Share

179

"kalau begitu aku pulang dulu ya Mas,"ucapku sambil menghampiri Mas Tama dan mengulurkan tangan untuk mencium punggung tangannya.

Suamiku yang paham dengan itu lantas mengulurkan tangannya untuk ku cium, tapi tiba-tiba sang istri menepisnya dan menahan lengan suaminya.

"Jangan sentuh Mas Tama di hadapanku, aku tidak bisa menyaksikan itu."

"Oh, maaf, baiklah," jawabku lirih.

"Pulanglah Dan bicarakan ini pada orang tuamu, katakan pada mereka bahwa aku tidak bersedia untuk menyerahkan suamiku!"

Mas Tama ingin protes dan membelaku tapi wanita itu mencengkeram tangannya dan memberinya isyarat agar pria itu tidak ikut campur pada urusan kami, meski terlihat memiliki wajah ayu yang penuh kelembutan namun Mbak Aira ternyata wanita yang tegas dan cukup punya prinsip. Aku salut padanya.

"Satu-satunya hal yang sudah menjauhkan kita sejauh ini hanya tentang kebungkaman, mulai hari ini aku tidak akan diam lagi. Akan ku pertahankan apa yang menjadi hakku dan aku cintai orang yang mencintaiku. Kita
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status