TERIMA KASIH MEMINTAKU BEKERJA, MAS
Part 18 ( Cukup Sudah )
Bagiku tak masalah jika Pak Rudi dipecat atau diberi suratperingatan oleh atasanya. Itu pantas ia dapat karena mulut penyebar beritabohong. Hanya saja, kenapa Mas Arga masih membelanya? Jika alasan karenabawahan, apakah harus dibiarkan diinjak?
Selesai mengerjakan laporan proyek, aku izin keluar kantordengan alasan pergi berkunjung ke proyek lain. Padahal tidak, aku ingin menemuiSisil, karyawan distributor tempat pengambilan bahan-bahan proyek pesantren. Mungkindengan bicara langsung aku bisa menekannya dan mengukap kasus ini. Tentu akuada tujuan.
***
“Ada yang bisa yang saya bantu, Bu?” Sisil menyambutku saataku duduk di kursi depan mejanya, di mana biasa orang memesan barang didistributor ini.
TERIMA KASIH MEMINTAKU BEKERJA, MASPart 19 ( Ajakan Istri Rudi )Pagi ini Ibu Mertua ke sekolah Tia. Ada undangan rapat orangtua, dan tanpa diminta Ibu Mertua yang mewakili aku. Ya, namanya cucukesayangan. Lagian setelah pensiun, Ibu fokus dengan Tia. Makanya jika akukerja tak perlu khawatir meninggalkan anak.“Bu, aku ingin bicara.”“Nanti aja ya, Ibu terburu-buru, Sarah,” jawab Ibu Mertua.“Nek! Cepatan dong.” Terdengar Tia memanggil Ibu Mertua.“Tuh, Tia udah nunggu di depan.” Lalu Ibu Mertua berlalusambil menenteng tas kecil. Terpaksamengundur waktu berbicara. Pagi ini Ibu Mertua tampak senang siap-siap kesekolah anakku.***
TERIMA KASIH MEMINTAKU BEKERJA, MASPart 20 ( Jantungku Terasa Mau Copot )“Lihat, itu baju wanita terjemur.” Fina menunjuk jemuran didepan rumah itu. Benar, ada pakaian dalam serta baju tidur wanita. Sepertinyaitu baju tidur yang pernah dibeli Mas Arga. Warnanya masih kuingat. Aku yakinada wanita di dalam. Bahkan baju itu terjemur berdampingan dengan baju MasArga.“Jadi benar itu rumah buat suami kita selingkuh, Fin?” Akuberusaha menata hati agar tenang. Meskipun semalam sudah berusaha kuat akan perpisahan,tapi tetap saja ada rasa sesak, apalagi sudah melihat langsung.“Ayo kita masuk diam-diam lewat pintu samping, semoga sajatidak dikunci,” ajak Fina.“Tunggu, Fin.” Aku menahan tangan Fina.
TERIMA KASIH MEMINTAKU BEKERJA, MASPart 21 ( Dampaknya )“Aku tak menyangka jika suami kita ....” Fina masihmenumpahkan tangisnya di atas mobil, dalam perjalanan mengantarkannya pulang.Apa yang harus aku tanggapi? Sementara kami merasakan halyang sama. Bahkan sampai detik ini, aku masih tidak menyangka jika Mas Argayang tampak garang, bisa sebelok ini. Dan bodohnya aku, tidak menyadari atauada firasat tentang itu. Pikiranku berkata jika ia punya selingkuhan seorangwanita, ternyata ....Ya Tuhan ... seandainya Ibu Mertua tahu semua ini, aku yakinbetapa ia sangat terluka. Harapannya inginkan cucu lagi dari rahimku tak akanpernah terkabul. Mungkin ini jalan terbaik kisahku, yang tak kunjung hamil meskipunsudah berhenti kerja selama dua tahun. Dan mungkin lagi ini juga yang terbaik,kenapa aku diberi
