Share

TALAK TIGA USAI IJAB KABUL
TALAK TIGA USAI IJAB KABUL
Author: Kak Fonnia

bab 1

Author: Kak Fonnia
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Apa maksud kamu, Mas?" Wanita bernama Jannah itu terkejut bukan main, mendengar ucapan pria yang berdiri di hadapannya kini.

Jannah sungguh tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya, begitu juga dengan para tamu undangan yang memenuhi ruangan tersebut.

"Kamu sudah bukan istriku lagi, Jannah!" Pria itu meninggikan suaranya, supaya semua orang yang berada di sana dapat mendengarnya.

"Aku talak kamu dengan talak tiga!" ucapnya dengan lebih keras lagi. "Dan aku akan menceraikan kamu, Jannah!" lanjutnya, berhasil membuat Jannah bertambah malu, sakit hati dan sungguh berat untuk sekedar mengangkat wajahnya.

Suaranya menggelegar seperti Sambaran petir yang membuat gendang telinga berdengung.

Pria bernama Brandon Wijaya itu, mengucapkan kata talak tiga untuk wanita yang baru beberapa menit sah menjadi istrinya.

Alih-alih memikirkan sakit hati karena ditalak tiba-tiba, Jannah lebih khawatir dengan Ayah dan Ibunya yang pasti akan sangat marah dengan semua ini. Jannah melirik singkat kedua orang tuanya, terlihat sangat jelas wajah mereka sudah merah padam.

Ayah dari Jannah mengepalkan kedua tangannya amarahnya membludak saat pria muda itu menalak putrinya di depan orang banyak setelah ijab kabul.

Berbeda dengan sebagian keluarga dari mempelai pria yang sangat bahagia atas keputusan yang diambil oleh putra mereka, terkecuali seseorang pria paruh baya yang juga terkejut sama seperti kedua orang tua Jannah. Egi Wijaya. Dia sangat kecewa, marah, serta malu dengan keputusan putranya yang tiba-tiba. Bahkan, putranya mengucapkan talak tersebut di hadapan semua tamu.

Pernikahan Jannah dan Brandon memang hanya disetujui oleh ayah dari pria itu dan dengan keluarga Jannah. Pernikahan itu memang atas paksaan ayah Brando, karena sang ayah ingin berbalas budi pada kedua orang tua Jannah yang sudah menyelamatkan nyawa Brandon dulu.

"Apa-apaan kamu, Mas?" tanya wanita yang masih lengkap mengenakan gaun pernikahannya. Tatapannya terlihat tidak percaya pada pria di hadapannya, yang telah menjatuhkan talak secara tiba-tiba.

"Kamu tidak tuli kan, Jannah?" tanya Brandon, wajahnya terlihat sangat angkuh.

Mendengar penuturan sang suami yang terlihat serius, seketika tubuh wanita itu bergetar hebat dan juga derain air mata membanjiri wajah cantik.

Bagaikan tombak yang menghujam hati dan sekujur tubuhnya. Rasa sakit dan sesak dia rasakan secara bersamaan saat mendengar kata talak yang diucapkan Brandon padanya.

"Wanita miskin sepertimu tidak pantas menjadi istriku. Aku menikahimu, hanya karena ingin memenuhi permintaan Ayahku!" ujar Brandon.

"Dan mempermalukan kamu dan keluargamu adalah keinginanku." Brandon melanjutkan kata-katanya yang disertai senyum sinis.

Plak!

"Jaga ucapan kamu Brandon!" pekik Ikshan, Ayahnya Jannah. Pria paruh baya itu baru saja melayangkan tamparan pada Brandon.

Ikshan sudah terlalu sakit hati dengan Brandon. Tidak menyangka akan dipermalukan seperti ini. Apalagi Brandon menjatuhkan talak pada putrinya di hadapan semua tamu undangan. Andai tidak memikirkan dosa dan penjara, mungkin Ikshan sudah membunuhnya sejak tadi.

Mata Ikshan menatap tajam mata Brandon dengan tatapan penuh amarah dan rahangnya mengeras serta kedua tangannya mengepal kuat.

Tetapi berbeda dengan Brandon. Pria itu sangat santai seperti tidak ada rasa menyesal sedikit pun.

"Saya pastikan kalau Anda akan menyesal suatu hari nanti, Brandon!" ujar Ikhsan dengan amarah yang membludak.

