Share

14. Ditarik Ulur

Seminggu berlalu. Namun, aku masih belum bisa melupakan percakapan yang tak sengaja kudengar dari orang tuanya Wulan saat di rumah sakit.

“Dari dulu Bapak enggak pernah setuju kalau anak kita dekat sama Fikri.”

“Iya, Ibuk tahu. Tapi Bapak enggak pernah kasih tahu apa alasannya. Fikri itu anaknya baik, Pak.”

Aku diam dengan sedikit mendongak. Pura-pura sibuk membaca papan yang bertuliskan tata tertib rumah sakit yang sedang kupijak. Sejujurnya aku tak ingin menguping. Namun, antara kepalang tanggung dan juga penasaran. Toh, mereka tak tahu siapa aku. Terlebih ... mereka membicarakan Fikri. Rasa ingin tahu kian tinggi.

Bukannya menjawab, pria paruh baya dengan kemeja lengan pendek itu langsung pergi dari hadapan istrinya. Kedua bahu ibunya Wulan sedikit merosot. Seperti lelah dengan apa yang sedang menimpa keluarga mereka.

Aku pun menghela napas panjang mengingat perbincangan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Zudia
lanjut dong thor
goodnovel comment avatar
nawi wina
dih?apa-apaan itu ibunya Wulan?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status