Beranda / Fiksi Remaja / TRAPEZOID / 15. Bagas Adji Frasta

Share

15. Bagas Adji Frasta

Penulis: iamorennpurple
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

            Akhirnya Gravity bisa membawa Bagas ke kamar hotel setelah perjuangan yang menyebabkan bahunya kesemutan. Bagas tidak ada henti-hentinya meracau, Gravity bahkan menjadi pusat perhatian orang karena suara Bagas yang cukup keras. Ia membanting tubuh Bagas ke atas kasur, membuka sepatu yang dikenakannya dan juga melepaskan ikat pinggangnya. Ia tidak ingin kalau hal tersebut akan menganggu tidur Bagas.

“Graav” Gravity memutar bola matanya malas mendengar panggilan dari Bagas

“Graav, lo masih disni kan?” Gravity hanya menajwab pertanyaan Bagas dengan anggukan kepala saja, walau pun ia tahu kalau Bagas tidak akan melihatnya

“Graav? Lo gak akan ninggalin gue demi si Abil lagi kan?” ucapan dari Bagas kali ini sukses membuat Gravity menghentikan aktivitasnya

“lo tahu seberapa tersiksanya gue? Hah?” oke, sepertnya Gravity hanya perlu mendengarkan racau

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • TRAPEZOID   17. Gosok Gigi

    Sinar matahari menyeruak masuk menembus jendela kamar hotel. Tapi walaupun begitu Gravity masih asik terlelap dipelukan Bagas padahal handphone Bagas sedari tadi terus berdering tapi hal itu tidak membuat mereka terusik, Gravity malah semakin meneggelamkan wajahnya dibalik badan Bagas, membuat Bagas semakin memper erat pelukannya. Bagas adalah orang pertama yang membuka matanya, ia tersenyum melihat Gravity yang terdur dipelukannya bak putri tidur. Rasa kesal da cembutu yang beberapa hari belakang ini terus membuatnya merasa tak nyaman kini hilang entah kemana setelah kejadian semalam, tidak maksud Bagas adalah kejadian pagi tadi. Mereka terpaksa harus bolos sekolah karena jam sudah hampir menunjukan pukul sebelas siang yang artinya mereka sudah terlambat hampir lima ja

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • TRAPEZOID   18. Let Me Hear You Say

    Abil memasuki rumahnya dengan raut wajah bahagia, bahkan senyuman manis tak luntur dari wajahnya membuat Sagara yang sedang menonton tv terheran melihat kelakuan adiknya itu. Sagara jadi penasaran hal apa yang terjadi diantara Abil dan Galaksi. Pasalnya, setau Sagara hubungan Abil dengan marven tidak terlalu bagus. Dari pada akur mereka lebih sering bertengkar dan berselisih, maka dari itu Sagara khawatir dan penasaran dalam waktu yang bersamaan. Setelah selang beberapa menit, akhirnya Abil kembali keluar dengan pakaian santai khas dirinya. Ia memakai jumpsuit berwarna lilac selutut dan kaus hitam croptee yang semakin membuatnya menawan, Abil juga mencepol rambutnya asal. Seperti biasa, tentunya anak itu tidak lepas dari warna ungu, begitupun pula dengan sneakersnya. Sagara dapat melihat dengan jelas kalau Abil tersenyum setelah meliha

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • TRAPEZOID   19. Face Blindness

    Prosopagnosia atau face blindness bisa disebabkan oleh kelainan genetik atau masalah pada otak yang berfungsi untuk mendeteksi dan mengingat wajah. Penderita kondisi ini umumnya akan sulit mengenal dan membedakan wajah orang lain, baik yang belum atau sudah dikenalnya. Galaksi tidak dapat mengenali wajah seseorang dengan baik. Maka dari itu, orang-orang disekitarnya memakai sesuatu yang sama secara terus menerus. Contohnya, untuk mengetahui identitas sang Mamah, Earth selalu mengenakan kalung berliontin serigala supaya anak bungsunya itu bisa mengenalinya. Abil selalu memakai bando, Gravity dengan tindiknya dan bagas dengan band captain di lengan kanannya sebagai ciri identittasnya didepan Galaksi. Alasan Galaksi sealalu menunduk adalah karena dia tidak bisa mengenali orang-orang disekitarnya. Ia tidak suka film mau pun olahra

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • TRAPEZOID   20. Kilas Balik (a)

