Home / Romansa / TERGODA CINTA DUDA DINGIN / 04. Bersiap Untuk Perang

Share

04. Bersiap Untuk Perang

last update Last Updated: 2024-10-09 22:10:51

"Ya Tuhan,kenapa gue apes banget ya!"

Naura memegangi kepalanya dengan dua tangan terlihat begitu frustasi sementara sahabatnya, Fransiska, pemilik apartemen yang dia tinggali sementara selama mengajar di Paud sedang duduk santai menikmati kue blackforest sambil bertopang dagu. Mendengarkan saja Naura menumpahkan kekesalannya.

"Di sana penuh dengan anak-anak yang terlihat susah diatur."

"Yaiyalah anak-anak. Kalau nenek-nenek ya namanya panti jompo!"

Naura melotot. "Ih serius. Elo tahu kan apa yang gue maksud?!"

"Lebay." Siska mengunyah blackforestnya. "Cuma elo aja yang menganggap kalau anak-anak itu menyebalkan padahal ya mereka itu lucu dan ngegemesin.”

Naura menopangkan dagu, menghela napas panjang. "Keponakan-keponakan gue yang biang onar itu. Setiap mereka datang ke rumah atau pas gue lagi main ke rumah mereka, pokoknya hanya ada keributan aja di sana. Bikin pusing dan sumpek. Belum lagi kalau kakak-kakak gue lagi ngomelin mereka."

Siska tertawa membuat Naura keki dan dengan gerak cepat memasukkan sendok kecil ke dalam mulutnya yang terbuka.

"Hmmpp—" Siska mendelik. "Sialan!!" umpatnya seraya mengeluarkan sendok dari mulutnya. "Elo Tante paling payah yang pernah gue temuin."

"Terserah!"

Naura menarik gelas kristalnya, mengambil botol anggur merah yang sudah dia buka, menuangkannya dan menegaknya sampai habis.

"Gue bahkan ketemu dengan lelaki mesum itu di sana!" Naura masih tidak menyangka kalau bumi itu sesempit ini. Bisa-bisanya mereka bertemu lagi di tempat seperti itu hingga dia terpaksa meninggalkan mobilnya dan harus merayu Siska untuk mengambilnya tapi sayangnya mobilnya terkunci dan catatan yang ditinggalkan di kaca depan membuatnya ingin mengumpat.

Laki-laki itu meninggalkan catatan yang mengatakan kalau dia membawa kunci mobilnya sampai dia mau bertatap muka dengannya.

"Gila ya tuh laki!" decaknya kesal.

“Wah, elo benar-benar apes,” Siska tertawa. "Kayaknya elo nggak bisa mengelak lagi dari dia kalau mau ambil mobil lo."

Naura mengacak rambutnya,tidak mau memikirkannya. Biar saja mobilnya ada di sana, Naura tidak peduli dari pada dia harus berhadapan dengan laki-laki itu lagi.

“Erghh, kira-kira gue bakalan sanggup bertahan sampai berapa lama ya di sana?"

"Palingan juga besok lo kabur," cibir Siska.

"Ohh tentu tidak!" Naura menggelengkan kepala. "Gue harus bisa bertahan."

"Harus lah supaya elo bisa cepat-cepat nikah dan gak jadi perawan tua hanya karena para lelaki kabur dengan pemikiran konyol lo itu."

"Sialan!!" umpatnya. "Gue gak akan jadi perawan tua!"

"Makanya, rubah itu pola pikir dan sikap lo ke anak-anak supaya hal itu gak kejadian. Dengar ya—" Siska memutar sendok kecil di tangannya yang dihadapkan ke Naura. "Semua laki-laki menginginkan keluarga bahagia. Punya istri cantik yang hot di ranjang, punya anak-anak lucu yang wajahnya mirip dengannya, punya julukan kekinian yang bangga disanding mereka—"

"Apa tuh?"

"Hot Daddy," dengus Siska.

"Ohhh," Naura manggut-manggut.

