Share

Pudarnya Sang Bintang

Penulis: Aira Tsuraya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-20 11:00:34

“Papa tidak menduga kalau Nadia akan melakukan semua ini, Danu,” ucap Tuan Prada.

Pagi itu Tuan Prada datang menjenguk Danu di rumah sakit. Tuan Prada terkejut sekaligus shock begitu mendengar berita penusukan Danu dilakukan oleh Nadia. Untung saja berita tersebut tidak tersebar luas ke media. Namun, cepat atau lambat mereka pasti akan mengendusnya.

Danu hanya menghela napas panjang sambil menatap Tuan Prada dengan sendu.

“Aku sendiri tidak tahu, Pa. Nadia yang kukenal dulu berbeda dengan Nadia yang kukenal sekarang. Jadi, aku rasa Papa tahu kenapa aku lebih memilih Arum.”

Tuan Prada menganggukkan kepala. Kali ini memang hanya dia dan Danu berada di ruangan tersebut. Arum harus kembali beraktivitas melanjutkan jadwalnya. Sementara Nyonya Lani dan Citra, maunya ikut menjenguk juga. Namun, Tuan Prada mencegahnya.

“Lalu apa rencana pernikahanmu akan tetap dilanjutkan? Tidak diundur?”

Danu tersenyum sambil men

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Aku Ingin Mengubahnya

    “Memangnya rahasia apa yang disembunyikan seorang Danu Nagendra?” tanya Dokter Sandy.Nadia tersenyum, matanya berbinar menatap penuh harap ke arah Dokter Sandy.“Apa kamu janji tidak akan mengatakannya kepada siapa pun?” Nadia kembali bersuara.Dokter Sandy mengangguk sambil tersenyum. “Janji.” Pria berkacamata itu sangat penasaran kali ini.Sementara Nadia sudah mencondongkan tubuhnya mendekat ke arah Dokter Sandy. Ia celinggukan memperhatikan sekitar padahal jelas-jelas di ruangan itu hanya ada mereka berdua. Dokter Sandy mengikuti gerakan Nadia mendekat ke arahnya.Setelah berjarak cukup dekat, Nadia mengangkat tangan kemudian meletakkan di dekat bibirnya. Seakan takut apa yang akan dikatakan kali ini terdengar oleh yang lain.“Mas Danu itu masih ngompol sampai kelas 6 SD,” lirih Nadia bertutur.Mata Dokter Sandy membola saat mendengar ucapan Nadia. Ia hampir saja tertawa, tapi berus

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-20
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   It's Our Day

    “Nyonya Arum sedang menuju ke sini, Tuan,” ucap Budi.Danu menghela napas lega sambil menatap Budi dengan gemas. Hampir saja dia panik usai melihat ekspresi Budi, tapi berganti menjadi sebuah senyuman saat mendengar penjelasan Budi. Tak lama terdengar musik pengiring pengantin mengalun, semua mata menuju ke arah pintu.Seketika seorang wanita cantik bergaun putih nan sangat indah dengan rambut hitamnya yang terurai tertata rapi berjalan masuk perlahan. Sebuah senyuman terus menghias di wajahnya nan ayu. Danu diam tertegun, menatap tanpa kedip di tempatnya.Lima tahun yang lalu, dia pernah mengalami momen ini. Meski saat itu dia sudah jatuh cinta pada Arum dan terpukau pada kecantikannya, tapi tetap saja rasa kali ini sangat berbeda.“Hai!!” sapa Arum. Ia sudah berhenti di depan Danu.Danu tersenyum mengulurkan tangan sambil menatap tanpa jeda. “Hai, Beautiful.”Arum mengulum senyum, kemudian terdengar suara pendeta memulai acara pengucapan janji sehidup semati mereka. Prosesi berlangs