    “Life doesn’t allow us to go back and fix what we have done wrong in the past, but it does allow for us to live each day better than our last” Semua orang yang berada di ruangan besar tersebut bertepuk tangan dengan meriah setelah melihat penampilan memukai dari kontestan termuda di lomba kali ini. Para juri bahkan memberikan standing aplouse melihat kemampuan yang sangat brilian dari Marven Galaksi Prakasa, di usianya yang masih sangat muda tapi keterampilannya sungguh luar biasa. Galaksi tersenyum melihat reaksi yang diberikan orang-orang di ruangan besar ini. Ayahnya berada diantara ratusan orang yang sedang bertepuk tangan itu. Ia membayangkan senyuman bangga yang akan diberikan Ayahnya, pelukan dan juga ucapan selamat

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • TRAPEZOID   20. The Great Wall Alaska

    WARNING : ini spesial part Galaksi,Gravity sama Abil. enjoy the read Selalu seperti ini, setelah ia tidak bisa melihat dengan jelas semua orang disekitarnya. Ia pasti akan terbangun di ruangan serba putih dengan bau-bauan khas dan juga seragam pasien. Galaksi menghitung dalam hatinya, enam, ini kali ke enam ia mengalami hal serupa. Tertidur dan bangun distiuasi yang sama seperti sekarang. To be honnest, Galaksi sudah cukup muak dengan kondisinya yang sekarang karena terus-terusan harus berurusan dengan dokter dan Psikiater. Setelah kejadian beberapa tahun lalu yang menimpanya, ia terbangun dengan kondisi seperti saat ini. Tidak bisa mengenali wajah seserorang. Kesedihan Galaksi tidak berakhir sampai disana, ia bahkan dipaksa menerima kabar ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • TRAPEZOID   21. News

    “kamu gak bisa keluar jauh dari pengawasan Dokter Sandi sayang. Kamu harus tetap dalam jangkauannya” Earth mengusap lembut lengan Galaksi mencoba memberikan kekuatan lewat usapannya “tapi kenapa Mah? Aku udah sehat kok. Aku keluar sama Gravity, sama Abil sama Bagas. its gonna be okay, you don’t have to worry” ini sudah kesekian kalinya Galaksi meyakikan Mamahnya agar mengizinkannya pegi berlibur bersama Abil “Mamah jadi penasaran deh, kamu sama Abil ada apa? Kenapa tumben banget mau liburan bareng Abil. Apalagi ini ada Gravity. Biasanya juga anti banget” tanya Earth penasaran dengan Galaksi yang ngotot meminta izinya Galaksi menghela nafasnya “enggak gitu, ini ada Bagas. Aku cuman mau ke dufan, aku belum pernah ke dufan” “sama Mamah, gimana? Gak harus sama Abil” Earth menawarkan win-win solution “no, that’s not funny. I need my space, Mom” ucap Galaksi putus asa “emangnya aku kenapa si? Tumben banget Mamah kaya gini

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • TRAPEZOID   22. In the way

    Perjalanan menuju ke Jakarta kali ini cukup leluasa, mungkin karena mereka berangkat dihari kerja. Biasanya kalau Sagara mengecek cabang restaurant mereka yang berada di Jakarta, jalanan sungguh padat luar biasa. Mungkin kali ini Tuhan mengizinkan mereka untuk bersenang-senang, walau pun harus memalsukan surat izin ke sekolah. Memang dasar anak-anak laknat. Mereka pikir sekolah itu milik ibu bapak mereka dan SPP dibayar pakai cinta dan ucapan rindu.Sejak perjalanan Abil tak henti-hentinya menyakikan beberapa lagu dan membuat telinga Sagara memerah padam karena bosan. Gravity dan Bagas yang asik bercengkrama dan bermain game di ponsel, juga Galaksi yang asik dengan dunianya sendiri. Anak itu hanya membaca buku dan tidak berbicara sama sekali, ia hanya berdehem saja untuk menanggapi pertanyaan-pertenyaan ringan dari orang-orang disekitarnya.“kali ini Abil nyanyi lagu apa ya enaknya?” Sagara

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • TRAPEZOID   23. The Fact

    Ini sudah tiga puluh menit sejak Galaksi meminta kepada Sagara untuk mampir ke salah satu Rumah Sakit, akhirnya mereka bisa menemukan salah satu Rumah Sakit. Galaksi segera turun dan berlari masuk kedalam mengabaikan semua seruan yang memanggil namanya. Yang Galaksi butuhkan sekarang adalah tempat duduk, ia tidak ingin kalau harus minum obat sambil berdiri. Galaksi akhirnya bisa bernafas lega ketika menemukan salah satu kursi ditempat yang tidak terlalu ramai, ia segera mencari botol obat miliknya. Galaksi menyirit ketika mengetahui ternyata obatnya tinggal tiga biji. Beberapa kali terakhir, nyeri didada Galaksi akan menggila jika ia telat meminum obatnya. Apa benar ucapan Mamahnya itu kalau ini hanya sekedar vitamin, atau malah obat peredanyeri? Untuk memenuhi rasa penas

