Home / Pernikahan / Suamiku Tidak Memiliki Gaji / Kejamnya fitnah Bu Narti

Share

Kejamnya fitnah Bu Narti

Suamiku tak memiliki gaji

Part 5

Mendengar Bella yang menangis kencang Bu Narti langsung mendekatiku, semua mata langsung tertuju padaku

"Kamu apakah anak saya? kamu mau tumb*lin Bella? awas aja kalau ada apa-apa sama Bella saya akan tuntut kamu!" Bu Narti menunjuk wajahku

"Tanya aja sama anak Ibu, saya gak ngapa-ngapain dia kok, saya cuma bilang sama dia kalau Bapaknya Khalisa tidak melakukan pes*gihan apa-apa, terus saya juga nanya emang Bella tahu pes*guhan itu apa, gitu doang!" kujelaskan apa adanya pada Bu Narti

"Alah omong kosong, makanya jadi manusia itu harus sabar, jangan terobsesi mau kaya sampai melakukan apa aja, kalau mau kaya ya kerja jangan pake cara licik kayak gini!"

"Jadi menurut Bu Narti saya dan suami melakukan pesu*ihan gitu? apa buktinya Bu? hati-hati loh nanti jatuhnya fitnah!"

"Tidak perlu ada bukti, semua orang juga sudah tahu kok!"

"Eh eh ada apa ini ribut-ribut? jangan bikin keributan di sekolah! kalau Ibu-ibu ada masalah selesaikan saja diluar sekolah jangan dilingkungan sekolah," ucap Pak Eman petugas keamanan sekolah

"Dia sendiri yang mulai, masa udah tua gini nangisin anak orang, anak saya dibikin nangis sama dia!" Bu Narti kembali menunjuk wajahku

"Sudah-sudah, semuanya bubar, selesaikan saja diluar sekolah!"

Setelah diamankan oleh Pak Eman akhirnya adu mulut antara aku dan Bu Narti pun berakhir

"Tadi temen-temen Khalisa dikelas hampir semua diemin Khalisa kenapa ya? kalau Khalisa deketin mereka, mereka langsung nyuruh Khalisa pergi. Cuma Lala yang tetap mau temenan sama Khalisa." Ucap Khalisa ditengah perjalanan pulang

"Oh gitu, Khalisa sedih ya gak punya teman?" tanyaku sambil fokus mengendarai sepeda motor

"Ya sedih sih Ma, terus Khalisa dengar pesu*ihan-pesu*ihan gitu, emang pesu*ihan itu apa sih Ma?"

"Nanti Mama jelasin dirumah aja ya!"

"Oke Ma."

Sepanjang perjalanan aku tak henti-hentinya berpikir bagaimana caranya agar aku bisa tahu apa yang dibicarakan mereka di grup kelas

Grup kelas ada 2, pertama grup resmi yang dikelola langsung oleh wali kelas , dan kedua grup yang isinya hanya orang tua murid kelas 1 A saja, dan adminnya adalah Bu Narti

Aku memang kurang aktif di grup yang kedua, sampai aku tidak sadar jika aku telah dikeluarkan dari grup, karena selama ini aku hanya menjadi pembaca saja dalam grup itu

Tidak terasa motor yang ku kendarai sudah memasuki halaman rumah

"Khalisa ganti baju dulu ya abis ganti baju langsung makan nanti kalau udah Mama jelasin apa pesu*ihan itu." Ucapku pada Khalisa

"Siap Mama." Khalisa langsung masuk kedalam kamarnya

Akupun langsung kedalam kamar untuk ganti baju

"Kebiasaan pulang sekolah bibirnya maju sepuluh senti." Ucap Mas Dirman yang sedang menonton vlog youtuber favoritnya

"Kesal Pa, tahu ga hari ini Mama itu kesel banget!" ucapku sambil membuka kerudung

"Kesal kenapa Ma? gara-gara Ibu-ibu rempong lagi?" tanya Mas Dirman

Aku hanya menganggukkan kepala tanpa mengeluarkan sepatah kata pun

"Kata Papa juga apa, jangan terlalu peduli sama omongan orang." Ucap Mas Dirman meskipun matanya tidak berpaling dari video yang dia tonton

"Dia keterlaluan Pa, masa Bu Narti bilang kalau kita itu ng*p*t, siapa yang gak kesal coba?"

