Home / Fiksi Remaja / TRAPEZOID / 23. The Fact

Share

23. The Fact

Author: iamorennpurple
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

            Ini sudah tiga puluh menit sejak Galaksi meminta kepada Sagara untuk mampir ke salah satu Rumah Sakit, akhirnya mereka bisa menemukan salah satu Rumah Sakit. Galaksi segera turun dan berlari masuk kedalam mengabaikan semua seruan yang memanggil namanya. Yang Galaksi butuhkan sekarang adalah tempat duduk, ia tidak ingin kalau harus minum obat sambil berdiri.

            Galaksi akhirnya bisa bernafas lega ketika menemukan salah satu kursi ditempat yang tidak terlalu ramai, ia segera mencari botol obat miliknya. Galaksi menyirit ketika mengetahui ternyata obatnya tinggal tiga biji.

            Beberapa kali terakhir, nyeri didada Galaksi akan menggila jika ia telat meminum obatnya. Apa benar ucapan Mamahnya itu kalau ini hanya sekedar vitamin, atau malah obat peredanyeri? Untuk memenuhi rasa penas

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • TRAPEZOID   24. Insiden Kecil

    Tujuan utama Sagara sekarang adalah hotel, ia harus cepat-cepat sampai ketempat tujuan tapi ia juga tidak boleh membuat yang lainnya curiga. Walau pun sebenarnya tidak ada yang erlalu memperhatikannnya karena Abil sedang tidur, sedangkan Gravity dan Bagas sedari tadi asik bermain ponsel dan Galaksi yang memejamkan matanya disamping Sagara. Disisi lain Galaksi mati-matian menahan sakit dan sesaknya. Sejak ia memejamkan matanya Galaksi tidak pernah satu menit pun tertidur. Ia sibuk menahan rintihannya supaya tidak keluar, padahal Galaksi sudah memakan obat oenghilang rasa sakitnya. Apa Galaksi harus meminumnya lagi supaya rasa sakitnya cepat mereda?“gue ada air mineral di laci dashboard, kalau lo butuh” seakan membaca pikiran Galaksi, Sagara memberitahu kalau ia bisa meminum obatnya dua kaliGalaksi menoleh kea

    Last Updated : 2024-10-29
  • TRAPEZOID   25. Ayam Bakar

    Angin malam Jakarta menyapa pipi galaksi dan terasa sedikit dingin membuatnya memegang pipi dengan refleks. Ternyata jalan-jalan malam di Jakarta tidak terlalu buruk. Setelah meyakinkan diri kalau tidak akan terjadi apa-apa walau pun ia keluar sednirian, jadi dsinilah galaksi sekarang, disalah satu rumah makan pinggir jalan dan menunggu pesanannya datang, Ayam bakar dengan daun semanggi adalah menu favorit nya. Setelah rasa sakit yang sejak siang mengujinya dan membuat galaksi kehabisan energi, sekarang ia harus kembali mengisi kekuatannya supaya besok ia tetap bisa menjalani kegiatan dengan antusias yang sama. Izinkan galaksi melupakan seluruh penatnya sebentar sebelum ia harus dipaksa ditarik kembali ke dunia yang tidak bisa menerima galaksi sepenuhnya.“jalan-jalan gak ngajak lo, sombong amat” seorang pria seumuran galaksi

    Last Updated : 2024-10-29
  • TRAPEZOID   26. Lets Fall in Love for Tonight

    ini special part Abil-Galaksi Ini sudah hampir jam sebelas malam tapi Abil masih betah berada di kolam renang walau hanya memasukan kakinya kedalam air. Galaksi memang sudah memberi kabar kepada Sagara kalau mereka sedang berdua jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun tetap saja mereka harus segera istirahat bukan, walau pun seharian tadi Abil tertidur.“Key, balik ke kamar yu, gue udah mulai ngantuk ini” ini sudah kali ke enam Galaksi membujuk Abil supaya mau kembali ke kamarnya. Tidak ada respon apa pun dari gadis itu. Suasana sudah sepi karena memang ini sudah hampir mau tengah malam. Orang gila mana yang mau menenggelamkan dirinya di kolam renang jam sebelas malam. Ya betul, itu adalah Abil.“Galaksi coba deh duduk sini sama Abil” Abil menepuk-nepuk tempat

