin."Cih! Dasar! Woi Boris! Lo dengar nggak gue ngomongnya?" hardik Arjuna keras."Siap, Bos! Maaf, saya terkesima dengan seorang bidadari cantik," ujar Boris sambil terus memandang ke arah gadis cantik itu.Tanpa basa-basi dan pikir panjang lagi, Boris ke luar dari mobil dan berjalan menghampiri ketiganya."Woi! Boris! Lo mau ke mana?" kesal A

    Last Updated : 2024-09-13
  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 8 Hang Out Ke Mall

    Asher dan Ayin langsung lihat-lihatan sambil tersenyum. Rencana mereka sepertinya berhasil menjauhkan Asisten Boris dari Miss Jane."Ha-ha-ha! Rasain Lo, Boris! Lo ngeyel sih dibilangin!" ejek Arjuna kepada asistennya."Iya, Bos. Mulai sekarang saya percaya dengan semua yang Anda katakan," sahutnya lesu."Untuk Ayin dan Asher, bagaimana kalau kita hang out ke mall?" ujarnya kepada kedua keponakannya."Benaran nih, Uncle?" sahut keduanya serentak.Namun dengan lesu Ayin berkata,"Aku nggak jadi ikut deh. Papi pasti nggak akan memberi izin jika kita main ke mall. Papi maunya kita belajar yang giat.""Aku tetap mau ikut Uncle, ke mall." Asher sepertinya mulai mewarisi sifat keras kepala dari Arjuna.Kedua pria beda generasi itu memang bagaikan pinang dibelah dua, sangat serasi terutama dari sifat-sifat mereka. Berbeda jauh dengan Ayin yang sangat patuh kepada kedua orang tuanya."Nah! Ini baru keponakan, Uncle! Asher Levin, you are the best!" puji Arjuna kepada keponakannya."Ayin, kamu

    Last Updated : 2024-09-13
  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 9 Membeli Buah Tangan

    Sementara itu, Ayin merenung sejenak di depan berbagai pilihan rasa es krim yang terpampang di hadapannya saat ini."Aku pikir ... Aku akan mencoba sesuatu yang berbeda kali ini. Es krim strawberry terdengar menyegarkan," ucap Ayin dengan senyum lembut.Uncle Arjuna mengangguk setuju, "Pilihan yang bagus, Ayin. Strawberry pasti akan memberikan sentuhan manis yang istimewa."Setelah memesan es krim sesuai pilihan masing-masing, mereka pun duduk di kursi yang nyaman di area gerai es krim itu. Asher dengan cepat menyelupkan sendok ke dalam es krim coklatnya dan langsung mencicipi."Ini enak sekali, Uncle Arjuna! Terima kasih banyak, telah mengajak kami ke sini," ujar Asher dengan mata berbinar.Ayin juga mencicipi es krim strawberry-nya dan mengatakan,"Rasa strawberry ini begitu alami dan segar. Aku senang mencoba sesuatu yang baru." Uncle Arjuna tersenyum melihat keceriaan di wajah kedua keponakannya.Mereka pun mulai berbagi cerita tentang pengalaman di Time Zone tadi."Asher, apa per

    Last Updated : 2024-09-13
  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 10 Waktunya Berkunjung

    Sementara itu, Uncle Arjuna mencari buah melon yang matang dan lezat. "Kita ambil satu melon yang besar untuk Oma dan Opa. Uncle yakin mereka akan menyukainya," ujarnya sambil memilih dengan cermat.Dalam perjalanan mencari buah, mereka tertarik dengan variasi buah lainnya. Uncle Arjuna menunjuk pada beberapa buah eksotis dan menjelaskan kepada Ayin dan Asher tentang keunikan dan kelezatan masing-masing buah. Percakapan ceria terdengar di antara ketiganya, sambil memilih dan berdiskusi tentang buah-buah yang telah mereka pilih.Setelah keranjang terisi penuh dengan berbagai buah segar, mereka lalu melangkah menuju kasir. Kasir dengan ramah menyambut ketiganya dan membantu proses pembayaran. "Semoga Oma dan Opa suka dengan pilihan buah segar ini," ujar Uncle Arjuna sambil membayar.Ketika ke luar dari toko buah, mereka membawa keranjang penuh buah dengan senyuman kepuasan. "Oma dan Opa pasti senang dengan hadiah ini. Mari kita bawa pulang dan berbagi kebahagiaan dengan mereka," uca

