Beranda / CEO / TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA / BAB. 3 Ancaman Dari Erlan

Share

BAB. 3 Ancaman Dari Erlan

last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-13 19:27:49

"What? Kak Erlan juga ikut dalam meeting sore ini?" tanya Arjuna tak menyangka.

"Tepat sekali, Bos. Jadi saya berharap, Anda jangan memancing pertikaian dengan Tuan Erlan."

"Cih! Siapa Lo ngatur-ngatur gue, Boris?" serunya sambil berkacak pinggang di hadapan pemuda itu.

"Saya ... Asisten Anda, Bos. Yang ditunjuk langsung oleh Tuan Fred selaku, Chairman. Anda jangan lupakan itu!" seru Boris menjelaskan.

"Apa? Jadi Lo mau nakut-nakutin gue, Boris?"

"Tidak sama sekali, Bos. Saya mengingatkan Anda saja."

"Terus, Lo ngapain sebut-sebut nama Uncle Fred? Lo mau gertak gue?" Arjuna semakin emosi.

Hal tersebut membuat Boris terdiam. Dia tahu betul bagaimana keras kepalanya seorang Arjuna. Sang asisten pasti akan kalah berdebat dengannya.

Lalu tiba-tiba ponselnya bergetar pertanda ada pesan masuk. Arjuna segera memeriksanya. Ternyata pesan itu berasal dari Oma Rini yang menyuruhnya untuk berkunjung ke Kediaman Levin, jika jam pulang kantor tiba.

"Wow! Kebetulan sekali Aku jadi ada alasan untuk menghindar dari Kak Erlan!" ujarnya senang dari dalam hatinya.

Tanpa basa-basi lagi, Arjuna pergi dari hadapan Boris dan tidak menggubris panggilan dari asistennya yang memanggil-manggil dirinya.

"Bos ... tolong jangan pergi, Bos! Nanti Tuan Muda Erlan akan marah besar," ucap sang asisten.

"Bodoh amat! Emangnya gue pikirin?" sahut Arjuna lalu segera masuk ke dalam lift meninggalkan asistennya, Boris.

Namun baru saja Arjuna masuk ke dalam lift, pria itu diseret kembali ke luar dari lift oleh Asisten Dio, orang kepercayaan dari Erlan, sepupunya.

"Dio! Lo ngapain megang-megang gue? Woi! Gue masih normal, ya! Gue masih doyan makan donat! Lo pikir gue pecinta batang?" kesal Arjuna lalu mencoba lepas dari cengkraman tangan Dio yang besar.

"Maaf, Tuan Arjuna. Ini perintah," seru Dio sambil terus memastikan jika Arjuna tidak akan lepas dari kungkungan tubuhnya.

"Jangan kurang ajar Lo, Dio! Perintah siapa maksud Lo, hah!" hardik Arjuna.

Sementara Asisten Boris terlihat senyum-senyum sendiri melihat tingkah Arjuna yang seperti anak kecil yang tidak diperbolehkan untuk ke luar dari rumah.

"Lo ngapain cengengesan begitu, Boris! Bantuin gue, sekarang!" ujar Arjuna tajam.

"Maaf, Bos. Saya tidak berani dengan Asisten Dion. Dia pemegang sabuk hitam dari beberapa cabang olahraga bela diri," tukas Boris kepada sang atasan.

Lalu tak berapa lama setelah itu, Erlan Levin yang merupakan kakak sepupu dari Arjuna mulai ke luar dari dalam lift.

"Kak Erlan?" kaget Arjuna.

"Oh ...jadi ini hasil dari konspirasi?" ujar Arjuna sambil menatap tajam ke arah asistennya, seraya berkata,

"Jadi ini hasil kerja Lo, Boris?" kesal Arjuna kepada orang kepercayaannya.

"Maafkan saya, Bos." tutur Boris sambil menundukkan kepalanya.

