Beranda / Romansa / TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA / BAB. 7 Terpesona Dengan Jane

Share

BAB. 7 Terpesona Dengan Jane

last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-13 19:50:26

Dari kejauhan, tepatnya masih di dalam mobil, Arjuna dapat melihat, jika kedua keponakannya sedang bercengkrama dengan seorang wanita muda yang sangat cantik parasnya. Sepertinya dia sedikit terpesona dengan wajah gadis itu yang begitu sangat unik.

Namun dalam hatinya, Arjuna segera berkata,

"Ingat Juna, wanita di mana-mana sama saja! Tidak ada satu perempuan pun yang tulus di dunia ini!" serunya dari dalam hatinya.

"Tunggu di sini, Boris. Saya akan menjemput anak-anak," ucap Arjuna.

Namun sang asisten tidak menjawab perkataan dari Arjuna. Pemuda itu ternyata sedang asyik melihat ke arah gadis cantik yang sedang bercengkerama dengan Asher dan Ayin.

"Cih! Dasar! Woi Boris! Lo dengar nggak gue ngomongnya?" hardik Arjuna keras.

"Siap, Bos! Maaf, saya terkesima dengan seorang bidadari cantik," ujar Boris sambil terus memandang ke arah gadis cantik itu.

Tanpa basa-basi dan pikir panjang lagi, Boris ke luar dari mobil dan berjalan menghampiri ketiganya.

"Woi! Boris! Lo mau ke mana?" kesal Arjuna.

"Bos, please. Saya sangat menyukai gadis itu, izinkan saya yang menjemput Tuan Muda Asher dan Nona Ayin. Cukup Anda tunggu kami di dalam mobil."

Setelah berkata seperti itu, Boris lalu melangkah menuju ke gedung les piano itu.

"Cih! Dasar Lo, Boris! Makan tuh cinta! Ntar juga Lo akan merasakan sakitnya kalau Perempuan itu ninggalin Lo!" sinis Arjuna.

Pria itu pun membuka topi dan kacamata hitam yang tadi dirinya pakai. Arjuna pun memilih menunggu kedua keponakannya di dalam mobil.

Sementara Boris semakin mendekati gedung les piano itu.

Jane yang melihat seorang lelaki datang menghampiri mereka, segera menyapanya dengan sangat ramah,

"Selamat sore, Tuan Arjuna. Anda datang ke sini untuk menjemput Asher dan Ayin?" ucap Jane sambil tersenyum ramah.

Namun belum sempat pria itu angkat bicara. Asher malah menyela perkataannya.

"Asisten Boris? Kok malah Anda yang menjemput kami? Uncle Juna, mana?" tanya Asher sambil menatap tak suka ke arah Asisten Boris.

Karena sebenarnya, Asher, Ayin, dan Mami Mitha memiliki rencana untuk menjodohkan Uncle Arjuna dan Miss Jane. Namun sepertinya rencana mereka kali ini gagal total.

Ayin juga ikut-ikutan menjadi cemberut melihat jika Asisten Boris yang menjemput mereka di tempat les piano.

"Asisten Boris?" ucap Jane tak mengerti.

"Maaf, Miss. Jika saya membingungkan, perkenalan nama saya, Boris. Saya Asistennya dari Bos Arjuna," sahutnya menjelaskan.

"Oh ... iya, Asisten Boris." jawab Jane sambil tersenyum.

"Asisten Boris, Anda belum menjawab pertanyaan kami. Uncle Juna, di mana? Bukannya Mami menyuruh Uncle untuk menjemput kami? Kok malah Anda yang datang?" Kali ini Ayin yang bertanya sambil menatap tajam ke arah Asisten Boris.

Kedua bocah cerdas itu sepertinya harus menelan rasa kecewa karena Uncle Juna tidak datang menjemput mereka. Padahal mereka punya rencana jitu untuk menjodohkan Uncle Juna yang telah lama menjomlo dengan Miss Jane yang sangat cantik.

