Share

262 Kita Harus Bertemu

"Saya akan buktikan, Mas," tekanku. Mas Yusuf mengangguk.

Lelakiku beranjak dari ranjang. Dia mengambil satu bantal lalu merebahkan tubuhnya di atas sofa. Mas Yusuf nampak lelah. Dia memejamkan mata usai menatapku dalam.

Gegas kumengunci pintu kamar. Tak akan kubiarkan siapa pun masuk ke dalam kamar. Kuambil satu selimut di dalam lemari. Tak akan kubiarkan Mas Yusuf tidur dalam kedinginan.

Semoga selimur yang menutupi tubuhnya mampu menghangatkan suasana dingin malam ini. Mas Yusuf nampak tertidur dengan lelap. Aku menekuk lutut menatap wajahnya. Mengusap keningnya.

'Mas, aku akan menunggu sampai kamu mampu mengingat cinta kita,' batinku. Melihatnya, menatapnya semakin menambah keyakinan kalau aku sangat menyayanginya. Aku sangat takut kehilangannya. Aku tak mau kehilangannya. Mungkin ini yang dinamakan cinta terakhir yang tak ingin tergantikan.

Aku tertidur sendiri di atas ranjang, menatap suamiku dalam keheningan malam. Satu kalimat yang selalu terucap dalam do'a 'sembuhkanlah suami
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status