"Coba aja lo lihat itu lelaki macho pecinta keluarga yang ada di i*******m. Mereka bangga dengan julukan itu."

"Gue gak pernah sih kepoin i*******m mereka kayak elo yang ujung-ujungnya bakalan mupeng sendiri dan menghayal, kapan sekiranya calon suami masa depan elo yang wujudnya serupawan mereka lengkap dengan roti sobeknya datang dan ngawinin elo supaya bisa beranak pinak sekaligus memperbaiki keturunan." Naura menggelengkan kepala. "Bukan gue banget."

"Resek!” umpat Siska. “Wanita di luaran sana sekarang hobinya gitu. Bukannya nyimpan foto kekasihnya malah diam-diam ngumpulin foto topless mereka, melototin i***a story mereka dan sok iya komen-komen berharap di notice. Banyak tuh."

"Termasuk elo kan?" tuduh Naura.

Siska memonyongkan bibirnya. "Hanya satu orang aja sih yang hobi gue intip roti sobeknya."

"Siapa?"

"Nick Batman." Siska nyengir membuat tawa Naura menyebur.

"Yailah. Lelaki brewokan itu?" Naura menggelengkan kepala. "Lelaki hayalan banyak wanita kesepian di luar sana."

"Eh, gak hanya wanita kesepian tapi ibu-ibu muda masa kini juga banyak loh!!" Siska menopangkan dagu. "Soalnya ya, dia itu makin tua, udah punya buntut satu makin gak nahan hotnya."

Naura memutar bola mata. "Ya elo aja itu. Gue sih kagak!"

Siska mendengus. "Pokoknya ya intinya, lelaki itu pasti ingin memiliki keluarga utuh. Ngapain coba nganggurin istri yang gak mandul kecuali elo didiagnosa terkena penyakit ganas. Pastilah maunya blendungin istrinya supaya beranak pinak."

"Ah tahulah. Bikin pusing!!" Naura jengah, menegak lagi anggurnya.

"Hmm tapi setelah di pikir-pikir, kok ya gue kasihan sama anak-anak yang akan elo ajar itu. Mereka pasti takut punya guru modelan lo gini!"

"Heh, mereka pasti bakalan ngelawan balik dengan wajah polos mereka itu nggak ada takutnya."

"Kalau gue yang jadi kepala sekolahnya, gak bakalan gue kasih masuk lo di situ. Nanti anak-anak bukannya senang malah stress."

"Woiiii! kenyataannya yang stress itu gue bukannya mereka."

Siska merebut gelas Naura, menuangkan anggur merah untuknya sendiri. "Gue tanya, memangnya dulu elo gak pernah kecil apa? Emak lo ngelahirin lo langsung berjodol umur dua puluh delapan tahun?" Naura memonyongkan bibirnya. "Mikir dong ah. Elo juga pernah kecil dan lo pasti punya banyak kenangan kan tentang hal itu."

"Tau ah gelap," Naura sok cuek.

"Dikasih pencerahan malah begitu." Siska berdiri dari duduknya, membereskan bekas piring yang digunakannya. "Udahlah, kalau memang gak sanggup ya mengaku aja kalah."

"NOOOOO!" pekik Naura, memutar tubuhnya mengikuti langkah Siska menuju ke dapur. "Ini masih pemanasan. Pokoknya ya, gue harus menang dan anak-anak itu harus nurut semua sama omongan gue."

Siska berdecak. "Lo pikir mereka pekerja lo di kantor. Sinting!!"

"Bodo amat!!"

Naura memilih untuk berdiri, berjalan ke arah ruang tamu dan menjatuhkan pantatnya di sofa, tidur terlentang di sana.

"Lebih baik ya elo pikirkan gimana caranya mengambil hati mereka pelan-pelan dan lo akan lihat kalau mereka itu menyenangkan," teriak Siska dari dapur.

"Ngambil hati mereka?" Naura bertanya balik. "Ih sori mori dori aja ya. Memangnya mereka siapa? Ogah banget!"

