Share

170

"Mungkin dia ingin bertemu Raisa Bu.

"Mungkinkah dia ingin menjalin kembali silaturahmi?"

"Boleh saja, tapi setiap kali dia hadir dalam hidupku selalu saja dia menimbulkan kerusuhan dan banyak sekali masalah. Sudah berulang kali ku beri Dia kesempatan Tapi tetap saja Mas Rofik tidak pernah memanfaatkannya dengan baik," keluhku pelan.

"Ah, terlihat sekali di matanya ketika dia menyalami dan menyapa Ibu bahwa pria itu sangat merindukan kalian semua. Dia menyapa ibu dengan lembut, kaku tatapannya selalu menunduk."

"Apa Mas Rafiq juga berbincang-bincang dengan ayah?"

"Tidak."

"Oh, baiklah."

"Bagaimana keadaan Vicky?" tanya ibu mengacu pada menantunya.

"Baik."

"Kadang ibu kasihan pada Vicky karena sampai hari ini dia tidak memiliki anak denganmu, tapi ibu sakit pada pengertian dan kasih sayangnya pada kalian. Kedua anakmu dianggapnya anak sendiri, ibu sangat terharu."

"Alhamdulillah, Bu."

"Raisa sudah jadi bidan, Pun Rayan yang sebentar lagi akan lulus SMA. Ibu sungguh bangga pada kehidup
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status