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • TRAPEZOID   40. The Reasons Why

    Gravity membuka matanya, tatapannya kosong. Setelah merasa kalau Abil sudah meninggalkan ruangan ini ia baru berani untuk membuka matanya. Dan sialnya, apakah harus terus-terusan langit-langit polos ini lagi yang menjadi pemandangan pertama untuk Gravity lihat? Jujur saja, ia sudah sadar dari saat Abil mulai bernyanyi. Bahkan ia dapat mendengar jelas semua keluh kesah gadis itu, termasuk oercakapan Abil dengan Mamahnya. Bagaiamana gadis itu mencoba membujuk Earth untuk membawa Gravity ikut serta, dan bagaimana Earth dengan tanpa pikir panjang menolaknya. Ini bukan oertama kalinya Gravity diperlakukan demikian, ia sudah tidak perlu lagi khawatir atau pun merasa sakit hati seperti saat ini. Penolakan adalah hal yang selalu ia dapatkan. Jangankan ketika Gravity meminta

  • TRAPEZOID   39. Someone Someone's

    Ternyata, menunggu seseorang untuk sadar sepenuhnya dari pengaruh alkohol bukan perkara yang mudah. Hampir satu jam lamanya Abil senantiasa menunggu Gravity untuk terbangun dari tidur panjangnya. Mati-matian Abil menahan dirinya untuk tidak melempar Gravity dengan tepung terigu yang kemarin Abil gunakan untuk membuat cireng yang gagal. Kalau saja menenggelamkan orang ke teluk alaska adalah perbuatan terpuji, maka saat ini Abil mungkin sudah dapat piala oscar. Hati Abil terus meneriakan kata umpatan untuk gracity karena tak kunjung sadar. Ia ingin segera bertanya kepada Gravity kenapa anak itu tidak meracau semalam padahal Gravity berada dibawah pengaruh alkohol.“kalau Abil nusuk-nusuk jari Gravity pake jarum, Abil dapat pahala gak yah?” ucap Abil dengan lesu

  • TRAPEZOID   38. Pelarian

    “ini anak siapa anjir? Kenapa datang ke klub pake baju tidur?” Abil semakin menyembunyikan dirinya dibalik punggung Sagara. Kalau bukan karena ia dapat panggilan dari seseorang yang mengatakan kalau Gravity mabuk berat, Abil ogah deh harus keluar malam-malam begini.“kamu tunggu di mobil aja gih. Abang sendirian aja, dari pada kamu diliatin banyak orang” ini sudah kesekian kalinya Sagara meyakinkan Abil supaya mau menunggu dimobil, dan membiarkan Sagara saja yang turun tangan. Bukannya menurut, Abil malah melangkah maju kedepan. Ia mengibaskan rambutnya kebelakan dan mencepol rambutnya asal-asalan. Abil berjalan mendahului Sagara dengan percaya dirinya, berbeda dengan sebelumnya. Sudah terlanjur menjadi pusat perhatian sejak dari park

  • TRAPEZOID   37. Fakta Terbaru

    Hawa yang Gravity rasakan saat pertama kali adalah ketegangan. Dapat ia lihat dengan jelas sorot mata memerah milik adiknya memandang Mamahnya dengan penuh tanya. Galaksi menghempaskan tangan Earth ketika wanita setengah baya itu mencoba meraih pergelangan tangan milik anak bungsunya.“Sayang, dengerin penjelasan Mamah dulu. Mamah punya alasan kenapa Mamah sembunyiin fakta ini. Selama ini juga Mamah mencoba mencari waktu yang tepat untuk membicarakan hal ini sama kamu” Gravity memalingkan wajahnya ketika melihat Earth yang begitu ketakutan melihat Galaksi yang marah kepadanya. Ia tidak pernah mendapatkan tatapan penuh ketakutan seperti itu dari Mamahnya. Bahkan ketika Gravity memilih untuk meninggalkan rumah berhari-hari, Earth tidak pernah sekhawatir itu.“but it’s hurting me more. Ini tentang kes

