Ternyata, menunggu seseorang untuk sadar sepenuhnya dari pengaruh alkohol bukan perkara yang mudah. Hampir satu jam lamanya Abil senantiasa menunggu Gravity untuk terbangun dari tidur panjangnya. Mati-matian Abil menahan dirinya untuk tidak melempar Gravity dengan tepung terigu yang kemarin Abil gunakan untuk membuat cireng yang gagal.
Kalau saja menenggelamkan orang ke teluk alaska adalah perbuatan terpuji, maka saat ini Abil mungkin sudah dapat piala oscar. Hati Abil terus meneriakan kata umpatan untuk gracity karena tak kunjung sadar. Ia ingin segera bertanya kepada Gravity kenapa anak itu tidak meracau semalam padahal Gravity berada dibawah pengaruh alkohol.
“kalau Abil nusuk-nusuk jari Gravity pake jarum, Abil dapat pahala gak yah?” ucap Abil dengan lesu
Gravity membuka matanya, tatapannya kosong. Setelah merasa kalau Abil sudah meninggalkan ruangan ini ia baru berani untuk membuka matanya. Dan sialnya, apakah harus terus-terusan langit-langit polos ini lagi yang menjadi pemandangan pertama untuk Gravity lihat? Jujur saja, ia sudah sadar dari saat Abil mulai bernyanyi. Bahkan ia dapat mendengar jelas semua keluh kesah gadis itu, termasuk oercakapan Abil dengan Mamahnya. Bagaiamana gadis itu mencoba membujuk Earth untuk membawa Gravity ikut serta, dan bagaimana Earth dengan tanpa pikir panjang menolaknya. Ini bukan oertama kalinya Gravity diperlakukan demikian, ia sudah tidak perlu lagi khawatir atau pun merasa sakit hati seperti saat ini. Penolakan adalah hal yang selalu ia dapatkan. Jangankan ketika Gravity meminta
“ini semua gak masuk akal. Kenapa dunia ini terlalu pilih kasih? Demi tuhan Abil meresa didiskriminasikan. Pertama, kenapa kalau laki-laki yang ngomong kasar dianggap biasa aja, beda sama Abil sebagai perempuan. Semua orang biasanya bakal menanggap kalau perempuan yang suka ngomong kasar gak punya attitude, kenapa? Dua, laki-laki nongkrong gak pernah tuh digunjingin tetangga, coba perempuan yang nongkrong. Ketiga, kalian semua kaum adam akan seperti pada umunya kalo ngeroko bahkan minum-minuman keras pun. Kalau kita dianggap wanita gak berpendidikan, dipandang sebelah mata, bahkan disebut gak ada harga dirinya, WHY?” Gravity menghela nafas lelah melihat gadis didepannya ini, sudah sejak 30 menit yang lalu ia terus mengeluh mengenai kesetaraan gender“kita itu sama, satu spesies, bedanya Abil perempuan dan Gravity laki-laki” Abil melanjutkan ocehannya sambil menyilangkan kedua tangannya didada 
Daniel menggelengkan kepalanya gemas, padahal anak gadisnya kini sudah berusia 16 tahun tapi masih sama menggemaskannya ketika ia baru pertama kali melihat dunia ini. Rasanya baru kemarin Abil merengek karena mengingkan ice cream disaat batuk, mogok makan karena tidak dizinkan mengikuti lomba nyanyi antar TK, sekarang gadis kecilnya sudah beranjak remaja dan kata imut yang selama ini Daniel sematkkan telah berganti menjadi kata cantik.“maaf Pak, Abil memang bebal kalau dibangunin” Daniel menaikan alisnya mendengar istilah yang disematkan Ina untuk anak gadisnya ini, bebal? Daniel jadi ragu apa dia benar-benar mengerti arti dari kata tersebut“tidak apa-apa, kamu siapkan saja bajunya. Biar saya yang bangunin Abil” Daniel megambil alih peran Ina untuk membangunkan Abil“Abil sayang, bangun nak. Kamu harus sekolah, sebentar lagi Gravity pasti kesini” seb