"Maaf, Tuan Muda dan Nona Muda. Bos Juna ada kok di sana," seru Boris menunjukkan ke sebuah mobil mewah yang berwarna serba hitam.

"Jadi Uncle Juna ada di dalam mobil? Tapi kok malah Anda yang datang ke sini untuk menjemput kami?" ujar Asher tak suka.

"Eh ... itu, Bos Juna sedang sakit gigi. Pipinya bengkak sebelah. Makanya saya yang disuruh untuk menjemput Tuan Muda dan Nona Muda," sahut Boris sekenanya.

Tentu saja pria itu tidak mau jika sang bos ke luar dari dalam mobil. Pastinya Jane akan terpesona dengan ketampanan Arjuna yang paripurna dan Boris pasti kalah pamor.

"Ya sudah, Miss. Terima kasih telah mengajarkan anak-anak dengan baik hari ini. Kami permisi dulu. Oh ya ada pepatah mengatakan, tak kenal maka tak sayang. Jadi ini kartu nama saya, siapa tahu dilain kesempatan bisa bertemu lagi dengan Miss Jane yang sangat cantik," tukas Boris lagi.

"Terima kasih kembali, Asisten Boris," ujar Jane sambil mengambil kartu nama itu dari tangan sang asisten.

"Waduh, Miss. Senyum Anda sangat manis, saya sungguhterpesona dengan keindahan senyuman Anda!" jujur Boris dari hatinya yang paling dalam.

Ayin dan Asher semakin menatap tajam ke arah Asisten Boris pertanda jika keduanya tidak menyukai semua perkataan sang asisten yang berusaha menggoda Miss Jane.

"Iya, terima kasih pujiannya. Tapi sebaiknya Anda mengantar Asher dan Ayin untuk pulang. Hari sudah semakin sore. Saya juga punya jadwal untuk les berikutnya," tutur Jane.

"Maaf, Miss Jane. Saya jadi keasyikan ngobrolnya. Kami permisi dulu." Lalu Boris pun menuntun Asher dan Ayin menuju mobil.

"Cih! Gombal banget, sih!" ketus Asher.

"Miss Jane itu sudah punya pacar! Anda jangan berani menganggu, ya!" Ayin ikut menambahkan.

"Apa? Kaget Boris tak percaya.

"Jadi ... Miss Jane sudah ada yang punya?" tutur Boris kecewa.

"Yaiyalah! Makanya Anda jangan berani mengganggu Miss Jane lagi. Yang aku dengar pacar Miss itu sangat jago bela diri," tukas Asher mulai mengarang indah.

"Bukan hanya jago bela diri, tapi juga sangat tampan dan kaya raya!" Ayin juga ikut mengarang indah demi agar Asisten Boris tidak menaruh hati kepada Miss kesayangan mereka.

Ayin dan Asher sudah mengambil tekad bulat untuk mendukung Uncle Juna menjadi milik Miss Jane yang sangat cantik.

Sementara Jane telah masuk kembali ke gedung les tersebut, sedang menunggu anak-anak les dijam berikutnya. Dia pun melihat kartu nama yang diberikan oleh Asisten Boris.

Alangkah terkejutnya Jane saat melihat kartu nama itu. Nama yang tertera di sana bukanlah nama Boris. Melainkan nama orang lain, yaitu nama Arjuna Levin. Selaku CEO sebuah perusahaan besar di Jakarta.

Jane tersenyum geli melihat kartu nama itu. Dia pun memasukkannya ke dalam dompetnya, siapa tahu saja suatu saat akan berguna baginya.

Asher dan Ayin telah masuk ke dalam mobil. Mereka duduk berdampingan dengan Arjuna di bangku penumpang.

Ayin dari tadi melihat pipi sang paman yang katanya sedang bengkak. Tapi dari pandangan gadis cilik itu, sepertinya Uncle Juna baik-baik saja.