Naura menghidupkan televise, mengganti salurannya tanpa benar-benar dia tonton karena pikirannya penuh dengan kejadian yang akan dialaminya besok.

"Keras kepala!! Pantas aja Wisnu lari," tambah Siska kemudian.

"Berisik!!"

Naura mengambil bantal sofa dan menutup kepalanya yang pusing tapi sedetik kemudian dia bangkit lagi.

"Ya ampun, gue telpon aja kali ya mobil derek langgannannya Mama buat bawa pulang mobil gue. Masalah kunci dipikirkan nanti ajalah."

Siska menatapnya dengan pandangan frustasi, menghela napas lelah. "Serah lo lah. Tapi mau sampai kapan elo bakalan menghindar dari laki-laki itu. Elo kan berhutang budi, maaf sama ucapan terima kasih."

"Tapi dia itu seram, SISKAAA!" teriak Naura, frustasi dan menjatuhkan diri lagi di sofa sembari mengacak rambutnya kesal.

***

Related chapters

  • TERGODA CINTA DUDA DINGIN   05. Frustasi Di Hari Pertama

    “Beb, ini sih namanya bunuh diri." Naura memutar bola mata sembari mengotak-atik ponsel di tangan saat perias yang sedang menata rambutnya berkomentar."Elo kan gak suka banget sama anak kecil. Udah deh dari pada elo yang pusing nantinya mending angkat bendera putih aja dari sekarang.""Kamu lebay deh, Don. Masa gue harus kalah sebelum berperang sih. No Way!!"Doni Amirah, lelaki berjari lentik di salon langganannya yang bisa menyulap itik buruk rupa menjadi secantik cinderella itu sangat tahu bagaimana tidak sukanya dia dengan anak-anak.Pagi-pagi buta, Naura sudah ada di depan salon Doni padahal jam operasionalnya itu masih beberapa jam lagi hingga membuat Doni marah-marah. Dihari pertamanya bekerja, Naura ingin penampilannya sempurna supaya mudah mempengaruhi anak-anak."Ihh dibilangin juga ih. Gue gak bisa bayangin itu nanti anak-anak bakal lihat wajah monster lo yang galaknya gak ketulungan. Kasihan aja sih sama mereka yang harus berhadapan dengan guru modelan lo gini."“Makany

    Last Updated : 2024-10-10
  • TERGODA CINTA DUDA DINGIN   06. Rusuh dalam Kelas

    “Bagaimana hari pertamamu bekerja?” Naura yang sedang selonjoran kaki di sofa ruang tamu rumahnya mencebik menjawab pertanyaan Arbella yang datang dari arah dapur dan duduk di sofa tunggal sambil nyemilin kacang goreng. “Rusuh.” Arbella tertawa membuat Naura keki dan membuang muka kembali fokus dengan ponselnya untuk mencari tahu kegiatan Wisnu. Tapi sayangnya, sejak satu jam yang lalu tidak ada yang bisa di dapatkannya. “Tapi seru kan?” “Seru apanya? Stress sih iya.” Arbella berdecak, “Tapi ingat loh ya, mereka itu anaknya orang yang nggak bisa kamu marahin sembarangan. Kamu harus hati-hati dalam berbicara dan bersikap.” “Aku sudah berusaha semampuku,” desah Naura. Membayangkan kembali dia harus menahan dirinya sekuat tenaga agar tidak berubah menjadi hulk. “Percayalah, itu semua akan kamu rasakan manfaatnya suatu hari nanti.” “Aku tidak peduli,” cibir Naura. “Kalau kamu mau menyerah dan pasrah ditinggalkan Wisnu ya kamu berhenti saja.” Naura mendelik. “Kamu bilang aja sam

    Last Updated : 2024-10-27
  • TERGODA CINTA DUDA DINGIN   07. Kesialan Tak Terduga

