Richard terdiam setelah mendengar perintah itu dari sang ayah. Vermont hanya mengatakan satu kalimat tersebut dan langsung mengakhiri panggilan teleponnya. Makan malam bersama? Yang benar saja! Pikir Richard. Pasti Vermont sedang merencanakan sesuatu, Richard pun memberikan pesan kepada sang ayah kalau dia menolak membawa tunangannya untuk makan malam. Dia beralasan kalau tunangan dia cukup sibuk sehingga tidak memiliki waktu, tapi sayangnya Vermont memaksa. Kalau tidak, maka dirinya sendiri yang akan datang ke tempat kerja Callista. Hal ini membuat Richard sedikit panik. Dengan terpaksa dia menerima ajakan sang ayah.
“Ck! Keras kepala sekali,” gumamnya setelah pesan yang dia kirimkan tidak lagi dibalas Vermont. Bersamaan dengan itu, mereka sampai di markas ValHolitz. Segeralah Richard menuju ke ruangannya dan bersantai di sana.
Satu jam kemudian, Oscar masuk ke dalam ruangannya dan melaporkan kalau beberapa anak buah ValHolitz dihajar habis-habisan sampai
Kini Callista terduduk di salah satu kursi café. Wajahnya tampak memandangi pemandangan luar yang terlihat mendung. Di atas meja terdapat dua cangkir kopi hangat serta sepiring camilan. Sementara di depan dia, terduduklah seorang pria tampan yang kini memandangi Callista.Karena tidak ingin kehilangan kesempatan untuk mendapatkan informasi tentang sang mantan suami, dengan terpaksa Callista datang menemui Richard. Kini keduanya berada di dalam café dan tengah terdiam semenjak datangnya pesanan mereka. Callista menunggu Richard mengatakan sesuatu, begitu sebaliknya.Terdengar decakan dari mulut Callista karena kesal Richard tidak segera memulai. Dia bertanya, “Apakah kau akan diam saja sampai café ini tutup? Ayolah! Katanya kau akan memberi tahu aku tentang dia, kenapa sekarang malah diam saja? Kau ingin membuatku naik pitam?”“Maaf. Aku rasa aku belum siap untuk memberitahumu tentangnya, ta-““Yang benar
“Ayolah! Ku kira kau mengalami hal itu,” kata Justin.“Mana mungkin, Bodoh!” balas Callista. Justin hanya memutarkan kedua bola matanya. Tiba-tiba saja Fritz menuliskan sesuatu lalu menunjukkan hasil tulisannya kepada Justin. Di sana Fritz menjelaskan kalau hal tersebut memang pernah terjadi, tapi tidak sampai membuat Callista melarikan diri dengan cara terjun dari ketinggian. Teman-teman Callista yang berada di tim lain menyelamatkan dia bersama dengan Fritz, mereka melawan musuh lalu membantu Callista melarikan diri.Fritz mengungkapkan kalau kejadian itu adalah kejadian yang paling tidak ingin diceritakan oleh Callista, tapi entah kenapa hari ini malah diceritakan. Fritz juga tidak memahami hal itu. Seusai membaca tulisan tersebut, Justin menatap Callista yang kini sedang memandanginya juga. Callista merebut kertas yang dibaca Justin dan membacanya.“Sialan kau, Fritz!” Hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Callista lalu
Tim Chasseurs berkumpul di salah satu ruangan di markas Forezsther. Kini mereka sedang mendengarkan cerita Letizia yang sudah mengingat semuanya. Amnesia sementara wanita itu sudah pulih, sekarang dia sudah sembuh. Banyak hal yang dia ingat, termasuk sebelum kecelakaan berlangsung.Letizia mengungkapkan kalau ketika dirinya hendak pingsan, ada seseorang yang berdiri tidak jauh dari mobil tim Chasseurs dan sedang menyeringai ke arah seseorang yang ada di mobil. Orang tersebut tidak asing bagi Letizia, sayangnya dia tidak melihat dengan jelas karena saat itu pandangannya buram ditambah banyak orang yang mulai berdatangan.Wanita itu meminta maaf karena sudah merepotkan semua orang, termasuk Callista yang notabenenya selalu berusaha untuk mengembalikan ingatan Letizia. Selain Callista, anggota tim Chasseurs juga sempat membantu. Dia kembali meminta maaf sudah membuat banyak orang kesulitan karena dirinya. Kali ini dia akan membalas budi dengan membantu mereka sebisa mungk
“Hah? Aku sudah menyuruh mereka ke sini untuk memperkenalkan mereka denganmu, bahkan menjelaskan bagaimana kemampuan dan tugas mereka, tapi kau tidak tertarik? Yang benar saja, Zouch! Siapapun pasti akan mau bergabung dengan tim The Crow Hunters, apalagi mereka semua adalah pria-pria tampan yang berbakat. Kau akan diratukan kalau kau menjadi salah satu anggota tim ini. Namun kau malah menolak!” omel Alberto membuat Callista memalingkan wajahnya dengan malas. Dia enggan berdebat dan hanya diam saja ketika sang bos mengomeli.“Kau sendiri yang menawarkan tim itu, bukan keinginanku untuk mengenal mereka,” gumam Callista.“Kenapa kau diam saja? Biasanya kau ak-““Ku dengar kemampuanmu hampir mirip dengan kami dan kita bisa menjadi tim yang hebat, tapi kenapa kau menolak? Apakah ada alasan khusus yang membuatmu enggan untuk bergabung?” tanya Ninetto membuat Callista meliriknya. Dia menukas omelan sang bos yang tidak pen