"Saya tidak akan menyesal pria tua! Mungkin saya akan menyesal kalau memiliki istri dari wanita yang terlahir dari keluarga miskin seperti kalian!" ucap Brandon tak kalah sengit.

Pertikaian antara Brandon dan Ikshan mengundang banyak pasang mata melihat ke arah mereka.

Diantara para tamu undangan ada merasa kasihan pada Jannah, ada juga merasa senang karena bagi mereka Jannah memang tidak pantas menikah dengan seorang pria yang terlahir dari kalangan keluarga berada. Sedangkan Jannah sendiri terlahir dari keluarga miskin yang kedua orang tuanya hanya pedagang sayur.

Melihat Brandon ditampar oleh Ikshan, ayahnya Jannah, Ibu dari Brandon menghampiri putranya dengan mata yang menatap nyalang ke arah Jannah dan kedua ke orang tua Jannah.

"Kami memang dari keluarga miskin, tapi jangan pernah kau menginjakkan harga diri keluarga kami!" pekik Ikshan dengan jari telunjuk yang mengarah ke Brandon.

Raut wajah Ikshan merah padam. Pria tua itu benar-benar marah.

"Ayo, Nak, kita pulang." Ikshan mengajak pulang.

Jannah dan kedua orang tuanya melangkah kaki mereka keluar gedung mewah itu.

"Aku akan mengirimkan surat cerai ke gubuk kamu dan kita akan cerai secepatnya!" ucap Brandon dengan suara lantang.

Tidak peduli lagi dengan perkataan Brandon, Ikshan menarik tangan putri dan istrinya keluar dari gedung mewah itu.

Jannah dan kedua orang tuanya langsung pulang ke rumah mereka dengan taksi.

Sedangkan Brandon dan keluarga merayakan kebahagiaan mereka karena sudah berhasil mempermalukan keluarga Jannah.

"Papa, kecewa sama kamu Brandon!" ucap Egi.

Setelah mengucapkan rasa kecewanya pada sang putra, pria 56 tahun itu langsung meninggalkan aula tersebut.

"Jangan hiraukan Ayahmu, nanti biar Ibu yang bicara dengannya." Seorang wanita berkata pada Brandon. Wanita itu Ibu Brandon. Lusi Rosita, Ibunya Brandon.

"Sekarang waktunya kita bersenang-senang!" ujar Lusi dan menarik tangan putranya untuk berjoget.

Mereka merayakan kebahagiaan mereka di atas penderitaan orang lain.

-

-

Sejak pulang dari acara pernikahannya, Jannah duduk diam di dalam kamar, wanita itu enggan untuk keluar dari kamar. Karena dia merasa malu pada tetangga mereka dan dia terus saja menangis sesenggukan.

"Sudah lah, Nak, Ibu sudah bilang kamu tidak perlu menangisi pria kaya itu." Dena menenangkan putrinya yang sejak tadi terus saja menangis meratapi pernikahannya yang langsung kandas dihari pertama.

"Ibu tidak mau lihat kamu sedih seperti ini, Ibu yakin suatu hari nanti akan ada pria baik yang mau menikah dan menerima segala kekurangan keluarga kita," ujar Dena, lagi.

"Sudah saatnya kamu bangkit dan tunjukan pada mereka kalau kamu bukan wanita lemah. Jadikan cacian dan hinaan mereka sebagai fondasi untuk kamu bangun dari keterpurukan." Dena terus memberikan wejangan pada sang putri untuk bangkit.

Ikshan yang sejak tadi berdiri di depan pintu kamar putrinya, dia juga merasa kasihan dan meneteskan air mata. Ikshan kasihan dengan pernikahan sang putri yang kandas dihari pertama.

Ikshan masuk ke dalam kamar itu dan duduk di tepi ranjang sembari mengusap pucuk kepala putrinya.

"Benar kata Ibu kamu, saatnya kamu bangkit dan tunjukan pada meraka bahwa kamu bisa dan kamu pantas. Bangkit dan melangkah dengan iringan doa agar usahamu dilancarkan oleh Allah," ujar Ikhsan yang ikut memberi semangat pada putri semata wayang mereka.

"Lihat Ibu dan Ayahmu, kami ada di samping kamu. Ibu dan Ayah, akan setia mendukung semua keputusan terbaik kamu," ujar Ikshan dan mengangkat wajah sang putri yang terus menunduk sejak tadi.

