Suamiku tak memiliki gaji
Part 6"Pa orang yang udah fitnah enaknya diapain ya?" ucapku pada Mas Dirman yang sedang mencorat-coret kertas"Udah diemin aja!""Tapi ini gak bisa didiemin Pa, ini udah menyangkut nama baik kita.""Kata Papa diemin udah diemin aja Ma!""Lihat Pa, dia tega banget loh bahkan Khalisa aja jadi korban dijauhin temen-temennya!" kutunjukkan tangkapan layar yang dikirimkan Ela tadi"Udah lihatin aja Ma, cepat atau lambat dia akan nerima balasannya, Mama inget gak sama kasus fitnah b*bi ng*pet di depok yang viral tahun lalu?""Iya Mama ingat Pa!""Yaudah biarin aja, yang namanya kebenaran suatu saat pasti akan terungap dan akan menang, zaman sudah maju Ma, gak semua orang harus kelihatan bekerja keluar rumah, kalau pikiran Bu Narti masih seperti itu ngira kita ng*p*t berarti wawasan dia kurang luas, pengetahuan dia hanya sebatas kerja pabrik dan slip gaji!"Lagi-lagi aku mengucap syukur memiliki suami yang sangat bijak seperti Mas Dirman, terbayang jika Mas Dirman sama sepertiku yang sumbu pendek mungkin kita akan langsung terbakar saat ada percikan-percikan api dalam hidup ini"Udah ngomongnya?" tanya Mas Dirman"Hehehe." aku tersenyum lebar"Udah simpan hp nya, sekarang mending kedapur kerokin alpuket kasih madu dikit buat Papa!""Siap Bos!"Kumasukkan ponsel kedalam saku kemudian berjalan menuju dapur, kuambil dua buah alpuket yang merupakat salah satu buah favorit Mas DirmanAlpuket dibelah menjadi dua kemudian diambil daginya dan diberi madu sedikit agar rasanya lebih manis"Nih silahkan dinikmati!" ucapku sambil memeberikan mangkuk yang berisi alpuket dan madu"Emm enak, makasih Ma!""Sama-sama Pa!"***Sudah hari keempat dan sikap Ibu-ibu dan anak-anaknya masih sama kepada kami, beruntungnya masih ada Lala dan Vina anaknya Ela yang tetap mau berteman dengan KhalisaAku sudah beberapa kali bertanya pada Khalisa apa dia merasa tersiksa disekolah dengan keadaan ini, namun dia mengatakan dia biasa-biasa saja, tadinya aku dan Mas Dirman berencana untuk memindahkan sekolah Khalisa namun Khalisa menolak***"Ma gimana udah dikabarin belum yang punya tokonya kalau kita deal mau sewa tokonya?""Udah Pa, Mama juga udah bilang sabtu ini mau kita bayar.""Yaudah oke kalau gitu, dua puluh juta kan?""Iya Pa."Keinginanku untuk memiliki usaha sekarang sudah terwujud, aku sangat bersyukut memiliki suami seperti Mas Dirman yang tidak pernah perhitungan dalam hal apapunKhalisa Collection itulan nama yang kuberikan untuk toko pakaianku ini, toko yang menjual berbagai macam fashion wanita dari anak-anak sampai dewasaAku menyusun strategi bagaimana agar orang-orang tertarik untuk berbelanja di toko milikku ini, salah satunya dengan mengadakan promo yang menarik dan membuat akun social media atas nama Khalisa CollectionLima hari sebelum opening aku sudah aktif di social media Khalisa Collection, hampir setiap hari aku membagikan informasi tentang berbagai promo saat hari pertama toko dibuka nantiJumlah followers terus naik setiap harinya mungkin karena orang-orang saling membagikan postingan Khalisa Collection"Eh tahu gak mau ada toko baju baru, bajunya bagus-bagus loh harganya juga cukup murah-murah tapi sayang tokonya belum buka." Ucap Bu Ida kepada kawan satu gengnyaMeskipun aku sudah beberapa hari didiamkan oleh mereka, tapi aku tetap duduk diantara mereka karena Khalisa tidak membolehkan aku untuk menunggunya ditempat lainPernah aku sampaikan jika aku akan menunggu di kantin saja namun Khalisa melarang karena kantin sangat jauh dari kelasnya tidak bisa dipantau dari jendela kelas"Bu Ida ini aneh sih, kan tokonya belum buka tapi udah tahu bajunya bagus dan harganya murah, gimana sih?""Ih Bu Narti ini lihat