Share

BAB. 7 Terpesona Dengan Jane

Dari kejauhan, tepatnya masih di dalam mobil, Arjuna dapat melihat, jika kedua keponakannya sedang bercengkrama dengan seorang wanita muda yang sangat cantik parasnya. Sepertinya dia sedikit terpesona dengan wajah gadis itu yang begitu sangat unik.

Namun dalam hatinya, Arjuna segera berkata,

"Ingat Juna, wanita di mana-mana sama saja! Tidak ada satu perempuan pun yang tulus di dunia ini!" serunya dari dalam hatinya.

"Tunggu di sini, Boris. Saya akan menjemput anak-anak," ucap Arjuna.

Namun sang asisten tidak menjawab perkataan dari Arjuna. Pemuda itu ternyata sedang asyik melihat ke arah gadis cantik yang sedang bercengkerama dengan Asher dan Ayin.

"Cih! Dasar! Woi Boris! Lo dengar nggak gue ngomongnya?" hardik Arjuna keras.

"Siap, Bos! Maaf, saya terkesima dengan seorang bidadari cantik," ujar Boris sambil terus memandang ke arah gadis cantik itu.

Tanpa basa-basi dan pikir panjang lagi, Boris ke luar dari mobil dan berjalan menghampiri ketiganya.

"Woi! Boris! Lo mau ke mana?" kesal Arjuna.

"Bos, please. Saya sangat menyukai gadis itu, izinkan saya yang menjemput Tuan Muda Asher dan Nona Ayin. Cukup Anda tunggu kami di dalam mobil."

Setelah berkata seperti itu, Boris lalu melangkah menuju ke gedung les piano itu.

"Cih! Dasar Lo, Boris! Makan tuh cinta! Ntar juga Lo akan merasakan sakitnya kalau Perempuan itu ninggalin Lo!" sinis Arjuna.

Pria itu pun membuka topi dan kacamata hitam yang tadi dirinya pakai. Arjuna pun memilih menunggu kedua keponakannya di dalam mobil.

Sementara Boris semakin mendekati gedung les piano itu.

Jane yang melihat seorang lelaki datang menghampiri mereka, segera menyapanya dengan sangat ramah,

"Selamat sore, Tuan Arjuna. Anda datang ke sini untuk menjemput Asher dan Ayin?" ucap Jane sambil tersenyum ramah.

Namun belum sempat pria itu angkat bicara. Asher malah menyela perkataannya.

"Asisten Boris? Kok malah Anda yang menjemput kami? Uncle Juna, mana?" tanya Asher sambil menatap tak suka ke arah Asisten Boris.

Karena sebenarnya, Asher, Ayin, dan Mami Mitha memiliki rencana untuk menjodohkan Uncle Arjuna dan Miss Jane. Namun sepertinya rencana mereka kali ini gagal total.

Ayin juga ikut-ikutan menjadi cemberut melihat jika Asisten Boris yang menjemput mereka di tempat les piano.

"Asisten Boris?" ucap Jane tak mengerti.

"Maaf, Miss. Jika saya membingungkan, perkenalan nama saya, Boris. Saya Asistennya dari Bos Arjuna," sahutnya menjelaskan.

"Oh ... iya, Asisten Boris." jawab Jane sambil tersenyum.

"Asisten Boris, Anda belum menjawab pertanyaan kami. Uncle Juna, di mana? Bukannya Mami menyuruh Uncle untuk menjemput kami? Kok malah Anda yang datang?" Kali ini Ayin yang bertanya sambil menatap tajam ke arah Asisten Boris.

Kedua bocah cerdas itu sepertinya harus menelan rasa kecewa karena Uncle Juna tidak datang menjemput mereka. Padahal mereka punya rencana jitu untuk menjodohkan Uncle Juna yang telah lama menjomlo dengan Miss Jane yang sangat cantik.

"Maaf, Tuan Muda dan Nona Muda. Bos Juna ada kok di sana," seru Boris menunjukkan ke sebuah mobil mewah yang berwarna serba hitam.

"Jadi Uncle Juna ada di dalam mobil? Tapi kok malah Anda yang datang ke sini untuk menjemput kami?" ujar Asher tak suka.

"Eh ... itu, Bos Juna sedang sakit gigi. Pipinya bengkak sebelah. Makanya saya yang disuruh untuk menjemput Tuan Muda dan Nona Muda," sahut Boris sekenanya.

Tentu saja pria itu tidak mau jika sang bos ke luar dari dalam mobil. Pastinya Jane akan terpesona dengan ketampanan Arjuna yang paripurna dan Boris pasti kalah pamor.