    Last Updated : 2024-09-13

Latest chapter

  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 100 Akhir Bahagia Bersama Keluarga

    Musim semi di Negara Jepang adalah waktu yang sangat dinanti. Pohon sakura yang mekar menciptakan bentangan alam yang menakjubkan dengan warna merah muda yang menghiasi setiap sudut kota. Di sinilah, Arjuna memutuskan untuk mengajak istrinya tercinta, Jane, dan putra mereka yang baru berusia satu tahun, Elrod, untuk menikmati liburan keluarga yang tak akan terlupakan.Keluarga Arjuna tiba di Tokyo pada suatu pagi yang cerah. Setelah penerbangan yang cukup lama dari Jakarta, Indonesia, mereka langsung menuju hotel untuk beristirahat sejenak. Arjuna, seorang pria tampan yang juga merupakan pengusaha sukses dengan kaca mata hitamnya, terlihat sangat bersemangat. Jane, dengan senyum lembutnya, memeluk Elrod yang tampak mengantuk di pelukannya."Aku tidak sabar untuk melihat bunga sakura, Mas." ujar Jane dengan mata berbinar saat mereka memasuki lobi hotel."Ya, ini akan menjadi pengalaman pertama Elrod melihat keindahan seperti ini, Sayang." balas Arjuna sambil merapikan rambut putranya

  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 99 Hari Ulang Tahun Baby Elrod

    Pada hari yang cerah itu, Tamani Kids Kafe di daerah Kemang, Jakarta Selatan, dipenuhi dengan suasana riang gembira. Jane dan Arjuna, pasangan muda yang penuh cinta dan kebahagiaan, merayakan ulang tahun pertama putra mereka, Elrod Levin. Hari itu sangat istimewa bagi mereka, dan mereka memastikan semuanya sempurna untuk hari besar Elrod.Dekorasi kafe dihiasi dengan tema Kapten Amerika, lengkap dengan balon-balon berwarna merah, biru, dan putih, serta poster-poster superhero yang menghiasi dinding. Di sudut ruangan, terdapat meja penuh dengan makanan lezat, mulai dari kue ulang tahun berbentuk perisai Kapten Amerika, hingga berbagai camilan yang disukai anak-anak.Para tamu mulai berdatangan satu per satu, dan suasana menjadi semakin ramai. Tuan William dan istrinya, Nyonya Amelia, datang bersama ketiga anak mereka, Isaac, Jacob, dan Josie. Mereka disambut dengan hangat oleh Jane dan Arjuna."Selamat ulang tahun, Elrod!" ujar Tuan William sambil menggendong Elrod. "Semoga panjang u

  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 98 Kelahiran Baby Elrod

    Pagi itu, Jane terbangun dengan rasa mulas di perutnya. Awalnya dia mengira itu hanya ketidaknyamanan biasa yang sering dia rasakan akhir-akhir ini, akan tetapi rasa mulasnya semakin kuat dan intens. Jane mencoba bangun dari tempat tidur dengan hati-hati, tapi rasa sakit itu membuatnya terhenti sejenak."Mas Arjuna …" panggil Jane dengan suara gemetar."Aku merasa ada yang tidak beres di perutku."Arjuna, yang baru saja selesai mandi, segera menghampiri Jane dengan wajah cemas. "Ada apa, Sayang? Apa yang kamu rasakan sekarang?" tanyanya dengan khawatir."Perutku mulas sekali, Mas. Sepertinya ini lebih dari sekedar kontraksi biasa," jawab Jane sambil memegang perutnya.Arjuna tahu bahwa waktunya telah tiba. Tanpa ragu, dia segera mengambil kunci mobil dan membantu Jane menuju pintu depan. "Sayang, sepertinya kita harus segera ke rumah sakit. Jangan khawatir, aku akan mengemudi dengan cepat dan hati-hati," ucapnya sambil membantu Jane masuk ke dalam mobil.“Iya, Mas. Ada baiknya kita

