Share

6. The Liar

Penulis: iamorennpurple
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-01 12:13:34

            Bagas tersenyum  melihat kehadiran Gravity di arena balap, ia kira Gravity tidak akan datang. Bagas mengikuti jadwal pertandingan bola, dan Gravity biasanya akan absen kalau Real Madrid bermain demi menemani Abil menonton. Hari ini kalau Gravity memenangkan balapan keuntungan yang didapat cukup besar, penantangnya pun cukup dikenal dikalangan pergaulan mereka. Niga, salah satu alumni dari SMK Gravity yang sudah lama berkecimpung di dunia balap.

“kenapa Grav? Muka kusut amat lo kaya keset bank” Gravity hanya ersenyum kecut mendengar basa-bais yang dilontarkan Bagas kepadanya

“Grav ada yang nyariin elo nih” Graviy menaikan sebelah alisnya memberi kode siapa yang mencari dia

“gak tau gue, tadi dia berdiri dipojok sana, nanyain Gravity nanti pakai motor warna apa? Aneh banget tuh orang, gak pernah ke tempat ini kayanya” orang tersebut menunjuk ujung jalan

            Gravity menyipitkan matanya memastikan kalau ia tidak salah mengenali orang. Itu Galaksi, dengan hoodie biru mudanya dan celana pendek selutut. Galaksi berdiri dibawah pohon sambil memandangi kedua motor yang berada digaris start. Gravity jadi semakin yakin kalau selama ini anak itu pura-pura tahu tentang hidup seperti apa yang Gravity jalani.

“ngapain lo disini?” Gravity tersenyum melihat Galaksi yang sepertinya kaget kalau posisinya diketahui Gravity.

“gue cuman mau mastiin kalau lo menang biar gue gak dijadiin babu sama orang” jawaban ketus dari mulut Galaksi membuat kening Gravity mengerut tak mengerti

“maksud lo?” kali ini giliran Galaksi yang memasang raut wajah heran

Gravity menggelengkan kepalanya, ia mencerna baik-baik apa yang dikatakan oleh adiknya itu “jadi, isi pesan lo sama Mamah itu beneran?” Gravity menanyakan kebernaran dibalik insiden tamparan sang Mamah

“lo pikir gue bakal mau gitu jauh-jauh kesini? Dih ngerepotin” Galaksi masih menjawabya dengan suara ketus khas dirinya

Gravity tersenyum sinis mendengar jawaban Galaksi “lo, kalau udah pinter dibidang akademis. Setidaknya jangan goblok masalah duniawi. Marven” penekanan kata Marven diakhir membuat raut wajah Galaksi berubah

“sekarang lo boleh pulang. Gue emang benci sama lo, tapi gue gak akan ngejual lo” Gravity mendorong Galaksi menjauh

            Bagas, dalang dari semua ini adalah anak tersebut. Ia benar-benar mengadu dombakan Gravity dengan Galaksi, dan bodohnya Galaksi mudah sekali ditipu. Gravity jadi prihatin dengan kebodohan adiknya itu. Gravity tidak bisa menuduhnya seenak jidat, ia bahkan tidak punya bukti apapun.

            Gravity akui, ia ikut andil dalam perubahan sikap Bagas kepadanya. Dulu anak itu tidak seperti ini, dia akan bersikap biasa saja. Paling ia hanya protes sesekali, tapi tidak sampai membuatnya bertengkar dengan Galaksi apalagi sampai menyebabkan Gravity ditampar sang Mamah didepan umum.

*****

Galaksi menutup wajahnya malu “lo mau ikut festival apa gimana?” ia berbisik kepada Abil yang hanya dijawab gelengan kepala oleh gadis itu

            Bagaimana tidak, Abil tampil sangat percaya diri dengan jumpsuit ungu diatas lutut dilengkapi dengan kaos berwarna ungu didalamnya, ia memakai sneakers berwarna ungu, mencepol asal rambutnnya dengan ikatan rambut warna ungu dan juga bando yang menjadi ciri khasnya berwarna ungu pula. Padahal semalam ia berkata kalau ia hanya akan memakai band barna biru dongker, tapi lihat kenyataannya.