"Ya sudah, Miss. Terima kasih telah mengajarkan anak-anak dengan baik hari ini. Kami permisi dulu. Oh ya ada pepatah mengatakan, tak kenal maka tak sayang. Jadi ini kartu nama saya, siapa tahu dilain kesempatan bisa bertemu lagi dengan Miss Jane yang sangat cantik," tukas Boris lagi.

"Terima kasih kembali, Asisten Boris," ujar Jane sambil mengambil kartu nama itu dari tangan sang asisten.

"Waduh, Miss. Senyum Anda sangat manis, saya sungguhterpesona dengan keindahan senyuman Anda!" jujur Boris dari hatinya yang paling dalam.

Ayin dan Asher semakin menatap tajam ke arah Asisten Boris pertanda jika keduanya tidak menyukai semua perkataan sang asisten yang berusaha menggoda Miss Jane.

"Iya, terima kasih pujiannya. Tapi sebaiknya Anda mengantar Asher dan Ayin untuk pulang. Hari sudah semakin sore. Saya juga punya jadwal untuk les berikutnya," tutur Jane.

"Maaf, Miss Jane. Saya jadi keasyikan ngobrolnya. Kami permisi dulu." Lalu Boris pun menuntun Asher dan Ayin menuju mobil.

"Cih! Gombal banget, sih!" ketus Asher.

"Miss Jane itu sudah punya pacar! Anda jangan berani menganggu, ya!" Ayin ikut menambahkan.

"Apa? Kaget Boris tak percaya.

"Jadi ... Miss Jane sudah ada yang punya?" tutur Boris kecewa.

"Yaiyalah! Makanya Anda jangan berani mengganggu Miss Jane lagi. Yang aku dengar pacar Miss itu sangat jago bela diri," tukas Asher mulai mengarang indah.

"Bukan hanya jago bela diri, tapi juga sangat tampan dan kaya raya!" Ayin juga ikut mengarang indah demi agar Asisten Boris tidak menaruh hati kepada Miss kesayangan mereka.

Ayin dan Asher sudah mengambil tekad bulat untuk mendukung Uncle Juna menjadi milik Miss Jane yang sangat cantik.

Sementara Jane telah masuk kembali ke gedung les tersebut, sedang menunggu anak-anak les dijam berikutnya. Dia pun melihat kartu nama yang diberikan oleh Asisten Boris.

Alangkah terkejutnya Jane saat melihat kartu nama itu. Nama yang tertera di sana bukanlah nama Boris. Melainkan nama orang lain, yaitu nama Arjuna Levin. Selaku CEO sebuah perusahaan besar di Jakarta.

Jane tersenyum geli melihat kartu nama itu. Dia pun memasukkannya ke dalam dompetnya, siapa tahu saja suatu saat akan berguna baginya.

Asher dan Ayin telah masuk ke dalam mobil. Mereka duduk berdampingan dengan Arjuna di bangku penumpang.

Ayin dari tadi melihat pipi sang paman yang katanya sedang bengkak. Tapi dari pandangan gadis cilik itu, sepertinya Uncle Juna baik-baik saja.

"Uncle, apakah benar gigi Uncle sedang sakit?" Asher yang penasaran langsung bertanya kepada sang paman.

"Apa? Sakit gigi? Enak saja! Gigi Uncle masih sempurna begini. Lagian siapa yang mengatakan jika Uncle sedang sakit gigi?" tanya Juna kepada kedua keponakannya.

Walaupun pria itu tahu jika Boris lah yang mengatakan semua itu demi untuk mendekati guru les piano keponakannya.

"Tuh! Asisten Boris yang mengatakan jika Uncle sedang sakit gigi. Bahkan Asisten Boris mengatakan jika pipi Uncle bengkak sebelah," kesal Ayin melaporkan semua perkataan sang asisten.

"Apa? Pipi Uncle bengkak sebelah?" ujar Juna pura-pura terkejut.

"Boris! Lo kalau mau mengarang gue lagi sakit, yang elit dikit dong! Masa bilangnya sakit gigi? Kok nggak sekalian saja bilang gue lagi diare akut?"

"Ma ... maaf, Bos. Saya mengaku salah." seru Boris dengan nada kecewa dan wajah yang murung.

"Kenapa tuh, wajah?" tanya Arjuna kepada asistennya.

"Ternyata dia sudah ada yang memiliki, Bos. Cintaku bagaikan bunga yang layu sebelum berkembang," sedih Boris.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status