    Last Updated : 2024-10-29
  • TRAPEZOID   27. Histeria

    Kejadian semalam anatara Abil dan Galaksi tidak membuat mereka canggung sama sekali. Padahal saat ini Abil dan Galaksi sedang mati-matian menahan degupan jantung masing-masing. Tapi itu tidak menjadi halangan bagi mereka, buktinya sekarang mereka sedang asik mendengarkan musik dari berduaan sambil menunggu antrean untuk menaiki wahana Histeria. Padahal sejak tadi Gravity sudah memberitahu mereka kalau ia tidak ingin menaiki wahana yang sangat menantang adrenali itu. Tapi Abil memaksanya dan menyeret Gravity hingga akhirnya Gravity pasrah menghadapi siksaanya ini. Tidak ada gunanya ia meminta bantuan dari Sagara dan Bagas, kedua laki-laki itu sekarang malah dengan senang hati mendengarkan apa yang Abil katakan untuk menahan Gravity supaya tidak kabut. Tidak ada jalan kelua

    Last Updated : 2024-10-29
  • TRAPEZOID   28. First Between Us

    Bagas datang membawa beberapa minuman botol dikantung plastik yang ia tenteng. Ia tersenyum melihat Gravity dan Abil masih diam menunduk dan tak bersuara, sedangkan sagar berdiri didepan keduanya dengan kedua tangan yang ia silangkan didepan dada. Insiden jamba-jambakan antara Abil dan Gravity berakhir dengan sudut bibir Galaksi yang terluka. Abil secara tidak sengaja ingin memukul Gravity namun sialnya pukulan itu malah mengarah ke Galaksi. Alhasil mereka kena omel Sagara.“emang gak berkah” dengus Sagara kesal “ini tuh gara-gara lo semua palsuin surat izin, jadinya insidennya begini. Malu-maluin dasar” lanjut Sagara belum puas mengomeli Abil dan Gravity“gue gak kenapa-kenapa kok Bang, kasian mereka kalau harus lo omelin terus” Galaksi menyentuh pundak Sagara, berharap dengan begini amarah lel

    Last Updated : 2024-10-29
  • TRAPEZOID   29. Kisah Abil dan Gravity

    Menjalankan misinya, Gravity kembali menemui Abil. Sejak melihat gadis itu sore-sore memakai pakaian Oren, Gravity sangat tertarik untuk mengenal anak itu. Apalagi ketika ia berjalan ceria didalam genggaman seorang anak laki-laki yang sepertinya usia diatas dia. Abil bersenandung ria menyanyikan lagu anak-anak. Dan disinilah ia sekarang, didepan gadis berpipi tembem dengan pakaian renang berwarna biru dongker. Gravity tidak tahan untuk tidak mencubit pipi Abil gemas. Abil berteriak keras dan mendelik kesal melihat anak tengil di depannya ini. “ngapain lagi?” tanya Abil ketus “mau main, kemarin udah janji” jawab Gravity santai Ia melangkah masuk tanpa permisi membuat Abil memegang lengannya refleks “iih, ini rumah Abil” Abil menghentakan kakinya kesal “oh, halo Abil salam kenal. Kemarin kamu gak mau kenalan sama aku” bukannya mara

    Last Updated : 2024-10-29
  • TRAPEZOID   30. The Reasons

    Sesuai dengan janjinya kini Gravity membantu Abil membereskan mainnya supaya anak itu tidak perlu repot-repot menyimpannya disebuah kotak besar. Gravity mencoba membantu Abil supaya anak itu bisa nyaman berada dikamarnya dan ia bisa berani untuk tidur dikamarnya. Mereka mulai menyusun satu persatu mainan Abil yang didominasi dengan tamia-tamia kecil berukuran 5cm ke 3cm tersebut. Dikamar Abil sudah ada satu lemari tanpa pintu kosong yang sepertinya Daniel persiapkan untuk mainan-mainan Abil. Dari sana lah Gravity memiliki ide, sayang sekali kalau dibiarkan polos seperti itu. Abil juga terlihat sangat menikmati kegiatannya, anak itu tidak berhenti tersenyum lebar. Ia menanyakan kepada Gravity beberapa kali dimana tempat yang cocok untuk meletak

    Last Updated : 2024-10-29
  • TRAPEZOID   31. Terciduk

    Sebenarnya Abil tidak terlalu ingin makan, jadi setelah selesai mengis perutnya cukup dengan tiga biji pisang dan pir saja sudah membuatnya kenyang. Dari pada ia harus berlama-lama menunggu teman-temannya yang lain makan, lebih baik Abil berjalan-jalan saja. Menghilangkan bosan dengan berjalan-jalan sepertinya tidak terlalu buruk, melihat orang-orang yang berlalu lalang menjadi sebuah hiburan tersendiri. Entah kenapa Abil suka sekali memperhatikan orang lain. Seperti sekarang misalnya, ada beberapa orang yang menarik perhatiannya. Ibu-ibu yang kerepotan karena anaknya menangis ingin menaiki wahana yang belum bisa ia naiki. Atau mungkin beberapa pasangan yang terlihat saling memancarkan aura kegembiraan. Tapi tak jarang juga ada ibu-ibu yang lebih heboh dari anaknya.