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Yang Bahagia Yang Berduka

    “Memangnya ada apa di dalam sana?” Nadia malah balik bertanya seperti itu.Dokter Sandy terdiam sambil menatap Nadia dengan tajam. Hari ini, Dokter Sandy sengaja mengajak Nadia keluar dari rumah sakit. Ia berdalih melakukan itu sebagai upaya proses penyembuhan kejiwaan Nadia.Helaan napas panjang keluar dari bibir Dokter Sandy. Pria berkacamata itu menganggukkan kepala sambil tersenyum ke arah Nadia.“Baiklah, kalau kamu tidak mau masuk. Kita pulang saja!!”Dokter Sandy mulai menyalakan mesin mobilnya dan perlahan meninggalkan parkiran hotel bintang lima tersebut. Sementara itu suasana di dalam ballroom semakin ramai. Baru pukul 10 malam, tamu berangsur pulang.Tepat setengah jam kemudian, Arum dan Danu sudah meninggalkan ballroom. Malam ini sengaja mereka menginap di hotel tersebut. Arum masuk ke dalam suite room yang sudah dipesan. Ini hampir sama dengan kamar yang ia tempati beberapa minggu yang lalu bersama Danu. Untung saja di kamar ini tidak banyak bunga. Arum tidak mau kamarnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Pesan Tak Bernama

    Perlahan Arum membuka mata dan dia langsung terkejut saat mendapati Danu berada sangat dekat dengannya. Arum mengulum senyum saat sadar dengan statusnya sekarang. Di pernikahan sebelumnya, dia tidak pernah tidur sedekat ini dengan Danu.Jari Arum terangkat membelai lembut wajah pria tampan yang sedang terlelap di sampingnya. Mungkin dulu, Arum akan sangat ketakutan ketika harus berinteraksi dengan Danu. Namun, tidak sekarang. Jarinya dengan lincah mengabsen satu persatu lekuk raut tampan di depannya ini hingga berhenti lama di bibir Danu.Lamat-lamat Danu membuka mata dan tersenyum melihat Arum.“Sudah bangun, Sayang?” tanya Danu dengan suara seraknya.Arum tersenyum sambil menganggukkan kepala. Danu ikut tersenyum, menggubah posisi tubuhnya dengan semakin merapat ke Arum.“Jam berapa sekarang?” kembali Danu bertanya. Matanya ikut beredar mencari ponsel di nakas sampingnya.“Masih jam tujuh,” jawab Arum.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Bukan Malam yang Menakutkan

    “Nadia … ,” gumam Danu pelan.Namun, suara Danu terdengar dengan jelas di telinga Arum. Tak ayal Arum menoleh ke arahnya dengan alis mengernyit.“Ada apa, Mas?”Danu terdiam sejenak, menghela napas panjang sambil menggeleng. “Bukan apa-apa. Sudah dilanjut saja makannya.”Arum tidak mau bertanya lebih lanjut, ia tidak mau merusak momen kebersamaan mereka kali ini. Sepanjang pagi itu mereka asyik sarapan dan sama sekali tidak membahas pesan yang baru diterima Danu.Pukul 6 petang, mereka sudah dijemput oleh staf biro perjalanan. Mereka langsung meluncur ke bandara dan melakukan penerbangan eksklusif menggunakan jet pribadi. Arum sampai tercengang kaget melihatnya.“Mas … kita pakai pesawat pribadi?” tanya Arum.Danu mengangguk sambil tersenyum. “Iya, aku tidak mau privasimu terganggu. Kalau begini, kita mau apa saja kan enak.”Arum tersenyum sambil menggelengkan kepala. “Memangnya kita mau apa?”Danu tidak menjawab hanya m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Officially Husband and Wife

    “Aaaahh … .” Desahan panjang sudah lolos keluar dari bibir Danu.Ia langsung tumbang di samping Arum sambil menatap wanita cantik yang sedang melihat ke arahnya. Danu tersenyum, mendekatkan wajahnya kemudian mencium kening Arum. Arum membalas dengan senyuman sambil merapatkan tubuhnya ke Danu.Danu membuka tangan dan memeluknya dengan erat.“Istirahat dulu, ya. Nanti lanjut lagi,” desis Danu.Arum tampak terkejut, mendongak menatap Danu. Danu hanya mengulum senyum sambil mengedipkan sebelah matanya.“Kenapa? Apa kamu pikir aku hanya akan melakukannya sekali?”Arum tidak menjawab. Wajahnya tanpa sebab sudah merona merah dan buru-buru menunduk menghindar dari tatapan Danu. Danu malah tertawa melihat reaksi Arum. Ia tidak jadi terlelap, malah menarik dagu Arum dan kembali memagut bibir istrinya. Tak ayal pemanasan ronde kedua sudah dimulai. Bisa ditebak apa yang akan terjadi selanjutnya.Hampir

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-23
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Umpan yang Tepat