dong di f******k namanya Khalisa Collection, katanya grand openingnya tanggal 1 bulan depan, duh pas banget Bu Narti, kan tanggal 1 Suaminya gajian bisa langsung shoping tuh.""Boro-boro shoping Bu Ida, buat makan dari tanggal 10 aja udah ngutang,""Loh kok bisa sih?""Kan saya udah pernah cerita pabrik suami saya sekarang lagi sepi lemburan jadi cuma dapat pokoknya aja, kalau gaji pokok aja ya abis lah buat bayar cicilan saya juga bungung udah tutup lubang kali lubang.""Kok bisa sih Bu Narti? apalagi kalau kayak suami saya yang gajinya cuma 4 juta perbulan kayaknya Bu Narti bakal langsung gugat cerai suaminya hahaha." Ucap Bu Ida sambil tertawa kencangAku membayangkan menjadi Bu Narti pasti dia ada di posisi sangat sulit, namun kesulitan itu dia buat sendiri, uang 8 juta itu jumlahnya sangat besar jika dipakai untuk gaya hidup sederhana pasti sangat cukupNamun gaya hidup Bu Narti sangat hedone misalnya dalam pakaian Bu Narti tidak pernah melewatkan satupun model baju yang sedang hitsHampir semua Ibu-ibu yang ada disini pernah didiamkan dan dimusuhi oleh Bu Narti tanpa sebab termasuk anggota gengnya sendiri, alasannya biasanya sepele hanya karena ada yang lebih dulu memiliki baju yang sedang ngehits dan Bu Narti tidak menjadi yang pertama punya diantara kami***Esok adalah hari pertama toko baju dibuka, segala persiapan sudah dilakukan oleh kami, bahkan kami sudah menggelar acara syukuran pengajian untuk toko pertama kami ini, dengan harapan usaha yang pertama kami rintis ini lancar dan sesuai seperti yang kami inginkanAku sengaja memilih hari pada saat akhir pekan untuk grand opening Khalisa Collection, karena biasanya disaat hari libur orang-orang banyak keluar rumah untuk sekedar jalan-jalan dan berbelanjaDua jam pertama toko dibuka aku sangat bersyukur banyak yang datang dan berbelanja di toko Khalisa Collection, kebanyakan dari mereka mengatakan tahu toko dan promo-promonya dari f******k dan i*******m Khalisa Collection"Kata Papa apa, Mama butuh orang yang bantuin Mama ditoko." Ucap Mas Dirman saat melihatku kelelahan"Iya nanti Mama coba cari deh," sambil membereskan beberapa pakaian yang berantakanTiba-tiba matakau menangkap pemandangan yang membuatku kaget dan juga senang, bagaimana tidak Bu Narti dan kawan-kawannya datang ke tokokuTidak ada yang tahu diantara mereka jika aku Sofi Nurlela adalah pemilik dari toko iniMereka membawa anak-anaknya, karena tokoku juga menjual berbagai macam pakaian anak-anakAku sengaja sembunyi dikolong meja kasir agar mereka tak langsung melihatku, aku juga meminta Mas Dirman untuk pergi kebelakang toko, namun aku tidak sempat meminta Khalisa untuk bersembunyi"Khalisa kok kamu ada disini sih emang kamu punya uang belanja disini?" aku mendengar suara Bella bertanya pada Khalisa"Lah ini kan toko Mama aku, jadi kalau aku mau belanja disini gak perlu pakai uang, nama tokonya juga kan pakai nama aku" jawab Khalisa polos"Kalau benar ini toko Mama kamu mana suruh Mama kamu kesini saya mau lihat!" ucap Bu Narti pada Khalisa"Sebentar ya tante. . ." Khalisa pun langsung berlari mencarikuSuamiku tak memiliki gajiPart 7"Mama. . . Mama. . . ." Khalisa memanggilkuJika seperti ini caranya sia-sia dong usahaku untuk sembunyi dari mereka, dengan terpaksa akupun harus menunjukkan wajahku pada Bu Narti dan kawan-kawannya"Iya apa Khalisa.""Mama ngapain di kolong?" tanya Khalisa heran"Oh ini tadi ada kabel yang keselip dibawah, ada apa?" aku pura-pura tidak tahu maksud Khalisa memanggilku"Itu ada temen-temen Khalisa sama temen Mama juga, tadi kata Mama Bella nyuruh Khalisa buat manggil Mama katanya mau lihat Mama." "Oh iya, Mama gak lihat tadi lagi benerin kabel di kolong."Aku lansung keluar dari meja kasir menemui Bu Narti dan kawan-kawan"Eh Bu Narti, Bu Yomi, Bu Ida, Bu Rita, selamat siang selamat berbelanja, silahkan dilipilih siapa tahu ada yang cocok!" ucapku pada mereka"Benar ini toko milik Bu Sofi?" tanya Bu Narti dengan tatapan sinis"Alhamdulilah Bu, ini usaha yang diberikan suami saya sebagai hadiah anniversary pernikahan kami." Ucapku sambil tersenyum"Wah