Abil mengintip dibalik kaca ruangan guru BK, ia melihat dengan jelas kalau Tante Erath, Mamahnya Galaksi dan Gravity sedang berusaha keras kepada wali kelas Abil, guru BK dan guru mata pelajaran yang saat itu memisahkan perkelahiannya. Abil tidak tahu pasti apa yang dibicarakan oleh Tante Earth. Tapi kalau Abil bisa menebak, Tante Earth pasti minta Gravity dan teman-temannya di skors karena mengeroyok putra mahkota seperti Galaksi. Aish klasik sekali, membuat Abil makin kesal saja.“kalau lo penasaran masuk, jangan ngintip kaya orang mau maling” Abil mengubah raut wajahnya menjadi dingin sebelum menatap Galaksi dengan pasti Abil menaikan sebelah alisnya dan memandang Galaksi dingin. Abil masih marah sama Galaksi, kalau Abil mau ngadu. Sudah apat di pastikan Galaksi merugi, diam-diam abagnya itu mematikan. Galaksi memandang Ab
Kalia menatap heran kedua cucunya yang sudah berada dirumah padahal inru jam makan siang. Apa lagi Abil yang datang dengan muka cemberutnya, bahkan ia hampir tidak memberikan salam kepadanya. Tapi gadis itu kembali turun dari tangga dan menghampiti Kalia yang sedang asik menonton tv sambil mengucapkan kata maaf dan membungkuk ala orang Jepang. Padahal Kalia sudah sering main ke rumah putra bungsunya ini, tapi tetap saja sikap Abil selalu memberikannya efek kejut yang menggelitik. Setidaknya, walaupun Abil sangat dimanjakan oleh Daniel dan Kalia tidak menyukai itu, Daniel menerapkan sopan santun yang sama dengan apa yang Ayahnya ajarkan kepada anak-anaknya.“adik kamu kenapa lagi itu Sagara?” melihat Sagara yang memasuki rumah membuat Kalia langsung menanyakan apa yang terjadi kepada Abil, yang dijawab oleh gelengan kepala ole
“gue beras lagi ada di Middle East deh kalau ngeliat lo” danish menarik masker yang dikenakan oleh Abil Gravity memberikan tatapan tajamnya kepada danish, seenak saja dia berani menyentuh sesuatu yang sudah Gravity tetapkan. Tapi kali ini danish tidak mengalah, boleh danis akui kalau visual Abil memang menarik, bahkan sangat menarik. Danish dan dede bahkan beberapa kali merasa terpukau dibuatnya, apalagi kalau Abil sudah mengenakan jilbab. Kalau kata Ramadan si, menyejukan hati. Abil melemparkan pensilnya kesal, sedari tadi Gravity tak henti-hentinya memandangi Abil dengan tatapan posesifnya. Dan kenapa pula ia harus menuruti perintah konyol Gravity? Papah dan Abangnya saja tidak masalah kalau Abil menggenakan celana pendek, kenapa Gravity malah kelewatan repot? Abil meniup poninya yang menghalangi pandangannya, ia m
Bagas tersenyum melihat kehadiran Gravity di arena balap, ia kira Gravity tidak akan datang. Bagas mengikuti jadwal pertandingan bola, dan Gravity biasanya akan absen kalau Real Madrid bermain demi menemani Abil menonton. Hari ini kalau Gravity memenangkan balapan keuntungan yang didapat cukup besar, penantangnya pun cukup dikenal dikalangan pergaulan mereka. Niga, salah satu alumni dari SMK Gravity yang sudah lama berkecimpung di dunia balap.“kenapa Grav? Muka kusut amat lo kaya keset bank” Gravity hanya ersenyum kecut mendengar basa-bais yang dilontarkan Bagas kepadanya“Grav ada yang nyariin elo nih” Graviy menaikan sebelah alisnya memberi kode siapa yang mencari dia“gak tau gue, tadi dia berdiri dipojok sana, nanyain Gravity nanti pakai motor warna apa? Aneh banget tuh orang, gak pernah ke tempat ini kayanya” orang tersebut menunjuk ujung jalan
Ini adalah hari minggu, hari dimana Abil akan menghabiskan seluruh waktunya dengan menonton tv. Ia bahkan sudah stand by didepan tv dari jam tujuh pagi, alasannya biar dia memenangkan perebutan remote dengan sang Papah. Abil menatap papahnya dengan tatapan puas, tidak adalagi siaran TVOne kalau remote ditangan Abil. Semuanya akan menonton acara infotaimen bersama Abil.“ey sudah bergaya saja, mau kemana kau?” Abil tidak bisa membendung rasa penasarannya melihat Sagara sudah rapi sekali, membuat Abil insecrue saja. Jangankan mandi, Abil gosok gigi saja belum“mau ke Gereja bareng Omah, kenapa?” Kalia muncul membuat Abil tersenyum jahil“nanti salam sama Ibu pendeta yang waktu itu bilang Abil imut ya Bang” ucapan yang keluar dari mulut Abil membuat semua orang bingung“itu Biarawati, bukan Ibu pendeta” jawaban dari Kalia membuat Abil b
