Abil mengintip dibalik kaca ruangan guru BK, ia melihat dengan jelas kalau Tante Erath, Mamahnya Galaksi dan Gravity sedang berusaha keras kepada wali kelas Abil, guru BK dan guru mata pelajaran yang saat itu memisahkan perkelahiannya. Abil tidak tahu pasti apa yang dibicarakan oleh Tante Earth. Tapi kalau Abil bisa menebak, Tante Earth pasti minta Gravity dan teman-temannya di skors karena mengeroyok putra mahkota seperti Galaksi. Aish klasik sekali, membuat Abil makin kesal saja.
“kalau lo penasaran masuk, jangan ngintip kaya orang mau maling” Abil mengubah raut wajahnya menjadi dingin sebelum menatap Galaksi dengan pasti
Abil menaikan sebelah alisnya dan memandang Galaksi dingin. Abil masih marah sama Galaksi, kalau Abil mau ngadu. Sudah apat di pastikan Galaksi merugi, diam-diam abagnya itu mematikan. Galaksi memandang Abil tanpa dosa, ia melihat hari ini Abil mengenakan bando berwarna ungu.
“Pas, warnanya cocok sama bando lo” Galaksi mengambil lengan abl dan memakaikan paksa cincin plastik berwarna ungu dijari manisnya
“woaah Abil di lamar?” ucap Abil dengan suara kaget juga matanya yang meloto, gadis itu senyum-senyum malu. Padahal beberapa detik yang lalu gadis itu bilang kaau dia marah tehadap Galaksi
Galaksi memukul pelan jari Abil. Apaan sekali pikiran dan mood gadis itu, bukankah sebelumnya ia menatap Galaksi dengan dingin dan sekarang tatapannya sudah berubah lagi. Menyeramkan sekali kalau harus menghadapi gadis dengan mood berubah-ubah seperti ini.
“Abil, eh maksudnya gue masih marah. Lagian Abil, enggak maksudnya gue gak suka cincin plastik kaya gitu, gue sukanya diamond” Galaksi melotot melihat Abil membuang cincin pemberiannya dan berjalan meninggalkannya mematung sendirian.
How dare you! Galaksi bermonolog didalam hatinya
*****
Abil menengok keblakang memastikan kalau Galaksi tidak mengikutinya. Abil kesal dengan dirinya sendiri, kenapa ia gampang sekali luluh hanya karena sesuatu berwarna ungu. Tapi jujur saja Abil masih dongkol karena perlakuan Galaksi, apalagi tamparannya. Abil sampai harus ke UKS dan memakai penutup luka, alasan apa coba nanti kepada Papahnya, apalagi di rumah ada Omah.
“Abil”
Abil melotot mendengar panggilan horor dari suara yang sangat ia kenal. Ia celingak-celinguk mencari tempat bersembunyi dan ia menemukan tong sampah tak jauh didepanya, ia bersembunyi dibaliknya.
Pak Irfan, guru pelajaran Gambar Teknik yang membuat Abil selalu lari dan was-was menggelengkan kepala melihat satu-satunya murid perempuan dijurusannya ini. Ia pikir ia sedang berhadapan dengan siapa? Pak Irfan memanggil Abil saat ia tak jaug di belakang Abil, otomatis ia melihat semua yang Abil lakukan, termasuk aksi Abil bersembunyi dibalik tong sampah.
“nanti sampaikan sama teman-teman kamu kalau Bapak akan telat satu jam pelajaran, kalian kerjakan dulu gambar selanjutnya. Dan Bapak juga mau lihat progres gambar kamu” ucapan dari Pak Irfan membuat Abil kaget sampai terjungkal kebelakang
Abil menengok melihat Pak Irfan dan menyuguhkan senyuman semanis mungkin, siapa tahu Pak Irfan luluh dan memberi Abil cash back 2 gambar saja. Kira-kira seperti itulah yang ada dalam pikiran Abil. Tapi sepertinya gagal, Pak Irfan berlalu dan tak tersentuh sedikit pun oleh trik yang Abil ciptakan. Abil menyerah, ia kembali melanjutkan perjalanan melelahkannya menuju kelas dan siap-siap untuk menghadapi kenyataan kalau Abil akan dapat sanksi karena tidak mengerjakan tugas
Gravity yang sedang asik bercengkrama dengan teman-temannya menghentikan tawa mereka sementara dan memperhatikan Abil dengan seksama. Gadis itu masiterlihat sama seperti tadi pagi. Gravity sekarang yakin kalau jawaban dari diamnya Abil karena Gambar Teknik, ia ingin sekali membantu Abil mengerjakan tugasnya, tapi ia juga cukup sibuk dengan jadwal pribadinya.
