#Status_WA_Janda_Sebelah 53Orang baik punya masa lalu, orang jahat punya masa depan#Bab_53Tuhan, jangan sembuhkan diaBegitu lah kehidupanku kini. Single parent dengan satu anak dan dua Lelaki yang sedang berjuang mendapatkan cintaku.Untuk Juna, aku sangat mengapresiasi kebaikan dia. Tak pernah dia meninggalkan aku. Sifat dan kebaikannya, membuatku merasa nyaman dan terlindungi. Aku tahu, karena karakternya yang begitu membuatnya susah untuk memilih. Tak pantas rasanya membandingkan aku dengan Bundanya, orang yang sudah bertaruh nyawa melahirkan dia. Juga membesarkannya dengan penuh kasih.Tak pantas juga rasanya memaksa Juna memilih antara aku dan wanita terhebatnya itu. Semua ini, membuat Juna terkesan mengulur waktu dan menggantung Hubunganku dengan dia. Tapi, menurutku hidup adalah pilihan. Apa pun keputusan Juna akan aku hargai. Seperti halnya aku yang sangat menyayangi Mamaku. Kupikir, Juna juga begitu. Semoga perjuangan Juna buat mendapatkan restu, akan berakhir indah.Buat
#Status_WA_Janda_Sebelah 52Orang baik punya masa lalu, orang jahat punya masa depan#Bab_52Selamat berjuang Juna dan RenaldJuna tercenung menatapku. Kami bersitatap. Nafasku masih sesengukan. Aku benar-benar menumpahkan segala beban hatiku saat ini."Jawab!" Kataku.Mbak Retno tergopoh datang, dia langsung menggendong Axel dan membawanya pergi. Rupanya dia mendengar suara tangis dan bentakanku pada Juna. Pengasuh itu membawa Axel menjauh."A_aku pasti menikahimu, Von ..." Juna berusaha memegang kedua bahuku. Aku menghindar. Air mataku masih berurai. Janji melulu."Kapan?" Aku mengejarnya."Kau kan tahu, kita menunggu restu dari Mamaku ..." Pelan suara Juna. Membuatku semakin kesal. "Itu tugasmu buat meyakinkan Mamamu, bukan menggantungku seperti ini!" Setengah berteriak aku padanya. Juna berlalu dari hadapanku. Menuju sofa panjang dan menghempaskan bobotnya di sana. Aku mengikuti. Wajah Juna jutek. Mengambil tempat duduk di sampingnya, aku terus mencecarnya dengan pertanyaan."Hu
#Status_WA_Janda_Sebelah 54Orang baik punya masa lalu, orang jahat punya masa depan#Bab_54PoV Juna"Sekalian mampir ke Mall Anggrek, Jun. Mama mau ambil perhiasan pesanan Mama." Kulirik Mamaku yang cerewet ini. Tadi katanya cuma minta tolong dianterin ke rumah Tante Mayans. Katanya sebentar, ternyata berjam-jam. Sampai lumutan nunggunya. Eh, tadi bilang mau langsung pulang, Sekarang minta mampir ke Mall. Dasar Emak-Emak!Untung sayang, makanya aku anterin kemana-mana. Hari ini, sebenarnya aku mau ke rumahnya Ivonne. Mau aku ajak jalan. Tapi karena udah keburu di booking Mama duluan, terpaksa kutunda, ke rumah Ivonne ntar sorean aja.Mengantar Mama ke gerai perhiasan, aku ikut turun. Menunggu Mama yang sedang berbincang dengan Mbak yang tugas, aku melihat lihat sekeliling. Dulu, aku yang mengerjakan interior gerai perhiasan ini. Rasanya melihat desainku sendiri kok kurang greget. Maksudku begini, tapi owner-nya minta begitu. Ya akhirnya, mesti nurut. Who's the boss! Begitu istilah
#Status_WA_Janda_Sebelah 55Orang baik punya masa lalu, orang jahat punya masa depan#Bab_55Malaikat tak bersayapKenapa dengan Juna, kenapa dia seolah menjauhiku. Apa salahku ... Berjuta tanya menari dalam benakku. Apakah dia tak berhasil mendapatkan restu dari Mamanya? Masih ada waktu sebulan buat dia berjuang. Aku senantiasa menunggu. Rasaku menjelma menjadi resah, saat kusadari dua hari sudah tak ada sosok Juna menemaniku. Aku telah terbiasa dengan keberadaannya. Seperti ada yang hilang dan hampa dalam relung hatiku."Mbak Retno, aku mau pergi, tolong jagain Axel, ya?" Kataku. Malam ini, entah kenapa aku ingin keluar. Aku ingin merasakan resahku seorang diri."Ibu mau kemana malam-malam?" "Keluar sebentar." Kulihat jam masih menunjukkan pukul setengah delapan malam."Baik, Bu. Jangan pulang larut, ya." Perempuan pengasuh itu berkata sambil menutup pintu. Aku hanya mengangguk tipis.Mengendarai mobil membelah jalan di antara gemerlap lampu yang menderang di malam hari, tak juga