  • TRAPEZOID   36. Uncle and His Niece

    “uncle, kalo nanti Abil jadian sama Diva gimana?” Radit yang sedang minum langsung tersedak seketika mendengar pertanyaan dari Abil. Ia memandang Abil dengan wajah kagetnya. Tapi Abil membalas tatapan Radit dengan wajah tak mengerti.“kenapa?” tanya Abil“kenapa kata lo? Heh, yang bener aja lu. Abil kan udah nenek-nenek, anak uncle masih perjaka ting-ting” jawba Radit sedikit menahan rasa kesalnyaPlak, Daniel memukul kepala belakang Radit menggunakan majalah yang ia bawa “nih, kemarin Papah dapat majalah yang covernya Isco” Daniel memberikan majalah yang tadi ia gunakan untuk memukul kepala Radit kepada Abil. Ia mengabaikan Radit yang sudah terlihat seperti ingin menikamnya. Radit memandang Sagara dengan kode meminta bantuannya tapi hanya dibalas gelengan kepala oleh a

  • TRAPEZOID   35. Meet The Uncle

    Bertemu dengan seorang Radit Rahrja di situasi seperti ini sangat tidak menguntungkan bagi Sagara. Laki-laki yang akrab disapan dengan panggilan Uncle tersebut mempunyai sifat seperti Abil, sama-sama hyperaktive dan to much talking.“Uncle, Abil kan udah tidur nih, bisa kali diganggunya besok aja” ini sudah kali ketiga Sagara mencoba memberi saran kepada Radit, tapi tak ditanggapi apa pun oleh laki-laki tersebut. Bak angin berlalu, omongan Sagara tidak ada arganya di telinga Radit. Dengan niat jahilnya Radit masih saja menepuk-nepuk pipi Abil dengan tujuan supaya gadis itu terbangun dan menangis karena tidurnya terganggu. Sebagai seorang ayah, Daniel pun tidak bisa memberitahu Radit untuk tidak menganggu putrinya itu. Radit se

  • TRAPEZOID   34. Perjalanan Pulang

    Menghabiskan waktu seharian dengan bermain-main cukup menguras tenaga Abil, walau pun ada beberapa insiden yang sepertinya menjadi memori yang menyebalkan. Kakinya dan tubuhnya terasa begitu sangat pegal. Alhasil sekarang Abil hanya bisa duduk terdiam seolah-olah raga sukmanya sedang beterbangan kesana kemari. Keadaan di mobil juga cukup tenang, hanya ada suara radio yang menemani perjalanan mereka. Galaksi memejamklan matanya dengan damai, Bagas menyumbat kedua telinganya dengan headphone, dan Gravity sedang fokus menyetir. Sagara meminta Gravity untuk membawa mobil terlebih dahulu dan membiarkan Sagara beristirahat sebelum ia kembali unuk menyetir sampai ke tujuan.“aaah bete. Masa Abil gak bisa karokean” Abil masih bisa melayangkan protes walau pun s

  • TRAPEZOID   33. Tamu tak di undang

    Potret keluarga yang menampilkan Daniel, Sagara dan Abil memenuhi seisi ruangan dengan berbagai macam pose dan gaya. Tapi sayangnya tidak terlihat potret yang mengabadikan momen pernikahan Daniel dan Kirana. Saat mengetahui kalau Kirana meninggalkan Daniel dan Abil yang baru berusia tujuh hari, Daniel telah memutuskan untuk tidak memajang foto dari wanita yang saat ini masih memenuhi ruang di hatinya itu. Bukan karena ia sudah melupakan atau pun membenci Kirana, Daniel hanya belum siap untuk bercerita kepada Abil. Ia takut kalau saat ia menceritakan kepada Abil kalau Kirana pergi meninnggalkan mereka disaat kulit Abil masih memerah.“masih bucin aja lo sama si medusa” Daniel menatap tak percaya keberadaan seseorang yang sangat ia kenal itu berada dihada

  • TRAPEZOID   32. Rumah Hantu

    Berbeda dengan sebelumnya, sekarang Abil terlihat sangat bahagia dan seolah-olah kejadian tadi tidak pernah terjadi. Tapi anak itu tidak lepas dari tangan Gravity, kemana pun Gravity pergi Abil senantiasa mengikutinya. Sejak memasuki wahana rumah hantu ini Abil tidak henti-hentinya berteriak. Bukan berteriak ketakutan, melainkan kesenangan. Anak itu tidak ada takut-takutnya, setiap kali ada hantu yang muncul Abil akan dengan senang hati menghampirinya dan mengajak mereka bersalaman dengan alasan tak kenal maka tak sayang.“nanti ajak Abil ke rumah yang isinya pocong semua ya cong. Jangan malu-malu, nanti Abil bawain Pepsi” ucap Abil setelah mengajak salah satu pocong yang muncul untuk menghantui mereka. Pocong tersebut terlihat cukup terkejut melihat re

DMCA.com Protection Status