TERIMA KASIH MEMINTAKU BEKERJA, MASPart 22 ( Video Viral )Tia melepaskan pelukannya. Lalu ia mengambil ponsel dekatbantal, dan fokus memencet ponsel seperti mencari sesuatu di sana.“Ini, Nek.” Tia menyodorkan ponselnya ke Ibu Mertua.Mendadak badanku gemetar. Dari suara di ponsel, aku tahuvideo itu adalah saat Mas Arga dan Pak Rudi di rumah kotrakkan itu. Apakahvideo itu disebarkan Fina hingga menjadi konsumsi publik? Ya Tuhan, aku takmenyangka jika ini berpengaruh pada putriku.“Astagfirullah’alaziimm ..., ini kan Arga?” Mata Ibu Mertuamembulat sempurna melihat layar ponsel. Tepatnya seperti sangat terkejut.“Aku malu, Nek. Apa kata teman-temanku di sekolah? Aku nggakmau sekolah!” teriak Tia
TERIMA KASIH MEMINTAKU BEKERJA, MASPart 23 ( Followers Banyak, Uang Mengalir )“Astaga!” Tiba-tiba Andi menatap layar ponselnya dengan matamembulat. Entah apa yang dilihatnya hingga terlihat sangat terkejut. Dan inimembuatku penasan karena samar-samar terdengar seperti menonton sebuah video.“Ada apa, Ndi?” tanyaku.“Lihat ini, Mbak.” Andi menyodorkan ponselnya. Aku langsung menerimaponsel itu.Astaga, Mas Arga main t*k tok? Ini bukan video biasa. Iamemposting video bersama Pak Rudi sambil goyang mesra layaknya sepasang yangsedang dimabuk cinta. Dan yang lebih parahnya, video ini mendapatkan tanggapanlove hampir lima ribu orang, dan seribu lebih dibagikan. Sepertinya dunia maukiamat. Perbuatan dosa dipertontonkan seperti tak punya malu,
TERIMA KASIH MEMINTAKU BEKERJA, MASPart 24 ( Berita Duka )“Aaak! Bajuku kotor!” teriak Mas Arga mencoba bangkitberdiri. Semua badannya sudah basah kuyut. Rambut palsunya terlepas danmengapung di air kolam. Di kepalanya ada sampah plastik menempel. Sangatmemalukan.“Dengar ya! Jika belum juga menghapus video itu, jangan salahkanaku melakukan hal yang lebih parah!” geramku menunjuk Mas Arga.“Menyesal aku pernah menikahimu! Kamu wanita buas yang cocoktinggal di hutan! Makanya aku lebih memilih yang lain ketimbang kamu, Sarah!”Mas Arga berdiri di kolam, tak mau kalah melawan mulutku. Lama-lama ia semakinmenjadi dengan sikap seperti wan*t*.“Sebaiknya pergi dari sini! Atau kuhubungi teman-temankubiar kamu diseret rame-rame.” Ru
TERIMA KASIH MEMINTAKU BEKERJA, MAS!Part 25 ( Membalas Dengan Video )Aku tahu Pak Ismail tak punya perasaan padaku, begitu jugaaku. Selama ini kami saling menghargai layaknya antara atasan dan bawahan.Bahkan jika sedang bersama Kak Amel, kami bercanda dan masih terbayangbagaimana Kak Amle bersuara manja padanya. Aneh saja jika suatu saat tiba-tiba PakIsmail jadi suamiku.“Maaf, Pak. Aku sama sekali tidak menyangka jika itupermintaan Kak Amel. Dan ....” Entah apa lagi yang harus kuucapkan. Bahkan mendadakambigu.“Bukan berarti pilihan Amel buruk.”“Hah?”“Sebaiknya lanjutkan kerjaanmu, Sarah. Bukankah kita sedangmenangani proyek baru.”“Oh, baik,
TERIMA KASIH MEMINTAKU BEKERJA, MASPart 26 ( Kepulangan Mas Arga)“Sebenarnya tentang Arga sudah Ibu lihat semenjak ia SMA.Tapi Ibu tak yakin karena ia juga membawa teman wanita ke rumah. Hinggaakhirnya ia meminta Ibu melamarmu untuk jadi istrinya. Ibu sangat senangsekali. Apalagi Tia lahir. Ibu kira ia sudah berubah, tapi ....”“Ja-jadi ..., Ibu sudah tahu dari dulu?” Kuulangi agar hatiini yakin. Dan Ibu menganggukan kepala menjawab, diiringi air mata itu semakinberjatuhan.Ya Tuhan, jadi Mas Arga ..., tapi buat apa kejujuran ini akudengar jika kini semuanya sudah aku ketahui sebelum Ibu bicara. Terlambat, akutak akan pernah menerima meskipun Mas Arga tiba-tiba sadar dan tobat. Maaf, akubukan berhati malaikat yang menerima saja hanya lantaran alasan anak. Bukan berartitidak memperdul