Suamiku tak memiliki gaji Part 8Beberapa saat kemudian aku menerima kiriman foto Bu Narti yang sedang terbaring diatas ranjang pasien, tangan kanannya terpasang infus dan selang oksigen melingkar pada kedua pipinya[Mudah-mudahan Bu Narti segera diberi kesembuhan seperti sedia kala] balaskuNomor pengirim pesan itu adalah nomor Bu Narti sendiri, sepertinya yang mengirim pesan itu Pak Ayi suaminya Bu NartiGrup whatssapp yang dikelola oleh wali kelaspun ramai mendoakan kesembuhan Bu Narti"Kenapa sih Ma, fokus amat sama hp?" Mas Dirman menegurku"Maaaf Pa, ini ada temen Mama sakit.""Siapa emang? ""Ini loh Pa, Bu Narti yang suka Mama ceritain itu yang suka julid sama kita," kutunjukkan foto Bu Narti yang sedang terbaring lemah pada Mas Dirman"Oh, kasian ya, mudah-mudahan segera sembuh, sakit apa emang?""Katanya sih jantung Pa.""Siapa Ma yang sakit?" Khalisa ikut bertanya"Ini, Bu Narti, Mamanya Bella.""Loh bukannya tadi Bu Narti sehat-sehat aja kan Ma? tadi Bu Narti juga datang
Suamiku tak memiliki gajiPart 9"Bu kalau saya belanja lagi kasih diskon dong harga teman gitu!" ucap Bu Yomi"Gak perlu diskon juga barang-barang ditoko saya harganya sudah cukup murah dengan kualitas yang cukup baik.""Hmmm kalau bisnis itu jangan pelit-pelit ngasih diskon apalagi sama teman sendiri!"Aku hanya tersenyum menanggapi ucapan Bu YomiHari ini Bu Yomi terus berusaha mendekatiku, dia membahas apa saja untuk membuka obrolan diantara kami, namun aku tidak terlalu meresponnya dan menjawab seperlunya saja"Bu Sofi bakso kayaknya enak tuh, teraktir dong kan sekarang Bu Sofi sudah jadi wong sugih!" Bu Yomi kembali berbicara"Duh maaf Bu Yomi saya cuma bawa uang pas-pasan.""Jangan pelit-pelit Bu Sofi, nanti kismin lagi tahu rasa harus rajin sedekah jadi orang!" ucap Bu Yomi dengan ekspresi wajah yang berubah"Masalah sedekah saya biar hanya Allah yang tahu Bu!""Hmmm Bu Sofi kalau orang kaya itu harus rajin berbagi, masa cuma baso semangkok doang gak mau ngasih?""Maaf Bu, tap
Suamiku tak memiliki gajiPart 10POV Bu Narti"Kamu kok pulang cepat sih? emangnya gak ada lembur?" tanyaku pada suamiMungkin orang lain akan senang saat suaminya pulang lebih cepat dari biasanya, tapi tidak denganku, karena jika sehari saja dia kerja tanpa lembur maka akan mengurangi nominal gaji yang diterima nanti"Pabrik lagi sepi order, jadi kayaknya beberapa bulan kedepan gak akan ada lembur." jelas suamiku"Apa? gak ada lembur? jadi cuma dapat gaji pokok aja dong?""Kamu harusnya bersyukur, lihat orang diluar sana masih banyak yang nganggur." Laki-laki bernama Toni ini malah ceramah"Gimana caranya aku bersyukur? gaji pokok cuma 8 juta, itu hanya cukup bayar cicilan aja, terus untuk makan dari mana?""Berarti harus ada yang di korbankan!""Maksudnya?""Dari pada gaji abis cuma buat bayar cicilan mending kita korbanin salah satu, bisa rumah atau motor."Tanpa merasa bersalah dia berbicara seperti itu, mau disimpan dimana wajah glowingku ini jika orang lain tahu rumah dan motor