  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 97 Acara Tujuh Bulanan Kehamilan Jane

    Di kediaman utama Levin yang megah dan elegan, suasana hari itu dipenuhi dengan kebahagiaan dan kehangatan. Pagi yang cerah seakan menyambut acara tujuh bulanan kandungan Jane dengan penuh suka cita. Rumah Keluarga Levin yang selalu bersinar dengan kemewahan, hari ini terlihat lebih bersinar lagi karena persiapan yang telah dirancang dengan matang oleh Arjuna untuk istrinya tercinta, Jane.Arjuna, seorang pria dengan karakter kuat dan perhatian yang mendalam, memastikan setiap detail acara ini sempurna. Jane, dengan senyum yang tak pernah pudar dari wajahnya, tampak anggun dengan balutan kebaya modern berwarna biru pastel. Kandungannya yang sudah memasuki tujuh bulan tampak jelas, dan itu menjadi pusat perhatian dan kebahagiaan semua orang yang hadir."Mas Arjuna, terima kasih sudah mengatur semua ini," ucap Jane sambil tersenyum manis kepada suaminya. "Tentu saja, Sayang. Ini semua untuk kamu dan Baby Elrod," jawab Arjuna dengan tatapan penuh kasih.Di taman belakang rumah, berbaga

  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 96 Kehamilan Jane

    Setelah sebulan penuh menikmati bulan madu mereka di Pulau Bora-Bora, Arjuna dan Jane akhirnya kembali ke Jakarta dengan kenangan indah yang tak terlupakan. Mereka menjalani hari-hari dengan penuh kebahagiaan dan cinta. Namun, kebahagiaan mereka tak berhenti di situ. Tak lama setelah kepulangan keduanya, Jane mulai merasakan mual dan muntah, terutama di pagi hari."Mas Juna, aku merasa mual setiap pagi," ucap Jane suatu pagi sambil memegang perutnya. Arjuna yang sedang siap-siap berangkat ke kantor segera menghampiri istrinya. "Apakah kamu baik-baik saja, Sayang?" tanya Arjuna dengan wajah khawatir."Aku tidak tahu, Mas. Mungkin saja aku hanya kecapekan," jawab Jane dengan lemah.Namun, gejala mual dan muntah yang dialami Jane tidak kunjung hilang. Arjuna pun memutuskan untuk membawa Jane ke sebuah rumah sakit untuk memeriksakan kondisinya. Di rumah sakit, setelah serangkaian pemeriksaan, dokter akhirnya memberikan kabar yang sangat mengejutkan dan menggembirakan."Selamat, Nona J

  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 95 Arjuna Menyesali Perbuatannya

    Pulau Bora-Bora selalu memancarkan pesonanya, namun malam ini terasa lebih istimewa. Senja mulai turun, langit memerah keemasan, dan angin sepoi-sepoi berhembus lembut, membawa aroma laut yang segar. Di salah satu kafe tepi pantai yang romantis, persiapan sedang dilakukan dengan hati-hati. Arjuna, dengan bantuan Farah dan Peter, telah menyewa kafe tersebut untuk mengatur momen penting dalam hidupnya, yaitu ingin menyampaikan permohonan maaf kepada Jane, istrinya.Dekorasi kafe malam itu sangat indah. Bunga mawar putih menghiasi setiap sudutnya, melambangkan kesucian dan permintaan maaf yang tulus dari Arjuna. Meja-meja dihiasi lilin-lilin kecil yang akan menerangi malam dengan cahaya lembut. Di tengah kafe, sebuah panggung kecil disiapkan, lengkap dengan alat musik sederhana untuk menyemarakkan suasana.Arjuna berdiri di depan cermin, merapikan pakaiannya dan menarik napas dalam-dalam. Dia merasa gugup, tapi juga bersemangat. Malam ini, sang pria akan mengungkapkan isi hatinya yang t