"Dasar pengkhianat, Lo!" teriak Arjuna, sambil terus mencoba lepas dari tubuh Dio yang sedang menahan tubuhnya.

"Bawa Arjuna ke dalam!" ujar Erlan sambil menatap sang sepupu dengan sangat dingin. Lalu dia melangkah untuk masuk ke dalam ruangan CEO, milik Arjuna.

"Siap, Bos! Laksanakan!" sahut Dio, lalu mulai menyeret tubuh Arjuna ke dalam ruang kebesarannya.

"Kakak! Gue mau pergi sebentar, Kak. Gue ada urusan! Kok malah gue ditahan di sini, sih? Ini pelanggaran hak asasi manusia!" ujar Arjuna semakin tajam.

Ternyata, kekuatan Arjuna di atas rata-rata dari Asisten Dio. Tubuhnya hampir terlepas dari Dio. Mau tak mau Boris pun ikut membantu menyeret Arjuna untuk masuk kembali ke dalam ruangan pribadinya.

"Woi! Boris! Sialan Lo! Ngapain Lo bantuin Dio menyeret gue? Seharusnya Lo bantuin gue melarikan diri!" teriak Arjuna lagi.

"Maafkan saya, Bos. Ini perintah." ujar Boris mantap.

Akhirnya, Arjuna bisa masuk juga ke dalam ruangannya. Erlan terlihat sedang duduk di sofa yang ada di ruangan itu. Sambil menatap tajam ke arah Arjuna.

"Ada apa sih, Kak. Kok malah menatap tajam terus ke arah ku? Aku sih tidak takut terhadap apapun dan siapapun di dunia ini. Termasuk tatapan menusuk dari mu Kak!" seru Arjuna lalu duduk tepat di hadapan Erlan.

Bahkan dengan beraninya, Arjuna mengangkat satu kakinya di hadapan Erlan.

Sang sepupu terlihat menghela napasnya dengan sangat berat, seraya berkata.

"Sampai kapan kamu dewasanya, Juna?" ujar Erlan sambil mencampakkan lembaran demi lembaran foto intim Arjuna dengan beberapa wanita.

"Apa untungnya kamu bermain dengan banyak wanita?" tegur Erlan kepada Arjuna.

"Yaelah, Kakak! Kurang kerjaan banget sih, sampai mengusik kehidupan pribadi ku?" kesal Arjuna lalu memungut foto-foto tersebut kemudian dengan cepat merobeknya sampai keping-kepingan kecil.

"Kakak bukannya kurang kerjaan, Juna! Tapi mau sampai kapan kamu seperti itu? Usiamu sudah cukup matang untuk berumah tangga. Pilihlah salah satu dari para perempuan itu untuk kamu jadikan, istri!" ucap Erlan mencoba memberi solusi kepada adik sepupunya.

"Dih! Enak saja. Mereka itu semua adalah perempuan murahan!"

"Kalau kamu tahu mereka murahan, ngapain kamu menjalin hubungan dengan gadis-gadis itu, Juna?"

"He-he-he! Namanya aku sedang bermain, Kak."

"Wanita itu bukan untuk dijadikan permainan, Juna. Pokoknya Kakak tidak mau tahu! Akhir tahun ini, kamu harus sudah mengenalkan kepada keluarga besar Levin, seorang wanita sebagai calon pendamping mu. Jika tidak ...." Erlan sengaja menggantung kalimatnya, untuk menakut-nakuti Arjuna.

"Kenapa Kakak tidak melanjutkan kalimatnya? Aku penasaran dengan lanjutannya," ujar Arjuna tak gentar sedikitpun.

"Jika sampai akhir tahun kamu tidak mengenalkan satu wanita pun kepada keluarga semua, maka Kakak akan membeberkan semua aktivitas intimmu dengan banyak wanita, yang telah lama kamu lakoni!" seru Erlan panjang lebar.

"Apaan sih, Kakak! Reseh banget deh jadi orang!" kesal Arjuna tak terima dengan ancaman Erlan.