"Uncle, apakah benar gigi Uncle sedang sakit?" Asher yang penasaran langsung bertanya kepada sang paman.

"Apa? Sakit gigi? Enak saja! Gigi Uncle masih sempurna begini. Lagian siapa yang mengatakan jika Uncle sedang sakit gigi?" tanya Juna kepada kedua keponakannya.

Walaupun pria itu tahu jika Boris lah yang mengatakan semua itu demi untuk mendekati guru les piano keponakannya.

"Tuh! Asisten Boris yang mengatakan jika Uncle sedang sakit gigi. Bahkan Asisten Boris mengatakan jika pipi Uncle bengkak sebelah," kesal Ayin melaporkan semua perkataan sang asisten.

"Apa? Pipi Uncle bengkak sebelah?" ujar Juna pura-pura terkejut.

"Boris! Lo kalau mau mengarang gue lagi sakit, yang elit dikit dong! Masa bilangnya sakit gigi? Kok nggak sekalian saja bilang gue lagi diare akut?"

"Ma ... maaf, Bos. Saya mengaku salah." seru Boris dengan nada kecewa dan wajah yang murung.

"Kenapa tuh, wajah?" tanya Arjuna kepada asistennya.

"Ternyata dia sudah ada yang memiliki, Bos. Cintaku bagaikan bunga yang layu sebelum berkembang," sedih Boris.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
ZekWar77
mantap....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 8 Hang Out Ke Mall

    Asher dan Ayin langsung lihat-lihatan sambil tersenyum. Rencana mereka sepertinya berhasil menjauhkan Asisten Boris dari Miss Jane."Ha-ha-ha! Rasain Lo, Boris! Lo ngeyel sih dibilangin!" ejek Arjuna kepada asistennya."Iya, Bos. Mulai sekarang saya percaya dengan semua yang Anda katakan," sahutnya lesu."Untuk Ayin dan Asher, bagaimana kalau kita hang out ke mall?" ujarnya kepada kedua keponakannya."Benaran nih, Uncle?" sahut keduanya serentak.Namun dengan lesu Ayin berkata,"Aku nggak jadi ikut deh. Papi pasti nggak akan memberi izin jika kita main ke mall. Papi maunya kita belajar yang giat.""Aku tetap mau ikut Uncle, ke mall." Asher sepertinya mulai mewarisi sifat keras kepala dari Arjuna.Kedua pria beda generasi itu memang bagaikan pinang dibelah dua, sangat serasi terutama dari sifat-sifat mereka. Berbeda jauh dengan Ayin yang sangat patuh kepada kedua orang tuanya."Nah! Ini baru keponakan, Uncle! Asher Levin, you are the best!" puji Arjuna kepada keponakannya."Ayin, kamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13
  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 9 Membeli Buah Tangan

    Sementara itu, Ayin merenung sejenak di depan berbagai pilihan rasa es krim yang terpampang di hadapannya saat ini."Aku pikir ... Aku akan mencoba sesuatu yang berbeda kali ini. Es krim strawberry terdengar menyegarkan," ucap Ayin dengan senyum lembut.Uncle Arjuna mengangguk setuju, "Pilihan yang bagus, Ayin. Strawberry pasti akan memberikan sentuhan manis yang istimewa."Setelah memesan es krim sesuai pilihan masing-masing, mereka pun duduk di kursi yang nyaman di area gerai es krim itu. Asher dengan cepat menyelupkan sendok ke dalam es krim coklatnya dan langsung mencicipi."Ini enak sekali, Uncle Arjuna! Terima kasih banyak, telah mengajak kami ke sini," ujar Asher dengan mata berbinar.Ayin juga mencicipi es krim strawberry-nya dan mengatakan,"Rasa strawberry ini begitu alami dan segar. Aku senang mencoba sesuatu yang baru." Uncle Arjuna tersenyum melihat keceriaan di wajah kedua keponakannya.Mereka pun mulai berbagi cerita tentang pengalaman di Time Zone tadi."Asher, apa per