    Hari ini lengkap sudah deritanya. Tadi pagi mobilnya mogok, tidak ada seorangpun yang bisa diandalkan untuk datang membantunya selain tukang bengkel hingga akhirnya memilih naik taksi, maag-nya kambuh karena belum makan, kemeja putihnya sudah bercorak saat ini yang bisa aja dia cuci tapi itu malah akan membuat warnanya amburadul jadi terpaksa dia pakai dan akan membuangnya saat berada di apartemen dan sekarang saat pulang, hujan turun dengan derasnya. Sekolah sudah sepi sejak setengah jam yang lalu, Naura memilih berdiri sendirian di gerbang menunggu Fransiska yang akan menjemputnya, di bawah lindungan payung yang dipinjamkan Karen yang motifnya spongebob. Luar biasa sekali Naura meniup poninya. "Apes banget hari ini." Naura memeluk tubuhnya sendiri, memperhatikan sekelilingnya dan hujan seakan mengaburkan pemandangan apapun yang ada di depannya. Saat melihat kemejanya, di mana ada dua corak telapak tangan yang letaknya pas banget di masing-masing bagian dadanya membuat Naura tam

    Last Updated : 2024-10-28
  • TERGODA CINTA DUDA DINGIN   08. Memergoki Hot Daddy

    Setelah diancam akan digeret ke pengadilan sama hot daddy yang ganteng itu, Naura stress. "Elo kalau stress mengerikan!!" Di sampingnya, Siska begidik seraya menunjuk lima paperbag dengan ukiran nama merek butik terkenal yang Naura letakkan di atas kursi. Malam ini, Naura menggeret paksa Siska menemaninya ke mall untuk menghilangkan rasa stress dan penat setelah seharian mengalami kesialan. "Ya inilah gue." Naura menggidikkan bahu, duduk menyandar di kursi salah satu restoran di dalam mall yang malam ini cukup ramai. Steak di piringnya masih sisa setengah berbeda dengan Siska yang sudah menghabiskan spaghetti-nya dan sedang menyantap es krim coklat bertabur kacang almond. "Memangnya elo gimana?" "Gym—" Siska menyendok es krim di mangkuknya. "Yoga dan sebagainya." "Ah kalau itu sih memang keharusan. Gue selalu rutin olahraga." "Elo ngilangin stress ngabisin duit berjuta-juta." Siska menggelengkan kepala, Naura hanya nyengir. "Jadi sebenarnya elo stress karena bertemu dengan lak

    Last Updated : 2024-10-29
  • TERGODA CINTA DUDA DINGIN   09. Like Father like Son

    Gara-gara laki-laki itu juga, Naura sampai gak bisa tidur dan paginya malah bangun kesiangan dan buru-buru berangkat ke sekolah sampai tidak sempat sarapan. Padahal dia tahu akibatnya jika tidak sarapan bagi tubuhnya.Di sekolah, dia jadi gampang marah. Entah sudah berapa banyak anak-anak yang dia omeli padahal mereka melakukan kesalahan yang tidak perlu dipermasalahkan. Bahkan Keylan sudah dia marahi habis-habisan karena tidak mau menurut.Setelah semua anak-anak sudah pulang, Naura keluar dari ruangan kelas setelah membersihkan beberapa barang yang tercecer. Dia sudah membayangkan makan rawon iga yang enak banget hingga membuatnya buru-buru keluar dari sana.Saat berada di depan pintu di mana sepatunya berada, Naura terdiam sesaat dan menyimpitkan mata. Ada yang bergerak-gerak di sana. Naura mengedarkan pandangan melihat suasana sekolah yang sepi lalu kembali memperhatikan apa yang ada di dalam sepatunya. Naura mengaitkan rambut panjangnya ke telinga, merunduk seraya mengulurkan ta

    Last Updated : 2024-10-30
  • TERGODA CINTA DUDA DINGIN   10. Adegan Pingsan Dadakan