"Angkat wajah kamu dan lihat dunia! Tunjukan pada dunia kamu bisa! Tunjukan pada orang yang meremehkan kamu, buktikan kalau kamu bisa!" Dengan suara lantang Ikshan berucap pada Jannah.

Ini pertama kali Ikshan meneteskan air mata di depan anaknya dan ini juga adalah suara keras dan lantang pertamanya saat berbicara pada sang buah. Biasanya pria paruh baya itu akan berbicara dengan nada lembut, bahkan beliau tidak pernah memarahi anak gadisnya itu.

Jannah, menatap lekat manik hitam dengan kulit keriput itu lalu dengan ibu jarinya dia menyeka air mata sang Ayah.

"Jannah, berjanji pada Ayah dan Ibu, Jannah akan bangkit dan akan beli mulut berbisa orang yang telah meremehkan putri, Ayah dan Ibu!" seru Jannah dengan linangan air mata.

Bersambung ...

Related chapters

  • TALAK TIGA USAI IJAB KABUL   Bab 2

    "Aku datang ke sini hanya mau antar surat gugatan cerai kita!" ucap Brandon menatap nyalang wanita yang hanya dua menit berstatus istrinya itu. "Aku harap kamu mendatangi surat itu dan menjalani proses perceraian tanpa bantahan apa pun." Brandon menyelengos. Melipat kedua tangannya di dada. Ia begitu malas berlama-lama menatap Jannah.Brandon benar-benar tidak punya perasaan, dia menyodorkan surat itu dan memintai Jannah untuk menandatangani surat gugatan perceraian.Pagi-pagi sekali Brandon datang ke kediaman Jannah hanya ingin meminta Jannah menandatangi surat perceraian mereka. Jannah menatap pria di hadapannya itu dengan tatapan yang sangat sulit diartikan. "Kamu tidak perlu menatapku seperti itu, karena aku tidak akan membatalkan ini semua!" Brandon berucap tegas. "Buruan tanda tangan!" Brandon melemparkan pulpen ke arah Jannah. Jannah hanya bisa menghela nafas lalu dia mengambil pulpen itu dan dengan berat hati wanita 27 tahun itu menandatangani surat gugat tersebut. Brand

  • TALAK TIGA USAI IJAB KABUL   bab 3

    Jarum jam sudah di angka 5 sore, tetapi Jannah belum juga selesai dengan pekerjaannya. Dia masih berkutik di depan komputer. Jannah masih mengerjakan proposal yang diminta oleh Abercio, atasannya. Wanita itu merenggangkan ototnya yang kaku karena duduk seharian penuh."Jan, aku duluan, ya?" Ratna pamit pada Jannah dan dia meninggalkan ruangan kerjanya. Jannah tidak menjawab, tetapi dia hanya menganggukkan kepala dan melambaikan tangannya. Tetapi, matanya tetap fokus pada layar komputer. "Permisi, Bu Jannah. Tuan Abercio, minta Ibu untuk segera mengumpulkan proposal sekarang juga." Asisten Abercio memberitahu Jannah untuk mengumpulkan proposal di ruangan Abercio. "Baik," jawab Jannah dengan ragu-ragu karena saat ini dia belum selesai mengerjakan proposal tersebut. Karena sudah tidak ada waktu untuk menyalin file Jannah pun langsung mengirimnya ke email atasannya. Sesudah itu Jannah keluar dari ruangannya dan melangkah cepat menuju ruangan CEO. "Mana proposal yang saya minta?" Tanp

  • TALAK TIGA USAI IJAB KABUL   bab 4

    Abercio sudah memarkirkan mobilnya di depan rumah Jannah yang sederhana itu."Siapa dia?" Ayah Jannah bertanya.Bukan ikhsan saja yang bertanya-tanya, tapi Jannah pun ikut keheranan.Jin apa yang merasuki bosnya itu?"Dia bosku, ayah. Hari ini aku akan keluar kota untuk bertemu klien," terang Jannah, gugup."Hei, kau! Cepatlah! Jalanan akan macet nanti!" teriak CEO itu, yang tidak turun dari mobilnya. Dia hanya menurunkan kaca mobilnya dan memanggil Jannah dari dalam mobil.Jannah menggerutu dalam hatinya. Mulutnya seperti sedang komat-kamit. Tatapannya lurus pada pria di mobil itu."Iya, Pak!"Ayah, Ibu, Jannah berangkat kerja dulu." Jannah berjalan dan masuk ke dalam mobil atasannya. Abercio melesat mobil meninggalkan kediaman Jannah. Hari ini dia akan membawa Jannah bersamanya guna menghadiri pertemuan dengan klien. Setelah Jannah pergi bersama atasannya, datang lah Brandon. Pria itu datang dengan mobil mewah. Brandon memarkirkan mobil di depan rumah Jannah, kemudian dia turun da