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13
  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 10 Waktunya Berkunjung

    Sementara itu, Uncle Arjuna mencari buah melon yang matang dan lezat. "Kita ambil satu melon yang besar untuk Oma dan Opa. Uncle yakin mereka akan menyukainya," ujarnya sambil memilih dengan cermat.Dalam perjalanan mencari buah, mereka tertarik dengan variasi buah lainnya. Uncle Arjuna menunjuk pada beberapa buah eksotis dan menjelaskan kepada Ayin dan Asher tentang keunikan dan kelezatan masing-masing buah. Percakapan ceria terdengar di antara ketiganya, sambil memilih dan berdiskusi tentang buah-buah yang telah mereka pilih.Setelah keranjang terisi penuh dengan berbagai buah segar, mereka lalu melangkah menuju kasir. Kasir dengan ramah menyambut ketiganya dan membantu proses pembayaran. "Semoga Oma dan Opa suka dengan pilihan buah segar ini," ujar Uncle Arjuna sambil membayar.Ketika ke luar dari toko buah, mereka membawa keranjang penuh buah dengan senyuman kepuasan. "Oma dan Opa pasti senang dengan hadiah ini. Mari kita bawa pulang dan berbagi kebahagiaan dengan mereka," uca

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13
  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 11 Arjuna Disidang

    Setelah selesai makan, semuanya berkumpul di ruang keluarga. Berbincang-bincang santai sambil menikmati beberapa kue buah tangan dari Arjuna.Asher dan Ayin secara bergantian menceritakan pengalaman mereka menghabiskan waktu bersama Uncle Arjuna yang sungguh luar biasa."Juna, sudah waktunya kamu untuk menikah. Umurmu telah sangat matang untuk membina rumah tangga. Dua puluh delapan tahun menurut Opa adalah usia yang tepat untukmu memulai hubungan yang serius," tutur Opa Robi kepada sang cucu."Coba lihat sepupumu Erlan setelah menikah dan memiliki dua orang anak, hidupnya semakin teratur. Ada Mitha yang mengurus semua keperluannya," ucap sang opa lagi.Arjuna diam saja, pria itu malah terlihat sibuk dengan ponselnya. Dia sedang bertukar pesan dengan seseorang perihal rencana panasnya di malam minggu nanti."Benar kata Opa, Juna. Oma juga berharap secepatnya kamu dapat menikah dan membentuk keluarga yang harmonis," sergah Oma Rini penuh harap.Arjuna sama sekali tidak menggubris omong

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-26
  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 12 Diselamatkan Oleh Seorang Pria

    Arjuna dan Darel akhirnya berpisah di parkiran bar. Sang sahabat segera masuk ke dalam mobilnya, sementara Arjuna memilih berjalan kaki sebentar untuk menghirup udara segar di Kota Jakarta malam ini.Arjuna mulai melangkah menyusuri trotoar jalanan Jakarta, perasaannya sangat kosong saat ini. Apalagi, dia ingat betul ancaman dari sepupunya, Erlan yang akan membongkar tentang kebiasaannya bermain wanita, jika Arjuna tidak mengenalkan seorang wanita di hadapan keluarga besarnya."Sial! Di mana aku akan mencari perempuan suci dan baik hati di zaman yang semakin edan ini!" gerutunya sendiri.Lalu tiba-tiba di depan matanya, Arjuna dapat melihat jika ada dua orang pria yang sedang menghadang seorang wanita. Sepertinya kedua pria itu ingin menyakitinya.Para pria tersebut mulai menyeret tubuh wanita itu di dalam sebuah gedung kosong yang agak jauh dari jalan utama. Melihat hal itu, Arjuna pun memutuskan untuk menolong sang gadis. Dia lalu mengikuti langkah mereka ke dalam sebuah gedung. Cah

