Share

228 Merasa Hancur

"Hei, kenapa?" Siska terkejut dengan permintaanku kali ini. Dia menatapku nanar.

"Bu, kenapa harus pergi? Jangan kemana-mana." Ijah menimpali. Tatapan asisten rumah tangga itu bukan lagi nanar, melainkan sendu melihat tangisanku.

"Mia, jangan memutuskan sesuatu saat sedang emosi. Kita akan bicara terlebih dahulu. Tenangkan pikiran kamu," tutur Siska menenangkanku. Ia kemudian menoleh pada Ijah.

"Mba, minta tolong buatkan teh hangat untuk Mia ya," pintanya pada Ijah yang dibalas anggukan kepala oleh asisten rumah tangga itu.

Ijah pergi memenuhi perintah Siska. Sementara aku dibawanya masuk kembali ke dalam kamar untuk bicada berdua.

Kebetulan di dalam kamarku tersedia sofa yang sedikit panjang, Siska mendudukanku di sana. Dia duduk di sampingku.

"Apa yang membuat kamu tampak putus asa? Ini seperti bukan Mia yang aku kenal," tanya Siska mulai menelaah.

"Bagaimanana aku tak putus asa, Sis. Mas Yusuf meminta izin untuk menikah lagi," jawabku berat.

"Apa!" Siska terkejut. Bersamaan dengan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Evi
Lama2 kok para tokohnya jadi bodoh semua gini sih.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status