Fritz terkejut mendengar jawaban Callista. Dia tidak menyangka kalau musuh lama mereka bekerja di Forezsther, bahkan menjadi kaki tangan bos mereka sendiri. Callista juga tidak tahu sejak kapan Ethan bekerja di sana. Hal ini mengejutkannya sampai-sampai tidak bisa berkata-kata. Hanya kebingungan serta kekhawatiran yang dirasakan oleh dua insan ini ketika mengetahui kenyataan itu.Fritz menatap Callista dan mempertanyakan kebenarannya. Callista menjelaskan apa yang terjadi tadi siang di ruang kerja Alberto dan kehadiran tentang tim The Crow Hunters. Sebenarnya Callista tidak asing dengan nama kelompok itu, ketika bekerja di Forezsther pada masa lalu, dia pernah mendengar namanya, begitu pula dengan Fritz. Namun mereka tidak pernah melihat wajah orang-orang dari tim itu. Para anggota dari tim The Crow Hunters cukup misterius, mereka tidak pernah melihat bagaimana wajahnya. Hari ini Callista bisa melihat dan tahu siapa saja para anggota tim tersebut.Callista berkata kala
Callista tidak segera menerima panggilan dari Richard, dia sengaja membiarkan panggilan itu terus berbunyi. Dia mencoba untuk menyibukkan diri di dapur dengan membuat sereal. Namun panggilan masuk di handphonenya terus berbunyi sehingga sangat mengganggu. Callista pun mematikan volume benda tersebut agar tidak berisik.Seusai sarapan dengan tenang, dia pun kembali melihat handphonenya dan panggilan dari Richard sudah berhenti satu menit yang lalu. Callista hanya mendesis. Selain mendapatkan telepon, Richard juga mengirimnya pesan yang berisi kalau ada hal yang ingin dibicarakannya. Wanita ini enggan membalas, dirinya hanya membaca pesan tersebut.Hari ini Callista sudah berencana akan pergi ke pusat kota untuk membeli bahan masakan di dapur. Stok dapur sudah hampir habis. Callista pun berganti pakaian lalu sedikit merias diri setelah itu beranjak dari ruangan apartemennya. Seketika saja dia menghentikan langkah kaki saat melihat mobil mewah terparkir tepat di depan ged
Richard meringis kesakitan ketika perutnya dipukul oleh Callista. Wanita itu tidak terima kalau sang bos mafia mengatakan hal tentang apa yang terjadi kepada mereka. Untuk mencegah hal tersebut, dia memukulnya agar berhenti berbicara. Alih-alih berhenti, Richard malah mengomeli Callista seraya masuk ke dalam rumah. Dia hanya memalingkan wajah ke arah lain, enggan menatap pria di sampingnya itu.Karena sudah masuk ke dalam rumah, Richard memperingati untuk memberikan senyuman kepada orang lain yang ada di ruangan ini. Katanya sang ayah sudah menunggu di ruang makan. Dengan terpaksa Callista menyunggingkan senyumannya, dia tidak mau terlihat cemberut ketika seseorang melihat kehadirannya di sini.Callista tidak sengaja melihat seisi rumah ini yang tampak mewah dan klasik. Di dinding ada hiasan kepala hewan yang tampak seperti asli, dirinya juga menginjak karpet berbulu hewan serta tercium aroma darah yang sangat samar. Barang-barang di rumah ini terlihat mewah walau terk
Perkataan Vermont membuat Richard bangkit dari duduknya karena terkejut, tepatnya pura-pura terkejut agar lebih meyakinkan pria itu bahwa Richard tidak setuju dengan ucapannya. Bos Mafia ini sudah tahu apa yang akan dikatakan Vermont, pria tersebut pasti tidak akan menyetujui hubungan dia dengan Callista setelah tahu pekerjaan Callista. Agar lebih meyakinkan sang ayah, Richard harus bersikap seolah-olah dia menentang. Dengan begitu dirinya bisa membuktikan bahwa dia mencintai orang lain daripada orang yang sudah diputuskan oleh Vermont untuknya. Ya, walaupun semua itu hanya akting belaka agar perjodohan dengan Ornella tidak pernah terjadi.Melihat reaksi Richard, semuanya menoleh ke arah dia. Richard pun berkata, “Kau tidak bisa memutuskan seenaknya! Aku yang akan menikahi dia, bukan dirimu!”“Kau adalah anakku dan juga bagian dari ValHolitz serta bermarga Holtzman, sebagai seorang ayah sekaligus pemilik utama ValHolitz dan Holtzman Group, aku berhak