    “Arjuna Ivander.” Naura mengulang nama itu di kepalanya. Namanya aja udah macho banget meski terkesan sangat Indonesia tapi cocok untuk hot daddy yang satu itu. Bertanya-tanya dalam hati apa wanita berdandanan menor yang dilihatnya kemarin malam di restoran itu adalah Srikandinya. "Iya." Karen menyendok rawon iganya ke dalam mulut sebelum melanjutkan. "Pak Arjuna yang gendong kamu ke klinik. Dia panik banget tadi." "Bohong!!" bantah Naura dengan lantang. Mana mungkin lelaki straight face begitu panik. Kalau tertawa mengejek sih lebih masuk akal. Karen berdecak, menggigit iga lepas dari tulangnya dan mengunyahnya. "Terserah kalau gak percaya." "Aku gak percaya." Karen menggidikkan bahu, terus mengunyah sementara Naura bahkan belum menyentuh iga rawon yang sangat diidamkannya dari tadi pagi karena sibuk memikirkan nasibnya yang hari ini memalukan. Lebih tepatnya, sangat-sangat-sangat-sangat memalukan. Naura bersyukur ketika terbangun dari pingsannya, lelaki dengan ekspresi sedat

    Last Updated : 2024-10-31
  • TERGODA CINTA DUDA DINGIN   11. Membuat Bento Dadakan

    "Bu Naula—" "Apa?!" jawab Naura sambil melotot. Keylan merengut seraya mengulurkan kotak bekalnya. "Ini buat Ibu Gulu." "Kenapa buat Ibu?" Naura sempat kaget saat tiba-tiba Keylan datang dan memberikan bekalnya yang biasa dia bawa di kotak makan motif spiderman itu padahal masih terlalu pagi. Biasanya Keylan akan datang kalau sudah mendekati jam masuk sekolah. "Supaya Bu Gulu enggak pingsan lagi sepelti kemalin." Naura mendorong balik bekal itu. "Gak usah, Ibu sudah sarapan." Keylan menarik bekal itu dengan wajah sedih. Naura berdecak. "Nanti kalau Ibu yang makan, kamu bisa pingsan." Keylan menggelengkan kepala, menyodorkan lagi bekalnya. "Kata Papi jadi anak lelaki itu halus kuat, halus mendahulukan pelempuan." Naura menaikkan alis mendengarnya, anak sekecil ini sudah diajarin menjadi seorang gantleman. “Kalau gak mau semua ya udah sepaluhnya aja.” "Nanti Ibu yang dimarahin sama Papimu." Naura berdiri dari duduknya setelah membereskan buku bergambar juga crayon yang

    Last Updated : 2024-11-01
  • TERGODA CINTA DUDA DINGIN   12. Ganteng Tapi Menyebalkan

    "Aku rasa itu bukan urusanmu." "Oh, itu secara tidak langsung juga urusanku karena anakku ada di dalam kelas yang diajar oleh guru tidak kompeten sepertimu. Sebagai orang tua yang sangat mencintai anak mereka, wajar saja kalau aku khawatir dengan keselamatannya. Bisa saja tiba-tiba di saat kamu sedang stress dan cenderung melakukan hal membahayakan—" "Aku bukan psikopat!” Teriak Naura kesal, menghentikan serbuan kata-kata Arjuna yang langsung terdiam. "Kamu jadi laki cerewet banget ya ngalahin ibu-ibu kompleks. Wanita mana coba yang tahan sama kamu!!" Naura mengetukkan kepalanya dengan tangan. "Ah ya lupa, istrimu pastinya. Sepertinya dia wanita yang extra sabar ya. Apa wanita berdandanan menor malam itu?" Naura mengedarkan pandangan ke sekitar area rumah tapi keadaanya sepi sekali. Bahkan pembantu juga tidak ada nampak. "Wah, apa tanggapannya kalau dia tahu kamu membawa wanita ke dapur rumahmu." Naura mencibir sementara Arjuna hanya diam, nampak tidak terpengaruh membuatnya malah