TERIMA KASIH MEMINTAKU BEKERJA, MASPART 119 [Aku sudah menceraikan Ririn, Mamiku sudah meninggal.Sekarang aku sendirian, Sarah. Hanya berharap di sisa hidupku yang sepi, bisamelihat anakku tumbuh besar dan memanggilku ’papa’. Semoga kamu berbaik hatimembiarkan aku memenuhi kewajiban pada anak kita][Aku tidak akan memaksamu menerimaku lagi, meskipun sangatberharap. Aku sadar salah dengan lari dari tanggung jawab sebagai suami hinggasurat cerai kita keluar. Aku salah mempermainkanmu dan justru akulah yang kinidipermainkan nasib dengan kehilangan Mami, ulah dari wanita pilihan Mami.Mungkin ini karma bagi kami yang menyakitimu. Untuk minta maaf lagi rasanyamalu dan aku tak pantas mendapatkan itu]Dua pesan dari Mas Ismail masuk ke ponsel kala aku sedangmenyusui anak. Nama putraku adalah ‘Muhamad Abqari’. Melihat ia sedangmenikmati air susu, ada rasa bersalah kalau menjauhkannya dari Mas Ismail. Aku sangategois jika melakukan itu.[Aku tak akan memisahkanmu dari anakmu, Mas. Lakukanlah
TERIMA KASIH MEMINTAKU BEKERJA, MASPart 118 (Ditalak di Penjara)Pov Ismail“Loh, kenapa ditolak, Tia? Oma memberikan karena Tia sudahmenjadi seorang kakak.”“Papa Ismail, aku nggak mau mencoreng maaf yang tulus dengansebuah bayaran. Jika aku menerima warisan itu berarti aku menjual ucapan maaf.Bukankah saling memaafkan harus ikhlas?”Di sini aku merasa malu. Anak yang masih berusia belia saja,bisa mengucapkan hal yang tak terpikirkan olehku. Malu ini karena kalah daripemikirannya. Entah bagaimana Sarah mendidiknya hingga ia seperti manusia yangtidak silau dengan harta.“Tia bisa gunakan uang itu buat kuliah keluar negeri atau....”“Maaf, Pa. Jika aku mengandalkan uang itu buat pendidikandan memenuhi semua kebutuhanku, aku akan jadi malas di usia muda karena sudahmerasa punya. Aku takut terlena dan lupa belajar.”Tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ini benar-benar langka.Jarang anak seusia Tia berpikir seperti ini.Aku menoleh ke Sarah. “Sarah, tolong bujuk Tia,” pintaku.“Maaf, Mas. Ak
TERIMA KASIH MEMINTAKU BEKERJA, MASPART 117 (Lebih Baik Begini)Ini yang membuatku sulit, Tia berpendapat yang belum tentu bisa aku lakukan. Ada sifat dari Mas Ismail yang membuatku tak bisa menjalani rumah tangga dengannya. Aku akui ia berbakti pada orang tuanya. Ia lelaki yang setia dengan istri hingga dalam rumah tangga tak pernah terdengar selingkuh. Tetapi, satu sikap yang membuat semua itu tak berarti. Yaitu, tidak punya pendirian, dan tidak bisa mengambil sikap tegas memutuskan dalam sebuah masalah. Padahal ia seorang pemimpin rumah tangga. Yang lebih parahnya, ia bersikap tanpa memperdulikan efek dari apa yang dilakukan hingga penyesalan itu datang kala semua sudah terjadi.“Nak, Mama yang tau semuanya. Jika kamu berpendapat seperti itu, Mama hargai dan ini juga membuka hati Mama agar tidak memisahkan antar anak dan Bapak.”“Mama nggak mau menerima Papa Ismail lagi?”“Tidak semudah itu. Ada hal yang belum bisa Mama ceritakan.”“Tia ngerti, Ma. Tia hanya melihat di luar aja hi
