Share

150 Mengeluarkan Kekecewaan

"Bohong apa, Mia?" Yusuf bertanya lagi.

Entah dia pura-pura tidak mengerti, atau memang tak mengerti. Entahlah, yang aku rasa di dalam hati ini hanyanya emosi yang seolah tengah membara namun berusaha kutahan.

Rasanya, ini bukan saat yang tepat untuk membahas masalah dengan Yusuf. Saat ini kami sudah tiba di depan rumah duka yang sudah ramai oleh orang-orang yang melayat.

"Kenapa, Mia?" Yusuf bertanya lagi mungkin dia penasaran dengan jawabanku.

"Lupakan dulu, Mas. Jangan bahas sekarang. Bukan waktu yang tepat. Kita keluar ya," ajakku berusaha dengan tenang. Aku berusaha menelan dan mereda emosi di dalam dada. Aku memahami situasi saat ini.

Aku dan Yusuf keluar dari mobil. Kami berjalan seiringan melewati deretan orang-orang yang menatap kami nanar. Kami masuk ke dalam rumah yang terpajang bendera kuning di depannya. Bendera yang menggambarkan duka pada isi rumah tersebut.

Saat hendak masuk, kudengar suara sirine ambulance yang menahan langkahku. Aku dan Yusuf menghentikan langkah dan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status