Gravity membuka handphonenya dan mencari nama seseorang, membuka fitur pesan dan mengetikan beberapa kata didalamnya. Ia menunggu sampai pesannya tierbalas, bahkan ketika layarnya mati Gravity langsung menyalakan handphonenya lagi. Gravity tersenyum mendapatkan balasan, ia segera mengetikan baalsannya dan kali ini kata yang dikirm jumlahnya jauh lebih banyak dari yang sebelumnya. Gravity menunggu dengan cemas jawaban yang akan diberikan lawan chatnya, dan ketika mendapatkan jawaban yang ia harapkan Gravity menghampiri Abil dengan senyuman mengembang dibibirnya.
“don’t worry little purple, you gonna go home” Gravity mengelus kepala Abil dengan penuh sayang
“gak bisa bahasa inggris” Gravity yang tadinya mengelus kepala Abil dengan sayang, kini ia menepuknya cukup keras
“awww, kalau Abil geger oak gimana?” Abil mendorong Gravity menjauh darinya
“Panggilan kepada SyAbila Key Alcantara, kelas X-TKR 1 untuk segera mendatangi sumber suara”
Abil melotot horor, apalagi ini? Jangan-jangan Galaksi juga melaporkan Abil karena menamparnya dan sekarang Abil akan dapat hukuman yang sama dengan Gravity? Abil menatap Gravity meminta perolongan tapi Gravity malah membalasnya dengan senyuman meyakinkan kalau semuanya akan indah pada waktunya, Abil jadi semakin tremor dibuatnya.
“little purple, lo bisa penuhi panggilan ini” Gravity mendorong Abil keluar kelas
“loh? Abil kenapa grav? Ngapain dipanggil segala dia?” Gravity hanya menjawab dengan menepuk bahu Arnold dua kali, dan berlalu duduk dibangku miliknya, membuat arnold kebingungan sendiri
“gak cewenya gak cowonya, emang aneh” Arnold heran melihat tingkah keduanya hari ini
Arnold bisa pastikan kalau hari ini adalah hari teraneh Abil, iya Arnold tahu kalau setiap hari Abil memang aneh. Tapi kali ini anehnya kuadrat, setelah pagi ini datang dengan muka pucat dan menyebabkan perkelahian sekarang setelah dapat panggilan Abil datang ke kelas dengan muka cerah seakan mendapatkan lotre satu juta dolar.
“kali ini Abil maafkan Gravity, love you Gravity. Bentar lagi Bang Gara jemput” Abil melemparkan flying kiss kepada Gravity dan membawa tasnya keluar kelas dengan segera.
Gravity tersenyum melihat reaksi Abil yang begitu senang ketika ia bisa melewatkan pelajaran horornya itu. Ah ingin sekali Gravity memeluknya, dan mencium sayang puncak kepalanya.
“ah Grav, kalau ada yang ketinggalan barang Abil yang ketinggalan, bawain ya. Love you part dua” Gravity menarik kembali perkataannya, ia hanya ingin menjitak kepala Abil saja. Tidak ada sayang-sayangan.
*****
Sagara memakirkan mobilnya tak jauh dari sekolah Abil, supaya adiknya itu tidak kesulitan menemukan mobilnya. Sagara mendapatkan kabar dari Gravity kalau Abil belum mengerjakan sepenuhnya tugas yang diberikan dan ia jadi kelimpungan sendiri makanya menyuruh Sagara agar menelphone pihak sekolah dan mengatakan kalau Abil ada jadwal untuk bertemu Psikiater. Dan Gravity juga memberi tahu Sagara kalau Omahnya sedang berkunjung dan kemungkinan menginap cukup lama dirumahnya.