"Makanya segera cari calon istri untukmu sendiri. Jika tidak, Kakak akan membongkar semuanya!"

"Apa sih, Kak? Kakak pikir mencari jodoh itu gampang?"

"Makanya mulai cari dari sekarang! Kamu jangan sibuk berpetualangan terus tanpa ujung yang pasti!" ujar Erlan.

Sang sepupu lalu berjalan ke luar dari ruangan kebesaran Arjuna seraya berkata,

"Kakak tunggu kamu di ruang meeting! Memimpin perusahaan adalah tanggung jawabmu! Jangan pernah lagi melarikan diri dari kewajiban mu!" tegas Erlan lagi, lalu benar-benar pergi dari hadapan Arjuna.

Di dalam ruangan pribadinya,

Arjuna menggerutu sendiri karena ancaman dari sepupunya.

"Shitt! Di mana aku mencari seorang wanita untuk ku jadikan istri?" kesalnya sendiri.

"Kak Erlan pikir, mencari wanita baik-baik itu gampang, apa? Apalagi zaman sekarang! Mana ada wanita yang memiliki hati yang tulus? Cih! Malah nambah PR gue ini! Sial banget gue!" serunya semakin kesal.

Arjuna pun melangkah ke luar dari ruangan kebesarannya menuju ke ruang meeting, di mana semua orang sedang menunggunya.

Arjuna sama sekali tidak menyimak apa yang terjadi di dalam ruang meeting itu, sang pria terlihat beberapa kali menguap menahan kantuk yang tiba-tiba menyerangnya.

"Untuk penjelasan lebih lanjut, kami serahkan kepada Tuan Arjuna untuk memaparkannya!" tutur Erlan sengaja berkata seperti itu, karena melihat sang sepupu yang tidur di ruang meeting tersebut.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
ZekWar77
lanjut....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 4 Arjuna Memang Yang Terbaik

    Mendengar ucapan Erlan, semua mata di dalam ruangan meeting itu langsung tertuju kepada sang CEO yang sedang tertidur di ruang meeting.Erlan juga ikut melihat sepupunya yang sedang tertidur pulas itu. Dia terlihat geleng-geleng kepala melihat tingkah Arjuna yang tidur tapi tidak tahu tempat."Tuan Arjuna Levin!" hardik Erlan tajam.Suara Erlan yang menggelegar besar itu, mampu membuat Arjuna terbangun. Seraya berkata,"Siap, Tuan Erlan! Laksanakan!" ucapnya mantap.Arjuna terlihat menguap beberapa kali di hadapan semua peserta meeting."Ayo, Tuan Arjuna. Kami menunggu penjabaran dari Anda tentang pembangunan hotel di daerah Nusa Dua Bali!" ujar Erlan terus mendesak adik sepupunya.Arjuna lalu berdiri di depan meja bulat yang memanjang di ruang rapat yang penuh dengan peserta meeting dan tim proyek serta beberapa kolega bisnis.Dia lalu menata peta proyek hotel Nusa Dua di layar proyektor.Kemudian Arjuna berkata, "Selamat sore semua. Saya senang bisa berada di sini untuk memaparkan r

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13
  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 5 Sensasi Panas

    Di depan sebuah hotel bintang lima,"Bos, waktu Anda hanya ada satu jam dari sekarang. Satu jam berikutnya, Anda harus telah berada di tempat les Tuan Muda Asher dan Nona Muda Ayin," ucap Boris mengingatkan."Beres! Lo tenang saja! Ini akan dilakukan dengan cepat! Apa Lo yakin sudah mengatakan semua prosedur dari gue kepada wanita itu?" "Semua sudah saya jelaskan, Bos. Sampai ke detail terkecil," tutur Boris."Perempuan itu sudah tidak perawan, bukan?" ujar Arjuna memastikan."Semua sesuai request Anda, Bos!" ujar Boris lagi."Good! Lo tunggu di lobi. Gue akan melakukannya dengan cepat!" Setelah mengatakan itu, Arjuna pun ke luar dari dalam mobil lalu melangkah ke dalam hotel.Setelah menyebutkan nomor kamar yang dirinya booking kepada resepsionis, Arjuna pun masuk ke dalam lift, menuju ke lantai tempat kamar itu berada.Arjuna ke luar dari dalam lift dan mulai melangkah menuju ke dalam kamar tersebut. Setelah dia masuk, Arjuna langsung disambut dengan seorang wanita seksi yang berpa

