#Status_WA_Janda_Sebelah 25Orang baik punya masa lalu, orang jahat punya masa depan#Bab_25PoV AuthorDitipu mentah-mentahDi sebuah Cafe agak di pinggir kota ...Tampak sepi, hanya terparkir dua mobil berwarna hitam metallic. Satu mobil jenis SUV mewah dan satu lagi minibus kelas menengah. Tak ada pengunjung lain. Para waiters dan crew kitchen, tampak duduk-duduk bergerombol di dalam ruang pantry. Sesekali mereka melongok ke dalam Cafe. Mungkin ada yang dibutuhkan oleh seseorang yang sudah mem-booking closed Cafe ini untuk lima jam ke depan. Dengan kompensasi yang tidak sedikit tentunya.Duduk sendiri di sebuah meja cafe dengan dua kursi kayu yang berhadapan, Arjuna, lelaki tampan berwajah innocent ini tampak sedang menunggu seseorang. Sembari membuka laptop dan sibuk dengan gadget itu.Tak jauh dari mejanya, kira-kira berjarak dua meja. Duduk dua orang berbadan tegap yang semuanya mengenakan kaos berwarna hitam. Kalau dilihat dari penampilannya, mereka berdua itu adalah bodyguard
#Status_WA_Janda_Sebelah 26Orang baik punya masa lalu, orang jahat punya masa depan#Bab_26Kejutan untuk IvonnePoV Juna"Ini, semua yang lo minta, ada di sini." Richi menyerahkan sebuah map plastik berbentuk buku kepadaku. Aku menerima kemudian membuka lembaran lembaran di dalamnya.Itu adalah dokumen penting pengambil alihan dan kepemilikan dari Persada Enterprise, ex perusahaan milik Nicky. Sekarang, aku adalah pemilik seratus persen saham perusahaan ini. Artinya aku adalah pemiliknya sekarang. Kuanggukkan kepalaku dan tersenyum puas. "Good job, Richi!" Sepupuku itu tersenyum kecil. "Biasa aja!" Balasnya. "Tapi, management belum tahu kan pemindahan alihan kepemilikan ini?" Tanyaku. "Resminya sih belum. Tapi mungkin ada yang sudah tahu, rumor gitu. Orang owner-nya juga bangkrut." Richi tertawa."Ok, ntar biar gua aja yang kasih announce," jawabku."Kalau gitu, gua pergi dulu." Pamit sepupuku itu. Aku mengangguk. "Makasih ya!" "Siip. Kalau ada job lagi, lempar ke gua!" Richi
#Status_WA_Janda_Sebelah 27Orang baik punya masa lalu, orang jahat punya masa depan#Bab_27PoV AuthorKematian Nicky?"Kurang ajar bener Ivonne itu!" Geram Dahlia berapi-api.Dahlia dan Bu Utari bergegas mengendarai mobil dan pergi dari Kantor Persada Enterprise. Baru saja mereka telah dipermalukan oleh Arjuna, sahabatnya Ivonne."Bisa-bisanya, Nicky menjual perusahaan tapi nggak ngasih tahu kita!" Bu Utari tak kalah geram. Malu sekali dia pada Ivonne, Mantan menantu yang dia benci."Nah! Itu dia Mam. Kita harus menanyakan sama Nicky!" Dada Dahlia sesak penuh emosi. Dia merasa kecolongan. Seharusnya dia dapat bagian dari hasil penjualan saham perusahaan. Ini malah zonk. Berdua di mobil, Dahlia dan Bu Utari terdiam. larut dalam pikiran masing-masing. Mereka tidak tahu, kalau Nicky sudah bangkrut. Utangnya banyak. Bahkan rumah yang mereka tempati saat ini juga sudah dijadikan jaminan utang Bank oleh Nicky. Mobil berbelok ke rumah bercat putih. Rumah ini, dulu yang ditinggali pasanga
#Status_WA_Janda_Sebelah 28Orang baik punya masa lalu, orang jahat punya masa depan#Bab_28Pengemis wanitaIni adalah bulan ke enam kehamilanku. Aku menikmatinya. Setiap gerakan dari bayiku, adalah kebahagiaan untukku. Orang di kantor sudah pada banyak yang tahu. Tapi, alhamdulillah mereka tidak menjahat aku. Bahkan, para karyawati perempuan yang sudah menikah dan berpengalaman punya anak, mereka pada sharing ke aku. Aku juga ikut grup senam hamil.Kupikir, tadinya kehamilan ini adalah awal dari penderitaan hidupku. Bercerai, hamil dan punya anak! Membayangkan saja, aku tak mampu. Saat itu, di benakku hanya satu. Anak ini harus mati!Ternyata, bayanganku salah besar! Anak ini, bukan lah kesalahan. Dia hadir saat takdir mengharuskan aku, berpisah dengan Mas Nicky. Aku harus kuat demi buah hatiku.Semua ini, berkat dukungan Juna, sahabat sejatiku. Juna tak sedetik pun meninggalkan aku, saat aku berada di titik rendah dalam hidupku. Dikhianati, difitnah, dibenci Mertua, tak ada kawan