Sagara memejamkan matanya, ia harus menyiapkan mental kalau Omahnya berada dirumah. Bukan karena Omahnya tak sayang pada Sagara, hanya saja Sagara merasa canggung karena sang Omah terlihat memberi jarak kepadanya. Padahal Sagara sudah berusaha untuk lebih dekat lagi dengan sang Omah, tapi sudah lah pada akhirnya upaya tidak akan pernah menghianati hasil.
“Abang udah lama nunggu? Maaf tadi Abil harus ngempesin ban mobil Galaksi dulu” Abil yang masuk dan tiba-tiba menceritakan alasannya terlambat membuat Sagara melotot tak percaya, kenapa begitu mudah terucapnya dari mulut Abil kalau ia baru saja membuat kempes ban mobil orang lain.
“kamu ngapain ngempesin ban mobil Marven?” Sagara membantu Abil memasang sabuk pengamannya
“kenapa semua orang manggil Galaksi Marven si?” Abil jadi kesal sendir, kenapa jadi ia sendirian yang memanggilnya Galaksi
“nama dia kan Marven, SyAbila” Sagara mulai menjalankan mobilnya ia membiarkan Abil berbicara, menceritakan semua kejadian hari ini termasuk perkelahian antara graviti dan Galaksi.
“masa Abil kena tampar Galaksi--- Awwww. Abang kenapa si” Abil kaget kenapa abangnya tiba-tiba mengerem, membuat Abil hampir terhuyung kedepan
Sagara memperhatikan wajah adiknya, kenapa ia baru sadar kalau Abil memakai penutup luka di buburnya. Ia mengusap pelan luka Abil penuh dengan hati-hati, ia menghela nafas menahan amarah. Tadinya Sagara ingin memberitahu Galaksi kalau mobilnya dibuat kempes oleh adiknya, tapi mendengar pernyataan dari adiknya ia rasa tidak perlu. Bukan karena Sagara dendam atau apa, ia hanya berpikir kalau tindakan Abil hanya bentuk perlawananya semata. Ah oke lah, katakan saja Sagara berpihak pada Abil, memang.
“I’m ok brother, I’m nice” Sagara mengerutkan keningnya bingung, dari mana adiknya ini belajar bahasa Inggris?
“kamu belajar dari mana bahasa Inggris?” Abil mencari sesuatu di handphonennya dan menunjukannya kepada Sagara
“LES BAHASA INGGRIS, CUKUP HANYA DENGAN 2 MINGGU. PD BERBAHASA INGGRIS”
Sagara menganga dibuatnya, jadi Abil les disana? Pantas saja, tertulis jelas disana PD berbahasa Inggris, PD tolong garis bawahi kata PDnya. Sagara lebih memilih menjalankan kembali mobilnya dan membawa Abil pulang untuk membantunya mengerjakan tugas yang tertinggal, jangan sampai kejadian membohongi pihak sekolah terulang lagi hanya karena ketidak pintaran dan ketidak cekatannya Abil, adik tersayang Sagara.
*****
Isi chat Sagara dan Gravity
[ Gravity Rajata ] Bang, sibuk gak? Gue minta tolong boleh?
[ Sagara Alcantara ] Gue otw pulang Grav, kenapa?