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13
  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 6 Mahir Bermain Piano

    Di sebuah lobi hotel, Boris terlihat berjalan mondar-mandir menunggu kemunculan Arjuna dari dalam lift. Pasalnya, saat ini telah tiba waktunya untuk menjemput kedua keponakan sang atasan.Boris melirik ke arah lift sesaat setelah terbuka, namun yang ke luar bukannya Arjuna. Melainkan Cindy yang terlihat beberapa kali menyeka keringat yang mengucur di kedua pelipisnya. Sisa-sisa sensasi panas yang dirinya rasakan saat bermain kuda-kudaan di atas ranjang bersama Arjuna."Lho, kok Anda yang muncul? Tuan Arjuna, di mana?" ujar Asisten Boris penasaran."Saya disuruh turun duluan Asisten Boris," sahut Cindy."Terus ... Tuan Arjuna ke mana?" tanya Boris lagi."Tuan Arjuna sedang membersihkan dirinya. Oh ya, Asisten Boris. Jika Anda membutuhkan jasa saya lagi, jangan segan-segan untuk menghubungi saya. Saya sangat menunggu kerja sama selanjutnya dengan Tuan Muda Arjuna," seru Cindy penuh harap."Cih! Percaya diri sekali Anda?" sindir Boris."Ya saya harus percaya diri Asisten Boris, agar jas

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13
  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 7 Terpesona Dengan Jane

    Dari kejauhan, tepatnya masih di dalam mobil, Arjuna dapat melihat, jika kedua keponakannya sedang bercengkrama dengan seorang wanita muda yang sangat cantik parasnya. Sepertinya dia sedikit terpesona dengan wajah gadis itu yang begitu sangat unik.Namun dalam hatinya, Arjuna segera berkata,"Ingat Juna, wanita di mana-mana sama saja! Tidak ada satu perempuan pun yang tulus di dunia ini!" serunya dari dalam hatinya."Tunggu di sini, Boris. Saya akan menjemput anak-anak," ucap Arjuna.Namun sang asisten tidak menjawab perkataan dari Arjuna. Pemuda itu ternyata sedang asyik melihat ke arah gadis cantik yang sedang bercengkerama dengan Asher dan Ayin."Cih! Dasar! Woi Boris! Lo dengar nggak gue ngomongnya?" hardik Arjuna keras."Siap, Bos! Maaf, saya terkesima dengan seorang bidadari cantik," ujar Boris sambil terus memandang ke arah gadis cantik itu.Tanpa basa-basi dan pikir panjang lagi, Boris ke luar dari mobil dan berjalan menghampiri ketiganya."Woi! Boris! Lo mau ke mana?" kesal A

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13
  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 8 Hang Out Ke Mall

    Asher dan Ayin langsung lihat-lihatan sambil tersenyum. Rencana mereka sepertinya berhasil menjauhkan Asisten Boris dari Miss Jane."Ha-ha-ha! Rasain Lo, Boris! Lo ngeyel sih dibilangin!" ejek Arjuna kepada asistennya."Iya, Bos. Mulai sekarang saya percaya dengan semua yang Anda katakan," sahutnya lesu."Untuk Ayin dan Asher, bagaimana kalau kita hang out ke mall?" ujarnya kepada kedua keponakannya."Benaran nih, Uncle?" sahut keduanya serentak.Namun dengan lesu Ayin berkata,"Aku nggak jadi ikut deh. Papi pasti nggak akan memberi izin jika kita main ke mall. Papi maunya kita belajar yang giat.""Aku tetap mau ikut Uncle, ke mall." Asher sepertinya mulai mewarisi sifat keras kepala dari Arjuna.Kedua pria beda generasi itu memang bagaikan pinang dibelah dua, sangat serasi terutama dari sifat-sifat mereka. Berbeda jauh dengan Ayin yang sangat patuh kepada kedua orang tuanya."Nah! Ini baru keponakan, Uncle! Asher Levin, you are the best!" puji Arjuna kepada keponakannya."Ayin, kamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13
  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 9 Membeli Buah Tangan