TERIMA KASIH MEMINTAKU BEKERJA, MASPart 116 (Ucapan Tia Yang Tak Terduga)“Sarah, menurutmu gimana dengan Bobi?”Aku sedang menyusui tiba-tiba mengalihkan pandangan ke Emak.“Maksud Emak apa?”“Masa nggak ngerti maksud Emak? Kamu pasti tau lah arah pembicaraanini.”Emak bicara langsung-langsung saja. Bahkan ini agakterdengar sensitif untuk dibahas.“Kok malah diam? Kamu tu bukan anak kecil lagi pakai malusegala.” Emak menatapku. Waduh, Emak tahu saja apa yang aku rasakan.Menghela napas panjang, sejenak berpikir lagi dengan jawabanyang akan dilontarkan. Aku tak mau gegabah memutuskan karena sudah dua kaligagal dalam rumah tangga. Ditambah sekarang sudah punya dua orang anak. Kalaumenikah lagi, belum tentu suamiku nanti menerima wanita janda yang sudah punyaanak dua. Lagian anakku masih bayi dan butuh biaya besar.“Kalau kamu nggak yakin nggak masalah. Emak ngerti yang kamupikirkan. Hanya aja, jangan jadikan gagal berumah tangga dua kali itu ketakutanbuat maju menjalani jika ada yang
TERIMA KASIH MEMINTAKU BEKERJA, MASPart 115 (Sial!)Pov Siska / Kakaknya RirinSebenarnya aku sangat jijik masuk dan duduk di rumah ini. Lantainyasaja lebih bagusan kandang anjingku di rumah. Tikar ini juga sangat jelek danpasti banyak yang duduk dengan kaki kotor. Iiih! Geli sekali duduk di sini. Kalaubukan demi Ririn, ogah menginjakan kaki di sini. Huh! Sial!“Tolong bujuk Ismail agar mencabut tuntutan. Ririn hanyakorban sama sepertimu, Sarah.” Dengan muka sedih, aku memohon ke Sarah. Namun,sialan, itu nenek lampir kenapa dari tadi membuat aku kesal saja. Ia selalumenjawab dan lebih cepat berucap daripada anaknya.“Maaf, sepertinya salah alamat. Aku dan Mas Ismail sudahtidak ada hubungan lagi hingga ingin membujuknya.”“Iya, aku tau itu. Tapi hanya kamu yang bisa didengar Ismailsekarang ini. Ia masih mengharapkanmu dan pasti mau kalau kamu yang minta.Tolonglah, Sarah ..., hanya kamu yang bisa menolong adikku saat ini.”“Hey! Apa kamu udah gila? Adikmu hampir saja menembak Sarahdan
TERIMA KASIH MEMINTAKU BEKERJA, MASPart 114 (Kedatangan Kakaknya Ririn)“Mbak yakin kita segera meninggalkan rumah sakit ini?” tanyapak Bobi setelah kami turun ke lantai satu rumah sakit.“Ya, Pak. Aku harus ngapain lagi di sini?”“Bukan begitu, Pak Ismail sepertinya ....” Ucapan Pak Bobitidak dilanjut. Terlihat ada keraguan.“Ia hanya mantan suami dalam pernikahan kilat, Pak,” ujarkumenjelaskan. Aku tahu ia merasa tidak enak karena mengira aku akan kembali padaMas Ismail.“Pernikahan kilat?” Pak Bobi menatapku dengan alis bertaut.“Hanya suami yang beberapa malam saja.”Tidak ada yang perlu disembunyikan. Jika aku mencoba membukahati dengan Pak Bobi, ia harus tahu semua kisah hidupku agar tak ada dusta diantara kami. Jika sekarang aku memutuskan membuka hati, agar berita tidakmenyudutkan aku seolah seperti penghancur rumah tangga Mas Ismail dan Ririn.Berita yang tersebar bermacam-macam, ada yang mengatakan kalau aku bukanpelakor dan sebaliknya.“Bu Sarah, apakah kami bisa wawancara