[ Gravity Rajata ] Adek lo ngadat nih moodnya. Dia ketinggalan tugas dan kayanya takut kena sempprot. Dari pagi tutup mulut terus, tolong telphone pihak sekolah bilang aja Abil ada jadwal konsultasi sama Psikiater biar dia bisa pulang dan nyusul tugasnya
[ Sagara Alcantara ] Soory, kalau adek gue bikin lo kerepotan. Gue langsung telphone pihak sekolah abis ini
[ Gravity Rajata ] Thanks bang
[ Sagara Alcantara ] Gue yang terimakasih Grav
Kalia menatap heran kedua cucunya yang sudah berada dirumah padahal inru jam makan siang. Apa lagi Abil yang datang dengan muka cemberutnya, bahkan ia hampir tidak memberikan salam kepadanya. Tapi gadis itu kembali turun dari tangga dan menghampiti Kalia yang sedang asik menonton tv sambil mengucapkan kata maaf dan membungkuk ala orang Jepang. Padahal Kalia sudah sering main ke rumah putra bungsunya ini, tapi tetap saja sikap Abil selalu memberikannya efek kejut yang menggelitik. Setidaknya, walaupun Abil sangat dimanjakan oleh Daniel dan Kalia tidak menyukai itu, Daniel menerapkan sopan santun yang sama dengan apa yang Ayahnya ajarkan kepada anak-anaknya.“adik kamu kenapa lagi itu Sagara?” melihat Sagara yang memasuki rumah membuat Kalia langsung menanyakan apa yang terjadi kepada Abil, yang dijawab oleh gelengan kepala ole
“gue beras lagi ada di Middle East deh kalau ngeliat lo” danish menarik masker yang dikenakan oleh Abil Gravity memberikan tatapan tajamnya kepada danish, seenak saja dia berani menyentuh sesuatu yang sudah Gravity tetapkan. Tapi kali ini danish tidak mengalah, boleh danis akui kalau visual Abil memang menarik, bahkan sangat menarik. Danish dan dede bahkan beberapa kali merasa terpukau dibuatnya, apalagi kalau Abil sudah mengenakan jilbab. Kalau kata Ramadan si, menyejukan hati. Abil melemparkan pensilnya kesal, sedari tadi Gravity tak henti-hentinya memandangi Abil dengan tatapan posesifnya. Dan kenapa pula ia harus menuruti perintah konyol Gravity? Papah dan Abangnya saja tidak masalah kalau Abil menggenakan celana pendek, kenapa Gravity malah kelewatan repot? Abil meniup poninya yang menghalangi pandangannya, ia m
Bagas tersenyum melihat kehadiran Gravity di arena balap, ia kira Gravity tidak akan datang. Bagas mengikuti jadwal pertandingan bola, dan Gravity biasanya akan absen kalau Real Madrid bermain demi menemani Abil menonton. Hari ini kalau Gravity memenangkan balapan keuntungan yang didapat cukup besar, penantangnya pun cukup dikenal dikalangan pergaulan mereka. Niga, salah satu alumni dari SMK Gravity yang sudah lama berkecimpung di dunia balap.“kenapa Grav? Muka kusut amat lo kaya keset bank” Gravity hanya ersenyum kecut mendengar basa-bais yang dilontarkan Bagas kepadanya“Grav ada yang nyariin elo nih” Graviy menaikan sebelah alisnya memberi kode siapa yang mencari dia“gak tau gue, tadi dia berdiri dipojok sana, nanyain Gravity nanti pakai motor warna apa? Aneh banget tuh orang, gak pernah ke tempat ini kayanya” orang tersebut menunjuk ujung jalan
Ini adalah hari minggu, hari dimana Abil akan menghabiskan seluruh waktunya dengan menonton tv. Ia bahkan sudah stand by didepan tv dari jam tujuh pagi, alasannya biar dia memenangkan perebutan remote dengan sang Papah. Abil menatap papahnya dengan tatapan puas, tidak adalagi siaran TVOne kalau remote ditangan Abil. Semuanya akan menonton acara infotaimen bersama Abil.“ey sudah bergaya saja, mau kemana kau?” Abil tidak bisa membendung rasa penasarannya melihat Sagara sudah rapi sekali, membuat Abil insecrue saja. Jangankan mandi, Abil gosok gigi saja belum“mau ke Gereja bareng Omah, kenapa?” Kalia muncul membuat Abil tersenyum jahil“nanti salam sama Ibu pendeta yang waktu itu bilang Abil imut ya Bang” ucapan yang keluar dari mulut Abil membuat semua orang bingung“itu Biarawati, bukan Ibu pendeta” jawaban dari Kalia membuat Abil b