  • TALAK TIGA USAI IJAB KABUL   bab 5

    "Selamat, Bu Jannah. Anda mendapatkan tiket umroh gratis." Linda selaku asisten Abercio menyerahkan tiket gratis untuk Jannah."Tiket umroh gratis? Untuk saya?" Jannah begitu terkejut dengan tiket gratis untuknya itu. "Iya, Bu. Ini adalah hadiah CEO untuk Ibu karena Ibu sudah mengerjakan proposal dan atas berkat proposal dari Ibu, perusahaan kita dapat bekerja sama dengan klien dari perusahaan Makmur Jaya," terang Linda. Jannah hanya bisa manggut-manggut dan menerima tiket tersebut. Tidak terasa air matanya mengalir membasahi pipinya. Entahlah Jannah merasa terharu dengan hadiah dari atasannya sehingga dia meneteskan air mata. "Terima kasih," ucap Jannah dengan suara lirih. Berangkat ke tanah suci adalah salah satu keinginannya dan hari ini dia mendapatkan tiket gratis dan itu yang sangat dia butuhkan saat ini, di butuh ketenangan dan dengan dia ingin lebih mendekatkan diri dengan sang Maha Pencipta. Jannah menyeka air matanya, kemudian dia melangkah keluar dari ruangannya dan dia

  • TALAK TIGA USAI IJAB KABUL   bab 6

    "Bagus kalau begitu," ucap seseorang dari depan pintu. Jannah mengangkat kepalanya dan melihat ke arah sumber suara, dengan cepat Jannah menyeka air matanya saat melihat orang yang ada di depan pintu. Orang itu adalah Abercio, atasannya. Ratna langsung pamit keluar, dia biarkan Jannah bersama Abercio. "Saya permisi, Pak." Ratna keluar dari ruangan Jannah. Sedangkan Abercio, CEO tampan itu masih berdiri di depan pintu dengan mata yang lirik pandang ke arah Jannah. Setelah Ratna pergi, Abercio masuk ke dalam ruangan itu dan mendekati meja kerja Jannah. "Sepulang kerja nanti kamu bisa langsung bersiap-siap untuk keberangkatan ke Mekkah. Besok pagi jam 06.00 kamu sudah berangkat ke sana." Abercio berbicara dengan nada tegas dan raut wajah datar. "Baik, Pak. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih," ucap Jannah sambil menundukkan kepalanya. "Ya," jawab Abercio singkat dan meninggalkan ruangan kerja bawahannya itu. Jannah pun kembali fokus dengan pekerjaannya, dia memiliki untuk meny

  • TALAK TIGA USAI IJAB KABUL   Bab 7

    DUA MINGGU KEMUDIAN"Wah, cantik sekali teman aku? Kamu benaran hijrah?" Ratna begitu kagum dengan perubahan Jannah. Jannah baru saja pulang dari tanah suci dan dia putuskan untuk hijrah dan memperbaiki diri jadi lebih baik lagi. "Terus mana oleh-oleh buat aku?" Tidak hanya memuji kecantikan Jannah yang sudah hijrah, tetapi Ratna juga meminta oleh-oleh pada temannya itu. "Ada di ruangan aku." Jannah membelikan oleh-oleh temannya dan atasannya. Jannah mengajak Ratna ke ruangannya. Sesampai di ruangan Ratna mengerutkan keningnya saat melihat ada dua bingkisan jajan. "Ini buat kamu." Jannah memberikan satu bingkisan oleh-oleh untuk Ratna, teman karibnya. "Terus satunya buat siapa?" Ratna menaikan kedua alisnya meminta jawaban dari Jannah. "Ini untuk atasan kita," jawab Jannah. "Wah, anak bawahan yang sangat baik dan patuh di berikan apresiasi yang luar biasa. Bawahan yang selalu ingat kebaikan atasannya adalah karyawan yang baik," ucap Ratna.Sesudah itu Ratna pun langsung menin