    “Apa katamu?” seru Dokter Sandy.Nadia tersenyum menyeringai menatap Dokter Sandy sambil menganggukkan kepala berulang.“Iya, saya mau melaporkan kasus pembunuhan yang dilakukan Tuan Danu Nagendra.”Dokter Sandy terdiam menatap Nadia tanpa kedip. Tentu saja Dokter Sandy penasaran apa yang dikatakan Nadia kali ini benar atau tidak. Orang yang mengalami gangguan kejiwaan acap kali mempunyai hayalan dan kadang mereka tidak bisa membedakan mana yang kenyataan atau hayalan.“Ayo, Dok!! Bawa saya ke polisi. Saya akan mengatakan semuanya. Mas Danu harus ditangkap polisi. Dia seorang pembunuh!!!”Nadia kini merengek bahkan menarik tangan Dokter Sandy dengan keras. Dokter Sandy menghela napas panjang sambil menatap Nadia dengan tajam.“Tunggu, Nadia!! Kalau kita mau melaporkan ke polisi, kita harus punya bukti-buktinya. Apa kamu punya?”Nadia diam sesaat, dia tampak kebingungan sekaligus ragu. Pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-23
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Musuh yang Sembunyi

    “Apa maksud Anda, Dok?” tanya Tuan Rafael.Dokter Sandy terdiam, bahunya naik turun mengolah udara. Tampak terlihat kemarahan di sorot matanya.“Anda tidak tahu apa-apa tentang saya, Dok. Jadi jangan turut campur urusan saya. Sekarang, keluarkan putri saya!!”Dokter Sandy tidak menjawab, bahkan tetap bergeming di posisinya sambil menatap tajam Tuan Rafael.“DOKTER!!!” Tuan Rafael berseru, meninggikan beberapa oktaf nada suaranya. Namun, meski demikian tidak membuat Dokter Sandy ketakutan.“Putri Anda sakit, Tuan. Dia sedang dalam perawatan dan saya tidak akan membiarkan pasien saya yang membutuhkan perawatan berkeliaran di luar sana. Saya tidak sama dengan Anda, Tuan.”BRAK!!!Tangan Tuan Rafael baru saja menggebrak meja. Meski suaranya terdengar keras sampai ke luar ruangan, tapi tetap saja hal itu tidak membuat Dokter Sandy kehilangan nyali. Dia sudah terbiasa berhadapan dengan pasien

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24

Bab terbaru

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Sang Penyimpan Dendam

    “Apa maksudmu kamu berada di sana?” tanya Tuan Simon.Tuan Burhan tidak menjawab malah menunduk sambil menggelengkan kepala. Tidak hanya itu, tubuh Tuan Burhan kini tampak bergerak ke kanan dan kiri bergoyang-goyang. Tuan Simon hanya diam memperhatikan.“Tidak. Aku tidak akan bilang, nanti Sandy marah. Aku tidak mau jika Sandy marah. Aku takut kalau Sandy marah.”Kini malah Tuan Burhan tampak sedang bergumam sendiri. Entah mengapa ulahnya seperti anak kecil saja. Tuan Simon makin penasaran.“Apa yang menyebabkan Sandy marah? Apa Sandy tahu sesuatu juga?”Tuan Burhan tampak terkejut. Ia mengangkat kepala menatap Tuan Simon dengan senyum aneh kemudian menjentik hidung pria bermata sipit itu.“Kamu ingin tahu, ya? Kamu benar-benar ingin tahu, ya?”Tuan Simon berdecak. Ia menduga ada yang tidak beres dengan Tuan Burhan. Tuan Simon mengedarkan pandangan ke sekitar dan melihat bibi art sedang berdiri tak jauh dari tempat mereka duduk.Wanita paruh baya itu hanya mengangguk seakan sedang mem

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Bertemu Teman Lama

    “Selamat sore, apa benar ini rumah Tuan Burhan?” tanya Tuan Simon.Usai memastikan foto yang sama, sore itu Tuan Simon berkunjung ke rumah keluarga Dokter Sandy. Seorang wanita paruh baya tampak terkejut mendapati kedatangan Tuan Simon. Wanita itu hanya diam tak menjawab sambil menatap Tuan Simon dengan ketakutan.Tuan Simon tersenyum, membungkukkan badan seakan sedang memberi salam.“Jangan takut. Saya hanya ingin bertemu dengan teman saya. Sampaikan pada Tuan Burhan, ada Simon yang mencarinya.”Wanita paruh baya itu tampak ragu. Lagi-lagi ia tidak berkomentar hanya menatap Tuan Simon dengan bingung. Tuan Simon menunggu dengan sabar hingga akhirnya wanita paruh baya itu bersuara.“Tuan Burhan sedang istirahat. Saya … saya tidak berani membangunkannya.”Tuan Simon berdecak sambil menggelengkan kepala.“Sayang sekali … padahal saya datang dari jauh untuk melihat keadaannya.”