TERIMA KASIH MEMINTAKU BEKERJA, MASPart 113 (Di Rumah Sakit)“Bu Sarah datang ke rumah sakit buat membesuk korban?” tanyasalah seorang wartawan.“Mmm ....”Terdiam dalam bingung, para wartawan mengerumuni untukdiwawancara. Di luar dugaan, tak menyangka kedatangan ke sini ingin berobat,justru bertemu dengan beberapa wartan. Apa yang harus dijawab?Akan tetapi, siapa korban penembakan yang dimaksud? Saatkejadian tadi, hanya atap rumah yang tertembak. Masa ada korban? Ataujangan-jangan ..., oh iya, tadi Ririn pernah berkata kalau ia telahmenyingkirkan seseorang. Ya Tuhan, apakah Mas Ismail?“Bu Sarah, benarkah cinta segi tiga ini membuat Dokter Ririnmenjadi stres? Apakah Pak Ismail telah menceraikan Dokter Ririn demi bisabersama Bu Sarah?”“Apa?”Ini sudah keterlaluan. Nama baikku tercemar ulah konflikrumah tangga mantan suami kedua.“Maaf, sepertinya ini salah paham, saya tidak tahu denganinsiden penembakan, dan siapa yang ditembak?”“Loh, bukankah ibu dari Pak Ismail tertembak dan sek
TERIMA KASIH MEMINTAKU BEKERJA, MASPart 112 (Surat Dari Mas Arga)“Arga sudah meninggal, Sarah ....” Ibu mantan mertuaterdengar terisak di ponsel.Innalillahiwainnalilahirojiuun ..., berita ini berhasilmembuatku meneteskan air mata. Kenangan akan bersama dia dulunya terbayang.Tidak dipungkiri dulu pernah mencintainya. Bahkan ia lelaki yang pertamaberhasil meluluhkan hati ini dengan rasa bahagia kala dilamar. Aku merasawanita beruntung, namun ....“Bu, apa sakit Mas Arga selama ini?” tanyaku dengan suaraserat.“HIV, tapi kamu jangan khawatir, ia minta tinggal di salahsatu kontrakan samping rumah agar kami tidak tertular. Ia sangat menjaga jarak,Sarah.”“Datanglah ke sini, ada titipan dari Arga.”***Tidak banyak yang hadir di acara pemakaman Mas Arga. Paratetangga hanya singgah sebentar lalu pergi. Kabar Mas Arga sakit karenapenyimpangan sexsual, seolah membuat mereka takut tertular. Wajar para tetanggabegitu karena video Mas Arga sudah beberapa kali viral.“Ini titipan Arga, Sarah.”
TERIMA KASIH MEMINTAKU BEKERJA, MASPart 111 (Perlawanan)Tok tok tok!“Buka pintunya, Sarah!”Emak masih berteriak sambil mengetuk pintu karena pintubelum dibukakan. Ririn tampak tegang sambil menoleh ke pintu lalu ke arahkubergantian. Bisa dilihat ia mulai panik.“Awas Kalian teriak?” ancamnya tetap menodongkan pistol.“Kamu mau apa dengan semua ini?” Aku berusaha mengajak Ririnkomunikasi agar ia lengah hingga aku bisa bertindak.Tiba-tiba bayiku menangis hingga pandangannya tertuju kekamar. Lalu Ririn mencoba mendekati pintu kamar.“Jangan sakiti anakku, Rin! Kalau kamu marah denganku,tembak aku.”Ririn menghentikan langkahnya. “Tentu aku akan menembakmu.Tapi sebelum itu akan kumusnahkan buah cinta kalian biar aku menang.”Astaga, ia tampak stres dengan ambisi berusaha memenangkansebuah pertandingan. Bukankah ia seorang dokter hingga lebih tahu obat penyakitmental apalagi fisik. Sepertinya ilmu tidak berguna hingga ia terlihat sangatmemprihatinkan.“Ma, ia mau tembak dedek,” bisik