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • TRAPEZOID   40. The Reasons Why

    Gravity membuka matanya, tatapannya kosong. Setelah merasa kalau Abil sudah meninggalkan ruangan ini ia baru berani untuk membuka matanya. Dan sialnya, apakah harus terus-terusan langit-langit polos ini lagi yang menjadi pemandangan pertama untuk Gravity lihat? Jujur saja, ia sudah sadar dari saat Abil mulai bernyanyi. Bahkan ia dapat mendengar jelas semua keluh kesah gadis itu, termasuk oercakapan Abil dengan Mamahnya. Bagaiamana gadis itu mencoba membujuk Earth untuk membawa Gravity ikut serta, dan bagaimana Earth dengan tanpa pikir panjang menolaknya. Ini bukan oertama kalinya Gravity diperlakukan demikian, ia sudah tidak perlu lagi khawatir atau pun merasa sakit hati seperti saat ini. Penolakan adalah hal yang selalu ia dapatkan. Jangankan ketika Gravity meminta

  • TRAPEZOID   39. Someone Someone's

    Ternyata, menunggu seseorang untuk sadar sepenuhnya dari pengaruh alkohol bukan perkara yang mudah. Hampir satu jam lamanya Abil senantiasa menunggu Gravity untuk terbangun dari tidur panjangnya. Mati-matian Abil menahan dirinya untuk tidak melempar Gravity dengan tepung terigu yang kemarin Abil gunakan untuk membuat cireng yang gagal. Kalau saja menenggelamkan orang ke teluk alaska adalah perbuatan terpuji, maka saat ini Abil mungkin sudah dapat piala oscar. Hati Abil terus meneriakan kata umpatan untuk gracity karena tak kunjung sadar. Ia ingin segera bertanya kepada Gravity kenapa anak itu tidak meracau semalam padahal Gravity berada dibawah pengaruh alkohol.“kalau Abil nusuk-nusuk jari Gravity pake jarum, Abil dapat pahala gak yah?” ucap Abil dengan lesu

  • TRAPEZOID   38. Pelarian

    “ini anak siapa anjir? Kenapa datang ke klub pake baju tidur?” Abil semakin menyembunyikan dirinya dibalik punggung Sagara. Kalau bukan karena ia dapat panggilan dari seseorang yang mengatakan kalau Gravity mabuk berat, Abil ogah deh harus keluar malam-malam begini.“kamu tunggu di mobil aja gih. Abang sendirian aja, dari pada kamu diliatin banyak orang” ini sudah kesekian kalinya Sagara meyakinkan Abil supaya mau menunggu dimobil, dan membiarkan Sagara saja yang turun tangan. Bukannya menurut, Abil malah melangkah maju kedepan. Ia mengibaskan rambutnya kebelakan dan mencepol rambutnya asal-asalan. Abil berjalan mendahului Sagara dengan percaya dirinya, berbeda dengan sebelumnya. Sudah terlanjur menjadi pusat perhatian sejak dari park

  • TRAPEZOID   37. Fakta Terbaru

    Hawa yang Gravity rasakan saat pertama kali adalah ketegangan. Dapat ia lihat dengan jelas sorot mata memerah milik adiknya memandang Mamahnya dengan penuh tanya. Galaksi menghempaskan tangan Earth ketika wanita setengah baya itu mencoba meraih pergelangan tangan milik anak bungsunya.“Sayang, dengerin penjelasan Mamah dulu. Mamah punya alasan kenapa Mamah sembunyiin fakta ini. Selama ini juga Mamah mencoba mencari waktu yang tepat untuk membicarakan hal ini sama kamu” Gravity memalingkan wajahnya ketika melihat Earth yang begitu ketakutan melihat Galaksi yang marah kepadanya. Ia tidak pernah mendapatkan tatapan penuh ketakutan seperti itu dari Mamahnya. Bahkan ketika Gravity memilih untuk meninggalkan rumah berhari-hari, Earth tidak pernah sekhawatir itu.“but it’s hurting me more. Ini tentang kes