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27
  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 13 Tertidur Di Sofa

    Jane dan Aruna baru saja sampai di apartemen milik pria itu. Setelah memberitahukan nomor kunci apartemennya kepada sang gadis. Pintu apartemen pun terbuka, Jane lalu memapah tubuh kekar Arjuna dan meletakkannya di sofa yang ada di sana."Nona, tolong ambilkan air untukku," ujarnya kepada Jane."I ... iya, Tuan. Sebentar, ya?" seru Jane lalu melangkah menuju dapur untuk mengambil segelas air putih untuk Juna. Namun setelah Jane kembali dari dapur, dia tidak lagi melihat tubuh Arjuna yang sedang terbaring di sofa. Akan tetapi dari arah dalam kamar, Jane dapat mendengar suara orang yang sedang muntah-muntah.Jane lalu bergegas melangkah masuk ke dalam kamar Ajuna, namun dia tidak mendapati siapapun di sana. Ternyata suara tersebut berasal dari dalam kamar mandi. Jane meletakkan segelas air putih ke atas nakas, lalu berjalan menuju ke dalam kamar mandi."Tuan! Anda kenapa!" ujarnya lalu menghampiri Arjuna yang sedang terduduk di lantai toilet itu. Wajah Arjuna terlihat pucat dengan ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 14 Menunggu Arjuna Bangun

    Pukul enam pagi, Jane terbangun dengan perlahan, matanya meresapi keadaan sekitar. Ruangan yang asing baginya membuatnya sesaat menjadi bingung. Namun, kehadiran sofa di sampingnya mengembalikan ingatannya. Semalam, dia tidur di sana setelah pertolongan dari seorang pria misterius.Dengan hati yang penuh rasa syukur, Jane bangkit dari sofa dan melangkah menuju pintu dapur. Cahaya pagi menyinari ruangan dapur yang sederhana. Dia melihat pria yang tadi malam menyelamatkannya, masih tertidur di dalam kamarnya. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Jane bergegas menuju ke dapur untuk memasak sarapan untuk pria itu.Di dapur yang penuh wangi rempah-rempah, Jane berdiri di depan kompor dengan semangat. Dia membuka lemari dapur pria itu dan menemukan semua bahan yang diperlukan untuk membuat nasi goreng. Terdapat beras, bawang merah, bawang putih, cabai, wortel, dan telur segar.Jane mulai memasak dengan gesit, mengukur beras dan memasukkannya ke dalam panci untuk direbus. Sementara beras sedang

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 15 Oma Ainur Menghilang

    Setelah beberapa saat dalam perjalanan, Jane akhirnya sampai di kediamannya, bersama Oma Ainur. Namun alangkah terkejutnya gadis itu saat mendapati pintu rumah telah terkunci dari luar. Pertanda tidak ada orang di dalam rumah.Namun Jane tidak putus asa. Dia segera membuka pintu rumah dengan kunci yang ada kepadanya. Gadis itu sangat berharap bisa melihat Oma Ainur masih berada di dalam rumah. Namun, saat dia membuka pintu, Jane tidak melihat Oma Ainur di ruang tamu seperti biasanya. Jane langsung merasa panik dan mencari-cari Oma Ainur di setiap sudut rumah."Oma Ainur? Oma Ainur, kamu ada di mana?" panggil Jane dengan nada khawatir. Tapi tidak ada jawaban. Jane merasa semakin cemas dan pikirannya mulai melayang ke berbagai kemungkinan buruk."Mungkin Oma Ainur ke luar sebentar?" gumam Jane dalam hati. Namun, dia tahu bahwa hari ini adalah jadwal Oma Ainur untuk menjalani sesi fisioterapi di rumah sakiti. Jane mencoba mengingat apa yang dikatakan Oma Ainur, jika sang nenek akan menun

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30

Bab terbaru

  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 100 Akhir Bahagia Bersama Keluarga