#Status_WA_Janda_Sebelah 29Orang baik punya masa lalu, orang jahat punya masa depan#Bab_29Pengemis itu MamiNetraku bersitatap dengan Juna. Mungkin juga pikiran kami saat ini sama.Meski penampilannya berbeda jauh, tapi sepintas perempuan pengemis itu mirip dengan Bu Utari, Maminya Nicky!"Kek Maminya Nicky, deh!" Tebak Juna. Dahinya mengerut dalam. Aku juga sampai menyipit, untuk melihat lebih jelas. Masak sih, Mami jadi pengemis? Nggak deh kayaknya. Mami kan sosialita, meski maksa.Aku masih berdiri di sini. Seorang pengunjung resto menjatuhkan uang kertas dua ribuan. Perempuan tua pengemis itu dengan cepat mengambil dan mencium uang itu sebelum memasukkannya ke dalam kaleng biskuit di depannya. Ya Allah, kasihan sekali ...Seorang pengunjung yang lain lagi, memberinya sesuatu dalam tas kresek hitam. Sepertinya makanan sisa yang nggak habis dimakan. Pengemis tua itu menerimanya. Puluhan kata terima kasih dia ucapkan untuk pengunjung dermawan yang memberinya sisa nasi tadi. Telapa
#Status_WA_Janda_Sebelah 30Orang baik punya masa lalu, orang jahat punya masa depan#Bab_30Banyak tanya bikin keselHah?!Mas Nicky meninggal? Mataku membelalak menatap Mami yang menangis tergugu. "Meninggal bagaimana, Mam?!" Aku menelan saliva. Mana mungkin Mas Nicky meninggal? Huhuuhu huhuuhu Mami tambah meraung. Juna menghela nafas. Lelaki itu terdiam sebentar. Sedangkan aku, rasanya tubuhku lemas, mendengar omongan Mami. Meski aku berusaha tak peduli dan melupakan Mas Nicky, tapi, bila mendengar berita dia meninggal, gemetar juga seluruh tubuhku. "Ivonne, sebaiknya kita naik ke atas aja. Kita bicara di dalam apartment." Juna membuka pintu mobil dan berjalan ke sisi pintuku untuk membuka. Juna juga membukakan pintu untuk Mami Utari. Selanjutnya, kami bertiga memasuki lift yang membawa naik ke apartment private ini.Berjalan menunduk, menyembunyikan perasaanku yang tak karuan ini dari Juna. Aku tak mau dia tahu, hatiku syok mendengar berita Mas Nicky meninggal. Rasanya,aku j
#Status_WA_Janda_Sebelah 31Orang baik punya masa lalu, orang jahat punya masa depan#Bab_31PenolakanTubuhku menggeliat, melepaskan pelukan Juna. Gegas kucuci tanganku dan mengelapnya hingga kering."Pulang lah, sudah malam." Juna menghela nafas, kemudian menatapku lekat. Aku pura-pura tidak melihat. Aku tahu, dia ingin menemaniku di sini. Tapi, selalu aku menolaknya. "Napa?" Tanyaku saat merasa jengah ditatap begitu. "Gapapa." Juna mengusap belakang telinganya. Bibirku tersenyum kecil. Juna ini, sukanya malu-malu. Aku tahu dari body language-nya, dia minta kiss, hihi."Udah sana pergi, aku mau tidur." Berdiri dengan melipat tangan di dada, aku berlagak galak. Juna nyengirr."Von, gua udah pesenin tiket buat Tante Utari besok pagi. Suruh naik taksi online saja. Lo nggak usah nganterin." "Kok gitu, kasihan kan?" Bibirku manyun. Juna tetap menggeleng."Biarkan dia berangkat sendiri. Kalau sudah di Bandara, dia juga tahu apa yang harus dia lakukan." "Baik lah." Mending aku iyain s
#Status_WA_Janda_Sebelah 32Orang baik punya masa lalu, orang jahat punya masa depan#Bab_32PoV DahliaSetelah meninggalkan Mami di daerah entah berantah, aku tancap gas dan ngebut tanpa tujuan. Pikiranku kalut dan takut. Kulirik Naura yang tertidur di kursi sampingku. Aku harus mencari tempat menginap malam ini. Aku harus menenangkan pikiranku dulu, baru mengambil langkah selanjutnya.Aku membelokkan mobil ke sebuah hotel yang tidak begitu besar. Kulihat jam di ponselku, sudah jam satu malam. Dengan menggendong Naura, aku melakukan check in. Semuanya berjalan lancar. Naura tidak rewel. Setelah aku buatkan susu, dia tidur lagi. Sepertinya, malam ini aku tidak bakal tidur. Benar-benar tidak tenang perasaanku. Apakah Nicky mati? Pertanyaan itu berulang-ulang hadir di otakku. Aku takut, sangat takut. Ku yakin, Nicky sudah mati waktu terjatuh dari tangga. Jadi aku hanya membuang mayat saja, tidak membunuhnya. Bagaimana kalau ada yang menemukan jasadnya? Apakah Polisi akan mengejarku,