    Sementara itu, Ayin merenung sejenak di depan berbagai pilihan rasa es krim yang terpampang di hadapannya saat ini."Aku pikir ... Aku akan mencoba sesuatu yang berbeda kali ini. Es krim strawberry terdengar menyegarkan," ucap Ayin dengan senyum lembut.Uncle Arjuna mengangguk setuju, "Pilihan yang bagus, Ayin. Strawberry pasti akan memberikan sentuhan manis yang istimewa."Setelah memesan es krim sesuai pilihan masing-masing, mereka pun duduk di kursi yang nyaman di area gerai es krim itu. Asher dengan cepat menyelupkan sendok ke dalam es krim coklatnya dan langsung mencicipi."Ini enak sekali, Uncle Arjuna! Terima kasih banyak, telah mengajak kami ke sini," ujar Asher dengan mata berbinar.Ayin juga mencicipi es krim strawberry-nya dan mengatakan,"Rasa strawberry ini begitu alami dan segar. Aku senang mencoba sesuatu yang baru." Uncle Arjuna tersenyum melihat keceriaan di wajah kedua keponakannya.Mereka pun mulai berbagi cerita tentang pengalaman di Time Zone tadi."Asher, apa per

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13
  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 10 Waktunya Berkunjung

    Sementara itu, Uncle Arjuna mencari buah melon yang matang dan lezat. "Kita ambil satu melon yang besar untuk Oma dan Opa. Uncle yakin mereka akan menyukainya," ujarnya sambil memilih dengan cermat.Dalam perjalanan mencari buah, mereka tertarik dengan variasi buah lainnya. Uncle Arjuna menunjuk pada beberapa buah eksotis dan menjelaskan kepada Ayin dan Asher tentang keunikan dan kelezatan masing-masing buah. Percakapan ceria terdengar di antara ketiganya, sambil memilih dan berdiskusi tentang buah-buah yang telah mereka pilih.Setelah keranjang terisi penuh dengan berbagai buah segar, mereka lalu melangkah menuju kasir. Kasir dengan ramah menyambut ketiganya dan membantu proses pembayaran. "Semoga Oma dan Opa suka dengan pilihan buah segar ini," ujar Uncle Arjuna sambil membayar.Ketika ke luar dari toko buah, mereka membawa keranjang penuh buah dengan senyuman kepuasan. "Oma dan Opa pasti senang dengan hadiah ini. Mari kita bawa pulang dan berbagi kebahagiaan dengan mereka," uca

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13
  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 11 Arjuna Disidang

    Setelah selesai makan, semuanya berkumpul di ruang keluarga. Berbincang-bincang santai sambil menikmati beberapa kue buah tangan dari Arjuna.Asher dan Ayin secara bergantian menceritakan pengalaman mereka menghabiskan waktu bersama Uncle Arjuna yang sungguh luar biasa."Juna, sudah waktunya kamu untuk menikah. Umurmu telah sangat matang untuk membina rumah tangga. Dua puluh delapan tahun menurut Opa adalah usia yang tepat untukmu memulai hubungan yang serius," tutur Opa Robi kepada sang cucu."Coba lihat sepupumu Erlan setelah menikah dan memiliki dua orang anak, hidupnya semakin teratur. Ada Mitha yang mengurus semua keperluannya," ucap sang opa lagi.Arjuna diam saja, pria itu malah terlihat sibuk dengan ponselnya. Dia sedang bertukar pesan dengan seseorang perihal rencana panasnya di malam minggu nanti."Benar kata Opa, Juna. Oma juga berharap secepatnya kamu dapat menikah dan membentuk keluarga yang harmonis," sergah Oma Rini penuh harap.Arjuna sama sekali tidak menggubris omong