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Siapa yang Terkecoh, Siapa yang Menang

    “Silakan, Tuan!!” ujar seorang pria.Dia tampak membungkuk sambil memberi jalan seorang pria berkepala plontos masuk ke dalam rumah sakit. Pria itu berjalan menyusuri koridor hingga menuju ruang praktek Dokter Andi. Seorang perawat menyambut pria paruh baya itu dengan ramah.“Selamat pagi, Pak!! Tunggu sebentar, Dokter akan segera memeriksa Anda.”Pak Sudibyo hanya tersenyum menyeringai sambil menatap perawat di depannya dengan tatapan liar. Sementara perawat itu buru-buru menunduk dan berlalu pergi dari ruang periksa. Pak Sudibyo kini sudah duduk di kursi periksa. Mungkin karena faktor usia, banyak giginya yang sering linu dan sakit digunakan untuk mengunyah. Selain itu ada juga yang berlubang dan itu menyulitkannya.Pak Sudibyo sedang asyik memainkan ponselnya saat pintu ruang periksa terbuka. Pak Sudibyo melirik sekilas dan melihat seorang pria mengenakan pakaian dokter masuk. Kali ini pria itu juga mengenakan masker putih. Pak

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Perlahan Terbalas

    “PAPA!!! Papa!!!” seru Nyonya Maria.Wajahnya tampak cemas dan sudah berlarian keluar rumah. Lalu kakinya terhenti saat melihat suaminya keluar dari dalam mobil dengan tangan terborgol. Nyonya Maria tercengang, mulutnya terbuka dengan mata terbelalak.“Pa … ,” cicitnya lirih.Tuan Rafael sebenarnya ada di rumah dan hendak melarikan diri, tapi keburu polisi datang ke rumahnya. Lalu ia memilih sembunyi di garasi, tapi malang, malah ketahuan.Salah satu petugas polisi langsung mendatangi Nyonya Maria.“Anda juga harus ikut kami ke kantor, Nyonya. Anda sudah berbohong dan mengelabui petugas.”Mata Nyonya Maria sontak melotot dan tak lama ia sudah jatuh pingsan. Untung saja petugas polisi yang berdiri di depannya sigap menangkap tubuhnya. Hingga wanita paruh baya itu tidak sampai jatuh ke tanah.Sementara Tuan Rafael hanya menatap istrinya dengan sendu. Matanya berkaca dan terlihat penyesalan di w

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Tak Ada Tempat Sembunyi

    “Tuan, ini foto Pak Burhan,” ujar Bu Rahayu.Wanita paruh baya itu tampak jalan tergesa keluar rumah menghampiri Tuan Simon. Tuan Simon tersenyum kemudian menerima selembar foto yang baru saja diberikan Bu Rahayu. Tuan Simon tampak diam sambil mengernyitkan alis menatap foto itu dengan seksama.“Apa pria yang berdiri di belakang anak-anak ini, Bu?” tanya Tuan Simon.“Iya, benar sekali, Tuan. Dulu saya punya fotonya yang jelas, tapi sepertinya sudah rusak termakan usia. Hanya itu yang tersisa.”Tuan Simon hanya diam sambil memandang foto yang terlihat usang dan lecek itu. Wajah Pak Burhan sama sekali tidak jelas terlihat. Wajahnya buram, tapi sosok tubuhnya terlihat tegap dan proposional.“Apa boleh saya simpan, Bu?”Bu Rahayu tersenyum sambil mengangguk. “Tentu saja, Pak. Silakan.”Tuan Simon mengangguk dan segera menyimpan foto itu ke dalam tasnya. Tak lama setelahnya dia su

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Sosok yang Sama?