"Hahaha, udahlah biarin aja mungkin Bu Narti itu kurang sehat makanya kita sebagai orang waras diam aja!" bukannya ikut kesal tapi Mas Dirman malah menertawakan amarahku

"Papa ini hih malah ketawa?" tanyaku yang tidak habis pikir

"Justru Mama yang kenapa? sejak kapan Istri Papa jadi baperan gini? bukannya Mama selalu cuek sama mereka?" Mas Dirman balik bertanya

Aku langsung mencerna apa yang suami katakan, ternyata memang ada benarnya

"Ma, Khalisa udah selesai semuanya nih, ayo dong jelasin apa pesu*ihan itu?" Khalisa menyusulku ke kamar

"Sini Khalisa duduk, biar Papa jelaskan." Khalisa langsung duduk disamping Mas Dirman

Mas Dirman langsung menjelaskan kepada Khalisa tentang apa itu pesu*ihan dengan bahasa yang mudah dipahami anak seusia Khalisa dan Khalisa pun merasa puas dengan penjelasan dari Papanya

Aku sangat bersyukur tanpa aku minta Mas Dirman mau memberi penjelasan pada Khalisa

"Makasih ya Pa," ucapku tersenyum manja

"Makasih apa?" Mas Dirman mengernyitkan dahinya

"Udah bantu Mama jelasin pada Khalisa, hehe."

"Emang kenapa gak langsung Mama jelasin aja tadi, biar dia gak penasaran."

"Mama bingung soalnya takut salah ngomong."

Jika dibandingkan tingkat kecerdasan Mas Dirman dengan aku Sofi Nurlela Istrinya mungkin sangat jauh berbeda, mudah-mudahan Khalisa mewarisi kecerdasan Mas Dirman

Drrrtt

Drrrtt

Ponselku bergetar beberapa detik, kulihat ada notifikasi pesan masuk

[Sofi ada masalah apa sih sama Bu Narti?] pengirim pesan itu adalah Ela teman sekolah SMA dulu, yang sekarang anaknya pun menjadi teman sekolah anakku

Aku dan Ela memang masih akrab sampai sekarang namun Ela hanya bisa mengantarkan anaknya sekolah saat dia sedang libur saja, dia merupakan seorang Bidan yang bekerja di Klinik bersalin yang buka 24 jam

[Gak tahu tuh, emangnya ada apa sih? soalnya aku dikeluarin dari grup Mamak 1 A] balasku

[Bu Narti bilang katanya kamu sama suami kamu punya pesu*ihan, dan menyuruh Ibu-ibu semua dan juga anak-anaknya untuk jauhin kamu sama Khalisa takut dijadiin mangsa]

[Nih buktinya]

Ela mengirimkan beberapa tangkapan layar

[Makasih ya El udah ngasih tahu, benar-benar keterlaluan ya Bu Narti]

[Kamu sih, kata aku juga apa dari awal jangan terlihat biasa aja tunjukin aja apa yang kamu punya biar gak direndahin orang lain, orang yang gak punya aja bela-belain minjem biar kelihatan wah, kamu yang udah punya segalanya malah diumpetin, hahaha] Ela meledekku dengan emoji tertawa lebar

Aku dan Ela memang sudah biasa saling meledek, meskipun dia sudah menjadi seorang Bidan dan aku hanya Ibu rumah tangga sikapnya tidak pernah berubah

Tak kuat jika harus menahan ini sendirian akupun langsung mengadukan tentang fitnah ini pada Mas Dirman

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status