    Musim semi di Negara Jepang adalah waktu yang sangat dinanti. Pohon sakura yang mekar menciptakan bentangan alam yang menakjubkan dengan warna merah muda yang menghiasi setiap sudut kota. Di sinilah, Arjuna memutuskan untuk mengajak istrinya tercinta, Jane, dan putra mereka yang baru berusia satu tahun, Elrod, untuk menikmati liburan keluarga yang tak akan terlupakan.Keluarga Arjuna tiba di Tokyo pada suatu pagi yang cerah. Setelah penerbangan yang cukup lama dari Jakarta, Indonesia, mereka langsung menuju hotel untuk beristirahat sejenak. Arjuna, seorang pria tampan yang juga merupakan pengusaha sukses dengan kaca mata hitamnya, terlihat sangat bersemangat. Jane, dengan senyum lembutnya, memeluk Elrod yang tampak mengantuk di pelukannya."Aku tidak sabar untuk melihat bunga sakura, Mas." ujar Jane dengan mata berbinar saat mereka memasuki lobi hotel."Ya, ini akan menjadi pengalaman pertama Elrod melihat keindahan seperti ini, Sayang." balas Arjuna sambil merapikan rambut putranya

  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 99 Hari Ulang Tahun Baby Elrod

    Pada hari yang cerah itu, Tamani Kids Kafe di daerah Kemang, Jakarta Selatan, dipenuhi dengan suasana riang gembira. Jane dan Arjuna, pasangan muda yang penuh cinta dan kebahagiaan, merayakan ulang tahun pertama putra mereka, Elrod Levin. Hari itu sangat istimewa bagi mereka, dan mereka memastikan semuanya sempurna untuk hari besar Elrod.Dekorasi kafe dihiasi dengan tema Kapten Amerika, lengkap dengan balon-balon berwarna merah, biru, dan putih, serta poster-poster superhero yang menghiasi dinding. Di sudut ruangan, terdapat meja penuh dengan makanan lezat, mulai dari kue ulang tahun berbentuk perisai Kapten Amerika, hingga berbagai camilan yang disukai anak-anak.Para tamu mulai berdatangan satu per satu, dan suasana menjadi semakin ramai. Tuan William dan istrinya, Nyonya Amelia, datang bersama ketiga anak mereka, Isaac, Jacob, dan Josie. Mereka disambut dengan hangat oleh Jane dan Arjuna."Selamat ulang tahun, Elrod!" ujar Tuan William sambil menggendong Elrod. "Semoga panjang u

  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 98 Kelahiran Baby Elrod

    Pagi itu, Jane terbangun dengan rasa mulas di perutnya. Awalnya dia mengira itu hanya ketidaknyamanan biasa yang sering dia rasakan akhir-akhir ini, akan tetapi rasa mulasnya semakin kuat dan intens. Jane mencoba bangun dari tempat tidur dengan hati-hati, tapi rasa sakit itu membuatnya terhenti sejenak."Mas Arjuna …" panggil Jane dengan suara gemetar."Aku merasa ada yang tidak beres di perutku."Arjuna, yang baru saja selesai mandi, segera menghampiri Jane dengan wajah cemas. "Ada apa, Sayang? Apa yang kamu rasakan sekarang?" tanyanya dengan khawatir."Perutku mulas sekali, Mas. Sepertinya ini lebih dari sekedar kontraksi biasa," jawab Jane sambil memegang perutnya.Arjuna tahu bahwa waktunya telah tiba. Tanpa ragu, dia segera mengambil kunci mobil dan membantu Jane menuju pintu depan. "Sayang, sepertinya kita harus segera ke rumah sakit. Jangan khawatir, aku akan mengemudi dengan cepat dan hati-hati," ucapnya sambil membantu Jane masuk ke dalam mobil.“Iya, Mas. Ada baiknya kita