Gravity membuka matanya, tatapannya kosong. Setelah merasa kalau Abil sudah meninggalkan ruangan ini ia baru berani untuk membuka matanya. Dan sialnya, apakah harus terus-terusan langit-langit polos ini lagi yang menjadi pemandangan pertama untuk Gravity lihat? Jujur saja, ia sudah sadar dari saat Abil mulai bernyanyi. Bahkan ia dapat mendengar jelas semua keluh kesah gadis itu, termasuk oercakapan Abil dengan Mamahnya. Bagaiamana gadis itu mencoba membujuk Earth untuk membawa Gravity ikut serta, dan bagaimana Earth dengan tanpa pikir panjang menolaknya. Ini bukan oertama kalinya Gravity diperlakukan demikian, ia sudah tidak perlu lagi khawatir atau pun merasa sakit hati seperti saat ini. Penolakan adalah hal yang selalu ia dapatkan. Jangankan ketika Gravity meminta
Ternyata, menunggu seseorang untuk sadar sepenuhnya dari pengaruh alkohol bukan perkara yang mudah. Hampir satu jam lamanya Abil senantiasa menunggu Gravity untuk terbangun dari tidur panjangnya. Mati-matian Abil menahan dirinya untuk tidak melempar Gravity dengan tepung terigu yang kemarin Abil gunakan untuk membuat cireng yang gagal. Kalau saja menenggelamkan orang ke teluk alaska adalah perbuatan terpuji, maka saat ini Abil mungkin sudah dapat piala oscar. Hati Abil terus meneriakan kata umpatan untuk gracity karena tak kunjung sadar. Ia ingin segera bertanya kepada Gravity kenapa anak itu tidak meracau semalam padahal Gravity berada dibawah pengaruh alkohol.“kalau Abil nusuk-nusuk jari Gravity pake jarum, Abil dapat pahala gak yah?” ucap Abil dengan lesu
“ini anak siapa anjir? Kenapa datang ke klub pake baju tidur?” Abil semakin menyembunyikan dirinya dibalik punggung Sagara. Kalau bukan karena ia dapat panggilan dari seseorang yang mengatakan kalau Gravity mabuk berat, Abil ogah deh harus keluar malam-malam begini.“kamu tunggu di mobil aja gih. Abang sendirian aja, dari pada kamu diliatin banyak orang” ini sudah kesekian kalinya Sagara meyakinkan Abil supaya mau menunggu dimobil, dan membiarkan Sagara saja yang turun tangan. Bukannya menurut, Abil malah melangkah maju kedepan. Ia mengibaskan rambutnya kebelakan dan mencepol rambutnya asal-asalan. Abil berjalan mendahului Sagara dengan percaya dirinya, berbeda dengan sebelumnya. Sudah terlanjur menjadi pusat perhatian sejak dari park
Hawa yang Gravity rasakan saat pertama kali adalah ketegangan. Dapat ia lihat dengan jelas sorot mata memerah milik adiknya memandang Mamahnya dengan penuh tanya. Galaksi menghempaskan tangan Earth ketika wanita setengah baya itu mencoba meraih pergelangan tangan milik anak bungsunya.“Sayang, dengerin penjelasan Mamah dulu. Mamah punya alasan kenapa Mamah sembunyiin fakta ini. Selama ini juga Mamah mencoba mencari waktu yang tepat untuk membicarakan hal ini sama kamu” Gravity memalingkan wajahnya ketika melihat Earth yang begitu ketakutan melihat Galaksi yang marah kepadanya. Ia tidak pernah mendapatkan tatapan penuh ketakutan seperti itu dari Mamahnya. Bahkan ketika Gravity memilih untuk meninggalkan rumah berhari-hari, Earth tidak pernah sekhawatir itu.“but it’s hurting me more. Ini tentang kes