“Abil tampil begini biar gampang dikenalin tau” tanpa mengurangi rasa percaya dirinya sedikit pun Abil memasang pose dihadapan Galaksi

“lo mau ngomong apa? Don’t waste my time, hurry up” Galaksi lebih memilih to the point dari pada harus berlama-lama dengan gadis aneh ini

“santai dulu aja, Abil mau serius ngomong soalnya” mengabaikan Galaksi Abil memanggil salah satu pelayan caffe  dan menyebutkan pesanannya “Galaksi mau apa?” Abil bertanya sambil mengedipkan matanya genit

“mau lo musnah dari pandangan gue” jawaban dingin Galaksi dijawab acungan jempol Abil

“oke Mbak, dua banana ice cream, dia yang bayar” Abil menunjukan raut wajah puas setelah melihat Galaksi yang memutar bola matanya kesal

            Setelah beberapa menit mereka habiskan dengan saling berdiam diri tanpa ada yang membuka suara terlebih dahulu, akhirnya pesanan Abil datang. Tanpa memperdulikan Galaksi, Abil memakan ice creamnya sendirian membuat Galaksi geram karenanya. Bisa-bisanya Galaksi terebak berdua bersama gadis itu.

            Tanpa sadar Galaksi memperhatikan wajah Abil dengan seksama. Wajah Abil yang bulat sangat cocok sekali dengan model rambutnya kali ini, apalgi kulit putih bersihnya membuat ia selalu terlihat pas mengenakan baju warna apapun. Pipi tembemnya membuat Abil semakin kelihatan imut, apalgi kedua bola matanya yang berwarna hitam pekat membuat siapa pun laki-laki terpikat dibuatnya.

            Galaksi menghela nafas kesal, pantas saja Gravity menyayangi dan melindungi Abil setengah mati. Wong, gadis yang dilindunginya ini cantik rupawan seperti ini. Apalagi melihat interaksi diantara keduanya yang begitu dekat semakin membuat Galaksi dongkol, ia jadi berpikiran negatif kan. Tidak mungkin Abil dan Gravity tidak berada dalam satu  hubungan yang spesial.

“udah?” Galaksi menaikan sebelah alisnya mendengar pertanyaan Abil

“udah apa?” Galaksi sebisa mungkin menahan senyumannya ketika melihat Abil yang menunjukan ekspresi bingungnya

Ah sial, kenapa Key mendadak semenggemaskan ini? Percayalah, ini adalah suara hati Galaksi

“maaf lah, kemarin Galaksi nampar Abil. Harus minta maaf lah, cepetan Abil tungguin” waw, ucapan yang keluar dari mulut Abil hampir saja membuat Galaksi tertawa

“gue gak biasa mengucapkan kata maaf. Kalau lo mau, lo lo bisa minta maaf sama gue dan gue bisa menerima permintaan maaf lo” Galaksi tersenyum sinis

Abil mengembuskan nafasnya kesal “kemarin Gravity, Dede sama Danis kan udah minta maaf. Tapi Abil gak ngeliat Galaksi minta maaf juga sama mereka?” raut wajah Abil berubah menjadi serius

            Galaksi tahu kalau Abil menyaksikan semuanya ketika Mamahnya memaksa Gravity dan temannya meminta maaf kepada Galaksi dan memaksa pihak sekolah memberikan skors terhadap mereka. Apalagi melihat perubahan wajah Abil Galaksi rasa kalau anak itu marah karena Mamahnya membua temannya di skors.

“gue yang dikeroyok” Galaksi menjawabnya dengan sederhana, ia penasaran mendengar tanggapan Abil tentang jawabannya

“ini tuh salah Tante Earth tau gak” ini bukan oertanyaan, ini pernyataan dari Abil untuk Mamahnya

“dari kecil, Galaksi tuh seneng banget gangguin orang-orang yang ada disekeliling Grav, termasuk Abil. Galaksi sering bikin mainan mereka rusak terus Galaksi dipukul, akhirnya yang kena marah Gravity. Tante Earth bilang Grav gak bisa jagain Galaksi” penjelasan panjang lebar dari Abil masih sulit dicerna oleh Galaksi. Galaksi masih tidak tahu kemana Abil membawa arah pembicaraan ini.