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-26

Bab terbaru

  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 85 Malam Panas Arjuna dan Jane

    Di malam yang tenang di pulau Bora-Bora, bungalow yang terletak di pinggir pantai itu menjadi saksi bisu dari momen yang sangat penting dalam kehidupan Jane dan Arjuna. Bulan bersinar terang, memantulkan cahaya ke permukaan air laut yang tenang, menciptakan suasana yang sangat romantis dan damai. Angin malam berhembus lembut, membawa aroma laut yang menyegarkan, sementara suara ombak yang tenang menghantam pantai menambah nuansa magis malam itu.Jane dan Arjuna telah menunggu momen ini sejak lama. Setelah pernikahan mereka yang indah dan penuh kebahagiaan, akhirnya keduanya tiba di tempat di mana mereka akan memulai babak baru dalam kehidupan Arjuna dan Jane sebagai pasangan suami istri. Bungalow tersebut didekorasi dengan elegan, dengan lilin-lilin yang menyala di sudut-sudut ruangan, memberikan cahaya hangat yang menyelimuti mereka berdua.Jane mengenakan gaun malam yang indah, berwarna putih lembut, melambangkan kemurniannya. Arjuna, dengan senyumnya yang menenangkan, menatap Jan

  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 84. Perjalanan Bulan Madu

    Perjalanan bulan madu Jane dan Arjuna dimulai dengan semangat dan antusiasme. Setelah menikah dalam sebuah acara resepsi yang indah dan megah, keduanya pun memutuskan untuk menghabiskan bulan madu mereka di salah satu destinasi paling eksotis di dunia yaitu di Kepulauan Bora-Bora, Polinesia Prancis. Destinasi ini terkenal dengan keindahan alamnya, pantai berpasir putih, dan air laut yang jernih. Minggu pagi yang cerah di Jakarta saat ini, Jane dan Arjuna tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan penuh semangat. Tak lupa keduanya memeriksa tiket dan bagasi sebelum menikmati secangkir coklat panas sambil menunggu penerbangan mereka. Penerbangan pertama mereka adalah menuju Bandara Internasional Los Angeles (LAX) dengan maskapai penerbangan internasional.Jane pun lalu berkata,"Mas Juna aku sungguh tidak sabar untuk melihat Bora-Bora. Aku sudah mencari tahu tentang tempat itu melalui media online, pantainya sangatlah indah.""Aku juga, Sayang. Ini akan menjadi perjalanan yan

  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 83 Rencana Jahat Dona dan Cindy

    Di sebuah apartemen yang terletak di salah sudut Kota Jakarta, Nola duduk sendirian di sofanya. Layar televisi di depannya menayangkan siaran langsung resepsi pernikahan antara Arjuna Levin dan Jane Calista Cintania. Ballroom hotel bintang lima itu tampak megah, penuh dengan tamu yang berbahagia. Nola menatap layar dengan perasaan campur aduk. Nola ingat betul masa-masa ketika dia dan Arjuna sering bertemu diam-diam. Mereka adalah partner ranjang, namun bagi Nola, Arjuna lebih dari sekadar itu. Meski tahu bahwa hubungannya dengan Arjuna tidak memiliki masa depan, Nola tidak bisa menahan diri untuk tidak merasa sesuatu yang lebih. Kini, melihat Arjuna menikah, hatinya merasa kosong tapi wanita itu juga merasa lega.Nola menarik napas panjang dan tersenyum tipis. "Aku ikut berbahagia untukmu, Bos Arjuna," bisiknya pada layar televisi. "Semoga Anda dan Nona Jane bahagia selalu."Di tempat lain, di sebuah apartemen yang lebih modern dan mewah, Dona dan Cindy, mantan partner ranjang Arj