    Last Updated : 2024-11-02

Latest chapter

  • TERGODA CINTA DUDA DINGIN   47. Mata Kelilipan

    "Papaaa??!” Naura berteriak memanggil Papanya sesaat setelah masuk ke dalam rumah. “Duh, jangan teriak-teriak gitu dong, Na,” ucap Mamanya, duduk menonton televisi di ruang tamu sembari mengupaskan Mangga untuk Papanya yang duduk selonjoran kaki di sofa. “Gimana Naura gak teriak Ma kalau seperti ini.” Naura duduk di lantai di samping Papanya yang senyum-senyum sendiri membuat Naura kesal melihatnya. "Naura kaget banget waktu lihat berita itu terlebih saat nama Papa di sebut. Itu gimana ceritanya?" Naura penasaran. "Sepertinya kamu demen sama dia ya,Na. Gimana kalau kita jebak dia dengan pernikahan juga mumpung Papa punya saham besar di sana?" Naura ternganga maksimal memandangi Papanya yang nampak santai sementara anaknya sudah seperti kena serangan jantung. "Papa yakin dia gak akan menolak dijodohkan paksa dengan kamu." "Ih, Papa ini ngaco deh! Kalau dia aja menolak dijodohkan dengan wanita modelan Fransiska apalagi sama modelan Naura yang amburadul begini!" decaknya. "Eh, ja

  • TERGODA CINTA DUDA DINGIN   46. Dipanggil Sayang

    "Tumben, Ibu bos ada di kantor sepagi ini." Naura sedang duduk diam di dalam ruang kantornya sejak pagi-pagi sekali saat sekretarisnya, Amel, masuk ke dalam kantornya."Lagi nggak mood aja," balasnya asal.Naura hari ini memutuskan untuk izin sehari pada Ibu Dahlia dari kegiatan mengajar dengan alasan kurang sehat padahal dia hanya tidak ingin melakukan apapun saat ini. Kalau datang ke sekolah bisa-bisa dia berubah jadi hulk."Kalau nggak mood mending tidur aja di rumah,Bu." Amel meletakkan secangkir teh herbal yang masih mengepul di mejanya. "Tapi, karena kebetulan Ibu ada di sini jadi ada beberapa berkas yang harus Ibu tanda tanganin." Amel meletakkan setumpuk berkas yang membuat Naura melotot. Biasanya saat dia harus ke sekolah, Naura akan menyelesaikan pekerjaannya di restoran saat sore hari."Haaaah--" Naura mendesah. "Ini kan masih pagi,Mel.""Yah, senam jari pagi-pagi bagus juga."Amel terkekeh, Naura memutar bola matanya kesal."Tapi Bu, maaf nih, apa Ibu sudah putus sama Pak

  • TERGODA CINTA DUDA DINGIN   45. Hadiah Tamparan

    "Apa yang elo pikirkan sampai segitunya?" tanya Siska yang datang dari dapur membawa semangkuk salad buah saat melihat Naura bengong memandangi keluar kaca jendela. Saat ini mereka sedang asyik menikmati Weekend di apartemen. "Elo kan sudah lega bisa lepas dari Wisnu. Dia sama sekali nggak ada hubungin elo lagi kan?"Naura menggelengkan kepala,"Seminggu ini hidup gue rasanya tenang, tentram dan adem banget. Keylan tukang rusuh belum masuk sekolah, Arjuna belum menampakkan hidung mancungnya, Wisnu sudah nggak tahu gimana kabarnya, walaupun yah, duda nomor dua masih tetap berusaha mengajak gue makan malam.""Elo suka sama duda nomor dua?""Masih belum tahu.""Kalau sama duda nomor satu?""Masih dalam tahap memahami cara berpikir Arjuna gendeng yang kadang gak gue pahamin.""Terus nanti elo nyoblos kandidat duda yang mana?""Nomor—" Naura mendelik saat menyadari sesuatu, Siska di depannya sudah menutup mulut geli."Sialan lo ngerjain mulu!!!""Arjuna itu cinta sama elo. Tandanya