“Tante Earh itu menjauhkan Galaksi dari masalah” Abil menjeda perkataannya

“maksud lo?”

“Wooah” Abil memalingkan wajahnya geram

“Galaksi pernah bertanggung jawab atas apa yang Galaksi perbuat?” Abil memperpendek jaraknya dengan Galaksi

“setiap Galaksi melakukan kesalahan, Tante Earth dengan sigap membuat masalah itu jauh. Akhirnya ya kaya gini, berucap maaf saja sulit” menekan kata maaf, Abil menjauhkan kembali wajahnya dari Galaksi

“kasih sang yang benar dari orang tua itu adalah mengenalkan anak dengan masalah. Kasih mereka paham kalau masalah yang mereka perbuat itu berakhibat seperti apa, sikap seperti apa yang harus mereka punya ketika menghadapi masalah. Bukannya malah dijauhkan”

            Ucapan-ucapan Abil sungguh menikam Galaksi tepat di ulu hatinya. Ia tidak menyangka kalau gadis manja yang masih suka minta digendong Papahnya itu sedewasa ini pikirannya. Bahkan jauh lebih dewasa dibandingkan dengan Gravity sendiri.

“gimana udah cukup menikam? Kalau udah Abil mau pamit pulang, dan makasih ya buat traktirannya” Galaksi tidak menjawab Abil, ia hanya bisa memandangi gadis itu hingga ia hilang dibalik pintu

            Setiap kalimat yang Abil ucapkan kepada Galaksi kini berputar dikepalanya terus menerus. Membuat Galaksi meragukan kembali kasih sayang Earth terhadapnya. Kalau memang cara Earth mendidik Galaksi adalah salah, maka yang benar adalah Earth yang membiarkan Gravity menhadapi dunia ini diatas kakinya sendiri.

            Apakah ini kekalahan ke-tiga bagi Galaksi? Kalau iya, selama ini berarti Galaksi dibodhi oleh semesta. Ia pikir ia menang, Earth berada disisinya. Bahkan keluarga besar dari mendiang Ayahnya pun berihak kepada Galaksi. Galaksi tak percaya dengan kenyataan kalau ia masih kalah dari Gravity diatas semua ini?

“kasih sayang seorang ibu?” Galaksi tertawa mendengar pertanyaan dari mulutnya sendiri

“Key, lu bahkan gak pernah tau seperti apa Mamah lo. Dan lo berani membuat gue goyah dengan semua buala lo itu? It’s a dark joke?” Gravity membuang mukanya

Bab terkait

  • TRAPEZOID   7. The Different between Us

    Ini adalah hari minggu, hari dimana Abil akan menghabiskan seluruh waktunya dengan menonton tv. Ia bahkan sudah stand by didepan tv dari jam tujuh pagi, alasannya biar dia memenangkan perebutan remote dengan sang Papah. Abil menatap papahnya dengan tatapan puas, tidak adalagi siaran TVOne kalau remote ditangan Abil. Semuanya akan menonton acara infotaimen bersama Abil.“ey sudah bergaya saja, mau kemana kau?” Abil tidak bisa membendung rasa penasarannya melihat Sagara sudah rapi sekali, membuat Abil insecrue saja. Jangankan mandi, Abil gosok gigi saja belum“mau ke Gereja bareng Omah, kenapa?” Kalia muncul membuat Abil tersenyum jahil“nanti salam sama Ibu pendeta yang waktu itu bilang Abil imut ya Bang” ucapan yang keluar dari mulut Abil membuat semua orang bingung“itu Biarawati, bukan Ibu pendeta” jawaban dari Kalia membuat Abil b

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-02
  • TRAPEZOID   8. What If