  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 97 Acara Tujuh Bulanan Kehamilan Jane

    Di kediaman utama Levin yang megah dan elegan, suasana hari itu dipenuhi dengan kebahagiaan dan kehangatan. Pagi yang cerah seakan menyambut acara tujuh bulanan kandungan Jane dengan penuh suka cita. Rumah Keluarga Levin yang selalu bersinar dengan kemewahan, hari ini terlihat lebih bersinar lagi karena persiapan yang telah dirancang dengan matang oleh Arjuna untuk istrinya tercinta, Jane.Arjuna, seorang pria dengan karakter kuat dan perhatian yang mendalam, memastikan setiap detail acara ini sempurna. Jane, dengan senyum yang tak pernah pudar dari wajahnya, tampak anggun dengan balutan kebaya modern berwarna biru pastel. Kandungannya yang sudah memasuki tujuh bulan tampak jelas, dan itu menjadi pusat perhatian dan kebahagiaan semua orang yang hadir."Mas Arjuna, terima kasih sudah mengatur semua ini," ucap Jane sambil tersenyum manis kepada suaminya. "Tentu saja, Sayang. Ini semua untuk kamu dan Baby Elrod," jawab Arjuna dengan tatapan penuh kasih.Di taman belakang rumah, berbaga

  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 96 Kehamilan Jane

    Setelah sebulan penuh menikmati bulan madu mereka di Pulau Bora-Bora, Arjuna dan Jane akhirnya kembali ke Jakarta dengan kenangan indah yang tak terlupakan. Mereka menjalani hari-hari dengan penuh kebahagiaan dan cinta. Namun, kebahagiaan mereka tak berhenti di situ. Tak lama setelah kepulangan keduanya, Jane mulai merasakan mual dan muntah, terutama di pagi hari."Mas Juna, aku merasa mual setiap pagi," ucap Jane suatu pagi sambil memegang perutnya. Arjuna yang sedang siap-siap berangkat ke kantor segera menghampiri istrinya. "Apakah kamu baik-baik saja, Sayang?" tanya Arjuna dengan wajah khawatir."Aku tidak tahu, Mas. Mungkin saja aku hanya kecapekan," jawab Jane dengan lemah.Namun, gejala mual dan muntah yang dialami Jane tidak kunjung hilang. Arjuna pun memutuskan untuk membawa Jane ke sebuah rumah sakit untuk memeriksakan kondisinya. Di rumah sakit, setelah serangkaian pemeriksaan, dokter akhirnya memberikan kabar yang sangat mengejutkan dan menggembirakan."Selamat, Nona J

  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 95 Arjuna Menyesali Perbuatannya

    Pulau Bora-Bora selalu memancarkan pesonanya, namun malam ini terasa lebih istimewa. Senja mulai turun, langit memerah keemasan, dan angin sepoi-sepoi berhembus lembut, membawa aroma laut yang segar. Di salah satu kafe tepi pantai yang romantis, persiapan sedang dilakukan dengan hati-hati. Arjuna, dengan bantuan Farah dan Peter, telah menyewa kafe tersebut untuk mengatur momen penting dalam hidupnya, yaitu ingin menyampaikan permohonan maaf kepada Jane, istrinya.Dekorasi kafe malam itu sangat indah. Bunga mawar putih menghiasi setiap sudutnya, melambangkan kesucian dan permintaan maaf yang tulus dari Arjuna. Meja-meja dihiasi lilin-lilin kecil yang akan menerangi malam dengan cahaya lembut. Di tengah kafe, sebuah panggung kecil disiapkan, lengkap dengan alat musik sederhana untuk menyemarakkan suasana.Arjuna berdiri di depan cermin, merapikan pakaiannya dan menarik napas dalam-dalam. Dia merasa gugup, tapi juga bersemangat. Malam ini, sang pria akan mengungkapkan isi hatinya yang t

  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 94 Jane Bersama Farah Di Sebuah Hotel

