Disclaimer : it’s gonna be a special part for G&G
Ternyata, selain jago di arena balap Gravity juga sangat bisa diandalkan dalam urusan masak-memasak. Bahkan masih ada beberapa hal lagi yang membuat Galaksi terkesan pada Gravity. Bagaimana tidak, Gravity memasakan Galaksi bubur dan juga menyiapkan keperluan untuk membersihkan diri Galaksi.
Dengan telaten Gravity menyuapi Galaksi, walaupun anak itu masih kukuh menolak dan mengkalim kalau dirinya bisa makan sendir, tapi Gravity menulikan telinganya. Kali ini Galaksi tidak jauh berbeda dari Abil yang sedang sakit.
Banyak sekali rengekan yang keluar dari bibir adiknya itu. Buburnya kurang asin, kepanasan, harus pake kerupuk lah, kecap lah. Kalau Galaksi berpikir dengan seperti itu Gravity akan mundur dan membiarkannya makan sendiri, Galaksi salah. Rengekan yang keluar dari mulut Abil lebih dari ini, Gravity sudah terbiasa akan hal tersebut.
Setelah memaksal Gala
Jam dinding dikamar milik Galaksi sudah menunjukan pukul dua dini hari, tapi ia masih belum tertidur barang lima belas menit pun. Rasa pusing yang semula menyerang kepalanya kini berkembak biak, bukan hanya nafasnya yang semakin sesak, tapi sekujur tubuhnya pun mengalami sakit. Semakin ia abaikan, rasa sakitnya semakin menjadi-jadi. Seingat Galaksi, ia tidak pernah mempunyai riwayat penyakit yang akan menyebabkanya sesakit ini. Mentok-mentok ia tifus diakhir taun, itu pun tidak separah ini. Seluruh badannya ngilu-ngilu, bahkan keringat dingin membanjiri badannya. Ingin sekali Galaksi meminta bantuan Mamahnya, tapi Earth tidak ada dirumah. Earth bilang kalau dia harus menyelesaikan pekerjaannya, dan kemungkinan pulangnya dipagi hari. Meminta bantuan Gravity? Tidak, lebih b
Gravity menghela nafas terlebih dahulu mempersiapkan diri untuk memasuki club malam yang biasanya ia kunjungi bersama Bagas. Sebenarnya Gravity sudah hampir enam bukan ia tidak lagi menginjakan kakinya ditempat ini dan sekarang Gravity kembali untuk menjemput Bagas. Kalau mengingat perlakuan Bagas terhadapnya beberapa hari terakhir ini sungguh membuat Gravity marah. Tapi, ia juga tidak bisa dengan tega membiarkannya kesulitan. Apalagi setahu Gravity, orang tua Bagas cukup disiplin. Mengetahui Bagas yang berkecimpung di dunia balap saja sudah membuat orang tuanya marah besar apalagi melihat kondisi Bagas yang pulang dengan keadaan mabuk. Bukan maksud Gravity menyembunyikan sifat atau kelakuan Bagas yang bisa dibilang tidak baik, hanya saja Gravity percaya kalau suatu saat,
Akhirnya Gravity bisa membawa Bagas ke kamar hotel setelah perjuangan yang menyebabkan bahunya kesemutan. Bagas tidak ada henti-hentinya meracau, Gravity bahkan menjadi pusat perhatian orang karena suara Bagas yang cukup keras. Ia membanting tubuh Bagas ke atas kasur, membuka sepatu yang dikenakannya dan juga melepaskan ikat pinggangnya. Ia tidak ingin kalau hal tersebut akan menganggu tidur Bagas.“Graav” Gravity memutar bola matanya malas mendengar panggilan dari Bagas“Graav, lo masih disni kan?” Gravity hanya menajwab pertanyaan Bagas dengan anggukan kepala saja, walau pun ia tahu kalau Bagas tidak akan melihatnya“Graav? Lo gak akan ninggalin gue demi si Abil lagi kan?” ucapan dari Bagas kali ini sukses membuat Gravity menghentikan aktivitasnya“lo tahu seberapa tersiksanya gue? Hah?” oke, sepertnya Gravity hanya perlu mendengarkan racau