    “Paaah, Maaah. Liat deh, Abil negerecokin gambar gara terus, jadi gak selesai-selesai kan” adu gara kepada orang tuanya yang sedari tadi asik menonton tv“Abil bantuin bukan ngercokin” Abil membela dirinya“mana ada bantuin malah jadi acak-acakan begini” Sagara melempar kertas yang ia maksud kepada Abil“hey, Sagara gak boleh gitu sama adiknya” kirana menengahi pertengkaran kedua buah hatinya itu “Dan, bantuin dong. Ini anak lo kerjaannya ngerusuh mulu” protes kirana kepada Daniel yang sedari tadi hanya memperhatikan mereka“ini anak lo kerjaannya merusuh mulu” Abil menirukan omongan kirana dengan ciri khas anak kecil Sagara menutup mulut Abil dengan telapak tangannya, ia memberi peringatan lewat matanya kalau apa yang Abil lakukan itu tidak benar. Tapi Abil masih kecil, ia belum cukup pintar untuk mengerti kode

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-03
  • TRAPEZOID   9. Kilas Balik

    Mempunyai Papah yang sangat menyayanginya juga seorang Adik yang sungguh menggemaskan dan sangat menghormatinya saja sudah membuat Sagara bersyukurbukan main. Pasalanya ia adalah orang asing, senormal dan semurni apapun kasih sayang yang diberikan Daniel padanya tidak akan mengubah fakta kalau Sagara bukan anaknya. Melihat Abil dan Papahnya menghabiskan waktu semalaman membuat Sagara merasa bersalah kepada Abil. Mengingat Abil yang tidak pernah mengetahui bagaimana sosok Mamahnya. Kirana, semua anggota keluarga sepakat untuk tidak membawa nama itu kepermukaan apalgi menjadikannya topik pembicaraan sebelum Daniel sendiri yang mengatakannya terlebih dahulu. Dan sekarang setelah hampir 16 tahun Daniel sendiri yang mulai mengatakan fakta yang sebenarnya.“kamu ada kerjaan diluar Dan?” pertanyaan kalia membuat seisi meja makan men

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-04
  • TRAPEZOID   10. Monodrama

    “Abiiiil” Abil meringis lagi dan lagi. Semua teman-temannya kembali menertawakan Abil. Saat ini Abil sedang praktik membongkar dan merakit kembali Gardan atau Differential. Tapi ini sudah yang ketiga kalinya Abil masih saja tidak bisa merakitnya kembali, semua urutan yang Abil hafalkan ketika melihat teman-temannya praktik sekarang mendadak terbang bagaikan abu.Abil melempar kunci yang sedang ia genggam “semester depan Abil mau pindah jurusan aja”“heh, jangan main lempar-lempar aja. Itu punya sekolah” Pak Irfan memberi pelototan kepada Abil Abil memalingkan wajahnya malas. Rasanya Abil ingin protes saja kepada Papahnya, kenapa nama Abil dimulai dari huruf S? nomor urut absen Abil jadinya kedua dari belakang setelah dibawahnya ada Wahyu yang berawal dari huruf W. Gara-gara nomor absen Ab

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-05
  • TRAPEZOID   11. The Frist Story

    Abil kecil berlarian mengelilingi taman mencari dimana Gravity kecil bersembunyi. Gadis kecil itu terlihat sangat lucu dengan gaun merah selutut yang ia kenangan, sangat kontras dengan kulitnya yang putih bersih. Rambut hitamnya dicepol rapih dengan poni yang menutupi keningnya membuat siapa saja pasti akan langsung jatuh cinta pada gadis kecil ini. “Graav, Abil cape ah. Mau duduk aja, ndak mau cari Grav lagi” Abil mendudukan dirinya ditengah-tengah taman tanpa memperdulikan pakaian yang akan kotor“sini aku bantu, jangan dudk disini kotor” Abil melihat uluran tangan dari seorang anak yang juga sedang bermain ditaman tersebut, dengan cepat Abil menggeleng keras “Abil gak mau berdiri kalau bukan Gravity yang bantu” Abil memalingkan wajahnya“aku Galaksi, adiknya Gravity. Jadi kamu udah bisa berdiri” Ga

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-06
  • TRAPEZOID   12. Brotherhood

