Share

181 Gelisah Hati Ini

Aku menelan saliva berat. "Kita akan bahas ini nanti ya, Mas. Saya akan pikirkan lebih jauh lagi. Kamu sabar ya. Jangan tergesa-gesa. Bukankah yang indah itu memang membutuhkan waktu." Aku mengusap bahu Yusuf berharap agar lelaki di sampingku ini akan mengerti.

Yusuf mengangguk. Walau dia mengaku tak mau menunggu lama, tapi dia mengangguk tanpa ragu. "Saya tunggu keputusan kamu, Mia," ucapnya.

Aku mengukir senyuman. Kupeluk tangan lelakiku yang sangat aku cintai. Aku bersender di bahunya tanpa ragu. Yusuf mengantarkanku sampai ke rumah. Dia memastikan aku masuk lalu Yusuf pergi dengan kendaraan roda empatnya. Aku melambaikan tangan lalu masuk ke dalam rumah.

Keresahan ini tak berhenti di situ. Yusuf memang bukanlah lelaki yang pertama yang hadir dalam kehidupanku, tapi dia benar-benar membuat perasaanku selalu saja resah. Semalaman ini aku resah lagi. Ini bahkan bukan kali pertama Yusuf membuatku tak dapat tidur.

Aku menempelkan ponselku pada daun telinga berniat menghubungi, Siska. S
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status