Latest chapter

  • TALAK TIGA USAI IJAB KABUL   Bab 7

    DUA MINGGU KEMUDIAN"Wah, cantik sekali teman aku? Kamu benaran hijrah?" Ratna begitu kagum dengan perubahan Jannah. Jannah baru saja pulang dari tanah suci dan dia putuskan untuk hijrah dan memperbaiki diri jadi lebih baik lagi. "Terus mana oleh-oleh buat aku?" Tidak hanya memuji kecantikan Jannah yang sudah hijrah, tetapi Ratna juga meminta oleh-oleh pada temannya itu. "Ada di ruangan aku." Jannah membelikan oleh-oleh temannya dan atasannya. Jannah mengajak Ratna ke ruangannya. Sesampai di ruangan Ratna mengerutkan keningnya saat melihat ada dua bingkisan jajan. "Ini buat kamu." Jannah memberikan satu bingkisan oleh-oleh untuk Ratna, teman karibnya. "Terus satunya buat siapa?" Ratna menaikan kedua alisnya meminta jawaban dari Jannah. "Ini untuk atasan kita," jawab Jannah. "Wah, anak bawahan yang sangat baik dan patuh di berikan apresiasi yang luar biasa. Bawahan yang selalu ingat kebaikan atasannya adalah karyawan yang baik," ucap Ratna.Sesudah itu Ratna pun langsung menin

  • TALAK TIGA USAI IJAB KABUL   bab 6

    "Bagus kalau begitu," ucap seseorang dari depan pintu. Jannah mengangkat kepalanya dan melihat ke arah sumber suara, dengan cepat Jannah menyeka air matanya saat melihat orang yang ada di depan pintu. Orang itu adalah Abercio, atasannya. Ratna langsung pamit keluar, dia biarkan Jannah bersama Abercio. "Saya permisi, Pak." Ratna keluar dari ruangan Jannah. Sedangkan Abercio, CEO tampan itu masih berdiri di depan pintu dengan mata yang lirik pandang ke arah Jannah. Setelah Ratna pergi, Abercio masuk ke dalam ruangan itu dan mendekati meja kerja Jannah. "Sepulang kerja nanti kamu bisa langsung bersiap-siap untuk keberangkatan ke Mekkah. Besok pagi jam 06.00 kamu sudah berangkat ke sana." Abercio berbicara dengan nada tegas dan raut wajah datar. "Baik, Pak. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih," ucap Jannah sambil menundukkan kepalanya. "Ya," jawab Abercio singkat dan meninggalkan ruangan kerja bawahannya itu. Jannah pun kembali fokus dengan pekerjaannya, dia memiliki untuk meny

  • TALAK TIGA USAI IJAB KABUL   bab 5

    "Selamat, Bu Jannah. Anda mendapatkan tiket umroh gratis." Linda selaku asisten Abercio menyerahkan tiket gratis untuk Jannah."Tiket umroh gratis? Untuk saya?" Jannah begitu terkejut dengan tiket gratis untuknya itu. "Iya, Bu. Ini adalah hadiah CEO untuk Ibu karena Ibu sudah mengerjakan proposal dan atas berkat proposal dari Ibu, perusahaan kita dapat bekerja sama dengan klien dari perusahaan Makmur Jaya," terang Linda. Jannah hanya bisa manggut-manggut dan menerima tiket tersebut. Tidak terasa air matanya mengalir membasahi pipinya. Entahlah Jannah merasa terharu dengan hadiah dari atasannya sehingga dia meneteskan air mata. "Terima kasih," ucap Jannah dengan suara lirih. Berangkat ke tanah suci adalah salah satu keinginannya dan hari ini dia mendapatkan tiket gratis dan itu yang sangat dia butuhkan saat ini, di butuh ketenangan dan dengan dia ingin lebih mendekatkan diri dengan sang Maha Pencipta. Jannah menyeka air matanya, kemudian dia melangkah keluar dari ruangannya dan dia

  • TALAK TIGA USAI IJAB KABUL   bab 4

    Abercio sudah memarkirkan mobilnya di depan rumah Jannah yang sederhana itu."Siapa dia?" Ayah Jannah bertanya.Bukan ikhsan saja yang bertanya-tanya, tapi Jannah pun ikut keheranan.Jin apa yang merasuki bosnya itu?"Dia bosku, ayah. Hari ini aku akan keluar kota untuk bertemu klien," terang Jannah, gugup."Hei, kau! Cepatlah! Jalanan akan macet nanti!" teriak CEO itu, yang tidak turun dari mobilnya. Dia hanya menurunkan kaca mobilnya dan memanggil Jannah dari dalam mobil.Jannah menggerutu dalam hatinya. Mulutnya seperti sedang komat-kamit. Tatapannya lurus pada pria di mobil itu."Iya, Pak!"Ayah, Ibu, Jannah berangkat kerja dulu." Jannah berjalan dan masuk ke dalam mobil atasannya. Abercio melesat mobil meninggalkan kediaman Jannah. Hari ini dia akan membawa Jannah bersamanya guna menghadiri pertemuan dengan klien. Setelah Jannah pergi bersama atasannya, datang lah Brandon. Pria itu datang dengan mobil mewah. Brandon memarkirkan mobil di depan rumah Jannah, kemudian dia turun da