Sinar matahari menyeruak masuk menembus jendela kamar hotel. Tapi walaupun begitu Gravity masih asik terlelap dipelukan Bagas padahal handphone Bagas sedari tadi terus berdering tapi hal itu tidak membuat mereka terusik, Gravity malah semakin meneggelamkan wajahnya dibalik badan Bagas, membuat Bagas semakin memper erat pelukannya. Bagas adalah orang pertama yang membuka matanya, ia tersenyum melihat Gravity yang terdur dipelukannya bak putri tidur. Rasa kesal da cembutu yang beberapa hari belakang ini terus membuatnya merasa tak nyaman kini hilang entah kemana setelah kejadian semalam, tidak maksud Bagas adalah kejadian pagi tadi. Mereka terpaksa harus bolos sekolah karena jam sudah hampir menunjukan pukul sebelas siang yang artinya mereka sudah terlambat hampir lima ja
Abil memasuki rumahnya dengan raut wajah bahagia, bahkan senyuman manis tak luntur dari wajahnya membuat Sagara yang sedang menonton tv terheran melihat kelakuan adiknya itu. Sagara jadi penasaran hal apa yang terjadi diantara Abil dan Galaksi. Pasalnya, setau Sagara hubungan Abil dengan marven tidak terlalu bagus. Dari pada akur mereka lebih sering bertengkar dan berselisih, maka dari itu Sagara khawatir dan penasaran dalam waktu yang bersamaan. Setelah selang beberapa menit, akhirnya Abil kembali keluar dengan pakaian santai khas dirinya. Ia memakai jumpsuit berwarna lilac selutut dan kaus hitam croptee yang semakin membuatnya menawan, Abil juga mencepol rambutnya asal. Seperti biasa, tentunya anak itu tidak lepas dari warna ungu, begitupun pula dengan sneakersnya. Sagara dapat melihat dengan jelas kalau Abil tersenyum setelah meliha
Prosopagnosia atau face blindness bisa disebabkan oleh kelainan genetik atau masalah pada otak yang berfungsi untuk mendeteksi dan mengingat wajah. Penderita kondisi ini umumnya akan sulit mengenal dan membedakan wajah orang lain, baik yang belum atau sudah dikenalnya. Galaksi tidak dapat mengenali wajah seseorang dengan baik. Maka dari itu, orang-orang disekitarnya memakai sesuatu yang sama secara terus menerus. Contohnya, untuk mengetahui identitas sang Mamah, Earth selalu mengenakan kalung berliontin serigala supaya anak bungsunya itu bisa mengenalinya. Abil selalu memakai bando, Gravity dengan tindiknya dan bagas dengan band captain di lengan kanannya sebagai ciri identittasnya didepan Galaksi. Alasan Galaksi sealalu menunduk adalah karena dia tidak bisa mengenali orang-orang disekitarnya. Ia tidak suka film mau pun olahra
“Life doesn’t allow us to go back and fix what we have done wrong in the past, but it does allow for us to live each day better than our last” Semua orang yang berada di ruangan besar tersebut bertepuk tangan dengan meriah setelah melihat penampilan memukai dari kontestan termuda di lomba kali ini. Para juri bahkan memberikan standing aplouse melihat kemampuan yang sangat brilian dari Marven Galaksi Prakasa, di usianya yang masih sangat muda tapi keterampilannya sungguh luar biasa. Galaksi tersenyum melihat reaksi yang diberikan orang-orang di ruangan besar ini. Ayahnya berada diantara ratusan orang yang sedang bertepuk tangan itu. Ia membayangkan senyuman bangga yang akan diberikan Ayahnya, pelukan dan juga ucapan selamat
WARNING : ini spesial part Galaksi,Gravity sama Abil. enjoy the read Selalu seperti ini, setelah ia tidak bisa melihat dengan jelas semua orang disekitarnya. Ia pasti akan terbangun di ruangan serba putih dengan bau-bauan khas dan juga seragam pasien. Galaksi menghitung dalam hatinya, enam, ini kali ke enam ia mengalami hal serupa. Tertidur dan bangun distiuasi yang sama seperti sekarang. To be honnest, Galaksi sudah cukup muak dengan kondisinya yang sekarang karena terus-terusan harus berurusan dengan dokter dan Psikiater. Setelah kejadian beberapa tahun lalu yang menimpanya, ia terbangun dengan kondisi seperti saat ini. Tidak bisa mengenali wajah seserorang. Kesedihan Galaksi tidak berakhir sampai disana, ia bahkan dipaksa menerima kabar ka