  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 94 Jane Bersama Farah Di Sebuah Hotel

    Peter mengangguk paham. "Baiklah. Jane, kamu bisa tinggal di sini selama yang kamu butuhkan. Kami akan mendukungmu."Jane tersenyum tipis. "Terima kasih, Kak Peter. Aku sangat menghargai kebaikan kalian."Peter merangkul bahu Farah. "Aku akan tidur bersama anak-anak malam ini. Kamu bisa tidur bersama Jane. Aku tahu dia butuh dukunganmu."Farah mengangguk dan tersenyum kepada suaminya. "Terima kasih, Sayang."Setelah makan malam sederhana, mereka semua bersiap-siap untuk tidur. Farah dan Jane masuk ke kamar yang nyaman dengan pemandangan laut yang luas. Jane merasa sedikit lebih tenang berada di dekat sahabatnya. Mereka duduk di atas tempat tidur, berbicara dalam kegelapan yang lembut."Farah, aku takut," bisik Jane, suaranya hampir tidak terdengar. "Aku takut jika aku kembali, semuanya akan berubah. Aku nggak tahu apakah aku bisa memaafkan Mas Arjuna."Farah menggenggam tangan Jane dengan erat. "Aku ngerti, Jane. Perasaanmu pasti sangat terluka sekarang. Tapi kamu harus ingat, seti

  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 93 Masih Mencari Keberadaan Istri

    Pekatnya malam semakin merayap di tepian pantai di Pulau Bora-Bora, menutupi resort yang megah dengan gelapnya malam. Angin lembut menerpa wajah Arjuna yang duduk di kursi rotan di beranda bungalow mereka. Suara debur ombak terdengar merdu, seolah-olah bernyanyi dalam harmoni dengan suara serangga malam yang riuh rendah. Cahaya rembulan yang hampir penuh memantulkan bayangannya di permukaan laut yang tenang, menciptakan kilauan perak yang mempesona.Namun, keindahan malam itu tak dapat menenangkan hati Arjuna yang sedang gundah. Sejak pagi tadi, Jane, istrinya, hilang tanpa jejak. Arjuna tahu betul alasan kepergian Jane. Sebelum mereka menikah, Arjuna terkenal dengan gaya hidupnya yang suka bergonta-ganti perempuan. Jane baru mengetahui semuanya tadi pagi, dan sejak saat itu, hubungan mereka menjadi berubah tegang.Pagi tadi, saat Arjuna selesai mandi, Jane sudah tak ada di sampingnya. Awalnya, dia berpikir mungkin istrinya sedang berjalan-jalan di pantai untuk menenangkan diri. Nam

  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 92 Jane Menghilang

    "Farah, aku merasa sangat bodoh. Aku berpikir bahwa Mas Arjuna adalah pria yang sempurna. Ternyata dia memiliki masa lalu yang begitu kelam, dan dia tidak pernah memberitahuku," ujar Jane, matanya berkaca-kaca."Kamu tidak bodoh, Jane. Kamu hanya mencintai dan mempercayai suamimu. Tidak ada yang salah dengan itu. Tapi, kamu juga berhak untuk mengetahui kebenaran. Jika Arjuna benar-benar mencintaimu, dia seharusnya jujur sejak awal," tutur Farah mencoba menenangkan."Aku tahu. Tapi sekarang aku merasa semuanya berantakan. Apa yang harus kulakukan, Farah?" tanya Jane, putus asa."Yang pertama, kamu harus menenangkan diri. Jangan membuat keputusan saat kamu sedang emosi. Setelah kamu merasa lebih tenang, kamu bisa bicara dengan Arjuna dan meminta penjelasan darinya. Kamu berhak untuk mendapatkan jawaban," jawab Farah dengan bijak.Jane mengangguk, menyadari kebenaran kata-kata sahabatnya. "Kamu benar, Farah. Aku akan berusaha menenangkan diri dulu. Terima kasih telah membantuku."Farah

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status