    Peter mengangguk paham. "Baiklah. Jane, kamu bisa tinggal di sini selama yang kamu butuhkan. Kami akan mendukungmu."Jane tersenyum tipis. "Terima kasih, Kak Peter. Aku sangat menghargai kebaikan kalian."Peter merangkul bahu Farah. "Aku akan tidur bersama anak-anak malam ini. Kamu bisa tidur bersama Jane. Aku tahu dia butuh dukunganmu."Farah mengangguk dan tersenyum kepada suaminya. "Terima kasih, Sayang."Setelah makan malam sederhana, mereka semua bersiap-siap untuk tidur. Farah dan Jane masuk ke kamar yang nyaman dengan pemandangan laut yang luas. Jane merasa sedikit lebih tenang berada di dekat sahabatnya. Mereka duduk di atas tempat tidur, berbicara dalam kegelapan yang lembut."Farah, aku takut," bisik Jane, suaranya hampir tidak terdengar. "Aku takut jika aku kembali, semuanya akan berubah. Aku nggak tahu apakah aku bisa memaafkan Mas Arjuna."Farah menggenggam tangan Jane dengan erat. "Aku ngerti, Jane. Perasaanmu pasti sangat terluka sekarang. Tapi kamu harus ingat, seti

  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 93 Masih Mencari Keberadaan Istri

    Pekatnya malam semakin merayap di tepian pantai di Pulau Bora-Bora, menutupi resort yang megah dengan gelapnya malam. Angin lembut menerpa wajah Arjuna yang duduk di kursi rotan di beranda bungalow mereka. Suara debur ombak terdengar merdu, seolah-olah bernyanyi dalam harmoni dengan suara serangga malam yang riuh rendah. Cahaya rembulan yang hampir penuh memantulkan bayangannya di permukaan laut yang tenang, menciptakan kilauan perak yang mempesona.Namun, keindahan malam itu tak dapat menenangkan hati Arjuna yang sedang gundah. Sejak pagi tadi, Jane, istrinya, hilang tanpa jejak. Arjuna tahu betul alasan kepergian Jane. Sebelum mereka menikah, Arjuna terkenal dengan gaya hidupnya yang suka bergonta-ganti perempuan. Jane baru mengetahui semuanya tadi pagi, dan sejak saat itu, hubungan mereka menjadi berubah tegang.Pagi tadi, saat Arjuna selesai mandi, Jane sudah tak ada di sampingnya. Awalnya, dia berpikir mungkin istrinya sedang berjalan-jalan di pantai untuk menenangkan diri. Nam

  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 92 Jane Menghilang

    "Farah, aku merasa sangat bodoh. Aku berpikir bahwa Mas Arjuna adalah pria yang sempurna. Ternyata dia memiliki masa lalu yang begitu kelam, dan dia tidak pernah memberitahuku," ujar Jane, matanya berkaca-kaca."Kamu tidak bodoh, Jane. Kamu hanya mencintai dan mempercayai suamimu. Tidak ada yang salah dengan itu. Tapi, kamu juga berhak untuk mengetahui kebenaran. Jika Arjuna benar-benar mencintaimu, dia seharusnya jujur sejak awal," tutur Farah mencoba menenangkan."Aku tahu. Tapi sekarang aku merasa semuanya berantakan. Apa yang harus kulakukan, Farah?" tanya Jane, putus asa."Yang pertama, kamu harus menenangkan diri. Jangan membuat keputusan saat kamu sedang emosi. Setelah kamu merasa lebih tenang, kamu bisa bicara dengan Arjuna dan meminta penjelasan darinya. Kamu berhak untuk mendapatkan jawaban," jawab Farah dengan bijak.Jane mengangguk, menyadari kebenaran kata-kata sahabatnya. "Kamu benar, Farah. Aku akan berusaha menenangkan diri dulu. Terima kasih telah membantuku."Farah

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status