#Status_WA_Janda_SebelahDadah Papah[Duhh! Gantengnya Suamiku, berangkat kerja pakai baju biru. Dadah sayang, ati-ati ya ... emot cium dua]Aku membaca status Mbak Dahlia tetangga sebelah. Bukannya dia Janda. Kok bikin status Suaminya berangkat kerja? Aneh! Kutaruh ponsel di meja rias depanku ini. Aku terdiam. Kenapa aku jadi mikirin statusnya Mbak Dahlia ya? Ingatanku melayang ke tadi pagi saat Mas Nicky, Suamiku berangkat kerja. "Dadah, Mas ..." Kulempar kiss bye pada Suamiku yang berangkat kerja dengan mobilnya. Kebiasaan Suamiku, kalau masih dekat rumah, jendela mobilnya selalu dibuka. Katanya mau lihat aku dadah dadah. Uuhh so sweet yaa ...Eh! Jadi inget. Bukannya tadi Suamiku pakai kemeja warna biru. Kan aku sendiri yang nyiapin. Kembali aku membacanya ulang status WA Mbak Dahlia. Lhoh?! Udah dihapus? Tadi keknya dia tulis baju biru deh! Hhh, aku menghela nafas. Berusaha menyingkirkan kecurigaan. Pasti hanya kebetulan. Baju biru banyak yang jual. Lagian Mbak Dahlia itu ja
#Status_WA_Janda_SebelahBab 2Status NyindirMataku menatap mobil Mas Nicky yang semakin menjauh, dari lantai dua rumahku. Perasaanku nggak enak. Apa betul tadi Mbak Dahlia dadah dadah sama Mas Nicky. Terus kenapa dia bilang Papa? Nggak mungkin lah, Mas Nicky ada main sama dia. Selama ini, yang kutahu, bahkan Mas Nicky tidak mengenal Mbak Dahlia. Hanya tahu saja. Aku beranjak dari jendela. Duduk agak lama di bibir ranjang. Ponsel kugenggam di tanganku. Apa sebaiknya, aku bertanya pada Mbak Dahlia saja? Tapi kok rasanya nggak pantas. Ntar dikirain cemburu buta. Hhh, aku membuang nafas. Mencoba meredam perasaanku yang tiba-tiba tak karuan. Begini saja sudah panas hatiku. Apalagi kalau beneran Mas Nicky selingkuh ya. Nggak sanggup aku. Kuteruskan ber-make up. Aku harus berangkat ke kantor. Ada internal meeting sama Juna. Setelah berganti baju, aku berjalan keluar menuju rak sepatu. Kuambil sepatu ber-hak tujuh senti ini. Bercermin sebentar. Aku masih cantik dan menarik, nggak mungki
#Status_WA_Janda_SebelahBab 3Ronda"Brengs*k!" Umpatku pelan. Jendes lebay, apa-apa dibikin status! Udah pasti itu nyindir aku. Padahal tadi aku ke sana sopan lhoh, kok malah di jadiin status!"Napa, Von?" Juna menatapku yang kesal. Kugerakkan kepalaku menggeleng tipis. "Kok muka lo kesel?" Kata Juna lagi. Huh! Terpaksa aku bercerita sama Juna. "Tetanggaku lho, ngeselin. Apa-apa dibikin status. Lihat nih, Sekarang nyindir aku!" Kutunjukkan status Mbak Dahlia pada Juna. Lelaki itu membacanya sekilas. "Emang lo ngelabrak dia?" Juna menaikkan kedua alisnya. "Enggak sih, gua cuma nanya." Kataku dengan wajah menekuk. "Tapi lo dateng ke rumahnya?" "Iya, sih ..." "Itu namanya ngelabrak!" Hehe, Juna tertawa kecil. Bibirku mencebik. Masih kesel."Emang napa sih, Von?" Sambil menatap layar laptop di depannya, Juna bertanya padaku. "Tadi pagi, gua kek denger, dia manggil Suami gua. 'Dadah Papa' gitu ... Kaget dong gua!" Ceritaku dengan nada sebal. Juna mengalihkan pandangannya padaku.
#Status_WA_Janda_SebelahBab 4Senyum kecutDadaku kembali panas. Janda ini maksudnya apa ya, kok statusnya selalu mirip-mirip dengan keadaan Suamiku. Baju biru, Mas Nicky pakai baju biru. Makan ayam, Mas Nicky juga ayam. Sekarang capek, Suamiku juga capek. Jadi curiga. TapTapTapSuara langkah kaki sepatu Mas Nicky terdengar menuruni tangga. Aku menatapnya. Jantungku berdebar. Netraku menatapnya terus. Mas Nicky emang ganteng, keren. Bawaannya tenang dan kalem. Wajar kalau bikin Janda kelepek-kelepek. "Yank," Mas Nicky mengulurkan tangannya. "Eeh, iya," aku jadi gugup. Kuambil lengan kemeja Mas Nicky, dan kukaitkan kancingnya. Setelah itu, Mas Nicky duduk di sebelahku dan menikmati sarapan rotinya. Kok aku jadi tegang gini ya? Apa kebetulan lagi, status si Jendes sama kondisi capek Suamiku?"M_Mas, tadi malam Ronda, ya?" Tanyaku bodoh. Mas Nicky mengangguk. Kepala ini ikut mengangguk. "Ada pencuri?" "Nggak!"Tapi kok keknya kamu capek banget gitu?" Aku bertanya datar tanpa e