    Disclaimer : it’s gonna be a special part for G&GTernyata, selain jago di arena balap Gravity juga sangat bisa diandalkan dalam urusan masak-memasak. Bahkan masih ada beberapa hal lagi yang membuat Galaksi terkesan pada Gravity. Bagaimana tidak, Gravity memasakan Galaksi bubur dan juga menyiapkan keperluan untuk membersihkan diri Galaksi.Dengan telaten Gravity menyuapi Galaksi, walaupun anak itu masih kukuh menolak dan mengkalim kalau dirinya bisa makan sendir, tapi Gravity menulikan telinganya. Kali ini Galaksi tidak jauh berbeda dari Abil yang sedang sakit.Banyak sekali rengekan yang keluar dari bibir adiknya itu. Buburnya kurang asin, kepanasan, harus pake kerupuk lah, kecap lah. Kalau Galaksi berpikir dengan seperti itu Gravity akan mundur dan membiarkannya makan sendiri, Galaksi salah. Rengekan yang keluar dari mulut Abil lebih dari ini, Gravity sudah terbiasa akan hal tersebut.Setelah memaksal Gala

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-07
  • TRAPEZOID   13. Film Dokumenter

    Jam dinding dikamar milik Galaksi sudah menunjukan pukul dua dini hari, tapi ia masih belum tertidur barang lima belas menit pun. Rasa pusing yang semula menyerang kepalanya kini berkembak biak, bukan hanya nafasnya yang semakin sesak, tapi sekujur tubuhnya pun mengalami sakit. Semakin ia abaikan, rasa sakitnya semakin menjadi-jadi. Seingat Galaksi, ia tidak pernah mempunyai riwayat penyakit yang akan menyebabkanya sesakit ini. Mentok-mentok ia tifus diakhir taun, itu pun tidak separah ini. Seluruh badannya ngilu-ngilu, bahkan keringat dingin membanjiri badannya. Ingin sekali Galaksi meminta bantuan Mamahnya, tapi Earth tidak ada dirumah. Earth bilang kalau dia harus menyelesaikan pekerjaannya, dan kemungkinan pulangnya dipagi hari. Meminta bantuan Gravity? Tidak, lebih b

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-08
  • TRAPEZOID   14. dibalik nama Galaksi

    Gravity menghela nafas terlebih dahulu mempersiapkan diri untuk memasuki club malam yang biasanya ia kunjungi bersama Bagas. Sebenarnya Gravity sudah hampir enam bukan ia tidak lagi menginjakan kakinya ditempat ini dan sekarang Gravity kembali untuk menjemput Bagas. Kalau mengingat perlakuan Bagas terhadapnya beberapa hari terakhir ini sungguh membuat Gravity marah. Tapi, ia juga tidak bisa dengan tega membiarkannya kesulitan. Apalagi setahu Gravity, orang tua Bagas cukup disiplin. Mengetahui Bagas yang berkecimpung di dunia balap saja sudah membuat orang tuanya marah besar apalagi melihat kondisi Bagas yang pulang dengan keadaan mabuk. Bukan maksud Gravity menyembunyikan sifat atau kelakuan Bagas yang bisa dibilang tidak baik, hanya saja Gravity percaya kalau suatu saat,

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-10

Bab terbaru

  • TRAPEZOID   40. The Reasons Why

    Gravity membuka matanya, tatapannya kosong. Setelah merasa kalau Abil sudah meninggalkan ruangan ini ia baru berani untuk membuka matanya. Dan sialnya, apakah harus terus-terusan langit-langit polos ini lagi yang menjadi pemandangan pertama untuk Gravity lihat? Jujur saja, ia sudah sadar dari saat Abil mulai bernyanyi. Bahkan ia dapat mendengar jelas semua keluh kesah gadis itu, termasuk oercakapan Abil dengan Mamahnya. Bagaiamana gadis itu mencoba membujuk Earth untuk membawa Gravity ikut serta, dan bagaimana Earth dengan tanpa pikir panjang menolaknya. Ini bukan oertama kalinya Gravity diperlakukan demikian, ia sudah tidak perlu lagi khawatir atau pun merasa sakit hati seperti saat ini. Penolakan adalah hal yang selalu ia dapatkan. Jangankan ketika Gravity meminta