Suamiku tak memiliki gaji part 11POV Bu Narti"Gimana udah dapat belum kambing bulu hitam nya?" tanyaku pada Toni yang sudah menyanggupi akan mencarikan kambing berbulu hitam untuk pengobatanku"Kamu pikir beli kambing bisa pake rumput hah? bisanya cuma nyuruh doang, ngasih duit kagak!" jawabnya dengan nada tinggi"Lah terus gimana dong? besok udah jumat kliwon sekarang kambing bulu hitamnya aja belum dapat, kalau aku gak sembuh gimana?""Sudah kubilang berobat medis saja, minum obat yang diberikan dokter, penyakitmu itu sudah jelas jadi gak perlu berobat ke dukun!" "Oh, aku tahu kok kamu malah nyuruh aku berobat ke dokter biar gratis kan pake bpjs?""Itu kamu tahu jawabannya!""Dasar, laki-laki takut rugi, buat berobat Istri aja perhitungan!""Dengar ya Narti Hartati, aku tanya padamu darimana letak perhitungannya, selama ini uang gaji kamu yang kelola, aku gak lembur kamu marah-marah, tiap bulan kamu shoping beli baju ini itu sama anakmu apa kamu pernah membelikan sepotong baju u
Suamiku tak memiliki gajiPart 12POV Bu Sofi"Ma hasil bulan ini lumayan ya, lihat nih!" Mas Dirman menunjukkan saldo rekeningnya pada aplikasi mbanking"Bukan lumayan lagi itu Pa, rezeki nomplok itu!" semua wanita pasti senang saat melihat angka berderet didalam rekening"Yaudah besok kita langsung lunasin motor itu yu!" ajak Mas Dirman"Emang semudah itu Pa? biasanya ada syarat khusus buat lunasin angsuran harus masuk berapa bulan dulu gitu, kan itu motor cicilannya juga baru 9 bulan, sedangkan lama angsurannya 36 bulan.""Kita coba aja dulu Ma, lagian aneh ya dunia perkreditan dilunasin cepat suka ada penalti telat bayar kena denda hahaha." Ucap Mas Dirman sambil tertawa"Ya mereka jauh lebih pinter Pa semuanya ada perhitungan."Karena memang aku dan Mas Dirman kurang paham dalam hutang piutang apalagi yang menyangkut dengan Bank dan leasingDari awal menikah aku dan Mas Dirman sepakat untuk menghindari hutang dalam bentuk apapun"Papa tahu gak siapa pemilik motor ini sebelumnya?
Suamiku tak memiliki gajiPart 13"Bukan, itu bukan saya, mungkin ada orang jail yang menyalah gunakan data saya, amit-amit deh. Seumur-umur belum pernah punya hutang apalagi pinjol." Bu Narti tetap mengelak"Ciyuuussa mi apa? hellow. . . dipikir orang lain doboh kali ya, dengar ya Bu Narti yang namanya ngajuin pinjol itu gak mudah, gak cukup cuma ngandelin foto ktp aja harus ada verifikasi wajah selfie ssmbil megang ktp, tuh buktinya ada foto Bu Narti lagi megang ktp." Ucap Bu Yomi dengan penuh penekanan"Bu Yomi kok tahu banget sih, emang Bu Yomi pernah pinjol?" tanya Bu Ida"Ya tahu lah, saya gak munafik, saya pernah punya hutang pinjol, paylater juga punya. Hidup itu harus apa adanya gak usah pura-pura. Cape!""Maksud kamu saya munafik gitu?" tanya Bu Narti pada Bu Yomi"Terus apa dong? sudah jelas-jelas Bu Narti itu munafik, lihat nih gara-gara Bu Narti kita semua kena teror kan, makanya pinjol itu yang legal jangan yang ilegal, oh kayaknya yang legal udah di black list ya karen
Suamiku tak memiliki gajiPart 14"Ada apa kok nama saya disebut-sebut? kalo ada masalah ngomong aja langsung gak perlu nyindir-nyindir gitu, punya nyali gak?" Ucap Bu Narti yang tiba-tiba datang sambil melipat kedua tangannya didepan dada"Emm ada yang motornya dijual ni ye, gak sanggup nyicil kayaknya hahaha." Bu Yomi tertawa"Motor siapa yang dijual? motor saya ada kok dirumah malah bulan depan mau beli lagi!""Bu Narti gak usah nampik, coba lihat ini motor siapa? kalau motor Bu Narti ada dirumah, gak mungkin dipake sama Bu Sofi." Bu Ida menjelaskan pada Bu NartiPenasaran, Bu Narti pun langsung melihat motorku dia memeriksa secara rinci setiap senti dari motor yang kubawa hari ini"Bu Sofi dapat dari mana motor ini?" tanya Bu Narti, matanya seperti akan memangsaku "Gak tahu Bu, ini motor suami saya, suami belinya second dari orang, udah ya saya mau ke toilet dulu gak kuat." Ucapku sambil berjalan agak cepatSebenarnya alasanku ke toilet untuk menghindari mereka sajaCukup lama ak