  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 82 Resepsi Pernikahan

    Ballroom mewah di hotel bintang lima di kawasan Jakarta Pusat tampak berkilauan oleh gemerlap lampu kristal yang memancarkan kemegahan. Suasana malam itu penuh dengan keceriaan dan kebahagiaan, ketika Arjuna Levin dan Jane Calista Cintania merayakan hari pernikahan mereka. Para tamu yang hadir tampak berbaur, mengobrol, dan menikmati sajian yang telah disiapkan dengan cermat.Tamu-tamu yang datang tidak hanya dari kalangan keluarga, akan tetapi juga kolega bisnis dan sahabat dekat kedua mempelai. Tuan Rahez dan istrinya, Nyonya Zemi, terlihat sedang berbincang dengan Tuan Edward dan Nyonya Zuri di salah satu sudut ballroom. Sementara itu, Tuan Gideon dan Nyonya Septin duduk bersama di meja yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri. Di sisi lain ruangan, Farah dan suaminya, Peter, terlihat sedang tertawa bersama Jane yang tampak anggun dalam gaun pengantinnya. Jane, dengan senyuman manisnya, tampak bahagia dikelilingi oleh orang-orang terdekatnya. Farah, sahabat Jane sejak lama, meng

  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 81 Kumpul Keluarga Besar

    Pada suatu malam, suasana di rumah baru Arjuna dan Jane sangat hangat dan penuh kebahagiaan. Mereka baru saja pindah ke rumah yang baru yang telah dipersiapkan oleh Arjuna untuk istrinya, Jane. Kini rumah megah itu menjadi saksi berkumpulnya keluarga besar mereka untuk pertama kalinya. Malam ini istimewa, bukan hanya karena seluruh keluarga berkumpul, akan tetapi juga karena semua akan membicarakan tentang detail resepsi pernikahan Arjuna dan Jane yang akan dilangsungkan minggu depan.Di ruang makan yang besar dan elegan, hidangan mewah tersaji di atas meja panjang yang dihiasi oleh bunga-bunga segar. Aroma makanan menggoda, dari roasted chicken, beef wellington, hingga berbagai macam hidangan penutup yang menggiurkan. Di tengah-tengah ruangan, lampu gantung kristal berkilauan menambah keanggunan suasana malam itu.Opa Robi dan Oma Rini, orang tua dari Papi Fred, duduk di sisi kiri meja. Mereka tampak gembira dan penuh semangat, berbicara dengan cucu-cucunya. Opa Robi, dengan kemeja

  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 80 Rumah Baru Untuk Jane

    Malam itu, suasana begitu tenang di sebuah perumahan elit yang berlokasi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Pohon-pohon rindang yang berbaris rapi di sepanjang jalan utama menambah kesan sejuk dan nyaman. Jane sedang duduk di teras rumah, menikmati angin malam yang semilir. Matahari telah terbenam sepenuhnya, namun suasana hatinya masih diselimuti kegembiraan setelah kejutan spesial untuk Oma Ainur yang diberikan oleh suaminya, Arjuna, tadi pagi.Namun, Jane tidak menyangka bahwa Arjuna memiliki kejutan lain yang tak kalah mengejutkan. Pria tampan dan kaya raya itu datang menghampirinya dengan senyum yang penuh arti."Sayang, ada sesuatu yang ingin aku tunjukkan padamu," ucap Arjuna sambil mengulurkan tangannya.Jane menerima uluran tangan suaminya dengan penasaran. Mereka berjalan beriringan menuju sebuah rumah besar yang berdiri megah di samping rumah pribadi Oma Ainur, yang juga merupakan pemberian Arjuna. Jane memperhatikan rumah itu dengan seksama, merasa ada yang istimewa dengan