  • TRAPEZOID   39. Someone Someone's

    Ternyata, menunggu seseorang untuk sadar sepenuhnya dari pengaruh alkohol bukan perkara yang mudah. Hampir satu jam lamanya Abil senantiasa menunggu Gravity untuk terbangun dari tidur panjangnya. Mati-matian Abil menahan dirinya untuk tidak melempar Gravity dengan tepung terigu yang kemarin Abil gunakan untuk membuat cireng yang gagal. Kalau saja menenggelamkan orang ke teluk alaska adalah perbuatan terpuji, maka saat ini Abil mungkin sudah dapat piala oscar. Hati Abil terus meneriakan kata umpatan untuk gracity karena tak kunjung sadar. Ia ingin segera bertanya kepada Gravity kenapa anak itu tidak meracau semalam padahal Gravity berada dibawah pengaruh alkohol.“kalau Abil nusuk-nusuk jari Gravity pake jarum, Abil dapat pahala gak yah?” ucap Abil dengan lesu

  • TRAPEZOID   38. Pelarian

    “ini anak siapa anjir? Kenapa datang ke klub pake baju tidur?” Abil semakin menyembunyikan dirinya dibalik punggung Sagara. Kalau bukan karena ia dapat panggilan dari seseorang yang mengatakan kalau Gravity mabuk berat, Abil ogah deh harus keluar malam-malam begini.“kamu tunggu di mobil aja gih. Abang sendirian aja, dari pada kamu diliatin banyak orang” ini sudah kesekian kalinya Sagara meyakinkan Abil supaya mau menunggu dimobil, dan membiarkan Sagara saja yang turun tangan. Bukannya menurut, Abil malah melangkah maju kedepan. Ia mengibaskan rambutnya kebelakan dan mencepol rambutnya asal-asalan. Abil berjalan mendahului Sagara dengan percaya dirinya, berbeda dengan sebelumnya. Sudah terlanjur menjadi pusat perhatian sejak dari park

  • TRAPEZOID   37. Fakta Terbaru

    Hawa yang Gravity rasakan saat pertama kali adalah ketegangan. Dapat ia lihat dengan jelas sorot mata memerah milik adiknya memandang Mamahnya dengan penuh tanya. Galaksi menghempaskan tangan Earth ketika wanita setengah baya itu mencoba meraih pergelangan tangan milik anak bungsunya.“Sayang, dengerin penjelasan Mamah dulu. Mamah punya alasan kenapa Mamah sembunyiin fakta ini. Selama ini juga Mamah mencoba mencari waktu yang tepat untuk membicarakan hal ini sama kamu” Gravity memalingkan wajahnya ketika melihat Earth yang begitu ketakutan melihat Galaksi yang marah kepadanya. Ia tidak pernah mendapatkan tatapan penuh ketakutan seperti itu dari Mamahnya. Bahkan ketika Gravity memilih untuk meninggalkan rumah berhari-hari, Earth tidak pernah sekhawatir itu.“but it’s hurting me more. Ini tentang kes

  • TRAPEZOID   36. Uncle and His Niece

    “uncle, kalo nanti Abil jadian sama Diva gimana?” Radit yang sedang minum langsung tersedak seketika mendengar pertanyaan dari Abil. Ia memandang Abil dengan wajah kagetnya. Tapi Abil membalas tatapan Radit dengan wajah tak mengerti.“kenapa?” tanya Abil“kenapa kata lo? Heh, yang bener aja lu. Abil kan udah nenek-nenek, anak uncle masih perjaka ting-ting” jawba Radit sedikit menahan rasa kesalnyaPlak, Daniel memukul kepala belakang Radit menggunakan majalah yang ia bawa “nih, kemarin Papah dapat majalah yang covernya Isco” Daniel memberikan majalah yang tadi ia gunakan untuk memukul kepala Radit kepada Abil. Ia mengabaikan Radit yang sudah terlihat seperti ingin menikamnya. Radit memandang Sagara dengan kode meminta bantuannya tapi hanya dibalas gelengan kepala oleh a