“uncle, kalo nanti Abil jadian sama Diva gimana?” Radit yang sedang minum langsung tersedak seketika mendengar pertanyaan dari Abil. Ia memandang Abil dengan wajah kagetnya. Tapi Abil membalas tatapan Radit dengan wajah tak mengerti.“kenapa?” tanya Abil“kenapa kata lo? Heh, yang bener aja lu. Abil kan udah nenek-nenek, anak uncle masih perjaka ting-ting” jawba Radit sedikit menahan rasa kesalnyaPlak, Daniel memukul kepala belakang Radit menggunakan majalah yang ia bawa “nih, kemarin Papah dapat majalah yang covernya Isco” Daniel memberikan majalah yang tadi ia gunakan untuk memukul kepala Radit kepada Abil. Ia mengabaikan Radit yang sudah terlihat seperti ingin menikamnya. Radit memandang Sagara dengan kode meminta bantuannya tapi hanya dibalas gelengan kepala oleh a
Bertemu dengan seorang Radit Rahrja di situasi seperti ini sangat tidak menguntungkan bagi Sagara. Laki-laki yang akrab disapan dengan panggilan Uncle tersebut mempunyai sifat seperti Abil, sama-sama hyperaktive dan to much talking.“Uncle, Abil kan udah tidur nih, bisa kali diganggunya besok aja” ini sudah kali ketiga Sagara mencoba memberi saran kepada Radit, tapi tak ditanggapi apa pun oleh laki-laki tersebut. Bak angin berlalu, omongan Sagara tidak ada arganya di telinga Radit. Dengan niat jahilnya Radit masih saja menepuk-nepuk pipi Abil dengan tujuan supaya gadis itu terbangun dan menangis karena tidurnya terganggu. Sebagai seorang ayah, Daniel pun tidak bisa memberitahu Radit untuk tidak menganggu putrinya itu. Radit se
Menghabiskan waktu seharian dengan bermain-main cukup menguras tenaga Abil, walau pun ada beberapa insiden yang sepertinya menjadi memori yang menyebalkan. Kakinya dan tubuhnya terasa begitu sangat pegal. Alhasil sekarang Abil hanya bisa duduk terdiam seolah-olah raga sukmanya sedang beterbangan kesana kemari. Keadaan di mobil juga cukup tenang, hanya ada suara radio yang menemani perjalanan mereka. Galaksi memejamklan matanya dengan damai, Bagas menyumbat kedua telinganya dengan headphone, dan Gravity sedang fokus menyetir. Sagara meminta Gravity untuk membawa mobil terlebih dahulu dan membiarkan Sagara beristirahat sebelum ia kembali unuk menyetir sampai ke tujuan.“aaah bete. Masa Abil gak bisa karokean” Abil masih bisa melayangkan protes walau pun s
Potret keluarga yang menampilkan Daniel, Sagara dan Abil memenuhi seisi ruangan dengan berbagai macam pose dan gaya. Tapi sayangnya tidak terlihat potret yang mengabadikan momen pernikahan Daniel dan Kirana. Saat mengetahui kalau Kirana meninggalkan Daniel dan Abil yang baru berusia tujuh hari, Daniel telah memutuskan untuk tidak memajang foto dari wanita yang saat ini masih memenuhi ruang di hatinya itu. Bukan karena ia sudah melupakan atau pun membenci Kirana, Daniel hanya belum siap untuk bercerita kepada Abil. Ia takut kalau saat ia menceritakan kepada Abil kalau Kirana pergi meninnggalkan mereka disaat kulit Abil masih memerah.“masih bucin aja lo sama si medusa” Daniel menatap tak percaya keberadaan seseorang yang sangat ia kenal itu berada dihada
Berbeda dengan sebelumnya, sekarang Abil terlihat sangat bahagia dan seolah-olah kejadian tadi tidak pernah terjadi. Tapi anak itu tidak lepas dari tangan Gravity, kemana pun Gravity pergi Abil senantiasa mengikutinya. Sejak memasuki wahana rumah hantu ini Abil tidak henti-hentinya berteriak. Bukan berteriak ketakutan, melainkan kesenangan. Anak itu tidak ada takut-takutnya, setiap kali ada hantu yang muncul Abil akan dengan senang hati menghampirinya dan mengajak mereka bersalaman dengan alasan tak kenal maka tak sayang.“nanti ajak Abil ke rumah yang isinya pocong semua ya cong. Jangan malu-malu, nanti Abil bawain Pepsi” ucap Abil setelah mengajak salah satu pocong yang muncul untuk menghantui mereka. Pocong tersebut terlihat cukup terkejut melihat re