  • TALAK TIGA USAI IJAB KABUL   bab 3

    Jarum jam sudah di angka 5 sore, tetapi Jannah belum juga selesai dengan pekerjaannya. Dia masih berkutik di depan komputer. Jannah masih mengerjakan proposal yang diminta oleh Abercio, atasannya. Wanita itu merenggangkan ototnya yang kaku karena duduk seharian penuh."Jan, aku duluan, ya?" Ratna pamit pada Jannah dan dia meninggalkan ruangan kerjanya. Jannah tidak menjawab, tetapi dia hanya menganggukkan kepala dan melambaikan tangannya. Tetapi, matanya tetap fokus pada layar komputer. "Permisi, Bu Jannah. Tuan Abercio, minta Ibu untuk segera mengumpulkan proposal sekarang juga." Asisten Abercio memberitahu Jannah untuk mengumpulkan proposal di ruangan Abercio. "Baik," jawab Jannah dengan ragu-ragu karena saat ini dia belum selesai mengerjakan proposal tersebut. Karena sudah tidak ada waktu untuk menyalin file Jannah pun langsung mengirimnya ke email atasannya. Sesudah itu Jannah keluar dari ruangannya dan melangkah cepat menuju ruangan CEO. "Mana proposal yang saya minta?" Tanp

  • TALAK TIGA USAI IJAB KABUL   Bab 2

    "Aku datang ke sini hanya mau antar surat gugatan cerai kita!" ucap Brandon menatap nyalang wanita yang hanya dua menit berstatus istrinya itu. "Aku harap kamu mendatangi surat itu dan menjalani proses perceraian tanpa bantahan apa pun." Brandon menyelengos. Melipat kedua tangannya di dada. Ia begitu malas berlama-lama menatap Jannah.Brandon benar-benar tidak punya perasaan, dia menyodorkan surat itu dan memintai Jannah untuk menandatangani surat gugatan perceraian.Pagi-pagi sekali Brandon datang ke kediaman Jannah hanya ingin meminta Jannah menandatangi surat perceraian mereka. Jannah menatap pria di hadapannya itu dengan tatapan yang sangat sulit diartikan. "Kamu tidak perlu menatapku seperti itu, karena aku tidak akan membatalkan ini semua!" Brandon berucap tegas. "Buruan tanda tangan!" Brandon melemparkan pulpen ke arah Jannah. Jannah hanya bisa menghela nafas lalu dia mengambil pulpen itu dan dengan berat hati wanita 27 tahun itu menandatangani surat gugat tersebut. Brand

  • TALAK TIGA USAI IJAB KABUL   bab 1

    "Apa maksud kamu, Mas?" Wanita bernama Jannah itu terkejut bukan main, mendengar ucapan pria yang berdiri di hadapannya kini.Jannah sungguh tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya, begitu juga dengan para tamu undangan yang memenuhi ruangan tersebut."Kamu sudah bukan istriku lagi, Jannah!" Pria itu meninggikan suaranya, supaya semua orang yang berada di sana dapat mendengarnya."Aku talak kamu dengan talak tiga!" ucapnya dengan lebih keras lagi. "Dan aku akan menceraikan kamu, Jannah!" lanjutnya, berhasil membuat Jannah bertambah malu, sakit hati dan sungguh berat untuk sekedar mengangkat wajahnya.Suaranya menggelegar seperti Sambaran petir yang membuat gendang telinga berdengung.Pria bernama Brandon Wijaya itu, mengucapkan kata talak tiga untuk wanita yang baru beberapa menit sah menjadi istrinya.Alih-alih memikirkan sakit hati karena ditalak tiba-tiba, Jannah lebih khawatir dengan Ayah dan Ibunya yang pasti akan sangat marah dengan semua ini. Jannah melirik singkat kedua oran

DMCA.com Protection Status