Share

191

"Apa? kalian akan di sini?"

"Ya," jawab wanita itu sambil menyingkap rambutnya ke samping, pesonanya memancar, pesona yang tersembunyi dari balik jilbab yang selalu ia ulurkan. Baru kali ini aku melihat pancaran aura wanita yang begitu cantik dan luar biasa, anting berlian di telinganya berkilau dan itu cukup membuat hati seseorang berdebar. Aku yang wanita saja terkagum kagum, apalagi pria.

Kini dengan mudahnya ia berkata 'Iya' akan tinggal denganku tanpa memikirkan perasaanku, bisa kubayangkan hari hari yang akan kulewati, penuh kesesakan hati, kekesalan dan cemburu. Bisa kubayangkan bahwa ia akan menunjukkan sebuah pelajaran dan betapa berartinya hubungan dia dan Mas Tama. Aku yang datang sebagai orang kedua akan diperoleh olok olehnya dengan suka hati, sungguh, aku seakan melihat maut di depan mata.

"Kenapa kau termenung di situ, apa kau tak akan meletakkan belanjaanmu, dan bergabung makan dengan kami?"

Ingin menolak, tapi itu tak sopan dan rasanya bukan adab yang baik dalam meny
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status