  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 79 Rumah Baru Untuk Oma Ainur

    Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit, kondisi kesehatan Oma Ainur semakin membaik dan dokter pun memberikan izin untuk pulang. Namun, yang tidak disangka oleh Oma Ainur adalah bahwa cucu menantunya, Arjuna, telah menyiapkan sebuah kejutan besar untuknya.Arjuna dan Jane segera membawa Oma Ainur ke sebuah rumah yang baru. Rumah tersebut terletak di lingkungan yang tenang dan asri, jauh dari kebisingan kota. Ketika mereka tiba, Oma Ainur tertegun melihat rumah megah dengan taman yang luas dan tertata rapi.“Ini … rumah siapa, Jane?” tanya Oma Ainur dengan wajah penuh keheranan.Arjuna tersenyum dan menggenggam tangan Oma Ainur. “Ini rumah baru Oma. Kami ingin Oma tinggal di tempat yang lebih nyaman dan tenang,” jawabnya dengan lembut.Jane, yang berdiri di samping Arjuna, menambahkan,“Kami ingin Oma mendapatkan perawatan terbaik dan merasa nyaman di masa pemulihan ini.” Jane ikut menimpali walaupun hatinya juga masih sangat kaget dengan semua yang telah dilakukan oleh Arjuna u

  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 78 Mulai Membaik

    Keesokan harinya, kondisi kesehatan Oma Ainur berangsur-angsur mulai pulih. Kamar rumah sakit yang semula dipenuhi kekhawatiran kini dipenuhi rasa syukur dan harapan. Pagi itu, sinar matahari yang masuk melalui jendela memberikan kehangatan, seakan-akan menyampaikan pesan bahwa semuanya akan baik-baik saja.Oma Ainur duduk di tempat tidurnya, wajahnya lebih cerah dibandingkan hari sebelumnya. Dokter Diki baru saja selesai memeriksa tekanan darahnya."Bagaimana dengan kondisi Oma Ainur sekarang, Dokter?" tanya Jane, dengan nada penuh harap.Dokter Diki tersenyum sambil menatap monitor tekanan darah. "Tekanan darah Oma sudah normal. Ini perkembangan yang sangat baik," ucapnya sambil menoleh ke arah Oma Ainur. "Oma Ainur, Anda benar-benar tangguh. Terus jaga pola makan dan istirahat yang cukup, ya."Oma Ainur mengangguk pelan, matanya berbinar penuh rasa syukur. "Terima kasih, Dokter. Sekarang, saya merasa jauh lebih baik."Jane menghela napas lega. "Syukurlah, Oma. Kita semua sangat

  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 77 Oma Ainur Masuk Rumah Sakit

    Namun, sebelum mereka sempat mematikan lampu dan berbaring, ponsel Jane berdering. Jane mengangkat alisnya, sedikit terkejut karena ada panggilan malam-malam begini. Dia lalu meraih ponselnya dari meja samping tempat tidur dan melihat nama yang tertera: Dokter Diki.Jane : “Halo, Dokter Diki,” sapa Jane dengan nada sedikit khawatir.Dokter Diki :“Jane, saya minta maaf mengganggu tidurmu di malam hari ini. Tapi saya harus memberitahukan kepadamu jika Oma Ainur sedang dirawat di rumah sakit. Tekanan darahnya sangat tinggi dan kondisinya perlu pengawasan intensif,” seru Dokter Diki, suaranya terdengar serius.Jane : “Oh tidak ... bagaimana kondisi Oma sekarang, Dok?”Jane merasa darahnya berdesir.Dokter Diki :“Kondisi Oma Ainur telah stabil untuk saat ini, tapi kami para tim dokter masih memonitor. Saya pikir sebaiknya kamu datang ke sini secepatnya,” sahut Dokter Diki dari seberang sana.Jane :“Tentu, kami akan akan segera ke sana,” ujar Jane sebelum menutup telepon.Arjuna, ya

DMCA.com Protection Status