Share

224 Akhirnya Suamiku Tahu

Aku langsung menyiapkan makanan untuk Mas Yusuf. Namun, belum sempat Mas Yusuf menyendok makanan di hadapannya, suara Khaila terdengar mengagetkan.

"Mas, apakah Mba Mia tak mengatakan kalau di depan sedang ada tamu yang menunggu?" Khaila nampak kesal.

Mas Yusuf menjawab tanpa menoleh. "Saya lapar dan harus sarapan dahulu."

"Tapi, Mba Jenifer sudah menunggu. Hari ini kita ada jadwal, Mas," rengek Khaila.

Apa! Jadwal? Akan kemana lagi mereka membawa Mas Yusuf.

"Saya tak bisa pergi dalam keadaan perut kosong," jawab Mas Yusuf lagi.

"Tapi kan bisa sarapan di luar," rengek Khaila lagi.

"Saya sudah masak kok, Khaila. Kita sarapan bersama saja. Tak usah makan di luar," ajakku berusaha tetap tenang.

"Tak sudi!" desis Khaila menolak.

"Khaila, apa kamu lupa. Mas Yusuf memiliki riwayat asam lambung. Pola makan Mas Yusuf harus dijaga. Tidak boleh telat makan," terangku hanya mengingatkan.

Mendengar penerangan dariku, seketika Mas Yusuf mendongak. "Asam lambung. Sepertinya saya ingat," celetuknya.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status