“Paaah, Maaah. Liat deh, Abil negerecokin gambar gara terus, jadi gak selesai-selesai kan” adu gara kepada orang tuanya yang sedari tadi asik menonton tv“Abil bantuin bukan ngercokin” Abil membela dirinya“mana ada bantuin malah jadi acak-acakan begini” Sagara melempar kertas yang ia maksud kepada Abil“hey, Sagara gak boleh gitu sama adiknya” kirana menengahi pertengkaran kedua buah hatinya itu “Dan, bantuin dong. Ini anak lo kerjaannya ngerusuh mulu” protes kirana kepada Daniel yang sedari tadi hanya memperhatikan mereka“ini anak lo kerjaannya merusuh mulu” Abil menirukan omongan kirana dengan ciri khas anak kecil Sagara menutup mulut Abil dengan telapak tangannya, ia memberi peringatan lewat matanya kalau apa yang Abil lakukan itu tidak benar. Tapi Abil masih kecil, ia belum cukup pintar untuk mengerti kode
Mempunyai Papah yang sangat menyayanginya juga seorang Adik yang sungguh menggemaskan dan sangat menghormatinya saja sudah membuat Sagara bersyukurbukan main. Pasalanya ia adalah orang asing, senormal dan semurni apapun kasih sayang yang diberikan Daniel padanya tidak akan mengubah fakta kalau Sagara bukan anaknya. Melihat Abil dan Papahnya menghabiskan waktu semalaman membuat Sagara merasa bersalah kepada Abil. Mengingat Abil yang tidak pernah mengetahui bagaimana sosok Mamahnya. Kirana, semua anggota keluarga sepakat untuk tidak membawa nama itu kepermukaan apalgi menjadikannya topik pembicaraan sebelum Daniel sendiri yang mengatakannya terlebih dahulu. Dan sekarang setelah hampir 16 tahun Daniel sendiri yang mulai mengatakan fakta yang sebenarnya.“kamu ada kerjaan diluar Dan?” pertanyaan kalia membuat seisi meja makan men
“Abiiiil” Abil meringis lagi dan lagi. Semua teman-temannya kembali menertawakan Abil. Saat ini Abil sedang praktik membongkar dan merakit kembali Gardan atau Differential. Tapi ini sudah yang ketiga kalinya Abil masih saja tidak bisa merakitnya kembali, semua urutan yang Abil hafalkan ketika melihat teman-temannya praktik sekarang mendadak terbang bagaikan abu.Abil melempar kunci yang sedang ia genggam “semester depan Abil mau pindah jurusan aja”“heh, jangan main lempar-lempar aja. Itu punya sekolah” Pak Irfan memberi pelototan kepada Abil Abil memalingkan wajahnya malas. Rasanya Abil ingin protes saja kepada Papahnya, kenapa nama Abil dimulai dari huruf S? nomor urut absen Abil jadinya kedua dari belakang setelah dibawahnya ada Wahyu yang berawal dari huruf W. Gara-gara nomor absen Ab
Abil kecil berlarian mengelilingi taman mencari dimana Gravity kecil bersembunyi. Gadis kecil itu terlihat sangat lucu dengan gaun merah selutut yang ia kenangan, sangat kontras dengan kulitnya yang putih bersih. Rambut hitamnya dicepol rapih dengan poni yang menutupi keningnya membuat siapa saja pasti akan langsung jatuh cinta pada gadis kecil ini. “Graav, Abil cape ah. Mau duduk aja, ndak mau cari Grav lagi” Abil mendudukan dirinya ditengah-tengah taman tanpa memperdulikan pakaian yang akan kotor“sini aku bantu, jangan dudk disini kotor” Abil melihat uluran tangan dari seorang anak yang juga sedang bermain ditaman tersebut, dengan cepat Abil menggeleng keras “Abil gak mau berdiri kalau bukan Gravity yang bantu” Abil memalingkan wajahnya“aku Galaksi, adiknya Gravity. Jadi kamu udah bisa berdiri” Ga