TERIMA KASIH MEMINTAKU BEKERJA, MAS
Part 19 ( Ajakan Istri Rudi )
Pagi ini Ibu Mertua ke sekolah Tia. Ada undangan rapat orangtua, dan tanpa diminta Ibu Mertua yang mewakili aku. Ya, namanya cucukesayangan. Lagian setelah pensiun, Ibu fokus dengan Tia. Makanya jika akukerja tak perlu khawatir meninggalkan anak.
“Bu, aku ingin bicara.”
“Nanti aja ya, Ibu terburu-buru, Sarah,” jawab Ibu Mertua.
“Nek! Cepatan dong.” Terdengar Tia memanggil Ibu Mertua.
“Tuh, Tia udah nunggu di depan.” Lalu Ibu Mertua berlalusambil menenteng tas kecil. Terpaksamengundur waktu berbicara. Pagi ini Ibu Mertua tampak senang siap-siap kesekolah anakku.
***
TERIMA KASIH MEMINTAKU BEKERJA, MASPart 20 ( Jantungku Terasa Mau Copot )“Lihat, itu baju wanita terjemur.” Fina menunjuk jemuran didepan rumah itu. Benar, ada pakaian dalam serta baju tidur wanita. Sepertinyaitu baju tidur yang pernah dibeli Mas Arga. Warnanya masih kuingat. Aku yakinada wanita di dalam. Bahkan baju itu terjemur berdampingan dengan baju MasArga.“Jadi benar itu rumah buat suami kita selingkuh, Fin?” Akuberusaha menata hati agar tenang. Meskipun semalam sudah berusaha kuat akan perpisahan,tapi tetap saja ada rasa sesak, apalagi sudah melihat langsung.“Ayo kita masuk diam-diam lewat pintu samping, semoga sajatidak dikunci,” ajak Fina.“Tunggu, Fin.” Aku menahan tangan Fina.
TERIMA KASIH MEMINTAKU BEKERJA, MASPart 21 ( Dampaknya )“Aku tak menyangka jika suami kita ....” Fina masihmenumpahkan tangisnya di atas mobil, dalam perjalanan mengantarkannya pulang.Apa yang harus aku tanggapi? Sementara kami merasakan halyang sama. Bahkan sampai detik ini, aku masih tidak menyangka jika Mas Argayang tampak garang, bisa sebelok ini. Dan bodohnya aku, tidak menyadari atauada firasat tentang itu. Pikiranku berkata jika ia punya selingkuhan seorangwanita, ternyata ....Ya Tuhan ... seandainya Ibu Mertua tahu semua ini, aku yakinbetapa ia sangat terluka. Harapannya inginkan cucu lagi dari rahimku tak akanpernah terkabul. Mungkin ini jalan terbaik kisahku, yang tak kunjung hamil meskipunsudah berhenti kerja selama dua tahun. Dan mungkin lagi ini juga yang terbaik,kenapa aku diberi
TERIMA KASIH MEMINTAKU BEKERJA, MASPart 22 ( Video Viral )Tia melepaskan pelukannya. Lalu ia mengambil ponsel dekatbantal, dan fokus memencet ponsel seperti mencari sesuatu di sana.“Ini, Nek.” Tia menyodorkan ponselnya ke Ibu Mertua.Mendadak badanku gemetar. Dari suara di ponsel, aku tahuvideo itu adalah saat Mas Arga dan Pak Rudi di rumah kotrakkan itu. Apakahvideo itu disebarkan Fina hingga menjadi konsumsi publik? Ya Tuhan, aku takmenyangka jika ini berpengaruh pada putriku.“Astagfirullah’alaziimm ..., ini kan Arga?” Mata Ibu Mertuamembulat sempurna melihat layar ponsel. Tepatnya seperti sangat terkejut.“Aku malu, Nek. Apa kata teman-temanku di sekolah? Aku nggakmau sekolah!” teriak Tia
TERIMA KASIH MEMINTAKU BEKERJA, MASPart 23 ( Followers Banyak, Uang Mengalir )“Astaga!” Tiba-tiba Andi menatap layar ponselnya dengan matamembulat. Entah apa yang dilihatnya hingga terlihat sangat terkejut. Dan inimembuatku penasan karena samar-samar terdengar seperti menonton sebuah video.“Ada apa, Ndi?” tanyaku.“Lihat ini, Mbak.” Andi menyodorkan ponselnya. Aku langsung menerimaponsel itu.Astaga, Mas Arga main t*k tok? Ini bukan video biasa. Iamemposting video bersama Pak Rudi sambil goyang mesra layaknya sepasang yangsedang dimabuk cinta. Dan yang lebih parahnya, video ini mendapatkan tanggapanlove hampir lima ribu orang, dan seribu lebih dibagikan. Sepertinya dunia maukiamat. Perbuatan dosa dipertontonkan seperti tak punya malu,