  • TRAPEZOID   36. Uncle and His Niece

    “uncle, kalo nanti Abil jadian sama Diva gimana?” Radit yang sedang minum langsung tersedak seketika mendengar pertanyaan dari Abil. Ia memandang Abil dengan wajah kagetnya. Tapi Abil membalas tatapan Radit dengan wajah tak mengerti.“kenapa?” tanya Abil“kenapa kata lo? Heh, yang bener aja lu. Abil kan udah nenek-nenek, anak uncle masih perjaka ting-ting” jawba Radit sedikit menahan rasa kesalnyaPlak, Daniel memukul kepala belakang Radit menggunakan majalah yang ia bawa “nih, kemarin Papah dapat majalah yang covernya Isco” Daniel memberikan majalah yang tadi ia gunakan untuk memukul kepala Radit kepada Abil. Ia mengabaikan Radit yang sudah terlihat seperti ingin menikamnya. Radit memandang Sagara dengan kode meminta bantuannya tapi hanya dibalas gelengan kepala oleh a

  • TRAPEZOID   35. Meet The Uncle

    Bertemu dengan seorang Radit Rahrja di situasi seperti ini sangat tidak menguntungkan bagi Sagara. Laki-laki yang akrab disapan dengan panggilan Uncle tersebut mempunyai sifat seperti Abil, sama-sama hyperaktive dan to much talking.“Uncle, Abil kan udah tidur nih, bisa kali diganggunya besok aja” ini sudah kali ketiga Sagara mencoba memberi saran kepada Radit, tapi tak ditanggapi apa pun oleh laki-laki tersebut. Bak angin berlalu, omongan Sagara tidak ada arganya di telinga Radit. Dengan niat jahilnya Radit masih saja menepuk-nepuk pipi Abil dengan tujuan supaya gadis itu terbangun dan menangis karena tidurnya terganggu. Sebagai seorang ayah, Daniel pun tidak bisa memberitahu Radit untuk tidak menganggu putrinya itu. Radit se

  • TRAPEZOID   34. Perjalanan Pulang

    Menghabiskan waktu seharian dengan bermain-main cukup menguras tenaga Abil, walau pun ada beberapa insiden yang sepertinya menjadi memori yang menyebalkan. Kakinya dan tubuhnya terasa begitu sangat pegal. Alhasil sekarang Abil hanya bisa duduk terdiam seolah-olah raga sukmanya sedang beterbangan kesana kemari. Keadaan di mobil juga cukup tenang, hanya ada suara radio yang menemani perjalanan mereka. Galaksi memejamklan matanya dengan damai, Bagas menyumbat kedua telinganya dengan headphone, dan Gravity sedang fokus menyetir. Sagara meminta Gravity untuk membawa mobil terlebih dahulu dan membiarkan Sagara beristirahat sebelum ia kembali unuk menyetir sampai ke tujuan.“aaah bete. Masa Abil gak bisa karokean” Abil masih bisa melayangkan protes walau pun s

  • TRAPEZOID   33. Tamu tak di undang

    Potret keluarga yang menampilkan Daniel, Sagara dan Abil memenuhi seisi ruangan dengan berbagai macam pose dan gaya. Tapi sayangnya tidak terlihat potret yang mengabadikan momen pernikahan Daniel dan Kirana. Saat mengetahui kalau Kirana meninggalkan Daniel dan Abil yang baru berusia tujuh hari, Daniel telah memutuskan untuk tidak memajang foto dari wanita yang saat ini masih memenuhi ruang di hatinya itu. Bukan karena ia sudah melupakan atau pun membenci Kirana, Daniel hanya belum siap untuk bercerita kepada Abil. Ia takut kalau saat ia menceritakan kepada Abil kalau Kirana pergi meninnggalkan mereka disaat kulit Abil masih memerah.“masih bucin aja lo sama si medusa” Daniel menatap tak percaya keberadaan seseorang yang sangat ia kenal itu berada dihada

  • TRAPEZOID   32. Rumah Hantu

    Berbeda dengan sebelumnya, sekarang Abil terlihat sangat bahagia dan seolah-olah kejadian tadi tidak pernah terjadi. Tapi anak itu tidak lepas dari tangan Gravity, kemana pun Gravity pergi Abil senantiasa mengikutinya. Sejak memasuki wahana rumah hantu ini Abil tidak henti-hentinya berteriak. Bukan berteriak ketakutan, melainkan kesenangan. Anak itu tidak ada takut-takutnya, setiap kali ada hantu yang muncul Abil akan dengan senang hati menghampirinya dan mengajak mereka bersalaman dengan alasan tak kenal maka tak sayang.“nanti ajak Abil ke rumah yang isinya pocong semua ya cong. Jangan malu-malu, nanti Abil bawain Pepsi” ucap Abil setelah mengajak salah satu pocong yang muncul untuk menghantui mereka. Pocong tersebut terlihat cukup terkejut melihat re

DMCA.com Protection Status