  • TERGODA CINTA DUDA DINGIN   44. Tidak Boleh Tergoda

    Aku akan merindukanmuAku akan merindukanmuAku akan merindukanmuKalimat itu yang terus terulang di dalam kepala Naura bahkan di saat dia tengah duduk di depan Wisnu yang hanya diam memandanginya di salah satu sudut area outdoor cafe yang siang hari nampak tidak banyak pengunjung,kecuali yang berada di area dalam.Apa laki-laki itu memang benar-benar menyukainya? Kenapa sulit sekali memahaminya? Naura jadi pusing memikirkannya. Naura bahkan tidak tahu kenapa dia sempat-sempatnya memikirkan kalimat itu dalam keadaan seperti ini."Naura."Panggilan itu menarik kembali Naura dari lamunannya akan duda nomor satu. Akhirnya, Wisnu buka suara setelah keterdiamannya selama beberapa menit lalu."Mama meminta kita berpisah." Naura tidak kaget lagi dengan hal itu. Malah aneh kalau Mamanya malah memperbolehkannya menikah setelah pembicaraan mereka tempo hari."Apa kamu memang tidak mau menikah denganku hingga menolak persyaratan dari Mama?" lirihnya."Bagaimana bisa kita menikah dalam

  • TERGODA CINTA DUDA DINGIN   43. Dicegat Si Mantan

    “Taman hiburan?” Naura tidak menyangka jika Arjuna akan membawanya ke taman hiburan yang malam ini terlihat padat pengunjung. Naura pikir dia harus melakukan sesuatu contohnya memasak seperti niat awalnya di mana dia akan menukar kunci mobilnya dengan bento buatannya tapi ternyata dia salah. “Iya. Keylan pengen naik komedi putar.” Sepertinya, ini rencana dadakannya Arjuna karena malu jika bermain berdua saja dengan Keylan. Naura berjalan bersisian di samping Arjuna sembari memperhatikan sekitarnya yang ramai dengan banyaknya stan jualan juga wahana yang lampunya berpendar meriah. Keylan yang berada dalam gendongan Papinya juga terlihat senang. “Bu gulu Naula, nanti kita naik kuda yang itu ya,” tunjuknya ke arah kejauhan di mana wahana komedi putar berada. “Loh, naiknya sama Papimu aja dong. Kenapa ajak-ajak Ibh!" “Nda mau. Pokoknya sama Bu Gulu aja.” "Kalau aku sudah ketuaan nail begituan," kilah Arjuna. "Memangnya aku masih terlihat seperti anak baru gede gitu," cibir

  • TERGODA CINTA DUDA DINGIN   42. Diculik si Duda

    Sepanjang sore, ponsel Naura tidak berhenti berdering hingga dia harus mengubahnya menjadi mode getar. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Wisnu yang sudah bisa dia tebak apa yang akan dia bicarakan, yaitu Mamanya. Naura memang merasa bersalah karena sudah bersikap tidak sopan tapi dia tidak punya pilihan lain. Dia tidak bisa menunda-nunda melakukan pemutusan hubungan dengan Wisnu. Sebagai seorang anak tunggal yang selalu dimanja, Wisnu pasti akan membela Mamanya dan Naura enggan untuk berdebat. Naura akan menenangkan diri dulu lalu menemui Wisnu untuk membicarakan semuanya.Naura keluar dari restoran selepas matahari tenggelam dan berniat untuk pulang ke apartemen Siska. Selama perjalanan, Naura tidak habis pikir dengan semua yang dibicarakan oleh Mamanya Wisnu. Baginya itu terlalu berlebihan memaksakan sesuatu yang seharusnya tidak perlu ikut campur. Bagaimana nanti kalau ternyata, dia dan Wisnu malah ditunda memiliki momongan oleh Tuhan bukan karena mereka tidak subur dan sejenisnya.