TERIMA KASIH MEMINTAKU BEKERJA, MASPart 24 ( Berita Duka )“Aaak! Bajuku kotor!” teriak Mas Arga mencoba bangkitberdiri. Semua badannya sudah basah kuyut. Rambut palsunya terlepas danmengapung di air kolam. Di kepalanya ada sampah plastik menempel. Sangatmemalukan.“Dengar ya! Jika belum juga menghapus video itu, jangan salahkanaku melakukan hal yang lebih parah!” geramku menunjuk Mas Arga.“Menyesal aku pernah menikahimu! Kamu wanita buas yang cocoktinggal di hutan! Makanya aku lebih memilih yang lain ketimbang kamu, Sarah!”Mas Arga berdiri di kolam, tak mau kalah melawan mulutku. Lama-lama ia semakinmenjadi dengan sikap seperti wan*t*.“Sebaiknya pergi dari sini! Atau kuhubungi teman-temankubiar kamu diseret rame-rame.” Ru
TERIMA KASIH MEMINTAKU BEKERJA, MAS!Part 25 ( Membalas Dengan Video )Aku tahu Pak Ismail tak punya perasaan padaku, begitu jugaaku. Selama ini kami saling menghargai layaknya antara atasan dan bawahan.Bahkan jika sedang bersama Kak Amel, kami bercanda dan masih terbayangbagaimana Kak Amle bersuara manja padanya. Aneh saja jika suatu saat tiba-tiba PakIsmail jadi suamiku.“Maaf, Pak. Aku sama sekali tidak menyangka jika itupermintaan Kak Amel. Dan ....” Entah apa lagi yang harus kuucapkan. Bahkan mendadakambigu.“Bukan berarti pilihan Amel buruk.”“Hah?”“Sebaiknya lanjutkan kerjaanmu, Sarah. Bukankah kita sedangmenangani proyek baru.”“Oh, baik,
TERIMA KASIH MEMINTAKU BEKERJA, MASPart 26 ( Kepulangan Mas Arga)“Sebenarnya tentang Arga sudah Ibu lihat semenjak ia SMA.Tapi Ibu tak yakin karena ia juga membawa teman wanita ke rumah. Hinggaakhirnya ia meminta Ibu melamarmu untuk jadi istrinya. Ibu sangat senangsekali. Apalagi Tia lahir. Ibu kira ia sudah berubah, tapi ....”“Ja-jadi ..., Ibu sudah tahu dari dulu?” Kuulangi agar hatiini yakin. Dan Ibu menganggukan kepala menjawab, diiringi air mata itu semakinberjatuhan.Ya Tuhan, jadi Mas Arga ..., tapi buat apa kejujuran ini akudengar jika kini semuanya sudah aku ketahui sebelum Ibu bicara. Terlambat, akutak akan pernah menerima meskipun Mas Arga tiba-tiba sadar dan tobat. Maaf, akubukan berhati malaikat yang menerima saja hanya lantaran alasan anak. Bukan berartitidak memperdul
TERIMA KASIH MEMINTAKU BEKERJA, MASPart 27 ( Permintaan Ibu Mas Arga)“Ha ha ha, jangan bicara seolah kamu juga bersih, Ndi. Kitasemua bisa melihat bagaimana sikapmu, apa kamu pernah membawa wanita pada Ibu?Ayolah, jangan banyak omong, mari ikut aku bergabung.”Plak!Tiba-tiba Ibu menampar Mas Arga. Baru kali ini aku melihatIbu melayangkan tangannya. Namun, Mas Arga pantas mendapatkannya.“I-Ibu!” Mas Arga memegang pipi bekas tamparan. Ia terlihatsangat terkejut.“Aku tak akan mengakuimu anakku sebelum kamu tobat! Janganharap aku akan memberikan uang padamu, Arga! Aku malu punya anak sepertimu.Bahkan jika bisa memilih, aku menyesal melahirkanmu!” Selesai bicara, Ibumemegang dadanya dengan sesak napas