    “Mau apa lagi? Bukankah urusanmu sudah beres berpuluh tahun lalu,” ujar Dokter Sandy.Pria berkepala plontos itu tersenyum menyeringai sambil mengurut dagunya. Ia menatap Dokter Sandy dengan sinis dan penuh ejekan.“Jadi begini balas budimu setelah aku menyekolahkanmu hingga menjadi seorang dokter yang sukses?”Dokter Sandy berdecak sambil menggelengkan kepala.“Katakan saja berapa biaya yang kamu keluarkan untuk menyekolahkanku. Aku akan menggantinya.”Sontak pria itu terkekeh mendengar ucapan Dokter Sandy.“Sombong sekali kamu, Sandy. Merasa sudah hebat, ya? Jadi kamu sudah lupa siapa yang selama ini membantu keluargamu. Begitu!!!”Dokter Sandy tidak menjawab hanya diam sambil menatap pria berkepala plontos itu dengan mata berkilatan. Pria bertubuh gempal itu berdiri, berjalan menghampiri Dokter Sandy hingga sejajar di depannya.“Dengar, ya!! Gara-gara kamu, ada yang sedan

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Kedatangan Penyusup

    “Tuan, makanan ini saya apakan?” tanya Beni.Pria bertubuh tinggi besar itu sudah menunjuk paper bag berisi makanan yang diberikan Nyonya Lani tadi. Danu diam sejenak sambil melirik paper bag tersebut. Sementara hidung Arum tampak mengendus aroma makanan tersebut.“Baunya enak sekali. Aku jadi ingin mencobanya, Mas.”Danu langsung memelotot ke Arum. Arum tampak terkejut, mengernyitkan alis dengan tatapan penuh tanya.“Maaf, Mas. Sejak hamil hidungku sangat sensitive kalau mencium bau sedap seperti ini. Aku jadi laper.”Arum berkata sambil tersenyum meringis.Danu ikut tersenyum sembari mengelus kepala Arum.“Iya, aku tahu. Mungkin itu bawaan ibu hamil. Kamu boleh makan apa saja, tapi jangan masakan Mama Lani.”Arum terlihat semakin bingung mendengarnya. Danu melihat reaksi Arum. Ia tersenyum sekilas sambil mengajak Arum duduk di sofa. Tuan Prada masih terlelap di brankarnya. Ada Ben

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Yang Tak Kenal Menyerah

    “Tuan, saya Beni. Maaf, ini nomor telepon baru saya,” ucap Beni.Danu menghela napas panjang sambil mengusap wajahnya dengan kasar. Ia sudah tegang sekaligus kesal setengah mati.“Ada apa, Ben?”Terdengar helaan napas panjang dari seberang sana.“Tuan … maaf, saya pulang lebih awal dari rumah sakit untuk menyelidiki Nyonya Lani.”Danu mengernyitkan alis, tapi kepalanya sudah mengangguk kali ini.“Lalu … kamu menemukan sesuatu? Dia menemui siapa?”“Belum, Tuan. Hanya saja Nyonya Lani tampak sedang berkemas saat ini. Tidak hanya beliau, putrinya Nona Citra juga sedang sibuk berkemas. Beberapa kali saya melihat mereka memindahkan barang-barang ke sebuah apartemen mewah di pinggir kota.”Danu menganggukkan kepala sambil sibuk menerka di mana lokasi apartemen yang dimaksud.“Papa memang sudah menceraikan Mama Lani. Mungkin itu sebabnya mereka tamp

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   babak Baru untuk Arum

    “Sayang … sudah bangun?” tanya Danu.Ia langsung masuk usai berbincang dengan Budi dan Beni tadi. Arum yang tadi hendak keluar segera duduk di sofa dan hanya tersenyum saat melihat Danu. Kebetulan Art mereka sedang keluar untuk membeli makanan.Danu menggeser duduknya mendekat ke Arum, kemudian mengecup keningnya sekilas.“Kita pulang habis ini. Aku sudah minta Beni berjaga di sini membantu Bibi.”Arum hanya mengangguk sambil tersenyum. Ia melihat Beni dan Budi ikut masuk ke dalam ruangan. Dua orang kepercayaan Danu itu tampak membungkuk memberi salam ke Arum. Arum hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala.Arum berharap semoga saja dua orang ini tidak menemukan keterlibatan Tuan Arya pada semua hal yang dilakukan Nyonya Lani. Arum akan sangat kecewa jika itu semua terjadi nantinya.Selang beberapa saat, Arum dan Danu sudah tiba di rumah. Usai makan malam, mereka langsung masuk kamar untuk beristirahat. Sepan

DMCA.com Protection Status