  • TERGODA CINTA DUDA DINGIN   41. Mantan Calon Ibu Mertua

    Naura baru saja akan membuka pintu ruangan Wisnu di kantornya saat pintu itu terbuka dari dalam dan muncul Jessi dari sana yang langsung kaget melihatnya. “Astaga, Bu Naura.” Jessi yang memeluk map di dadanya nampak tidak menyangka dengan kedatangannya. “Kok nggak kasih kabar dulu kalau mau datang.” Naura menaikkan alis, memperhatikan penampilan Jessi dari atas sampai bawah, tidak ada yang aneh tapi di mata Naura nampak sedikit mencurigakan.“Memangnya harus ngabarin dulu kalau mau ketemu bosmu.”Jessi merapikan rambutnya yang diikat satu, “Bisa saja Pak Wisnunya sedang ada meeting di luar,Bu. Lagian, saya pikir kalian sudah putus karena Bu Naura nggak pernah kelihatan lagi ngejar-ngejar Pak Wisnu.”Naura mendelik, mulut sekretarisnya Wisnu ini memang kadang-kadang bisa membuat orang darah tinggi yang diucapkan dengan ekspresi sok imut.“Sok tahu kamu!” decak Naura, mendorong Jessi minggir dengan lengannya. “Tapi, dia ada di dalam kan?” Jessi minggir,“Ada kok,Bu. Silahka

  • TERGODA CINTA DUDA DINGIN   40. Menikahi Duda?

    Naura melintasi halaman lobbi salah satu apartemen mewah setelah mengantarkan kue titipan Mamanya untuk temannya dan segera masuk ke dalam mobil saat Siska menelepon."Hmm—""Elo beneran makan siang sama duda nomor dua?""Apaan sih duda nomor dua?" decaknya. "Namanya Mas Rendy.""Wuiiihhhhh—" Naura menjauhkan ponselnya saat mendengar pekikan Siska. "Jadi sekarang manggilnya sudah Mas?""Itu cuma panggilan biasa aja!" dengus Naura kesal, duduk di balik kemudi. "Kita cuma makan siang biasa terus nemenin dia nyari kado buat Malika.""Wuuiiiihhhh—" Naura memutar bola mata saat Siska memekik lagi. "Jadi sekarang sudah makin akrab sama tuh duda sampai diajak makan dan jalan-jalan begitu?""Itu cuma makan dan jalan biasa aja.""Tetap aja dari hal yang biasa bisa berubah menjadi hal yang luar biasa. Elo memperbolehkan dia satu kali dan dia akan mencoba lagi nanti. Pegang aja kata-kata gue!""Entahlah, gue gak mau terlalu mikirin itu.""Tapi elo harus bisa menentukan pilihan. Semakin lama elo

  • TERGODA CINTA DUDA DINGIN   39. Ada Apa Dengannya?

    Siska tertawa sampai guling-guling di lantai saat malamnya Naura menceritakan kesialan apa yang dialaminya tadi siang termasuk adegan pertikaian antara dirinya dengan Arjuna.Niat hati ingin menghindar dari serangan para duda tapi apa daya kalau dia malah membuat Wisnu berasa senang akibat dipanggil calon suami. Yeah, senjata makan tuan. Kampret memang!!"Heh, elo udahan kenapa sih ah ketawanya!!" Sungutnya kesal, mendaratkan bantal sofa berkali-kali ke badan Siska yang masih dikuasai oleh tawa. "Prihatin kek, khawatir kek atau dihibur kek, eh, malah ketawa. Gue ini lagi kena musibah, Siskaaa gendengggg!!""Wait!" Siska menarik bantal di tangannya. "Gue lagi ngetawain kebegoan lo!!"Siska tertawa lagi, Naura manyun dan merebahkan diri di sofa, menutup wajahnya dengan bantal. "Aihh sial banget gue hari ini. Gara-gara dikerubungin dua duda sekaligus bikin gue jadi kehilangan fokus." Naura duduk lagi dan menarik rambut Siska dengan kesal. "Elo kemana sih?!! Gue kan sudah suruh elo siaga

DMCA.com Protection Status