  • TRAPEZOID   35. Meet The Uncle

    Bertemu dengan seorang Radit Rahrja di situasi seperti ini sangat tidak menguntungkan bagi Sagara. Laki-laki yang akrab disapan dengan panggilan Uncle tersebut mempunyai sifat seperti Abil, sama-sama hyperaktive dan to much talking.“Uncle, Abil kan udah tidur nih, bisa kali diganggunya besok aja” ini sudah kali ketiga Sagara mencoba memberi saran kepada Radit, tapi tak ditanggapi apa pun oleh laki-laki tersebut. Bak angin berlalu, omongan Sagara tidak ada arganya di telinga Radit. Dengan niat jahilnya Radit masih saja menepuk-nepuk pipi Abil dengan tujuan supaya gadis itu terbangun dan menangis karena tidurnya terganggu. Sebagai seorang ayah, Daniel pun tidak bisa memberitahu Radit untuk tidak menganggu putrinya itu. Radit se

  • TRAPEZOID   34. Perjalanan Pulang

    Menghabiskan waktu seharian dengan bermain-main cukup menguras tenaga Abil, walau pun ada beberapa insiden yang sepertinya menjadi memori yang menyebalkan. Kakinya dan tubuhnya terasa begitu sangat pegal. Alhasil sekarang Abil hanya bisa duduk terdiam seolah-olah raga sukmanya sedang beterbangan kesana kemari. Keadaan di mobil juga cukup tenang, hanya ada suara radio yang menemani perjalanan mereka. Galaksi memejamklan matanya dengan damai, Bagas menyumbat kedua telinganya dengan headphone, dan Gravity sedang fokus menyetir. Sagara meminta Gravity untuk membawa mobil terlebih dahulu dan membiarkan Sagara beristirahat sebelum ia kembali unuk menyetir sampai ke tujuan.“aaah bete. Masa Abil gak bisa karokean” Abil masih bisa melayangkan protes walau pun s

  • TRAPEZOID   33. Tamu tak di undang

    Potret keluarga yang menampilkan Daniel, Sagara dan Abil memenuhi seisi ruangan dengan berbagai macam pose dan gaya. Tapi sayangnya tidak terlihat potret yang mengabadikan momen pernikahan Daniel dan Kirana. Saat mengetahui kalau Kirana meninggalkan Daniel dan Abil yang baru berusia tujuh hari, Daniel telah memutuskan untuk tidak memajang foto dari wanita yang saat ini masih memenuhi ruang di hatinya itu. Bukan karena ia sudah melupakan atau pun membenci Kirana, Daniel hanya belum siap untuk bercerita kepada Abil. Ia takut kalau saat ia menceritakan kepada Abil kalau Kirana pergi meninnggalkan mereka disaat kulit Abil masih memerah.“masih bucin aja lo sama si medusa” Daniel menatap tak percaya keberadaan seseorang yang sangat ia kenal itu berada dihada

  • TRAPEZOID   32. Rumah Hantu

    Berbeda dengan sebelumnya, sekarang Abil terlihat sangat bahagia dan seolah-olah kejadian tadi tidak pernah terjadi. Tapi anak itu tidak lepas dari tangan Gravity, kemana pun Gravity pergi Abil senantiasa mengikutinya. Sejak memasuki wahana rumah hantu ini Abil tidak henti-hentinya berteriak. Bukan berteriak ketakutan, melainkan kesenangan. Anak itu tidak ada takut-takutnya, setiap kali ada hantu yang muncul Abil akan dengan senang hati menghampirinya dan mengajak mereka bersalaman dengan alasan tak kenal maka tak sayang.“nanti ajak Abil ke rumah yang isinya pocong semua ya cong. Jangan malu-malu, nanti Abil bawain Pepsi” ucap Abil setelah mengajak salah satu pocong yang muncul untuk menghantui mereka. Pocong tersebut terlihat cukup terkejut melihat re

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status